, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Handout 1

Handout 1

baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
Handout 1

pola dasar baju anak - DASAR PEMIKIRAN DAN FUNGSI PENGEMBANGAN

   
        Masa kanak-kanak/paud, sangat penting untuk mendasari pemahaman terhadap pengetahuan, sikap dan kepribadian. Masa pendidikan Taman Kanak-kanak sangat pendek antara 1-2 tahun.  Pada masa ini proses pembelajaran bagi anak ditekankan pada aspek pertumbuhan dan perkembangan fisik/motorik, konitif, bahasa social emosional, konsepdiri, disiplin, kemandirian, moral, seni dan nilai-nilai agama. Sebagai masa peka, pendidikan di taman kanak-kanak memberikan pengalaman yang akan dan dialami anak agar mampu menuju jenjang pendidikan selanjunya.
       Ada beragam pendapat tentang batasan anak usia dini. NAEYC menyatakan bahwa ana usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang mencakup dalam program pendidikan di Taman asauh  anak/Taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan pra sekolah baik swasta maupun negeri, TK dan SD.
       Sedang UU Sisdiknas di Indonesia menyatakan gahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu  upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
     Anak usia dini mempunyai karakteristik yang khas dibanding pada anak usia SD., sebagai berikut:
1.    Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2.    Merupakan pribadi yang unik
3.    Suka berfantasi dan berimajinasi
4.    Masa paling potensial untuk belajar
5.    Menunjukkan sikap egosentris
6.    Mempunyai rentang daya konsentrasi yang pendek
7.    Sebagai bagian dari makhluk sosial
Dan terdapat beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan oleh pendidik maupun orangtua Aud, adalah sebagai berikut:
1.    Membutuhkan rasa aman, istirahat dan makanan yang baik
2.    Datang ke dunia yang diprogram untuk meniru
3.    Membutuhkan latihan dan rutinitas
4.    Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban
5.    Cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa
6.    Membutuhkan pengalaman langsung
7.    Trial and error menjadi pokok dalam belajar
8.    Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak

    Berdasarkan karakteristik dan beberapa hal yang membutuhkan perhatian dari pendidik di atas, maka pendidikan TK dan AUD harus memenuhi standar minimal dalam proses pembelajarannya  termasuk bagaimana system pembelajaran dan model yang digunakan didalamnya.  Dalam proses pembelajaran di TK. Misalnya, bermain di luar dan di dalam kelas, yang berkaitan dengan fungsi dan tujuan motorik halus dan kasar, harus mendapat perhatian sebagaiman kegiatan lainnya, agar pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor berjalan seimbang, karena jika tidak, maka akan menghambat laju pertubuhan fisik anak.
     Perkembangan anak pada usia 4-5 tahun lebih mengarah pada perkembangan dendrite-dendrit (tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel) atau disebut juga serabut syaraf dan juga otak tengah beradaptasi terhadap lingkungan untuk membentuk denditic sprouting (pertumbuhan tunas sel dendrite). Prinsipnya adalah bagaimana aksi lingkungan terhadap, perilaku dan bagaimana reaksi individu terhadap lingkungan.
       Lingkungan untuk anak usia 3-6 tahun diantaranya:
1.    Harus menyediakan kesempatan bermain di dalam dan di luar ruangan
2.    Menyediakan kesempatan untuk mengadakan hubungan dengan oranglain
3.    Menyediakan bermacam-macam bahan permainan yang mendukung 3 jenis permainan (sensorimotor, peran dan pembangunan) dll (lihat muflihah sulastri)

      


Pert. Ke 2
KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK
PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

A.    Pengertian Motorik
Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya ’dasar mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak’. Gerak (movement) adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang terkoordinasi (otak, saraf, otot, dan rangka) dengan proses mental yang sangat kompleks, yang disebut sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, tetapi selalu terkoordinasi. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, gerak yang dilakukan dapat mengalami gangguan pula. Dengan kata lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar, dan alat lainnya) yang dapat direspons oleh anak.
Kemampuan gerak dasar sudah dimulai sejak anak dalam kandungan sampai lahir. Pada saat lahir bayi mulai menggerakkan kedua tangannya, kemudian menarik dan menjulurkan kedua kakinya, memutar badan ke samping, tengkurap, merangkak, merambat untuk berdiri, dan berjalan hingga berlari. Gerak dasar meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan gerak manipulatif.
Gerak lokomotor adalah gerakan yang memindahkan tubuh atau berat badan dari satu tempat ke tempat lainnya dan biasanya membutuhkan ruang yang cukup lebar dan luas, seperti jalan, jinjit, lari, loncat, dan lompat serta gerak kombinasi; meluncur, menggeser ke kanan dan ke kiri.
Gerak nonlokomotor adalah gerak yang dilakukan di tempat, tanpa menggunakan ruang yang lebar dan luas seperti membungkuk, menekuk, mengayun, bergoyang, berputar, dan meliuk.
Gerak manipulatif dilakukan apabila anak menghadapi berbagai macam objek dan cenderung mengarah pada koordinasi antara mata dan kaki, mata dan tangan, seperti mendorong, memukul, memantul, melempar, menendang, berguling, menerima, menangkap, menghentikan, menari, dan melakukan gerak pantomim. Kemampuan gerak dasar inilah yang akan berperan sebagai landasan perkembangan keterampilan motorik halus anak.

