Cara Pemasangan Payet dengan Mudah dan Lengkap


Cara Pemasangan Payet dengan Mudah dan Lengkap


  Penggunaan payet pada produk tekstil saat ini sedang tren. Penggunaan payet tidak hanya pada pakaian, namun payet juga bisa digunakan pada tas, dompet, taplak meja, sepatu, atau sarung bantal.

Pemasangan payet tidaklah sesulit yang dibayangkan. Jika anda telah menguasai teknik dasar sulam payet, anda dapat membuat sendiri kreasi sulam payet dari motif-motif payet yang dikehendaki. Berkreasi sulam payet membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan rasa seni yang tinggi sehingga dapat menghasilkan berbagai kreasi sulam payet dengan motif-motif cantik sesuai selera.

Keahlian sulam payet tidaklah hanya sekedar mengisi waktu luang. Anda juga bisa menjadikannya bisnis sebagai alternatif pemasukan anda. Dengan menekuni kerajinan pemasangan payet ini anda dapat menciptakan berbagai kreasi dari pruduk tekstil dari bentuk sederhana menjadi kreasi yang menarik setelah diberi sulam payet.

Alat dan Bahan Sulam Payet

Bagi pemula tentu masih belum paham apa yang dibutuhkan untuk membuat sulam payet. Alat dan bahan untuk menunjang kreasi sulam payet perlu dipersiapkan agar pembuatan sulam payet dapat anda lakukan dengan mudah dan lancar. Berikut ini alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan sulam payet.

Alat

    Jarum, merupakan alat untuk menyulam bahan yang akan dipasang payet. Jenis jarum yang biasa digunakan adalah jarum jahit (tangan) nomor 11, atau maksimal nomor 9.
    Gunting, digunakan untuk memotong kain dan benang.
    Karbon, digunakan untuk menjiplak desain atau rancangan motif yang akan disulam.
    Kertas Minyak, digunakan sebagai media untuk menggambar motif dan memindahkan desain motif ke kain.
    Pensil atau bolpoin, digunakan untuk membuat rancangan desain dan menjiplak rancangan gambar desain menggunakan karbon ke kain.
    Jarum Pentul, digunakan untuk menahan kertas minyak agar tidak bergerak saat dijiplak.
    Pensil Jahit, digunakan untuk menandai desain motif yang digambar langsung pada kain.
    Mata Nenek, digunakan sebagai alat bantu untuk memasukkan benang ke jarum.

Bahan

    Kain, gunakan kain yang dapat dipakai untuk kreasi sulam payet seperti kain katun, linen, sutra, wol, dan lainnya.
    Benang, benang yang dipakai adalah benang jahit atau benang nilon.
    Payet, berbagai macam bentuk, silahkan anda tentukan sendiri sesuai keinginan. Anda juga dapat menggunakan manik-manik berbagai macam bentuk yang memiliki lobang seperti payet.

macam-macam-bentuk-payet

Teknik Dasar Pemasangan Payet

Untuk memasang payet agar lebih mudah dan mendapatkan hasil yang bagus, sebaiknya anda mengetahui teknik dasar sulam payet berikut ini. Teknik ini merupakan tahap awal yang biasanya dilakukan setiap orang untuk mempermudah dalam membuat kreasi sulam payet.

1. Membuat Pola Desain Motif

Untuk membuat pola hiasan atau motif dapat dilakukan dengan menggambar langsung di kain, menjiplak gambar dengan karbon, atau mengikuti pola pada kain yang sudah bermotif.

gambar-motif-payet

    Menggambar pola hiasan atau motif langsung di kain hanya dapat dilakukan pada kain yang mudah digambar seperti kain blacu atau kain katun. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mahir dalam menggambar.
    Menjiplak dengan karbon dapat diterapkan pada berbagai jenis kain. Caranya letakkan karbon di atas kain dan kertas minyak yang sudah bergambar lalu jiplak dengan pensil. Cara ini adalah cara yang paling gampang dan umum dilakukan oleh pembuat sulam payet.
    Mengikuti pola gambar dapat dilakukan pada kain yang sudah bermotif seperti kain batik dan broklat, hal ini bertujuan untuk memberi penegasan pada motif.

