Indikator Konflik
"Indikator Konflik" |
Konflik di tempat kerja sering tidak bisa dielakkan, banyak penyebab yang bisa menyulut terjadinya konflik. Untuk mengatasi atau menghindari konflik, kita perlu melakukan identifikasi terhadap factor-faktor penyebabnya.
1)Perbedaan kepribadian
Rekan sekerja yang senang memperhatikan detail,akan menghadapi kesulitanbila menghadapi rekan lainnya yang memiliki kepribadian berlawanan.Tipe”detail”ini cenderung mencari-cari kesalahan,dan memaksakan kehendaknya pada orang lain.Ia merasa caranyalah yang terbaik untuk dilakukan.Orang-orang seperti ini menurut Caviola dan Lavender termasuk dalam kategori kepribadian obsessive-compulsive.
2)Perbedaan cara pandang
Seringkali konflik terjadi karena adanya perbedaan cara pandang.Seorang anggota tim yang berpandangan bahwa suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan prinsip biar lambat asal selamat. Rekan kerja ini seringkali mendapat hambatan untuk bekerja sama dengan anggota tim lain yang berpandangan bahwa yang penting pekerjaan diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu, kekurangan bisa diperbaiki kemudian. Rekan lain yang berpandangan bahwa prestasi pribadi lebih penting daripada prestasi tim, akan melakukan berbagai cara untuk menunjukkan keunggulannyya tanpa memperhatikan dampak perbuatan tersebut terhadap kinerja tim.
3)Perbedaan tujuan dan kepentingan
Konflik dapat juga terjadi karena adanya perbedaan tujuan dan kepentingan, seperti perbedaan antara tujuan individu dalam tim dengan tujuan tim atau perusahaan. Seseorang yang bertujuan memenuhi target jangka pendek dengan melakukan berbagai cara untuk mencapainyya, misalnya mengurangi biaya dengan mengurangi kualitas, menawarkan diskon besar, walaupun harus mengorbankan image dan profit perusahaan untuk mengejar volue penjualan yang besar.
Orang seperti ini akan mendapat masalah jika bekerja-sama dengan rekan yang lebih mendahulukan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
4)Perbedaan pemahaman
Konflik dapat pula terjadi karena miskomunikasi yang menimbulkan perbedaan pemahaman. Hal ini terjadi karena penjelasan yang didengar atau fakta yang dikumpulkan kurang lengkap atau kurang akurat. Pemahaman yang setengah-setengah, tidak tuntas, berpotensi menimbulkan konflik.
Misalnya kita menawarkan bantuan kepada rekan sekerja yang terlihat terlalu banyak dibebani pekerjaan, hal ini dapat saja disalah artikan sebagai penghinaan.
0 komentar:
Post a Comment