, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Profitabilitas

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Profitabilitas

Profitabilitas



Tujuan konsep pemasaran adalah membantu organisasi
mencapai tujuan mereka. Bagi perusahaan swasta, tujuan utamanya
adalah laba, bagi organisasi nirlaba atau kemasyarakatan, adalah agar
ia dapat bertahan hidup dan mengumpulkan cukup dana untuk
melaksanakan kegiatan mereka. Dalam organisasi pencari laba,
tujuannya tidak semata-mata mencari laba, laba merupakan produk

sampingan dari melaksanakan tugas dengan baik. Perusahaan
menghasilkan uang dengan memusatkan kebutuhan pelanggan lebih
baik daripada yang dilakukan pesaing.
Kebanyakan perusahaan tidak menerapkan konsep pemasaran
sampai terpaksa oleh keadaan. Salah satu dari perkembangan berikut
mungkin mendesak mereka untuk menerima konsep pemasaran:
 Penjualan yang menurun: Saat perusahaan menderita penurunan
penjualan, mereka panik dan mencari jawaban.
 Pertumbuhan yang lambat: pertumbuhan penjualan yang lambat
membuat perusahaan kalang kabut mencari pasar baru. Banyak
dari perusahaan ini sadar bahwa mereka perlu memahami
pemasaran untuk mengidentifikasi dan memilih peluang baru
 Pola pembelian yang berubah: banyak perusahaan beroperasi
dalam pasar yang ditandai oleh perubahan permintaan yang kuat
dan terpaksa menerima tantangan tersebut.
 Biaya pemasaran yang meningkat: Perusahaan mungkin
mendapati pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan,
riset pemasaran, dan pelayanan pelanggan lepas kendali.
Manajemen kemudian memutuskan sudah saatnya melakukan
audit pemasaran untuk menyempurnakan pemasarannya.
Dalam upaya beralih ke perusahaan yang berorientasi
pemasaran, perusahaan menghadapi tiga kendala yaitu penolakan
terorganisir, lambat belajar, dan cepat lupa.
Penolakan Terorganisir. Beberapa bagian perusahaan (sering
kali bagian manufaktur, keuangan, dan penelitian dan pengembangan)
tidak senang melihat peningkatan peran pemasaran karena mereka
yakin bahwa fungsi pemasaran yang lebih kuat akan mengancam
kekuasaan mereka dalam organisasi. Sifat ancaman tersebut
dilukiskan dalam gambar 2.6. Mula-mula, fungsi pemasaran dipandang
sebagai salah satu dari beberapa fungsi bisnis yang sederajat dalam

hubungan yang saling mengawasi (gambar 2.6-a). Kemudian,
kekurangan permintaan membuat pemasar dapat mengatakan bahwa
fungsi mereka agak lebih penting daripada fungsi yang lain (gambar
2.6-b). sekelompok pendukung pemasaran terus maju dan meyatakan
bahwa pemasaran adalah fungsi utama dalam perusahaan karena
tanpa pelanggan, perusahaan tidak akan ada. Mereka menempatkan
pemasaran ditengah-tengah, dengan fungsi bisnis lain melayaninya
sebagai fungsi pendukung (gambar 2.6-c). Pandangan ini
menggusarkan manajer lain, yang tidak ingin bekerja untuk bagian
pemasaran. Pemasar yang lebih memahami masalah memperjelas hal
ini dengan menempatkan pelanggan ditengah-tengah perusahaan
(gambar 2.6-d). Mereka mengajukan orientasi pelanggan di mana
semua fungsi bekerjasama untuk memahami, melayani, dan
memuaskan pelanggan. Akhirnya, beberapa pemasar menyatakan
bahwa pamasaran masih perlu menempati posisi sentral dalam
perusahaan, jika kebutuhan pelanggan ingin dipahami secara benar
dan dipuaskan secara efisien (gambar 2.6-e).
Argumentasi pemasar untuk menerima konsep pemasaran
adalah sederhana, diantaranya:
 Asset perusahaan sangat kecil nilainya tanpa keberadaan
pelanggan
 Karena itu tugas utama perusahaan adalah penarik dan
mempertahankan pelanggan
 Pelanggan ditarik dengan tawaran yang lebih kompetitif dan
dipertahankan dengan memberikan kepuasan
 Tugas pemasaran adalah mengembangkan penawaran yang lebih
baik dan memberikan kepuasan pada pelanggan
 Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kinerja departemendepartemen
lain

Pemasaran perlu mempengaruhi departemen-departemen lain
tersebut untuk berkerjasama dalam memuaskan pelanggan
Walaupun demikian, pemasaran masih sering ditolak oleh
banyak bagian. Penolakan ini terutama cukup kuat dalam industri yang
baru pertama kali mengenal pemasaran contohnya di kantor
pengacara, perguruan tinggi, rumah sakit, dan instansi pemerintah.
Perguruan tinggi harus berhadapan dengan ketidakramahan staf
pengajar dan rumah sakit harus berhadapan dengan ketidakramahan
para dokter, kedua kelompok tersebut sering berpendapat bahwa
"memasarkan" jasa mereka akan menurunkan derajat.
Lambat belajar. Meskipun menghadapi penolakan, banyak
perusahaan berhasil memperkenalkan pemasaran kepada organisasi
mereka. Pimpinan perusahaan membentuk departemen pemasaran,
ahli pemasaran dipekerjakan, manajer-manajer kunci menghadiri
seminar pemasaran, anggaran pemasaran dinaikkan dalam jumlah

yang besar, sistem perencanaan dan pengendalian pemasaran
diperkenalkan. Bahkan dengan langkah ini, proses pemahaman
pemasaran berjalan lambat.
Cepat lupa. Bahkan setelah pemasaran ditetapkan, manajemen
harus berjuang keras mengatasi kecenderungan melupakan prinsipprinsip
dasar pemasaran, terutama pada awal keberhasilan
pemasaran.

0 komentar:

Post a Comment