2. Cara Pemasangan Payet
A. Tahap Awal
  • Siapkan kain yang sudah anda beri gambar desainnya.
  • Siapkan payet-payet yang akan dipasang.
  • Pilih benang jahit yang berwarna sama dengan payetnya. Masukkan benang ke lubang jarum secara langsung atau menggunakan mata nenek. Lalu ikat mati ujung benangnya.
  • Mulailah menusukkan jarum ke motif pada kain dari bawah dan pasang payetnya.
  • Tarik Benang hingga ujung. Matikan benang diatas kain, dan mulailah memasang payet.
B. Cara Memasang Payet
a. Tusuk Jelujur
memasang-payet-tusuk-jelujur
  • Lakukan tahap awal pemasangan payet, lalu masukkan satu payet bentuk batang ke jarum dan tarik benang sampai ujung.
  • Atur payet agar lurus, lalu tusukkan jarum ke kain pada ujung payet.
  • Keluarkan jarum pada tempat payet ke dua, dengan jarak yang sudah diatur. Lakukan seperti tahap pertama dan seterusnya mengikuti motif. Benang tidak perlu dimatikan.
b. Tusuk Tikam Jejak
memasang-payet-tusuk-tikam-jejak
Tusuk tikam jejak dilakukan untuk membuat payet tersusun rapat dan tidak berjarak dengan payet lainnya. Berikut cara melakukannya.
  • Lakukan tahap awal pemasangan payet, kemudian masukkan tiga buah payet bentuk pasir pada jarum, tarik benangnya sampai ujung.
  • Tusukkan jarum ke kain pada ujung payet terakhir secara rapat.
  • Tusukkan jarum ke atas pada payet nomor 2, lalu masukkan jarum ke payet nomor 3 dan masukkan 3 payet lagi kemudian tarik benangnya.
  • Lakukan hal yang sama untuk payet berikutnya mengikuti motif.
c. Bentuk Tabur
memasang-payet-bentuk-tabur
  • Lakukan tahap awal pemasangan payet. Selanjutnya masukkan payet bentuk piring dan payet bentuk pasir masing masing satu buah, tarik sampai ujung benang.
  • Tusukkan jarum pada payet bentuk piring, dan rapikan dengan menarik benang kemudiaan matikan di bawah kain.
d. Bentuk Bunga
memasang-payet-bentuk-bunga
  • Lakukan tahap awal pemasangan payet. Selanjutnya masukkan satu buah payet bentuk piring, lalu tusukkan jarum ke kain  pada tepi payet bagian dalam.
  • Pasang payet bentuk piring lainnya. Lakukan seperti cara yang pertama sampai membentuk lingkaran.
  • Tusukkan jarum ke kain dari bawah pada salah satu lubang payet bentuk piring yang telah terpasang, lalu masukkan satu buah payet bentuk pasir kemudian masukkan lagi satu buah payet bentuk piring.
  • Tusukkan jarum ke bawah kain di tepi payet bagian dalam atau pada tusukan benang untuk payet di bawahnya, lalu kuatkan dengan menarik benang.
  • Lakukan hal yang sama untuk payet berikutnya sampai tersusun dua payet bentuk piring.
  • Untuk putik tengahnya, tusukkan jarum pada tengah lingkaran dari bawah, lalu masukkan satu buah payet bentuk piring dan satu buah payet bentuk pasir, lalu tarik benang hingga ujung.
  • Tusukkan jarum pada lubang payet bentuk piring yang berada di tengah lalu matikan di bawah kain.
e. Bentuk Daun
memasang-payet-bentuk-daun
  • Lakukan tahap awal pemasangan payet. Kemudian masukkan payet bentuk batang 3 atau 4 buah lalu tarik benang sampai ujung.
  • Lakukan pemasangan payet dengan posisi menyerong seperti bentuk tulang daun.
  • Tusukkan  jarum ke bawah kain di ujung payet terakhir, lalu tusukkan ke kain disamping payet nomor dua. Lakukan pemasangan payet berikutnya seperti cara pertama hingga membentuk tulang-tulang daun.
f. Bentuk Rantai
memasang-payet-bentuk-rantai
  • Lakukan tahap awal pemasangan payet. Masukkan 7 buah payet bentuk pasir, kemudian tarik sampai ujung benang.
  • Tusukkan jarum ke bawah kain pada payet nomor 4, lalu tarik benang hingga membentuk lengkungan payet.
  • Pemasangan berikutnya, tusuk jarum pada tengah kain di payet yang membentuk lengkungan. Lakukan hal yang sama pada rangkaian berikutnya hingga membentuk rantai.
g. Bentuk Tumpuk
memasang-payet-bentuk-tumpuk
  • Lakukan tahap awal pemasangan payet. Kemudian masukkan 1 buah payet bentuk piring dan tarik sampai ujung benang.
  • Tusukkan jarum ke bawah kain di tepi payet, lalu tusukkan lagi ke atas kain di lubang payet.
  • Masukkan lagi 1 payet berikutnya, susun hingga tepi payet ke 2 menutupi lubang payet pertama. Tarik benang hingga ujung dan masukkan benang di tepi payet ke 2.
  • Lakukan hal yang sama pada payet bentuk piring berikutnya.

