cara membuat pola baju
Macam-macam Pola Busana Bayi
cara membuat pola baju |
Pola busana bayi yang digunakan pada usaha konfeksi dapat berupa pola dasar dengan
pecah polanya, seperti: pola gurita, pola popok, pola kemeja, pola celana, pola sepatu, pola
cape. Pola dasar bayi adalah acuan di dalam mengubah pola busana bayi sesuai dengan
model. Pola untuk membuat busana bayi di buat pada kertas pola dan dipergunakan pada saat
memotong bahan.
Pada usaha konfeksi busana bayi, pola dasar yang digunakan untuk pembuatan busana
bayi dapat merupakan pola dasar kontruksi dengan sistem tertentu dan pola cetak. Pola dasar
yang di pelajari pada kegiatan belajar pembuatan busana bayi yaitu pola dasar kontruksi
dengan ukuran standar badan bayi.
Macam-macam pola busana bayi dapat dikelompokan pada pola busana dalam (pola
gurita, popok dan kutang), busana luar (pola celana, busana kodok dan sepatu), dan
pelengkap busana bayi (pola cape bayi). Berikut contoh macam-macam pola busana bayi:
1) Busana Dalam
a) Pola Gurita Bayi
Keterangan:
A – B = 60 Cm
B – D = 12 Cm
E – F = 45 Cm
E – G = 11 Cm
E – e’ = 2,5 Cm
F – f’ = 8 Cm
A C E G
e’
b) Pola Dasar Badan Bayi
Ukuran 1 tahun:
Lingkar badan (l.b) = 54 cm
panjang punggung (p.p) = 20 cm
lebar muka (l.m) = 19 cm
besar leher (b.l) = 25 cm
panjang bahu (p.b) = 6 cm
Keterangan:
A-B = ¼ lingkar badan (l.b)
B-D = panjang punggung
E-C = F-H = ½ lebar muka
A-a’ = 1/6 besar leher (b.l) + ½ cm
A-a” = 1/6 besar leher(b.l)+1/2 cm
B-b’ = 1/6 besar leher(b.l)+1/2 cm
B-b” = turun 1 cm
c) Pecah Pola Kutang Bayi Ukuran Tiga Bulan
Gambar 2.21 Pola Dasar Badan Bayi
(Sumber :
A
C
E
T
M
a'
a'’
B
Gambar 2.20 Pola Gurita Bayi
(Sumber :
A
yi Modul SMK, 2009)
B
D
F
G H
T
B
b’
b”
D F H
f’
””
Modul SMK 2009 )
B
Keterangan:
Panjang bahu turun 1 cm
Dari pinggang turun 5 cm
Dari garis leher bagian depan turun 3 cm
d) Pecah Pola Popok Bayi
Ukuran 3 bulan
lingkar badan = 48 cm
Panjang celana=23 cm
Panjang sisi =16 cm
Keterangan pola:
A-B = CD = ¼ lingkar badan +2cm
Gambar 2.23 Pecah Pola dan Model Kutang Bayi
(Sumber :
C
Modul SMK, 2009)
Gambar 2.5 Pecah Pola Popok Bayi
(Sumber : Modul SMK, 2009)
D
A-E = E-C = Panjang celana
E-G = 1/3 E-F
C-M = 8cm
D-D’=1 ½ cm
D-Q = B-N = Panjang Sisi
L-K = E-G
O-I = P-K 3cm
F-J = 3cm
2) Busana Luar
1) Pecah Pola Celana Bayi
Keterangan : A – B = ¼ b.l + 2
B – E = panjang celana
A – D = 1/3 AB
B – C = 1/3 BE
b) Pecah Pola Busana Kodok
Ukuran 5 Bulan:
Lingkar leher : 25 cm
Lingkar badan : 54 cm
Lingkar panggul : 60 cm
Panjang punggung :19 cm
Lebar punggung :20 cm
Lebar muka : 20 cm
Gambar 2.28 Pecah Pola Celana Bayi
(Sumber : Modul SMK, 2009)
Panjang pesak :21 cm
Tinggi duduk : 17 cm
Panjang celana : 15 cm
Panjang bahu : 6 cm
Keterangan:
A-B = pinggang dinaikan 3 cm
A-C = panjang celana
C-D = ¼ lingkar badan + 2 cm
A-E = panjang pesak
E-F = 1/3 CD
A-B : D: GH = pola celana belakang
3) Pola Pelengkap Busana Bayi
a Pola dasar sepatu bayi
Gambar 2.29 Pecah Pola Busana Kodok
(Sumber :
Modul SMK, 2009)
