1.1. Deskripsi
Bentuk dan Ukuran Tubuh Manusia
Untuk
mendeskripsikan bentuk dan ukuran tubuh manusia kita perlu mengenal antropometri. Karena antropometri adalah studi
ilmiah terhadap bentuk dan ukuran badan manusia.
Antropometri banyak
digunakan dalam studi tentang variasi manusia. Teknik antropometri adalah
mengukur dimensi badan dan menentukan morfologi badan. Dimensi yang diukur
misalnya panjang, lebar, dan lingkar. Kelebihan antropometri adalah biayanya
murah dan penerapannya mudah, sedangkan kelemahannya adalah tingkat
subjektivitasnya tinggi.
Sejarah singkat
Sudah sejak lama manusia tertarik
pada ukuran-ukuran badan. Jika kita diam di suatu keramaian dan mengamati orang
yang berlalu-lalang di situ akan terlihat variasi manusia berdasarkan
morfologinya: gemuk, kurus, tinggi, pendek, berkaki panjang, berdada bidang,
bermuka bulat, bermuka tirus, berdagu runcing, berhidung mancung ataupun pesek.
Meskipun sudah sejak zaman kuno ukuruan-ukuran badan menarik perhatian, baru
pada abad ke-19 morfologi manusia menjadi studi kuantitatif formal. Sebelum
ditemukannya mikroskop yang membantu memahami variasi manusia di tingkat
seluler morfologi menjadi alat utama untuk mengklasifikasikan fenomena alam.
Catatan tertua tentang ukuran
manusia berasal dari Sumeria, berangka tahun 3500 SM. Beberpa teks dari masa
tersebut menyebutkan hubungan antara kesehatan, status sosial, dengan bentuk
badan. Pengetahuan orang Sumeria sangat akurat karena ternyata ini bersesuaian
dengan pandangan biologis modern saat ini tentang penyebab variasi bentuk dan
ukuran badan manusia. Penelitian telah membuktkan bahwa orang yang dibesarkan
di lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya dengan gizi dan tingkat kesehatan
yang baik secara umum cenderung lebih tinggi dan lingkar lengan &
tungkainya lebih besar daripada orang yang tumbuh di lingkungan sosial budaya
yang lebih rendah.
Filsuf Yunani kuno Plato dan
Aristoteles (± 350 SM) beranggapan bahwa manusia hidup (living people) dan
kebudayaannya adalah cerminan tidak sempurnanya tipe ideal fisik manusia dan
sistem sosial budaya. Mereka memandang variasi bentuk dan ukuran badan di
berbagai kebudayaan adalah konsekuensi atas adanya derajat ketidaksempurnaan
dalam berbagai masyarakat yang berbeda. Orang Athena beranggapan bahwa mereka
memiliki sosok badan yang paling mendekati ideal, masyarakat di luar Athena
dianggap kurang sempurna. Meskipun demikian, orang Yunani kuno tidak
mempercayai konsep “ras” yang membagi umat manusia secara fundamental
berdasarkan morfologinya; orang Yunani kuno menerima perbedaan dan mengakui
kesatuan umat manusia.
0 komentar:
Post a Comment