C. Kreasi Sulam Payet


motif-payet-sarung-bantal
Motif Payet Sarung Bantal
motif-payet-baju
Motif Payet Baju
memasang-payet-pada-brokat
Motif Payet Brokat
memasang-payet-pada-tas
Motif Payet Pada Tas
memasang-payet-pada-sepatu
Motif Payet pada Sendal atau Sepatu

Persiapan Nikah A to Z within Frugal Living

Tulisan ini murni dibuat untuk berbagi ilmu ya, bukan untuk menggurui ^^

Semakin mendekati hari H, semakin banyak persiapan yang dilakukan. Sejak awal bapak sudah menggaris bawahi bahwa tema nikahannya adalah "tamu nyaman" sementara ibu punya prinsip "gak mainstream" jadilah kalau keduanya digabungin "tamu nyaman dan gak mainstream".

Saya dan adik saya yang mengelola konsep .. secara ortu PNS gitu loh yang sering ditinggal2 dan pikiran + kesibukannya gak keruan mikir banyak orang.

Kalau konsep saya pribadi "frugal life" alias hemat.. gmn caranya ya ? simak yaa...every detail has stories.

1. Jadwal rapat besar
Kalau saya menetapkan rapat besar ini dilakukan 1 kali saja dan H-30. Rapat besar ini lumayan rempong karena persiapannya.

2. Konsep busana seragam
Sejak kecil saya dan keluarga besar adalah orang yogya, calon saya juga yogya, maka sepakat busana "kasultanan ngayogyakarta". Dimana laki-laki memakai surjan dan ibu-ibu embak-embak mengenakan kebaya kutu baru.


www.forum.detik.com


I Love the way of classic, so natural.

Seragam yang disepakati adalah kebaya dan surjan sewa sementara jariknya pemberian.

Kenapa ? Karena dengan memberikan bahan kebaya pada kerabat dan saudara tentu merepotkan secara keuangan dan tenggat waktu yang dekat (so far).

Setelah ke toko kain dan melihat harga bordir memang tidak mahal ada yang 20-35K/m kemudian pemilik hajat biasanya memberikan uang untuk menjahit @50 ribu. Pada kenyataannya menjahit dengan diuber waktu biasanya lebih dari itu.

