Prosedur Pencapan |
Prosedur Pencapan
Secara umum prosedur pencapan meliputi tahapan
sebagai berikut:
(1) Persiapan Pengental
Pengental berfungsi untuk melekatkan zat warna
pada bagian bahan tekstil yang akan diwarnai selama
proses pencapan berlangsung, sehingga dipeoleh
batas gambar yang tajam, warna yang rata, dan
penetrasi zat warna yang cukup baik.
Dalam memilih pengental, selain viskositas ada
beberapa persyaratan lain yang menjadi
pertimbangan yaitu :
(a) Stabilitas pasta pencapan
Pengental harus stabil dalam segala suasana
baik asam, basa dan zat pembantu yang
digunakan.
(b) Sifat sifat dari film pengental kering
Lapisan film harus mempunyai daya lekat dan
fleksibilitas yang baik.
(c) Pengaruh pada hasil warna
(d) Kemudahan persiapan dan penghilangan
Proses persiapan pengental lebih mudah, waktu
lebih singkat dan proses penghilangan kembali
dalam pencucian setelah pengukusan menjadi
bahan pertimbangan.
(e) Biaya
Harga pengental menjadi pertimbangan dalam
perhitungan biaya produksi.
Pengental untuk pencapan harus memiliki syaratsyarat
tertentu antara lain :
(a) Harus sesuai dengan bahan yang dicap
(b) Tidak membentuk busa pada pasta pencapan
(c) Tidak berwarna, karena bahan pengental yang
berwarna akan mempengaruhi warna zat warna
yang digunakan dalam pencapan.
(d) Tidak berubah viskositasnya, baik selama
penyimpanan maupun selama proses pencapan
berlangsung, tidak terjadi perubahan fisis
maupun chemis.
(e) Viskositasnya dapat diatur
(f) Tidak mengadakan reaksi dengan zat warna dan
zat pembantu
(g) Lapisan film yang terbentuk memiliki fleksibilitas,
tidak kaku setelah kering.
(h) Tidak menimbulkan migrasi warna yang
disebabkan oleh kontak dengan serat setelah
pengeringan
(i) Dapat mengikat air dengan baik, sehingga dapat
menghindari bleeding (blobor) pada waktu
pengukusan
(j) Mempunyai daya reduksi yang rendah
(k) Mudah dihilangkan kembali dalam proses
pencucian
(l) Memberikan nilai warna yang baik, serta
ketajaman garis-garis motif.
Selain pengental alam yang terbuat dari bahan baku
seperti di atas (golongan polisakarida), jenis
pengental lain adalah modifikasi pengental alam,
emulsi, semi emulsi, dan pengental sintetik.
Pengental emulsi dibuat dari campuran minyak dan
air yang ditambah zat pengemulsi (emulgator).
Pengental emulsi banyak digununakan untuk
pencapan pigmen sedangkan untuk zat warna lain
penggunaannya dicampur dengan pengental alam
dari jenis alginat atau guar.
Campuran pengental emulsi dengan pengental alam
sering disebut dengan pengental setengah emulsi.
Pengental ini memberikan keuntungan yaitu lebih
tinggi tingkat pewarnaan yang dicapai dan waktu
pengeringan lebih cepat dari pada pengental alam.
Pengental emulsi dibagi 2 jenis yaitu :
(a) Emulsi air dalam minyak (W/O), yaitu air
merupakan fasa terdispersi dan minyak sebagaimedium pendispersi
(b) Emulsi minyak dalan air (O/W), yaitu minyak
merupakan fasa terdispersi dan air sebagai
medium pendispersi
Kekentalan emulsi dipengaruhi oleh zat terdispersi
dalam sistem emulsi, sedangkan kestabilannya dapat
dipengaruhi oleh kenaikan suhu, gerakan mekanik,
elektrolit, dan pH.
0 komentar:
Post a Comment