Konstruksi Pola Busana saat International Women S Day
Konstruksi Pola Busana saat International Women S Day |
apa yang dimaksud dengan pola konstruksi - PENDAHULUAN
Untuk membuat sebuah busana, konstruksi pola merupakan hal yang sangat penting. Baik tidaknya sebuah busana tergantung akan pola. Konstruksi pola memudahkan dalam hal membuat busana yang baik jika digunakan seseorang. Dapat diartikan pula bahwa pola-pola yang berkulitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang, dan bernilai tinggi, sehingga tercipta kepuasan bagi si pemakai.
Kemajuan zaman menuntut suatu bentuk yang lebih feminim yang harus ditonjolkan dari kaum wanita, dan untuk itu maka mode-mode kaum bangasawan zaman dahulu diambil guna menciptakan mode. Untuk mendapatkan hasil pakaian yang menunjukkan bagian-bagian keistimewaan wanita, perlu dibuat pola. Pada saat seperti itulah kegunaan “pola” sangat terasa.
PEMBAHASAN
Konstruksi pola busana wanita adalah satu mata pelajaran di bidang studi Tata Busana yang merupakan inti dari pengetahuan tentang pembuatan pola, tanpa pola, pembuatan busana dapat dilaksanakan tetapi kup dari busana tersebut tidak akan memperlihatkan bentuk feminim seseorang.
Alat yang diperlukan dalam pembuatan pola busana antara lain:
1. Pita ukur (cm)
Pita ukur cm digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan membuat busana. Pita ukur juga dipakai untuk menggambar pola pakaian dan digunakan pada waktu penyesuaian pola. Pita ukuran ada berbagai macam, yakni ada yang menggunakan ukuran centimeter dan ada yang ukuran inchi, bahkan ada yang menggunakan kedua ukuran tersebut.
2. Penggaris
Untuk menggambar pola diperlukan penggaris dengan bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus.Penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok. Sedangkan penggaris segitiga siku-siku digunakan untuk membuat garis sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan garis lebar punggung.
3. Kertas Pola (Buku pola atau Buku Kostum)
Kertas pola (Buku Pola atau Buku Kostum) merupakan tempat menggambar pola. Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton, kertas manila, atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola busana dengsn ukuran skala. Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya berwarna putih, tebal, dan halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan leteknya yang berselang-seling.
4. Skala
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar pola di buku pola. Skala ada yang menggunakan ukuran satu berbandingdua, satu berbanding empat, satu berbanding enam, dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat dari bahan yang agak tebal seperti karton, dan berbentuk segi panjang, dan letak garis lurus ukuran tepat pada tepi skala.
5. Pensil dan Bulpen
Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola. Pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam, yakni pensil yang terbuat dari grphite, pensil ini bagus dan memiliki ukuran yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan kode H/HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini juga digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat, garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil berwarna. Pensil berwarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil biru untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola dipertajam dengan pulpen warna hitam.
6. Penghapus
Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah yang berwarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan penghapus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.
7. Jarum
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d 4 cm. Bentuk jarum pentul/jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalahjarum pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.
Ada beberapa macam pola yang bisa digunakan dalam membuat busana, diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar . Masing-masing pola ini digambar dengan cara berbeda, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu.
Pola Konstruksi
Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan si pemakai, dan digambar dengan hitungan matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih rumit daripada pola standar, disamping itu juga memerlukan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai. Ada beberapa macam pola konstruksi antara lain: pola sistem Dresssmaking, pola sistem So-en, pola sistem Charmant, pola sistem Meyneke, dan lain sebagainya.
Untuk menggambar pola sesuai dengan masing-masing sistem pola konstruksi diperlukan ukuran tubuh si pemakai yang diambil dan diukur dengan cermat menurut cara mengambil ukuran masing-masing. Ukuran yang diperlukan dalam menggambar pola konstruksi secara umum, yaitu:
1. Lingkar leher
Diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.
2. Lebar muka
Diukur 6 atau 7cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kanan.
3. Lingkar badan
Diukur sekeliling badan dan tidak terlalu kencang dan ditambah 4cm.