Keterangan:
A - B = 13 cm
½ AB = E
A – G = 2,5 cm
A – H = 1,5 cm
A – C = 5 cm
F – E = 0,5 cm
B – I = 3,5 cm
b) Pecah pola sepatu bayi
c) Pecah pola cape bayi
Keterangan : A - B = 90 cm
e. Memotong Kain Busana Bayi
Gambar 2.30 Pola Dasar Sepatu Bayi
(Sumber : Modul SMK, 2009)
Gambar 2.31 Pecah Pola Sepatu Bayi
(Sumber : Modul SMK, 2009)
Gambar 2.32 Pola Cape Bayi
(Sumber : Modul SMK, 2009)
Tahapan yang perlu di lakukan sebelum memotong kain busana bayi, yaitu:
1) Merancang Kain
Merancang kain adalah merencanakan atau menghitung secara garis besar banyaknya
kain yang diperlukan dan perlengkapan lainya dalam membuat busana bayi. Merancang kain
untuk busana bayi dapat memperhatikan beberapa paktor yaitu : model busana bayi, lebar
kain, corak/motif kain dan tekstur kain. Berikut contoh rancangan bahan celana bayi sesuai
dengan sistem konfeksi.
Pada usaha konfeksi busana bayi, untuk mempermudah pembuatan rancangan kain
yang diperlukan dalam skala besar (jumlah banyak), maka dibuat cutting Repot sebagai upaya
menentukan jumlah busana bayi yang dihasilkan dari satu gulung kain dengan berbagai
ukuran standar. Cutting Report tidak hanya memuat bahan utama yang diperlukan tetapi juga
bahan pembantu/ pelengkap yang diperlukan dalam pembuatan busana bayi. Selain itu,
rancangan letak pola pada kain dibuat untuk mempermudah pada saat pemotongan. Kegiatan
ini membantu dalam memeriksa kelengkapan pola, panjang lipatan kain dan tata letak pola
pada saat memotong kain.
CUTTING REPORT
Gambar 2.33 Contoh Meletakan Pola Pada Kain (lay out)/ Rancangan Kain
Lebar kain
Panjang
kain
Tabel 2.1
Contoh Cutting Report
Jenis Busana : Kutang Bayi
Nama Kain : Katun
Lebar kain : 1,15 m
Panjang Kain : 68 meter/gulung
Ukuran Ukuran Model
Busana
Jumlah
produk
Jumlah Kain Keterangan
0 bulan 0,25 m 10 25 m
3 bulan 0,35 m 70 24,5 m
6 bulan 0,45 m 30 13,5 m
jumlah 200 67,5 m Sisa 0,5 meter
2) Meletakan Pola Pada Kain
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum meletakan pola pada kain adalah kain
yang kusut disetrika terlebih dahulu, kemudian dilipat kearah lebar kain. Bagian pinggiran
kain, atas dan bawah disemat dengan jarum pentul supaya tidak bergeser. Pada saat
meletakan pola pada kain, harus diperhatikan tanda arah benang untuk menyesuaikan
penempatan pola yang benar. Penempatan pola pada kain dilakukan sehemat mungkin sesuai
dengan penempatan pola pada saat merancang kain, tetapi tetap mengikuti motif dan arah
serat kain.
3) Menggunting kain busana bayi
Kegiatan sebelum menggunting kain tahap pertama yang harus di lakukan yaitu
memeriksa pola dan kain. Pada tahapan memeriksa kain meliputi: periksa keadaan kain
apakah cacat atau tidak, sifat dan jenis kain, sedangkan memeriksa pola meliputi:
Kelengkapan jumlah pola sesuai lay out rancangan kain dan mengontrol besaran kampuh
setiap bagian. Kegiatan memotong kain pada usaha konfeksi biasanya menggunakan mesin
pemotongan sehingga dalam satu kali potong terdapat sepuluh sampai lima belas lembar kain.