Kalau sewa all include 160K termasuk rias dan kebaya payet.
Untuk laki2 40K all include.
Jadi sepasang @200K.

3. Pemberian seragam
Setelah menimbang-nimbang dan tanya sana sini plus pengalaman pribadi ibu saya yang mengoleksi banyak sekali kebaya pemberian bahan dari orang (biasanya sekali pakai). Maka untuk rencana pernikahan saya, ibu bapak memberi seragam berupa "jarik" as simple as memang but ibu saya juga mewiru (melipat jarik sebagai simbol pemakaian formal) sendiri.






40 jarik di wiru manual, saya yang diajarin cuma sanggup ngerjain 1 karena butuh kesabaran.

Ceritanya simbah putri dulu adalah pengrajin batik, jadi ibu diajarkan cara membatik salah satunya sampai tahap mewiru.
Wiru ada tekniknya loh (saya juga baru tau). Jadi tepian kain putih berada di depan kemudian dilipat seperti kipas hingga 5 kali.

Pertama-tama amati kain dan motifnya. Kalau motif kawung tentu lebih mudah dari motif parang karena tidak mungkin kebalik. Bagi laki-laki lipatan wirunya meliputi 4 jari sementara wanita 2 jari. Pemakaiannya wanita dan laki-laki berpasangan harus seragam jariknya. Ini sudah mutlak.

Saya dan ibu beli jarik ini di pasar beringharjo, di kios Bu Tjib. Kios kecil klasik dan Bu Tjib sendiri yang jual masih mengenakan busana Jawa klasik plus sanggulan. Saya dan ibu langsung ingat simbah putri rasanya..hehehe..
Bagi yang mau tanya2 kontaknya silahkan hubungi saya :)



Memilih jarik di pasar secara harga mungkin sama jatuhnya dengan yang di retail toko kain seperti niagara namun yang membedakan adalah banyaknya motif yang bisa dipilih dan packaging yang lebih bagus (jadi kelihatan mahal gitu :p)


4. Buku Panduan
Bisa dibilang ini yang paling lama karena isinya tentang :

a. Panitia
Pembagian panitia harus sesuai dengan kondisi realnya.
Misalnya apabila kita melibatkan tetangga depan rumah yang ngontrak, pastikan dulu pada tanggal bulan tersebut dy masih ngontrak. kalaupun ternyata dy sudah pindah sebaiknya jangan dilibatkan.
Kemudian apabila ada saudara yang sakit jangan sampai dilibatkan jadi panitia yang mobile, namun tetap diberi seragam dengan pilihan monggo mau duduk dimana.

b. Denah
Kesekian kalinya saya berkunjung ke venue rencana hajatan, saya memfoto detail2nya. Dengan corel draw saya gambar denah nya walaupun tanpa skala tapi mirip2 kok, karena ada fotonya.

c. Jadwal
Jadwal harus jelas dan bagi yang mau rias di rumah diperbolehkan dengan catatan bisa datang ke venue 1 jam lebih awal.

d. Konsumsi
Punya bude-bude yang TOP dalam dunia perpancian memudahkan bagian ini. Bude-bude saya dari gunung, dengan senang hati membawa crew untuk membantu memasak di rumah

e. Display konsumsi
Untuk acara di rumah, tetangga yang punya catering bersedia meminjamkan displaynya
Untuk acara di gedung, kami pakai vendor yaitu teman Muhammadiyah bapak. Namanya Labbaika, siapa tau ada yang kenal ^^

f. Vendor dan CP
Saya juga membuat kolom vendor dan CP untuk memudahkan para panitia untuk berkoordinasi

5. Souvenir
Alkhamdulillah, dengan pengalaman saya buka jasa jahit kini saya pakai untuk menjahit souvenir sendiri. Tentu saya dibantu dengan seorang penjahit, yang dengan telaten menangani berbagai persoalan (lebayyy).
Bisa dibilang ini konsep souvenir yang cukup unique, jadi saya butuh beberapa orang untuk diajak kerjasama yaitu : sablon, operator mesin potong, penjahit.


