, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Jaranan

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Jaranan

Jaranan



Jaranan, berasal dari bahasa Jawa yang berarti tetironing jaran, dolanan
ngemba-emba jaran (Sudaryanto & Pranowo, 2001: 354). Dalam bahasa Indonesia
berarti kuda tiruan atau permainan yang menirukan gerak-gerik kuda. Dalam
membawakan lagu jaranan, dapat dengan menggunakan gerakan sederhana seperti
menirukan orang mencambuk kuda (jedher), menghentakkan kaki (gedebug).
Sehubungan dengan hal ini, kostum yang dikenakan hendaknya tidak mengganggu
gerak penyanyi, dirancang dengan memberi keleluasaan gerak. Lirik lagu jaranan
diambil dari buku Mengenal Lagu-lagu Daerah (Tim Pustaka Widyatama, 2006: 19).
Jaranan,jaranan, jarane jaran teji
Sing numpak mas ngabehi
Sing ngiring para abdi
Jrek-jrek nong jrek jrek gung
Jrek e jrek turut lurung
Gedebug krincing, gedebug krincing
Prok prok, gedebug jedher


Soyang


Soyang merupakan salah satu permainan yang prosesnya melatih anak-anak
untuk belajar berbahasa Jawa dengan berbagai macam stratifikasinya, sehingga dalam
permainan ini anak-anak dapat melatih diri untuk menggunakan bahasa krama, madya,
dan ngoko lengkap dengan tata krama secara bebas dengan teman-teman sebayanya. .
Walaupun belum ditemukan secara pasti tentang rentetan sejarah yang dapat dipakai
sebagai penyebab munculnya permainan ini, namun pada dasarnya soyang juga
merupakan role playing permainan peran. dengan aturan main dan dialog yang sudah
ditentukan. Permainan ini merupakan jenis permainan yang menggambarkan drama dua
babak yang mengisahkan penyerahan anak-anak si mbok kepada lurah( Marsono,

1999:197-199). Adapun lirik lagu soyang ditulis oleh Sindu S. yang telah ditulis ulang
oleh Damodoro Nuradyo dari kumpulan lagu-lagu Pilihan Bebas Lomba Paduan Suara
Antar Perguruan Tinggi se Indonesia Tahun 1994 Universitas Gadjah Mada
Soyang, soyang bathik plangi dul semarang ya ya bu ya ya pa
Manuk endra, kawanatus kawandasa, e kawula ngenger
Ngenger pisan sandhang pangan luru dhewe mondhok kecenthok kula nuwun jenggleng
Sinten niku ndodog lawang kori, kula kengkenane Jainata
Kula nuwun, sinten niku, ajeng napa, jeng ngengerke anak kula
Namine sinten, namine Dandang, nyambut gawe abot, napa inggih purun, purun
Anggere trima tak ingoni sego sakepel, sambel sak dulit, iwak sak cuwil, jangan setetes
sandhang sak suwek, inggih purun waton angsal ngengeran
Dandang nyambut gawe lan tumandang, ya ya tung ya ya dang
Angon raja kaya ngumbahi sandangan wayah peteng lan padhang ra tahu dinehi
madhang
Kula nuwun, sinten niku, nedha wangsul anak kula
Dhek isih kuru dingengerke, bareng wis lemu dijaluk bali, pun mang gawa
Boten trima,boten trima, anak kula disiya-siya
Untuk menyajikan sebuah gambar atau membuat sketsa-sketsa dalam penciptaan
desain busana, ada beberapa cara yang masing-masing memiliki karakter dan tujuan
yang berbeda-beda. Cara atau teknik penyajian gambar tersebut adalah design
sketching, production sketching, presentation drawing dan fashion illustration.Teknik
Fashion Illustration adalah suatu sajian gambar untuk tujuan promosi suatu desain,
yang biasanya untuk suatu majalah, sampul depan atau cover buku, undangan, brosur,
poster dan lain-lain. Dibuat dengan menggunakan proporsi tubuh 9 kali atau 10 kali
tinggi kepala dengan kaki dibuat lebih panjang (Kamil, l986: 36-47). Pengertian
proporsi tubuh secara illustrasi adalah ketentuan yang dipakai untuk menggambar
ukuran tubuh manusia yang berpedoman pada ukuran panjang kepala. Dibuat secara
illustrasi maksudnya kaki digambar lebih panjang dari badan (Widarwati et al., 1996:
3).Teknik pembuatan gambar yang disajikan pada kesempatan ini, menggunakan teknik
pembuatan gambar secara illustrasi dengan ukuran 8 ½ X tinggi kepala dengan tinggi
kepala 3 cm, panjang badan keseluruhan menjadi 31 cm karena setiap bagian ditambah
1 mm. Secara tidak langsung atau dengan sendirinya panjang garis sumbu antara setiap
bagian selisih 1 mm, dan ukuran badan dilebarkan.
Untuk menilai hasil karya desain mahasiswa atau Ketrampilan Menggambar
menggunakan indikator-indikator, yaitu: (1) Prespektif (proporsi tubuh manusia secara
ilustrasi); (2) Komposisi (meliputi penerapan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain);
(3) Kesatuan; (4) Variasi (termasuk kemampuan membuat variasi bentuk dari bentuk