f. Menjahit Busana Bayi
Teknik menjahit busana bayi secara umum di kelompokan pada teknik menjahit
konfeksi dan teknik butik. Teknik menjahit konfeksi dibagi ke dalam tiga tingkatan yaitu
Model &
Sampel kain
tingkatan kasar, sedang dan rapi (Modul SMK 2010:23). Hasil produksi busana bayi dengan
teknik jahit tingkat kasar hasil jahitannya pun tidak terlalu rapi dan biasanya dipasarkan
dengan harga yang relatif murah dan dijual oleh pedagang kaki lima, sedangkan produksi
busana bayi dengan teknik jahit tingkat sedang hasil jahitannya rapi biasanya dijual di outlet
dan distro busana bayi, sementara hasil produksi busana bayi dengan tingkatan rapi hasil
jahitanya sangat rapi biasanya diekspor ke luar negeri.
g. Menyelesaikan Busana Bayi Dengan Jahitan Tangan
Penyelesaikan busana bayi dengan jahitan tangan pada sistem konfeksi busana bayi
biasanya digunakan pada proses pemasangan kancing dan asesoris busana bayi. Aktivitas
tersebut merupakan penyeleseian akhir produk busana bayi.
h. Melakukan Pengepresan Pada Busana Bayi
Pengepresan di lakukan untuk merapihkan setiap bagian kampuh busana bayi agar
terlihat licin dan tampak rapi pada saat busana bayi akan dikemas. Proses pengepresan
dilakukan pada bagian dalam busana bayi agar bakteri yang ada pada bagian dalam busana
bayi mati. Alat yang di gunakan pada saat pengepresan yaitu setrika uap dan setrika biasa,
gunakan cairan pelicin pakaian agar hasil setrikaan lebih bagus, tidak kusut dan harum.
i. Menghitung Harga Jual Busana Bayi
Menghitung harga jual busana bayi yaitu membuat daftar semua biaya yang di
perlukan dalam pembuatan busana bayi sesuai dengan rancangan bahan.
Tabel 2.2
Contoh Menghitung Harga Jual Busana Bayi
Jenis produk : kutang Bayi
Nama Kain : Katun
Lebar kain : 1,15 m
Panjang Kain : 68 m (1 gulung)
No Nama barang Banyaknya Harga @ Jumlah Ket
1. Kain katun 1 gulung Rp 600.000/gulung Rp 600.000
2. Benang jahit 3 pak Rp. 10.000/pak Rp. 30.000
4. Obras 200 kutang Rp. 1000/kutang Rp. 200.000
JUMLAH Rp. 830.000 Jumlah biaya
produk
1. Biaya Produk : Rp 830.000
2. Upah kerja (1000/kutang) 1000x200 : Rp 200.000
3. Keuntungan usaha(40% x biaya produk) 40% x 830.000 : Rp 332.000
4. Biaya listrik (2% x biaya produk) 2% x 830.000 :Rp 16.600 +
JUMLAH :Rp 1. 378.600
Jadi Harga Jual kutang bayi per buah adalah 1.378.000 : 200 = 6.893 Dibulatkan 7.000
Merancang harga terdiri dari:
1) Rancangan harga bahan utama berupa kain yang di perlukan untuk membuat sebuah
busana.
2) Rancangan harga bahan pelengkap/ pembantu yang di perlukan dalam mebantu dan
melengkapi pembuatan suatu busana. Contoh bahan pelengkap terdiri dari: benang,
obras, bahan pelapis, bahan pembentuk, bahan untuk belahan (rist, kancing,dsb).
3) Rancangan harga untuk garniture/ hiasan yang di perlukan bahan penghias busana
yang berupa: renda dan pita, talikur, dan sebagainya.
B. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah proses
belajar berlangsung, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan pada peserta didik
yang mengalaminya. Hasil belajar tersebut mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom
(Nana Sudjana, 2001:22) bahwa, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan)”. Ketiga aspek tersebut menekankan pada kemampuan peserta didik dalam
mengkoordinasikan tindakan atau perilakunya yang akan menentukan berhasil atau tidaknya
proses belajar mengajar yang telah diikuti.
Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar dapat di ketahui dengan adanya
penilaian. Tinggi rendahnya hasil belajar di nyatakan dengan angka atau nilai yang disebut
prestasi belajar dengan maksud untuk mengetahui sampai mana tingkat penguasaan
kompetensi dasar yang tercapai atau sejauh mana materi yang diberikan dapat di kuasai oleh
peserta didik.
2. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi
Hasil belajar mata diklat Pembuatan Busana Bayi adalah tingkatan kemampuan atau
penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran Pembuatan Busana Bayi yang
mencakup kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).
a. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi Ditinjau dari kemampuan Kognitif
Hasil belajar Pembuatan Busana Bayi ditinjau dari kemampuan kognitif berkenaan
dengan perubahan intelektual peserta didik meliputi :
a. Pengetahuan (knowledge) merupakan kemampuan mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya sebagai dasar menguasai konsep atau teori, misalnya peserta didik dapat
mengingat pengertian dan persyaratan busana bayi.
b. Pemahaman (understanding) merupakan kemampuan dalam memahami makna dan arti
dari suatu konsep atau ide dalam suatu konsep, misalnya peserta didik dapat memahami
model busana bayi sesuai fungsinya.
c. Penerapan (application) merupakan kemampuan dalam menerapkan suatu konsep atau
ide dalam situasi yang nyata dan baru, misalnya peserta didik memiliki pengetahuan
tentang jenis motif kain yang sesuai dengan persyaratan busana bayi.
d. Analisis (Analysis) merupakan kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan
sesuatu kedalam bagian atau unsur-unsur yang mempunyai arti dan dapat dipahami,
misalnya peserta didik dapat menganalisis pecah pola dalam pembuatan busana kodok.
e. Kreasi (Create) merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu hal yang baru atas
dasar prakarsa atau inisiatif sendiri, misalnya peserta didik memiliki pengetahuan
berkreasi dalam menentukan hiasan busana bayi.
f. Penilaian (Evaluation) merupakan kemampuan membuat penilaian pada suatu yang
dipelajari untuk suatu tujuan tertentu, misalnya peserta didik memiliki penilaian busana
bayi yang sesuai dengan persyaratan dan yang tidak sesuai dengan peryaratan busana
bayi.
b. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi Ditinjau Dari Kemampuan Afektif
Hasil Belajar dari kemampuan afektif dapat terwujud apabila ditinjau dari
kemampuan kognitif sudah tercapai. Nana Sudjana (1990:30) mengemukakan bahwa: “Tipe
hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial”.
Kemampuan afektif berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan minat peserta
didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran meliputi :
a. Menerima (accepting) merupakan kepekaan menerima rangsangan dari luar baik
dalam bentuk masalah, situasi atau gejala, misalnya peserta didik dapat menerima
rangsangan dari luar baik dalam bentuk masalah, situasi atau gejala, misalnya peserta
didik dapat menerima kritikan dan saran dari guru atau peserta didik lain terhadap
hasil busana bayi yang dibuat dengan lapang dada.
b. Menanggapi (appreciating) merupakan sikap yang menunjukan penghargaan
terhadap seseorang atau suatu benda, gejala dan perbuatan tertentu, misalnya peserta
didik menghargai pujian yang diberikan oleh peserta didik lain.
c. Membentuk (Forming) merupakan kemampuan dalam memadukan nilai-nilai yang
berbeda, menyelesaikan pertentangan dalam membentuk suatu nilai yang bersifat
konsisten dan internal, misalnya peserta didik dapat mengatasi permasalahan dalam
menambah ilmu dan wawasan tentang pemilihan kain yang sesuai dalam pembuatan
busana bayi.
d. Berpribadi (Personal) adalah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perbuatan
dalam menumbuhkan life style (gaya hidup) yang mantap, misalnya setelah mengikuti
pembelajaran pembuatan busana bayi, peserta didik menunjukan kedisiplinan dalam
membuat pola busana bayi.
c. Hasil Belajar Pembuatan Busana Bayi Ditinjau Dari Kemampuan Psikomotor
Hasil belajar psikomotor tampak dalam keterampilan (skill) dari peserta didik. Hasil
belajar psikomotor ini terbentuk apabila hasil belajar aspek kognitif dan afektif telah di
miliki oleh peserta didik, memiliki kesiapan untuk bekerja pada usaha konfeksi busana bayi
sesuai tingkat kemampuan individu. Selain itu peserta didik mampu memberikan kepuasan
pada dirinya sendiri. Hasil belajar Pembuatan Busana bayi ditinjau dari kemampuan
psikomotor di manifestasikan dalam bentuk tingkah laku fisik berupa sekumpulan
keterampilan membuat busana bayi, meliputi :
a. Kekuatan (Strength) adalah upaya dan kemampuan untuk memperkuat dan memantapkan
hasil belajar, misalnya peserta didik mamapu membuat busana bayi sesuai dengan jumlah
pesanan.