B. Perkembangan Motorik
       Perkembangan motorik, adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi (Elizabeth, 1978), Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan anak pada masa atau sejak lahir. Dalam proses perkembangan motorik tersebut ada beberapa prinsip perkembangan motorik berdasarkan beberapa hasil penelitian yang cukup lama (longitudinal), yaitu:
1. perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf;
2. belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang (otot dan sarafnya);
3. perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan (Cephalocaudal: dari kepala ke kaki dan Proximaodistal: dari sendi utama ke bagian terkecil);
4. dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik (berdasarkan umur rata-rata untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik lainnya);
5. terjadi perbedaan individual dalam laju perkembangan motorik.
Endang (2007) mengemukakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yang menyebabkan perbedaan individual antara anak yang satu dan yang lainnya di antaranya adalah:
1. sifat dasar genetik (faktor bawaan);
2. keaktifan janin dalam kandungan;
3. kondisi pranatal yang menyenangkan, khususnya kondisi ibu dan gizi makanan sang ibu;
4. proses kelahiran, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motoriknya;
5. kondisi pascalahir, berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang dapat menghambat/mempercepat laju perkembangan motoriknya;
6. ada tidaknya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk mengerakkan semua anggota tubuh;
7. cacat fisik, akan dapat memperlambat perkembangan motorik anak.
     Tugas perkembangan anak yang penting dalam masa TK dan dalam tahun-tahun permulaan sekolah terdiri atas perkembangan motorik yang didasarkan pada penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara terkoordinasi.
C. Kemampuan Motorik Anak TK
           Kemampuan motorik dapat berkembang secara alami tanpa dilatih karena adanya pengaruh pertumbuhan dan kematangan anak. Perubahan kematangan itu hanya meningkatkan keterampilan sampai batas minimal. Contoh sederhana adalah keterampilan memegang pensil. Tanpa berlatih pun kemampuan anak memegang pensil tetap akan berkembang. Namun, perlu dipertanyakan seberapa jauh tingkat keterampilan itu dapat berkembang jika tidak dilatih secara khusus sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
         Agar kemampuan motorik anak TK terlatih dibutuhkan pemahaman tentang kesadaran motorik yang meliputi: pancaindera, keseimbangan, ruang, tubuh, waktu, dan arah dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan pancaindera merupakan alat yang digunakan untuk mengenali lingkungan sekeliling anak TK sehingga anak dapat berinteraksi.
2. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan keseimbangan adalah kemampuan menjaga pusat berat badan.
3. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan ruang merupakan kemampuan memahami ruang eksternal atau sekitar anak TK dan memfungsikan motorik melalui ruang tersebut, seperti lingkaran, segi tiga, dan segi empat.
4. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan tubuh merupakan kemampuan untuk mengetahui dan memahami nama dan fungsi macam-macam bagian tubuh yang melekat pada diri anak TK, seperti kaki, tangan, mata, dan telinga.
5. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan waktu merupakan kemampuan menduga waktu kedatangan didasarkan pada ciri kecepatan jalannya benda, berat, dan jarak benda. Dengan kata lain, waktu merupakan kemampuan individu mengantisipasi suatu benda yang datang kepadanya.
Perubahan keterampilan motorik anak karena faktor kematangan jelas tidak dapat dinyatakan sebagai hasil belajar atau latihan. Pemberian latihan yang sistematis dan terprogram secara baik memerlukan pengembangan kemampuan motorik, dalam hal ini motorik halus, yang menjadi upaya konkret dalam memfasilitasi peningkatan keterampilan motorik halus anak secara optimal.
D. Tujuan
     Tujuan pengembangan fisik/motorik di TK adalah untuk lmemperkealkan dan melatih gerak kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan ketrampilan tubuh , dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil.
E. fungsi
     Fungsi pengembangan fisik/motorik di TK adalah sebagai berikut:
1.    Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan
2.    Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan kesehatan anak
3.    Membentuk, membangun dan memperkuat tubuh anak
4.    Melatih ketrampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak
5.    Meningkatkan perkembangan emosional anak
6.    Meningkatkan perkembangan sosial anak
7.    Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi


