Menangani kesalah pahaman antar budaya
Tidak disangsikan lagi, setiap anggota tim memiliki latar belakang dankemampuan yang berbeda. Perbedaan dalam kepribadian, budaya, jenis
kelamin dan lain sebagainya bisa mendatangkan kesalahpahaman.
Kesalahpahaman sering juga disebabkan oleh penggunaan bahasa.
Bahasa terikat oleh konteks budaya, dengan kata lain bahasa dapat
dipandang sebagai perluasan budaya.
Para ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi
mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang.
Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya
komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau
mewariskan budaya. Edwar T. Hall mengatakan “budaya adalah
komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”. Pada satu sisi, komunikasi
merupakan suatu mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma
budaya masyarakat baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada
masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal, dari suatu generasi ke
generasi berikutnya. Pada sisi lain, budaya menetapkan norma-norma
(komunikasi) yang dianggap sesuai untuk suatu kelompok tertentu,
misalnya anak perempuan tidak main pistol-pistolan, pedang-pedangan
atau mobil-mobilan. Anak laki-laki tidak gampang menangis, tidak main
boneka.
Kelompok-kelompok budaya atau subkultur-subkultur yang ada dalam
suatu budaya mempunyai perangkat norma yang berlainan. Misalnya
terdapat perbedaan norma-norma komunikasi antara kaum militer dengan
kaum sipil, kaum konservatif dengan kaum radikal, penduduk kota
berbeda dengan penduduk desa, berkomunikasi dengan orang Amerika
berbeda dengan orang Jerman (perbedaan antar negara). Oleh karena
fakta yang sama atau ransangan komunikasi yang sama mungkin
dipersepsikan secara berbeda oleh kelompok-kelompok yang berbeda
kultur atau subkultur tersebut, kesalahpahaman hampir tidak dapat
dihindarkan. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa berbeda itu buruk.
Kematangan dalam budaya ditandai dengan toleransi atas perbedaan.
Mengutuk orang lain karena mereka berbeda adalah tanda kebebalan
atau kecongkakan.
Menangani kesalah pahaman antar budaya |
Tetapi kesalah pahaman antar budaya perlu diatasi dengan cara
mengenal latar belakang mereka baik dari segi budaya, bahasa, norma
sehari-hari dan lain-lain. Selain itu bisa juga dengan cara berlatih tentang
cara berkomunikasi atau melayani mereka yang berasal dari latar
belakang yang beragam. Dengan memahami dan mengerti latar belakang
masing-masing pelanggan, anda diharapkan kompeten untuk
mengadakan komunikasi dengan para pelanggan dari manapun mereka
berasal, namun semua itu harus didukung dengan kemampuan
berbahasa , baik bahasa daerah maupun bahasa inggris yang memadai.
Pada kesempatan ini dicontohkan perbedaan pelanggan dari Amerika
dengan pelanggan dari Jerman.
0 komentar:
Post a Comment