b. Kecepatan (Speed) adalah kecepatan yang di miliki untuk menyeleseikan suatu masalah,
misalnya peserta didik dapat membuat pola busana bayi dengan cepat.
c. Dorongan (Impulsion) adalah dorongan-dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar
individu, misalnya peserta didik terdorong untuk terus berlatih membuat busana bayi
sesuai dengan model.
d. Ketelitian (Carefulness) adalah ketelitian dalam proses pemahaman masalah, misalnya
peserta didik dapat menentukan ukuran yang diperlukan dalam pembuatan topi bayi secara
tepat.
e. Keserasian (Compatible) adalah kemampuan dalam menuangkan ide yang dimiliki
kedalam pembuatan busana bayi, misalnya peserta didik dapat membuat busana bayi
sesuai dengan fungsi dan persyaratan busana bayi.
f. Keluwesan (Flexibility) adalah kemampuan dalam menghadapi situasi baru, misalnya
peserta didik dapat memasang karet pada sepatu bayi.
g. Daya tahan (Endurance) adalah daya tahan fisik dalam situasi tertentu, misalnya peserta
didik mampu menjaga dan mempertahankan kondisi fisiknya selama mengerjakan
pembuatan busana bayi.
C. Manfaat Kesiapan Bekerja Pada Konfeksi Busana Bayi
1. Kesiapan
Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki
kesiapan, pekerjaan apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan hasil yang baik apabila
memiliki kesiapan yang matang. Pengertian kesiapan menurut Slameto (2003:113) yaitu :
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang/individu yang membuatnya siap untuk
memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyeleseian
kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.
Kondisi mencakup setidak-tidaknya tiga aspek, yaitu;
1. Kondisi fisik,mental dan emosional
2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
Pendapat lain yang menunjang pengertian kesiapan adalah yang dikemukakan oleh
wasty Soemanto (1990:180) bahwa: “kesiapan adalah kesediaan seseorang untuk membuat
sesuatu.” Kesiapan merupakan kesediaan individu dalam memberi jawaban dengan segala
kondisi atau keadaan yang dimilikinya.
Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto (2003:115) yaitu:
1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).
2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari
pengalaman.
3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa
pembentukan dalam masa perkembangan.
Uraian Slameto di atas mengemukakan arti penting kesiapan bagi peserta didik tata
busana. Peserta didik harus menyiapkan semua aspek perkembangan, kematangan, jasmani
dan rohani, pengalaman serta kesiapan dasar yang terbentuk pada saat mengikuti
pembelajaran Pembuatan Busana Bayi sebagai bekal kesiapan bekerja pada usaha konfeksi.
Kesiapan merupakan kemampuan seseorang baik fisik maupun mental yang disertai
dengan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Aspek-aspek
yang mempengaruhi kesiapan adalah:
a. Kematangan, adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari pertumbuhan yang mendasari perkembangan dimana perkembangan ini berhubungan
dengan fungsi tubuh dan jiwa sehingga terjadi diferensiasi.
b. Kecerdasan, merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan keberasilan seseorang
dalam melakukan pekerjaan.
c. Keterampilan merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki dalam bekerja dan
mengelola suatu usaha.
d. Motivasi merupakan dorongan yang mendasar dan mempengaruhi setiap usaha serta
kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
e. Kesehatan merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugasnya
dengan baik, karena jika kesehatan terganggu akan berpengaruhi pada aktivitas yang
dikerjakan.
2. Bekerja pada Usaha Konfeksi Busana Bayi
Usaha konfeksi busana bayi merupakan salah satu jenis usaha yang memproduksi
(membuat) busana bayi dengan jumlah yang sangat besar (secara massal). Menurut Rulanti
Satyodirgo (1979:122): “Usaha konfeksi ialah usaha pembuatan busana secara massal atau
dalam jumlah bannyak, tidak diukur menurut ukuran pemesan tetapi mempergunakan ukuran
yang telah dibakukan seperti S (Small), M (Medium), L (Large) dan XL (Ekstra Large)”.
