Aktivitas Seni, Rangsang Kreatifitas Anak |
Aktivitas Seni, Rangsang Kreatifitas Anak
Sejak di playgroup atau taman bermain,
anak umumnya sudah diperkenalkan
pada kegiatan seni yang
sederhana. Mulai dari mewarnai,
menggambar atau membuat kolase
atau tempel-tempelan. Tapi benarkah
aktivitas seni merangsang daya kreatifitas
anak? Apakah hanya kegiatan
seni yang punya peran merangsang
kreatifitas anak?
Seni mengajarkan anak pada keleluasaan
cara berpikir, ide-ide kreatifhingga memandang sesuatu dari
yang orisinal, bahkan kemampuan
untuk mencari penyelesaian masalah
atau problem solving.
Namun yang disayangkan, banyak
orang yang hanya terpaku pada
kegiatan seni saja untuk merangsang
kreatifitas anak. Dukungan dari lingkungan,
juga sangat berperan dalam
membangun pondasi kreatifitas ini.
Kegiatan lain seperti olahraga, beladiri,
dapat mengajarkan anak untuk
mengendalikan emosi. Seri beladiri
dapat mengolah emosi terutama bagi
anak yang pemarah, tidak sabaran
atau cengeng.
Seni beladiri seperti pencak silat
atau taekwondo dan sejenisnya,
juga memiliki pengaruh besar dalam
menyalurkan amarah dan rasa malu.
Kedua seni ini sama-sama mengajarkan
kebersamaan, kerjasama dan
pengendalian diri.
Dengan dukungan dan rangsangan
penuh dari lingkungan, maka kreatifitas
anak akan muncul. Contohnya,
jika anak memilih wama kuning
atau coklat pada daun yang akan
diwamainya, jangan salahkan atau
langsung menyuruhnya mengganti
dengan warna hijau. Barangkali anak
sedang berimajinasi bahwa tidak semuadaun berwama hijau.
Memaksanya untuk mengganti karena
beranggapan bahwa wama daun
harus hijau, sama artinya memasung
kreatifitasnya. Pada akhirnya jika hal
itu sering Anda lakukan, kreatifitas
anak akan terhenti. “Malas ah, paling
nanti mama akan menyalahkan,”begitu mungkin pikir mereka nanti.
Banyak manfaat yang dapat diambil
dari kegiatan seni. Manfaat tersebut
tentunya akan berguna juga dalam
kehidupan sehari-hari. Kesuksesan
anak tidak hanya diukur dari skor IQ
yang tinggi saja. Kehidupan ini tidak
dinilai oleh IQ, tapi lebih pada kecerdasan
seseorang dalam mengolah
diri dan lingkungannya.
Oleh karena itu, amat menyedihkan
jika anak yang cerdas tidak diberi
sentuhan seni. Berdasarkan penelitian,anak yang tumbuh tanpa
dibarengi dengan kemampuan seni
maka kehidupannya akan menjadi
gersang. Anak menjadi kaku, tidak
hanya dalam berinteraksi dengan
lingkungan tapi juga dalam memandang
persoalannya.
Sebagai informasi, prosentase keberhasilan
seseorang itu 77 hingga
80% ditentukan oleh Emosional Quation,
baru selebihnya Intelegence
Quation. Jika penelitian berkata demikian,
akankah Anda berpikir sempit
0 komentar:
Post a Comment