, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pembelajaran kooperatif

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif



secara umum dalam Membuat pola menggunakan
Jigsaw lebih diarahkan oleh guru, guru bertindak sebagai fasilitator, siswa
dibentuk secara berkelompok bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan
berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dihadapkan pada mereka, karena di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar
bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain
dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan cara berdiskusi
menyampaikan pendapat mereka. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari
4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok
heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa yaitu siswa cepat, siswa
rata-rata dan siswa yang lambat menerima menerima dan menyelesaikan dari
suatu mata pelajaran, dan karakter individu. Hal ini bermanfaat untuk melatih
siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar
belakangnya.

Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok konvensional

adalah sebagai berikut:


Tabel 2.1 perbedaan pola pembelajaran kooperatif dan konvensional
Pembelajaran kooperatif Pembelajaran konvensional
Adanya saling ketergantungan positif,
saling membantu, dan saling memberikan
motivasi sehingga ada intiraksi promotif
Guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominansi kelompok atau
mengguntungkan diri pada kelompok
Adanya akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi pelajaran
tiap anggota kelompok, dan kelompok
diberi umpan balik tentang hasil belajar
para anggota kelompoknya sehingga
dapat saling mengetahui siapa yang dapat
memberikan bantuan
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas sering
diborong oleh salah seorang anggota
kelompok sedangkan anggota kelompok
lainnya hanya “ mendompleng”
keberhasilan “pemborong”
Kelompok belajar heterogen, baik dalam
akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan
sebagainya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang dapat
memberikan bantuan
Kelompok belajar biasanya homogen
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman memimpin bagi
para anggota kelompok
Pemimpin kelompok sering ditentukan
oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih pemimpinnya dengan
cara masing-masing
Ketrampilan sosial yang diperlukan
dalam kerja gotong-royong seperti
kepimpinan kemampuan berkomunikasi,
mempercayai orang lain dan mengelola
konflik secara langsung diajarkan
Ketrampilan sosial sering tidak
langsung diajarkan

Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi masalah
dalam kerja sama antar anggota
kelompok
Pemantauan melalui onservasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh
guru pada saat belajar kelompok sedang
berlangsung
Guru memperhatikan secara proses
kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok
belajar
Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadidalam
kelompok-kelompok belajar
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian
tugas tetapi juga hubungan interpersonal
(hubungan antar pribadi yang saling
menghargai)
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas
Sumber : (Killen dalam Trianto 2007: 43-44)
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori
konstruktivisme sosial vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan
dikonstruksi dengan cara mutual. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktifisme
dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa secara individu menemukan
dan mentransformasikan, mengorganisasikan, informasi yang kompleks,
memeriksa informasi dengan aturan. Dalam teori konstruktivisme ini lebih
mengutamakan pada pembelajaran siswa yang dihadapkan masalah-masalah
kompleks untuk di cari solusinya, selanjutnya menemukan bagian-bagian yang
lebih sederhana dan keterampilan yang diharapkan. Menurut Olsen Kagan, 1992
sebagaimana yang dikutip oleh (H. Isjoni 2011: 29) mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif menawarkan tiga ketentuan utama yang berhubungan
dengan: (1) Memberikan penggayaan struktur interaksi antara siswa; (2)

Berhubungan dengan ruang lingkup pokok pembelajaran dan kebutuhan
pengembangan bahasa dalam keranngka organisasi; (3) Meningkatkan
kesempatan-kesempatan bagi individu menyebutkan saran-saran.

0 komentar:

Post a Comment