Proses pembuatan busana bayi atau disebut dengan kegiatan produksi pada usaha
konfeksi busana bayi dikerjakan dengan cara kerja secara cepat dan efisien. Jenis kegiatan
produksi dalam pembuatan busana bayi pada suatu usaha konfeksi busana bayi ada yang
memproduksi busana jadi (regular) ataupun berdasarkan pesanan. Jenis pekerjaan pada usaha
konfeksi busana bayi tidak hanya pada bagian menjahit (sewing) saja akan tetapi dibagi
menjadi tiga kelompok: bagian pola dan Cutting, bagian penjahitan (sewing) dan bagian
Quality Control (QC), maka peserta didik harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan
yang sesuai dengan masing-masing bagian yaitu:
a. Bagian Pola dan Cutting
1) Kemampuan mengukur,
2) Kemampuan membuat pola dasar dengan ukuran standar busana bayi,
3) Kemampuan menganalisis busana bayi,
4) Kemampuan membuat pecah pola busana bayi,
5) Kemampuan menyusun rancangan harga busana bayi,
6) Kemampuan meletakan pola busana bayi,
7) Kemampuan memotong bahan busana bayi
b. Bagian penjahitan harus mempunyai kemampuan teknik menjahit yaitu: menjahit
kampuh, menjahit lapisan, menjahit saku, menjahit belahan, memasang lengan dan juga
menjahit kelim.
c. Bagian QC harus mempunyai kemampuan memeriksa jahitan dan keadaan busana,
memasang lebel dan mengemas produk akhir.
Seorang karyawan yang bekerja di usaha konfeksi busana bayi harus dapat bekerja
sesuai dengan sistem dan aturan yang berlaku. Oleh karena itu para pekerja harus memiliki
kemampuan bekerja secara lahir dan batin. Adapun menurut Uken Junaedi (2007:67)
kesejahteraan dalam bekerja dapat diperoleh jika:
a. Bekerja dengan keras, yaitu bekerja dengan memaksimalkan kemampuan yang ada,
terutama peran energy/tenaga lebih dominan.
b. Bekerja dengan cerdas, yaitu bekerja dengan menggunakan kemampuan berfikir,
menganalisa dan menyimpilkan masalah dalam bekerja.
c. Bekerja dengan ikhlas, yiatu berusaha melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin dan
merupakan tanggung jawab yang harus diembanya untuk mengharap ridho Allah swt.
d. Bekerja dengan tangkas, yaitu bekerja dengan segala potensi dan kemampuan yang
telah dikuasai sehingga dapat bekerja dengan baik, benar dan ideal sesuai dengan
target perusahaan.
3. Manfaat Kesiapan Bekerja Pada Usaha Konfeksi Busana Bayi
a. Manfaat
1) Manfaat Dilihat Dari Segi Kognitif
Manfaat hasil belajar Pembuatan Busana Bayi ditinjau dari kemampuan kognitif
berkenaan dengan perubahan tingkah laku, meliputi: peserta didik mengetahui pengertian
busana bayi, memahami persyaratan busana bayi dan memahami fungsi busana bayi serta
mampu menganalisis pecah pola busana bayi sebagai bekal kesiapan bekerja pada konfeksi
busana bayi.
2) Manfaat Dilihat Dari Segi Afektif
Manfaat hasil belajar Pembuatan Busana Bayi di tinjau dari kemampuan afektif
berkenaan dengan sikap, meliputi: peserta didik dapat menerima saran dan kritikan dari guru
atau peserta didik lain terhadap hasil busana bayi yang dibuat dengan lapang dada,
menghargai pujian yang di berikan oleh peserta didik lain, teliti dalam membuat busana bayi
dan menunjukan kedisiplinan dalam membuat busana bayi sebagai bekal kesiapan bekerja
pada konfeksi busana bayi.
3) Manfaat Dilihat Dari Segi Psikomotor
Manfaat hasil belajar Pembuatan Busana Bayi ditinjau dari kemampuan psikomotor
keterampilan membuat busana bayi, meliputi: peserta didik terampil dalam membuat busana
bayi dan terdorong untuk terus berlatih membuat busana bayi serta mampu menjaga dan
mempertahankan kondisi fisiknya selama mengerjakan pembuatan busana bayi sebagai bekal
bekerja pada konfeksi busana bayi.
b. Manfaat Kesiapan Bekerja Pada Konfeksi Busana Bayi
Peserta didik dapat dikatakan siap bekerja pada usaha konfeksi busana bayi apabila
memiliki kesiapan fisik serta memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
pembuatan busana bayi sesuai dengan sitem konfeksi. Kesiapan sangat penting untuk
memulai suatu pekerjaan, karena dengan kesiapan berbagai pekerjaan dan hambatan akan
dapat teratasi dan dapat memperoleh hasil yang baik. Kesiapan seperti telah diungkapkan
pada penjelasan terdahulu merupakan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk
memberikan respon terhadap suatu situasi.
