, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Ikat celup

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
 Ikat celup

 Ikat celup


a. Pengertian Ikat Celup


Ikat celup merupakan usaha untuk membuat ragam hias diatas permukaan
kain dengan cara menutup bagian yang tidak dikehendaki  terkena warna. Proses
ikat celup ini termasuk pembuatan ragam hias dengan sistem tutup celup, ikat
celup juga diartikan  sebagai cara pemberian motif pada kain dari proses
perwarnaan rintang  dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang
atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.
Pada dasarnya teknik pewarnaan rintang mengakibatkan tempat-tempat
tertentu akan terhalang atau tidak tertembus oleh penetrasi larutan zat warna.
Secara umum teknik ikat celup adalah teknik pemberian warna dengan desain
motif, barulah dicelupkan pada zat pewarna atau biasa disebut dengan teknik
pencelupan rintang. (Nian, 1990:87)

b. Bahan Ikat Celup


Ikat celup selain dipengaruhi oleh teknik pengerjaannya juga dipengaruhi
oleh bahan bakunya, dimana kedua faktor tersebut tidak dapat di  abaikan dan
selalu berkaitan. Bahan baku dalam pembuatan ikat celup dapat digolongkan

dalam bahan baku kain, bahan perintang dan bahan pewarna. Dari ketiga bahan
tersebut dan dengan peralatannya masing-masing mempunyai klasifikasi dalam
hal mutu/kehalusan maupun kesesuaian di dalam proses pengerjaanya,
Kain sebagai bahan baku utama ikat celup umumnya berupa mori (kain
yang berasal dari serat kapas) dengan berbagai macam kualitas.

Adapun jenis-jenis kain yang biasa digunakan dalam pembuatan ikat celup adalah:
1.   Kain dari serat kapas, diantaranya kain Mori Primissima, Mori Prima, Mori
Biru, Blaco, Mori Voillissima dan kain berkolin (kain yang telah dimerser dan
diputihkan).
2.  Kain campuran serat kapas, diantaranya kain saten (serat kapas dan polyster)
dan kain santung (serat kapas dan serat rayon).
3.   Kain berasal dari serat protein (binatang), diantaranya kain sutra dan wol.
4. Kain dari serat sintetis, diantaranya kain polyster, georgette dan poliamida.
Kapas disebut sebagai serat yang paling penting, kapas disebut juga katun.
Kata katun berasal dari bahasa Belanda Katoen. Menurut para peneliti, serat ini
ditemukan sekitar tahuan 3.000 sebelum masehi dipegunungan Indus Sind di
India. Kemudian bangsa Arab membawanya dari India ke Timur dekat Asia
tengah, kemudian ke Cina. Pada waktu yang sama tanaman kapas ditemukan
dibenua Amerika sebagaimana telah diketahui  bahwa Amerika adalah sebagai
Negara penghasil kapas yang terbesar. (Wasia & Roesmini, 1984:8)
Kapas diperoleh dari serat biji tumbuh-tumbuhan semi tropikal sejenis
Gossypium. Serat ini dapat ditenun dan juga dapat menjadi salah satu bahan
tekstil yang terkenal dan banyak digunakan. Bahan tekstil yang terbuat dari kapas

sangat cocok dipakai pada musim kemarau. Telah diketahui bahwa benang kapas
sudah diproduksi di Mohenjo Daro Pakistan selama 3.000 tahun yang lalu. (John
& Bryan, 1999:28)


Kain katun merupakan kain yang paling ekonomis dari segala jenis bahan
alami. Kain katun memiliki berbagai jenis konstruksi bahan yang berubah-ubah
dengan bermacam-macam berat dan tekstur.  Perkembangan kain katun saat ini
tidak hanya pada jenis konstruksi bahannya, tetapi juga pada penampilan dan
perbaikan daya lentingnya yang dipengaruhi oleh serat campuran yang digunakan.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bahan yang serupa dengan katun, salah satu
serat campuran yang digunakan poliuretan.


Bahan kedua yang mempengaruhi hasil ikat celup untuk menghasilkan
motif  adalah bahan perintang. Bahan perintang warna dalam ikat celup harus
mempunyai persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1)  Tidak dapat terwarnai oleh zat pewarna.
2)  Bahan mempunyai  konstruksi anyaman maupun  twist  benang yang
padat.
3)  Mempunyai daya tarik yang tinggi.
Bahan perintang yang biasa digunakan untuk perintangan dalam ikat
celup, diantaranya benang kapas, tali rafia, karet gelang dan serat agel atau serat
nanas. Tetapi kadang-kadang dalam pengikatan sering disertai dengan bahan
pengisi untuk memperoleh corak yang khas, seperti kacang hijau, gabah, manik-
manik, kedelai, dll.

Selain kedua bahan tersebut diatas yang mempengaruhi ikat celup, zat
warna juga sangat berpengaruh pada motif yang dihasilkan dengan teknik ikat
celup.  Pewarnaan adalah memberikan warna pada kain yang telah dirintangi
secara jahitan atau ikatan maupun campuran dari keduanya. Pewarnaan dapat di
lakukan secara celupan atau coletan. (BBKB, 1988:2 - 4).
Zat warna yang digunakan dalam ikat celup adalah zat warna tekstil yang
dalam pemakaiannya sudah digolongkan ke dalam jenis-jenis zat warna untuk
jenis tekstil yang digunakan. Zat warna yang banyak digunakan dalam
pembuatan kain tersebut disamping mudah prosesnya serta mempunyai variasi
warna yang macam-macam, salah satu zat warna sintetis yang memiliki berbagai
jenis macam warna adalah zat warna remasol.
Zat warna ini berbentuk bubuk dan terdiri dari 3 komponen yaitu bubuk
remasol sebagai zat warna utama, ludigol pencerah warna, poliron untuk
menetralkan air.
Remasol 25 gr + Ludigol 10 gr + Poliron 5gr + 1 liter air

0 komentar:

Post a Comment