Ikat Celup |
Ikat Celup
Semakin majunya perkembangan di bidang tekstilan sekarang ini dituntut
adanya fariasi dalam proses pembuatanya karya tekstil. Seperti halnya kain ikat
celup, Ikat celup tidak hanya sekedar motif tradisi yang cara pembuatannya di ikat
dan dicelup saja, namun dengan pengembangannya sekarang ini ikat celup dapat
di buat dengan fariasi teknik yang lain. Hal yang dapat disimpulkan dari
perancangan ini adalah bahwa ikat celup merupakan teknik tradisi yang dapat
dikembangkan menjadi suatu produk karya tekstil yang menarik, khususnya yang
difungsikan untuk bahan pakaian. Ikat celup dapat menghasilkan motif yang
menarik, terlebih jika teknik ikat celup yang dipakai adalah teknik cabut warna
seperti yang diangkat dalam perancangan ini. Cara menghasilkan motif ikat celup
dengan teknik cabut warna yang di terapkan sebagai karya tekstil untuk bahan
pakaian dapat di dilakukan melalui proses penritikan pada kain dan zat peluntur
hidrosulfit untuk memunculkan motif. Pengembangan teknik cabut warna ini
dilakukan dengan cara pembuatan motif pada kain yang telah di warna dengan
menggunakan warna gelap seperti hitam, coklat ungu, merah dilanjutkan dengan
proses tritik, kemudian di ikat dengan karet gelang yang dilanjutkan dengan
proses pencabutan warna menggunakan zat peluntur hidrosulfit, hasil yang di
peroleh dari proses pencabutan tersebut dapat berupa garis yang terdapat pada
ikatan dan yang tidak terkena ikatan akan berwarna putih. Untuk membedakan
ikat celup biasa dengan ikat celup dengan teknik cabut warna dilanjutkan dengan
proses pewarnaan kedua dengan menggunakan warna terang atau cerah, seperi
warna hijau, kuning, merah muda, oranye. Keunikan motif yang terbentuk dari
pengembangan teknik cabut warna ini, di suguhkan dalam visual pengolahan
bentuk motif yang sederhana yang berupa garis ekspresif, bentuk geometris dan
abstrak.
Agar keberadaan ikat celup sebagai salah satu teknik didalam menciptakan
produk tekstil terus berkelanjutan, maka diperlukan adanya langkah atau upaya
untuk mengembangkan ikat celup tersebut, missal dengan cara sebagai berikut :
1. Menghadirkan kembali ikat celup sebagai salah satu teknik untuk menciptakan
produk tekstil dengan terus berusaha mengembangkan aspek-aspeknya, serta
diminati oleh masyarakat.
2. Kreatifitas dan eksperimen dengan berbagai teknik yang dikembangkan perlu
dilakukan sebagai langkah menampilkan ikat celup dalam wujud yang berbeda
dan menarik, sehingga adanya daya tarik yang berkembang di tengah dunia
pertekstilan.
DAFTAR PUSTAKA
Berkeley Publisher. 1974. Tie-Dyeing&Batik. Hongkong : Octopus Book Limited.
Djoemena, S. Nian. 1990. Batik dan Mitra. Jakarta : Djambatan.
Gillow John, Bryan. 1999. World Textiles. London : Thames&Hudson.
Goet Poes. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta : Kanisius.
Harmoko, Tim Penyusun. 1996. Indonesia Indah : Kain Non Tenun ( Edisi 4 ). Jakarta :
yayasan Harapan Kita BP3-TMII
Nanang Rizali. 2006. Tinjauan Desain Tekstil. Lembaga Pengembangan Pendidikan
UNS. UPT Penerbitan & Pencetakan UNS/Press.
Sugiarto Hartanto, N. 1979. Teknologi Tekstil. Jakarta : P.T. Pradnya Paramita.
Wasia Roesbani, Roesmini. 1984. Pengetahuan Pakaian. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat pendidikan Menengah Kejuruan Bagian
Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan.
………... 2005. Pengetahuan Zat Warna Sintetis untuk Batik.
Yogyakarta: Departemen Perindustrian Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri Balai Besar Kerajinan dan Batik.
0 komentar:
Post a Comment