Pertemuan ke 2
Pada masa taman kanak-kanak penyerapan informasi akan berlangsungd sangat cepat dan cepat pula direspon oleh otak sehingga anak pada masa ini banyak melakukan peniruan terhadap bahasa, perilaku dan emosional. masa ini dikenal pula sebagai masa emas (golden age). Hal ini berarti pula peletakan proses pendidikan TK haruslah benar dan sesuai dengan karakter dan perkembangan anak, sehingga dapat dikembangkan menuju pertumbuhan yang optimal dan jika terdapat kekeliruan maka akan mengakibatkan penyimpangan terhadap tumbuh kembang anak yang sulit untuk diperbaiki. Hal ini akan merugikan anak dalam menghadapi masa depannya, keluarga dan bangsa.
     Proses pembelajaran di TK tidak memperhatikan salah satu aspek secara parsial (sebagian), melainkan menyeluruh terhadap komponen terkait pada diri anak. Pertumbuhan otak pada masa ini perlu mendapat rangsangan untuk menerima informasi yang bermanfaat bagi anak serta mengembangkan sikap social-emosional, seiring itu pula pertumbuhan otak dan juga pertumbuhan jasmani penting untuk diperhatikan.Terganggunya keseimbangan pertumbuhan jasmani akan mengganggu anak dalam melakukan aktivitas dan keterampilan fisik/motorik yang melibatkan system kerja sensori –motorik (system syaraf dan otot).

A.    Lingkup Pengembangan Motorik Halus:
     Motorik halus adalah gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka, dll. Gerakan motorik halus terutama yang melibatkan otot tangan dan jari, biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil. Beberapa gerakan yang dapat dimasukkan dalam gerakan motorik halus misalnya: meronce, menggunting, merobek, menggambar, melipat, meremas, tertawa, melotot dll.
     Khusus di TK, pengembangan kegiatan motorik halus lebih banyak diarahkan pada latihan otot tangan dan jari. Keterampilan ini digunakan unntuk makan, berpakaian menulis dan menggunakan alat bermain, konstruksi kecil. Motorik halus ini akan berkembang sesuai dengan usia anak.
    Seiring dengan perkembangan motorik halus anak, tepat sekali diajarkan atau dilatihkan tentang hal-hal berikut:
a.    Dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar
b.    Dasar ketrampilan kegiatan mandiri
c.     Dasar ketrampilan kelentukan otot-otot tangan dll
    Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan.  Pengembangan fisik motorik merupakan salah satu pengembangan dasar  anak, yang bahan kegiatannya mencakup kegiatan yang mengarah untuk melatih motorik kasar dan halus.
Motorik kasar  meliputi gerakan  jalan, lari, lompat, senam, keterampilan dengan bola, keterampilan dengan peralatan, menari, latihan ritmik dan gerakan gabungan. Dalam melakukan gerakan-gerakan dasar, guru harus membimbing, memberi contoh dan mendampingi, tidak sekedar perintah ataupun memberi instruksi disertai dengan berbagai gerakan permainan yang variatif.
Sedangkan perkembangan motorik halus dikembangkan melalui olah tangan dengan menggunakan alat/media kreatif seperti kuas, pensil, tanah liat, plastisin, busa dll., dengan demikian kegiatan tersebut dapat melatih otot-otot tangan dan koordinasi antara mata, pikiran dan tangannya.
Agar kegiatan fisik motorik dapat berjalan dengan baik, maka anak didik dituntut memiliki perhatian dan daya tangkap yang baik pula, seperti kecepatan bereaksi, kesanggupan keerjasama, jujur, disiplin dll yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi (sifat/wattak) perkembangan individu dipaparfkan oleh Hurlock sebagai berikut:
1.    Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya ke kondisi yang independent.
2.    Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperolah perasaan senang. Seperti anak senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan
3.    Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis dan baris-berbaris
4.    Melalui perkembangan  motorik yang normal memungkinkan anak untuk bermain dangan teman sebayanya.
5.    Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept atau kepribadian anak.