Kesiapan bekerja pada usaha konfeksi busana bayi dapat diartikan sebagai
keseluruhan kondisi dari peserta didik untuk melakukan pekerjaan membuat busana bayi
sesuai pesanan dengan sistem produksi yang efektif dan efisiensi pada suatu usaha konfeksi
busana bayi yang memproduksi (membuat) busana dengan jumlah yang sangat besar (secara
massal) dengan ukuran standar (S,M, L dan XL).
Manfaat aspek-aspek kesiapan bekerja pada konfeksi busana bayi harus dimiliki
peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar pembuatan busana bayi, agar ketika bekerja
pada usaha konfeksi busana bayi dapat berjalan dengan lancar dan dapat menunjang
keberhasilan pekerjaannya.
D. Kerangka Berfikir
Hasil belajar Pembuatan Busana Bayi
kemampuan kognitif:
Meliputi pengetahuan,
pemahaman, analisis, kreasi
dan penilaian yang berkaitan
dengan pengetahuan macammacam
busana bayi,
memotong bahan, menjahit
busana bayi, menyeleseikan
busana bayi dengan jahitan
dangan dan melakukan
pengepresan.
Kemampuan afektif:
meliputi kecermatan,
ketelitian, kesungguhan,
penerimaan dan penilaian
yang berhubungan dengan
macam busana bayi,
memotong bahan, menjahit
busana bayi, menyeleseikan
busana bayi dengan jahitan
dangan dan melakukan
pengepresan.
Kemampuan psikomotor:
Meliputi keterampilan,
kreasi dan penerapan
yang berkaitan dengan
macam busana bayi,
memotong bahan,
menjahit busana bayi,
menyeleseikan busana
bayi dengan jahitan
dangan dan melakukan
pengepresan.
Materi
Mempelajari:
- Pengetian busana bayi
- Persyaratan busana bayi
- Pengelompokan macam-macam
busana bayi
- Membuat pola busana bayi
- Membuat rancangan bahan dan
harga busana bayi
- Meletakan pola bada kain busana
bayi
- Menggunting kain busana bayi
- Menjahit busana bayi
- Menyelesaikan busana bayi dengan
Metodologi
Metode:
Deskriptif
Populasi Peserta
didik Program
Keahlian Tata Busana
kelas XI SMK Negri
2 Purwakarta tahun
ajaran 2011/2012
berjumlah 40 orang
Lokasi : SMK Negri
2 purwakarta
Jl. Ahmad Yani No.
98 Purwakarta
E. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dimaksudkan sebagai acuan bagi penulis untuk mengumpulkan
data penelitian sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan penelitian tersebut
adalah:
a. Manfaat apa yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar pembuatan busana bayi
ditinjau dari kemampuan kognitif yang meliputi meliputi pengetahuan, pengertian busana
bayi, persyaratan busana bayi, pemahaman, analisis dan penilaian tentang macam-macam
desain busana bayi, tahapan tahapan membuat pola busana bayi, tahapan-tahapan
memotong bahan busana bayi, teknik menjahit menjahit busana bayi, teknik pengepresan
dan cara menghitung harga jual sebagai kesiapan bekerja pada usaha konfeksi busana
bayi?
b. Manfaat apa yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar pembuatan busana bayi
ditinjau dari kemampuan afektif meliputi sikap teliti, disiplin, motivasi, menerima
kritikan dan keinginan belajar sebagai kesiapan bekerja pada usaha konfeksi busana bayi?
Manfaat apa yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar pembuatan busana bayi ditinjau
dari kemampuan psikomotor meliputi meliputi kekuatan, kecepatan, dorongan ketelitian,
keserasian, keluwesan dan daya tahan dan keterampilan dalam pembuatan macam-macam
desain busana bayi, membuat pola, memotong bahan busana bayi, menjahit busana bayi,
menyeleseikan busana bayi dengan jahitan tangan dan melakukan pengepresan dan
menghitung harga jual sebagai kesiapan bekerja pada usaha konfeksi
Siap bekerja pada konfeksi busana bayi
0 komentar:
Post a Comment