FYI ini juga gak sekali jadi, karena pertama2 saya harus bikin konsep dan pola (sebelumnya sudah ada gambaran dari souvenir teman bapak) kemudian pola tersebut ukuran harus sama dengan karton. kemudian dipotong dan dicetak. begitu juga dengan kain.

yang paling sulit adlah menemukan penjahit yang loyal, disaat saya belakang merasa kenapa penjahit pribadi saya sepertinya kurang loyal dalam hal ini, but mungkin ini cm perasaan saya aja.. hehe.. hikmahnya saya menemukan penjait baru yang lebih low profile.



Sudah jadi 700 alkhamdulillah ada bahan sisa dan ada bahan yang diberi teman
(gak sengaja waktu mau nyablonin kain dia kasih ke saya bahan, katanya dy habis jadi panitia di acara dan banyak bahan yang dibuang2 biar gak eman2 dya kasih ke saya setaunya buat cover tas)



Setelah dipikir2 bahan sisa2 ini akhirnya saya bikin lagi untuk rencana acara insyaallah pengajian unduh mantu :)




Souvenir kalau kepanjangan bisa kali jadi satu halaman sendiri :D https://instagram.com/denayubag/


https://www.facebook.com/pages/Denayu-Bag/405899149440913?pnref=lhc

6. Persiapan rapat besar

Rapat besar itu butuh gladi resik, jangan sampai pas lagi presentasi malah keluarga inti gak kompak. Caranya beri kesempatan ibu untuk urus konsumsi, rias, busana dan kesempatan bapak untuk urus panitia, vendor, dll.

Rapat besar keluarga saya pakai LCD dan Proyektor (pinjeman dari sekolah ibu :p)
Pada acara itu buku panduan yang saya sususn dan revisi sampai 6 kali di presentasikan (akhirnya gak sia-sia jadi staff penelitian yang biasa ngeformat ms word sampai level mahirotun dan kebetulan bisa dikit2 corel)



Sementara bapak presentasi, saya membagikan buku panduan (saya cetak jam 10 malam di fotokopian jakal yang buka 24 jam (anak kampus pasti tau deh :p) karena sebelumnya ada kondangan di godean).
Uda cetak 30 masih aja kurang gak enak kan kalau buat rebutan (lebayyy).

Setelah rapat pasti ada deh namanya revisi akhirnya sekarang masih proses bikin edisi ke 7, but so far everything running well. Sampai saya bikin daftar isi pencarian nama, since i knew there lot of ppl felt sleepy to reading.

7. Kukut2

Sebagaimana yang saya ceritakan, hanya kami berempat dan kebetulan semuanya productive yang tinggal di rumah ini, dan kukut2 sendiri dan membersihkan sendiri, mencuci piring sendiri, angkut2 sofa sendiri, dan mencuci korden sendiri karena kalau rapat agar terang korden di jendela dilepas sekalian dicuci.
Korden ini pun dibuat oleh ibu saya sendiri dari pertengahan dibuatnya rumah ini (how sweet) :)

Kembali saya bersyukur, ada mbak tina dan mas angkasa yang membantu keluarga kecil ini ketika beres2 dan ater2 makanan.

--

Salah satu hikmah yang saya petik dari rencana hajatan ini adalah frugal living / hemat "handmade is helpfull", hal-hal sepele yang butuh keuletan dan gak semua orang mau ngejalaninnya ini ternyata punya harga loh :) namun yang termahal adalah kepuasan karena tidak ternilai harganya .


 sumber : http://www.senibudayaku.com/2017/02/cara-pemasangan-payet-dengan-mudah-dan-lengkap.html http://lutfandita.blogspot.co.id/2015/03/persiapan-nikah-to-z-within-frugal.html#sthash.HR0QwlYQ.dpuf

0 komentar:

Post a Comment