1.1. Deskripsi
Patroon
Patroon dalam bahasa belanda yang
berarti pattern dalam bahasa inggris yang artinya desain pola dalam
bahasa indonesia.
Pattern adalah Pola Desain atau
Pola Rancangan yang mengacu kepada solusi umum yang dapat digunakan secara
berulang kali untuk menyelesaikan masalah - masalah umum yang ditemukan dalam
desain.
Pattern membantu kita menghasilkan
karya dengan cepat dan indah.
Pelopor pola siap pakai yang dijual secara
komersial adalah Ebenezer Butterick dari Massachusetts, Amerika Serikat. Pada
tahun 1863, Butterick dan istri menciptakan pola komersial dalam berbagai
ukuran. Sebelum ada kertas pola dari Butterick, pola hanya tersedia dalam satu
ukuran, dan penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran
badan pemakai. (Butterick,
2009)
Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer
pada tahun 1864. (Jill
Codra, 2009)
Aenne Burda dan majalah mode Burda Moden
memopulerkan pola siap pakai di Jerman. Sejak tahun 1952, Burda mulai
menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan
katalog terpisah berisi pola siap pakai untuk lebih dari 600 model pakaian
dewasa dan anak-anak. (Burda Fashion, 2009)
Selain berisi informasi langkah demi langkah yang
mendetail tentang cara menjahit pakaian, pola-pola tersebut juga dirancang
untuk dipahami mulai dari penjahit pemula hingga penjahit berpengalaman.
(Burda Fashion, 2009)
Di Jepang, sistem So-En dari Bunka Fashion College
dan sistem Dressmaking dari Dressmaker Jogakuin (sekarang Dressmaker Gakuin)
mendominasi metode menggambar pola. Hingga tahun 2005, majalah So-En
diterbitkan sebagai majalah yang memuat pola baju dan cara menjahit pakaian.
Pesaingnya adalah majalah Dressmaking yang pertama kali terbit tahun
1949, namun berhenti terbit sejak Mei 1993.
Ketika bekerja pada sebuah penelitian serupa yang
ditemukan bahwa dalam usia berapa pun ada beberapa angkatan kerja yang
cenderung untuk membatasi atau menghambat perubahan dalam pola pakaian. (Kiran,
1999)
Mengamati
bahwa karena perilaku pakaian bisa ditafsirkan dari banyak sudut melihat,
pendekatan interdisipliner diperlukan untuk studi. (Horn, 1975)
Pengukuran menggunakan pemotongan patroon
Akurasi pengukuran adalah inputan utama didalam patroon dan pemotongan.
Tanpa akurasi pengukuran, pemotongan akan tidak sesuai dengan statistik menuju
kelayakan pemotongan. (Adu Gyamfii, 2006).
Standar pengukuran dapat dikembangkan dari statistic akurasi
pengukuran ke populasi yang spesifik. Pengamatan tubuh menyediakan multidimensi
data yang berpotensi menuju penyediaan standar pengukuran yang dapat dipercaya
untuk pengembangan kategori ukuran standard dan patroon yang layak. (Aldrich,
2008; Ashdown, 2007)
Kumpulan standar menunjukkan kode ukuran dan cocok untuk mengukur
tubuh untuk pakaian balita, anak-anak, wanita dan pria. Konsep patroon dapat
dibuat untuk menghasilkan pakaian yang baik jika penjahit memiliki skill dan
sangat teliti.
Pemotongan yang dilakukan dengan pengukuran kepada konsumen dan
menggunakan patroon dapat menghasilkan kemeja yang berbeda, hal itu dikarenakan
patroon hanya menggunakan standar yang sudah ada.
Ada dua teknik utama dalam membuat pola dasar:
·
Konstruksi datar (pola
datar, bahasa Inggris: flat pattern-drafting).
Konstruksi
datar adalah menggambar pola di atas kertas dengan memakai
pengukuran-pengukuran yang akurat. Penggambar pola harus dapat membayangkan
hasil akhir bila pola telah dipindahkan ke atas kain, dan selesai dijahit
sebagai pakaian. Dalam menggambar pola dengan teknik konstruksi datar dikenal
metode-metode yang diberi nama berdasarkan nama penciptanya, misalnya:
Danckaerts, Cuppens Geurs, Meyneke, Dressmaking, dan So-En.
·
Konstruksi padat (pola
draping, bahasa Inggris: blocks)
Pola
dibuat dengan cara menyampirkan kain muslin atau belacu di boneka jahit atau
langsung di atas badan pemakai. Kain disematkan dengan jarum pentol sambil
diatur agar sesuai dengan bentuk tubuh boneka jahit. Kain di bagian kerung
lengan, kerung leher, dan bagian pinggang digunting sesuai desain pakaian yang
diingini. Bila dibuat dari kain, potongan-potongan pola sudah selesai dapat
dijahit untuk dijadikan prototipe pakaian. Setelah pakaian selesai dijahit,
boneka jahit kembali dipakai untuk mengepas pakaian dan melihat jatuhnya
jahitan.
Pada
patroon terdapat dua macam garis, yaitu:
1. Solid
line yaitu untuk garis potong
2. Dotted
line yaitu untuk gari jahit.
Ukuran standar nasional dewasa
|
S
|
M
|
L
|
Lingkar badan
|
88
|
92
|
98
|
Lingkar pinggang
|
66
|
70
|
74
|
Lingkar pinggul
|
94
|
98
|
104
|
0 komentar:
Post a Comment