asli ke bentuk yang baru); (5) Warna; (6) Teknik Penyajian Gambar; (7) Teknik
Penyelesaian Gambar; (8) Kesesuaian dengan sumber ide; (9) Kesesuaian dengan
kesempatan (Gorman, 1979: 360 & Sawitri, 1992: 10).
Prespektif, dalam desain busana yang dimaksudkan dalam penelitian ini
proporsi atau perbandingan tubuh manusia secara ilustrasi, dengan tinggi tubuh 9-12
kali tinggi kepala. Komposisi, meliputi penerapan unsur-unsur desain berupa garis,
arah, bentuk, tekstur, warna, ukuran, nilai gelap terang dan penerapan prinsip-prinsip
desain yang meliputi perbandingan, harmoni (keselarasan), kontras, pusat perhatian,
keseimbangan dan irama. Kesatuan, adanya suatu pengulangan unsur desain, misalnya
bentuk leher bulat dengan bentuk rok yang melingkar. Variasi, merupakan kemampuan
mahasiswa dalam membuat bentuk-bentuk baru yang bervariasi dari bagian-bagian
kostum, misalnya bentuk leher, kerah, lengan, rok, dan sebagainya. Warna, meliputi
teknik pencampuran warna dan pemilihan warna. Teknik penyajian gambar, yaitu
teknik yang digunakan untuk memperkenalkan/memperlihatkan gambar kepada orang
lain atau pun untuk keperluan sendiri. Teknik penyelesaian gambar, yaitu cara
menyelesaikan gambar desain kostum yang telah diciptakan di atas gambar proporsi
tubuh, sehingga gambar tersebut dapat terlihat bahan dan permukaan tekstilnya, serta
warna-warna yang dipakai, hiasan yang dikenakan seperti kancing, renda, lipit jarum,
saku yang ditempel, dan sebagainya. Kesesuaian dengan sumber ide, yaitu adanya
kesesuaian antara gambar desain kostum yang diciptakan dengan sumber yang menjadi
inspirasinya. Kesuaian dengan kesempatan, yaitu cocok tidaknya garis desain yang
dibuat, bahan dan warna yang dipilih untuk keperluan gambar desain kostum yang
diciptakan.

Gambar 1: Desain Busana Wanita dengan sumber ide lagu Cublak-cublak Suweng.
Terlihat pada gambar hiasan bentuk-bentuk yang membulat pada scarf ,
kamisol dan rok yang diambil dari batu kecil yang digunakan dalam
permainan Cublak-cubblak Suweng. Kamisol merupakan pengembangan
bentuk kemben yang digunakan oleh wanita Jawa. Desain ini berkesan
feminin dan anggun.

Gambar 2: Desain Busana Wanita dengan sumber ide lagu Jaranan. Tampak dalam
desain ujung rok yang menyerupai bentuk ekor kuda, kebaya yang sudah
dimodifikasi dengan bentuk krah menyerupai palana kuda dan pemakaian
kamisol untuk busana dalam. Desain ini berkesan maskulin, klasik dan
unik.

Gambar 3 : Desain Busana Wanita dengan sumber ide lagu Soyang. Dalam desain ini
terlihat perpaduan antara bentuk kebaya, kemben, dan pemakaian
selendang yang diselipkan menjadi perpaduan yang berkesan simple dan
tidak merepotkan.Rok panjang yang terbelah di bagian depan merupakan
modifikasi dari pemakaian kain panjang yang dirancang agar bebas
bergerak.Desain ini berkesan feminin dan elegan.

Penutup


Demikian akhir penulisan tentang penciptaan desain busana wanita yang
mengambil ide dari lagu-lagu dolanan, sebagai media dalam pembelajaran berbasis
budaya. Pembelajaran Berbasis Budaya merupakan alat bagi proses belajar untuk
memotivasi dalam mengaplikasikan pengetahuan, mempersepsikan keterkaitan antara
berbagai bidang ilmu, sebagai strategi untuk mendorong proses imajinatif, berpikir
kreatif dan sadar budaya. Harapan dari pembelajaran ini adalah untuk memperoleh
pengalaman yang tidak asing di komunitas budayanya sendiri, menjadikan proses
pembelajaran untuk bereksplorasi bagi mahasiswa maupun bagi tenaga pengajar dalam
mencari strategi dan perkembangan ketrampilan menggambar khususnya dan sekaligus
mengapresiasikan karya seni. Ketrampilan berkarya seni dan berbudaya mendorong
terjadinya proses pembelajaran lebih bermakna. Penulis menyadari dengan sungguh
bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan tulisan ini. Disertai harapan,
semoga tulisan yang sedikit ini mempunyai makna yang besar bagi orang lain yang
memerlukannya. Semoga Bermanfaat.

