Anak Punya Intuisi |
Anak Punya Intuisi
Salah satu ketakutan anak-anak saat ini dari
orangtuamerekaadalahmenjadikanurusananaksebagi pekerjaan sampingan. Saat ini semakin
jarang orangtua yang mau menghabiskan
wakunya bersama-sama keluarga sebagai
akibat kesibukan pekerjaan.
COBALAH mengerti bahwa
anak, meskipun di lahirkan dan berada da lam
pertanggung ja wa ban
anda, tidak ber ar ti mereka
bukan pribadi dengan me miliki intuisi.
Ki ta seringkali terfokus pada perilaku
anak dan tidak pada Keluarga, menga
pa tidak melihat perilaku anda dari
persfektif anak-anak?
Anak-anak ingin orang tua mereka ti dak
bertengkar didepan mereka. Me reka
memiliki kecenderungan me la kukan
apa yang orang tuanya la ku kan, bukan
pada apa yang dikatakan an da.
Rekomendasi perilaku tersebut akan
di anggap sebagai sebuah solusi bagi
mereka, sehingga ketika mereka
meng hadapi situasi yang sama, respon
mereka akan mengantarkan mere
ka kepada tindakan yang mereka
se rap dari anda.
Apakah anda tidak setuju anak melihat
an da bertengkar dan menyerangorang lain atau mempertahankan diri
sen diri? Hati-hati apabila orang tua
me lakukannya, kemudian anak-anak
akan belajar bagaimana mengatur
ama rah dan menyelesaikan konfl ik
de ngan cara yang sama.
Hal ini berlaku untuk semua perilaku,
ter masuk berbohong. Jangan tanya
da rimana mereka belajar berbohong.
Ber cerminlah! Mungkin saja anda per -
nah menjawab sebuah pertanyaan denganjawaban sekedarnya, atau anda
menidurkan dia dengan me na ku tinya?
Karena anak lebih memilih Orang tua
yang mau menjawab pertanyaan anak.
Bukan berpaling kepada sesuatu hal
yang lain. Pernahkah orang tua me rasa
bersalah ketika mengatakan, “sekarang
ayah/ibu sibuk, kita bicaranya
nan ti saja.” Kemudian nanti juga tidak
di beri jawabannya.
Sisihkan waktu untuk menjawab pertanyaan
anak dan ketika orang tuatidak mengetahui jawaban, akui dan
menawarkan untuk mencari ja wa bannya
bersama-sama.
Anak-anak ingin orang tua mem per laku
kan setiap anggota keluarga sama.
Mem perlakukan anak sama bukan
ber arti memperlakukan mereka sama
ra ta. Setiap anak memiliki keunikan
dan masing-masing dari mereka
mem butuhkan kasih sayang dan penger
tian yang sama.
Untuk mewujudkannya, evaluasi hubu
ngan orang tua dengan setiapanak. Komunikasikan bagaimana penda
pat mereka terhadap anda, min ta
masukan dari mereka akan ba gaimana
semestinya bersikap terhadap
me reka, apa yang mereka inginkan?
Sebagai orang tua semestinya membe
rikan toleransi pada orang lain.
Ke tika orang tua toleran pada orang
lain, anak-anak akan belajar sabar
de ngan siapa saja yang berbeda dengan
mereka.
Beberapa contoh kecil akan to le ransi
seperti ramah pada teman-te man
mereka ketika berkunjung ke ru mah,
akan membuatnya mengerti ba gaima
na menerima seseorang.
Ketika anak-anak memasuki usia
re ma ja, orang tua yang memperat
se ma ngat bersama akan memiliki
pe ngaruh lebih besar pada anak, seka
li gus menjadi sumber inspirasi dan
pe ngetahuannya. Maka ketika anak
me ng hadapi permasalahan, mereka
akan menjadikan anda orang pertama
yang dimintai saran.
Untuk itu selain memberikan contoh
dan berbagai ilmu, orang tua juga senantiasa
menanamkan disiplin ke tika
dibutuhkan, tetapi hindari mem berikannya
dihadapan orang lain, teruta
ma di depan teman-temannya.
Penerapan disiplin juga mesti diiringi
dengan pemberian sangsi dan im balan.
Buat daftar kelebihan anak dan
cari waktu yang tepat untuk me nunjukkanya
pada mereka.
Disiplin juga berarti konsisten. Maksudnya
tanamkan sifat yang sa mauntuk memberikan mereka pen di dikan
secara berulang-ulang, con toh nya
jangan anda baik hanya pada paruh
pertama bulan, kemudian ke hi langan
kesabaran pada paruh lainnya, pa dahal
permasalahan yang dihadapi sa ma.
Sisihkan waktu
untuk menjawabper tanyaan
anak dan ketika
orang tua tidak
mengetahui
jawaban,
akui dan
menawarkan
untuk mencari
ja wa ban nya
bersama-sama.
0 komentar:
Post a Comment