4. Tinggi dada
Diukur dari lekuk leher tengah muka sampai batas diantara dua titik payudara kiri dan kanan.
5. Panjang sisi
Diukur dari bawah kerung lengan ke bawah sampai batas pinggang.
6. Lingkar pinggang
Diukur pas sekeliling pingganang
7. Lingkar panggul
Diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara horizontal dengan tidak terlalu ketat.panggul terbesar pada bagian belakang.
8. Tinggi panggul
Diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar pada bagian belakang.
9. Lebar punggung
Diukur 9cm kebawah dari tulang leher belakang kemudian diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke lingkar kerung lengan kanan.
10. Panjang punggung
Diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang.
11. Panjang bahu
Diukur dari batas lingkar leher sampai batas bahu terendah.
12. Panjang lengan
Diukur dari bahu terendah sampai panjang yang diinginkan.
12. Lingkar kerung lengan
Diukur pada keliling kerung lengan dengan keadaan pas, tambahkan 4cm pada hasil ukurannya.
2. Pola Standar
Pola standar adalah pola yang dibuat berdasarkan daftar ukuran umum atau ukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M), Large (L), dan Extra Large (XL). Pola standar dalam pemakaiannya kadang diperlukan penyesuaian meurut ukuran si pemakai. Jika si pemakai gemuk atau kurus, hanya menyesuaikan besar pola, jika si pemakai tinggi atau pendek diperlukan penyesuaian panjang pola.
Menyesuaikan pola standar tidak dapat dilakukan dengan hanya mengecilkan pada sisi badan atau pada sisi rok, atau menggunting pada bagian bawah pola, pada pinggang atau bagian bawah rok karena hal tersebut akan membuat bentuk pola tidak sesuai dengan proporsinya masing-masing.
Cara yang paling mudah dan cepat untuk menyesuaikan pola standar adalah dengan cara mengetahui ukuran badan sendiri dan memilih pola standar yang ukurannya hampir mendekati ukuran badan dengan berpedoman pada ukuran lingkar badan, kemudian membuat daftar ukuran badan seseorang dan ukuran pola standar dalam bentuk tabel.
Daftar ukuran tersebut ialah sejumlah ukuran yang diambil dari badan seseorang (ukuran sebenarnya). Bagi seseorang yang baru belajar menyesuaikan pola standar, cukup menggunakan ukuran yang penting, misalnya ukuran lingkar badan, lingkar pinggang, panjang muka, dan panjang punggung.
Di samping hal di atas seseorang yang ingin menyesuaikn pola standar dengan ukurannnya mesti dapat memilih pola yang ukurannya mendekati dengan ukuran badannya. Untuk memudahkan pekerjaan penyesuaian pola standar, berikut dapat dilihat pola standar dengan ukuran S, M, dan L baik pola badan, pola lengan, dan pola rok dengan ukuran sebagai berikut:
No
Lingkar badan |
Ling. pinggang |
Lebar muka |
Le. Pu |
Pjg punggung |
Ling. panggul |
Pjg lengan |
Ukuran |
|
1. |
94 |
70 |
34 |
35 |
38 |
100 |
28 |
Large |
2. |
90 |
68 |
33 |
34 |
37 |
94 |
26 |
Medium |
3. |
86 |
68 |
32 |
33 |
36 |
90 |
24 |
Small |
PENUTUP
Konstruksi pola sangat berpengaruh kepada hasil pakaian yang dibuat, karena jika polanya baik dan ukurannya sesuai maka pakaian tersebut enak dipakainya. Ada dua macam pola yang dapat digunakan untuk membuat busana, yakni pola konstruksi dan pola standar. Dari kedua macam pola tersebut yang lebih rumit adalah pola konstruksi.
Referensi
Muliawan, Porrie.2000.Konstruksi Pola Busana Wanita.Jakarta: Gunung mulia.
Ernawati, Izwerni, & Weni,Nelmira.2008.Tata Busana untuk SMK Jilid 2.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang apa yang dimaksud dengan pola konstruksi
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Pengertian Pola di Hari Perempuan Internasional 2017
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : https://niswatulaini.wordpress.com/2013/12/09/konstruksi-pola-busana/
0 komentar:
Post a Comment