KEPUSTAKAAN



Chodiyah & Wisri A. Mamdy. (l982), Disain Busana, Jakarta, Dikmenjur Depdikbud
Daradjatun, Nunun & Samuel Watimena. (2003), Inspirasi Mode Indonesia, Jakarta,
Yayasan Buku Bangsa bekerja sama dengan Gramedia Pustaka Utama
Dharsono, Harry. “Tata Busana dan Penampilan”, Makalah Seminar Sehari yang
diselenggarakan Lippo Bank Solo, 1992
Gorman, R.M. (1974), The psychology of Classroom Lerarning, Columbus, Ohio:
Charles, E. Merril
Kamil, Sri Ardiati. (1986), Fashion Design, Jakarta, CV Baru
Krisdyatmiko (ed.) (1999), Dolanan Anak: Refleksi Budaya dan Wahana Tumbuh
Kembang Anak, Yogyakarta, Plan International Indonesia
Mardjono, Hariani. “Busana Nan Serasi Menampilkan Kharisma Nan Mempesona”,
Makalah Seminar Kecantikan Tiara Kusuma Fair, 1991
Marsono, Hendrosaputro, Suwandi & Melati Listyorini. 1999), Berbagai Permainan
Tradisional Masyarakat Jawa, Yogyakarta, Lembaga Studi Jawa Bekerja sama
dengan Plan Internasional Indonesia
Munandar, S.C.U. (1987), Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,
Jakarta, Gramedia
Naibaho, T. (1985), Teknik Evaluasi Karya Seni, Jakarta, Proyek Peningkatan dan
Pengembangan Perguruan Tinggi IKIP Jakarta
Pannen, Paulina. ((Maret 2004), “Seni dan Budaya Dalam Pembelajaran Berbasis
Budaya “ dalam SENI, Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, X/01, BP ISI
Yogyakarta
Poerwadarminta,W.J.S. (1939), Baoesastra Djawa, Groningen Batavia, J.B. Wolters’
Uitgevers’Maatschappij
Prawiroatmodjo,S. (1957), Bausastra Djawa-Indonesia, Surabaya,Express & Marfiah
Sawitri, Sicilia, Widyabakti Sabatari & Sri Widarwati. (1983), Rencana Kegiatan
Belajar Mengajar Desain Busana Lanjut, Yogyakarta, PKK FPTK Yogyakarta

Semiawan, Conny. (1987), Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah,
Jakarta, Gramedia
Soedarsono, Retno Astuti & Pantja Sunjata, I.W. (1986), Beberapa Aspek Kebudayaan
Jawa, Yogyakarta, Depdikbud Dirjend Kebudayaan Proyek Penelitian dan
Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi)
Soedarsono (ed.) (1986), Kesenian, Bahasa dan Foklor Jawa, Yogyakarta, Depdikbud
Dirjend Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusan-tara
(Javanologi)
-
Sudaryanto & Pranowo (ed.) (2001), Kamus Pepak Basa Jawa, Yogyakarta, Badan
Pekerja Konggres Bahasa Jawa
Suharyadi, A.A. (1989), Dasar-dasar Desain Busana, Jakarta, Nina Dinamika
Sulistio, Hartatiati. (2006), Rancang Busana : Terampil Membentuk Pribadi
Mempesona, Semarang, UNNES Press
Supriadi, Dedi. (1994), Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek, Bandung,
Alfabeta
Sternberg, Robert J. (1999), Handbook of Creativity, New York, Cambridge University
Press
Tashadi, (1982), Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta,
Depdikbud Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah
_______ (1983), Permainan Anak-anak Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta,
Depdikbud Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah
Tim Pustaka Widyatama. (2006), Mengenal Lagu-lagu Daerah, Alat Musik
Tradisional, Pakaian Adat dan Tarian Daerah, Yogyakarta, Pustaka Widyatama
Wibowo, H.J. Supanto, Pramono & Moeljono. (1990), Pakaian Adat Tradisional Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jakarta, Depdikbud Dirjend Kebudayaan Direktorat Sejarah
dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Pembinaa Nilai-nilai Budaya
Widarwati, Sri, Widyabakti Sabatari & Sicilia Sawitri. (1996), Disain Busana II,
Yogyakarta, IKIP Yogyakarta
Widyatmanta, Siman. (2002), Berbahasa Jawa : Untuk Pelayanan Gerejawi dan
Masyarakat, Yogyakarta, Taman Pustaka Kristen

0 komentar:

Post a Comment