B.    Fungsi
Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman Kanak-Kanak berfungsi:
1. Membantu pendidik agar memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran secara seimbang, baik jasmani maupun rohani;
2. Memberikan pembelajaran dan pengembangan motorik halus secara sistematik dengan menggunakan media yang tepat;
3. Meningkatkan penggunaan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK;
4. Mengidentifikasi hambatan atau penyimpangan yang mungkin terjadi dalam proses pengembangan kemampuan motorik halus di TK sehingga jika terjadi hambatan atau penyimpangan dapat dilakukan perbaikan sejak dini;
5. Membantu proses menyeimbangkan fungsi belahan otak kiri dan otak kanan anak TK;
6. Membantu proses pertumbuhan otot dan saraf, yang merupakan bagian sensor perkembangan motorik anak yang sedang tumbuh dan berkembang;
7. Mengembangkan kemampuan motorik anak sesuai dengan sistem anatomi dan karakteristik pertumbuhan anak.
B. Tujuan




























Handout ke 3
KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK
PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

B.    Pengertian Motorik
Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya ’dasar mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak’. Gerak (movement) adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang terkoordinasi (otak, saraf, otot, dan rangka) dengan proses mental yang sangat kompleks, yang disebut sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, tetapi selalu terkoordinasi. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, gerak yang dilakukan dapat mengalami gangguan pula. Dengan kata lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar, dan alat lainnya) yang dapat direspons oleh anak.
Kemampuan gerak dasar sudah dimulai sejak anak dalam kandungan sampai lahir. Pada saat lahir bayi mulai menggerakkan kedua tangannya, kemudian menarik dan menjulurkan kedua kakinya, memutar badan ke samping, tengkurap, merangkak, merambat untuk berdiri, dan berjalan hingga berlari. Gerak dasar meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan gerak manipulatif.
Gerak lokomotor adalah gerakan yang memindahkan tubuh atau berat badan dari satu tempat ke tempat lainnya dan biasanya membutuhkan ruang yang cukup lebar dan luas, seperti jalan, jinjit, lari, loncat, dan lompat serta gerak kombinasi; meluncur, menggeser ke kanan dan ke kiri.
Gerak nonlokomotor adalah gerak yang dilakukan di tempat, tanpa menggunakan ruang yang lebar dan luas seperti membungkuk, menekuk, mengayun, bergoyang, berputar, dan meliuk.
Gerak manipulatif dilakukan apabila anak menghadapi berbagai macam objek dan cenderung mengarah pada koordinasi antara mata dan kaki, mata dan tangan, seperti mendorong, memukul, memantul, melempar, menendang, berguling, menerima, menangkap, menghentikan, menari, dan melakukan gerak pantomim. Kemampuan gerak dasar inilah yang akan berperan sebagai landasan perkembangan keterampilan motorik halus anak.
B. Perkembangan Motorik
       Perkembangan motorik, adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi (Elizabeth, 1978), Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan anak pada masa atau sejak lahir. Dalam proses perkembangan motorik tersebut ada beberapa prinsip perkembangan motorik berdasarkan beberapa hasil penelitian yang cukup lama (longitudinal), yaitu:
1. perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf;
2. belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang (otot dan sarafnya);
3. perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan (Cephalocaudal: dari kepala ke kaki dan Proximaodistal: dari sendi utama ke bagian terkecil);
4. dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik (berdasarkan umur rata-rata untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik lainnya);
5. terjadi perbedaan individual dalam laju perkembangan motorik.
Endang (2007) mengemukakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yang menyebabkan perbedaan individual antara anak yang satu dan yang lainnya di antaranya adalah:
1. sifat dasar genetik (faktor bawaan);
2. keaktifan janin dalam kandungan;
3. kondisi pranatal yang menyenangkan, khususnya kondisi ibu dan gizi makanan sang ibu;
4. proses kelahiran, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motoriknya;
5. kondisi pascalahir, berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang dapat menghambat/mempercepat laju perkembangan motoriknya;
6. ada tidaknya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk mengerakkan semua anggota tubuh;
7. cacat fisik, akan dapat memperlambat perkembangan motorik anak.
     Tugas perkembangan anak yang penting dalam masa TK dan dalam tahun-tahun permulaan sekolah terdiri atas perkembangan motorik yang didasarkan pada penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara terkoordinasi.
C. Kemampuan Motorik Anak TK
           Kemampuan motorik dapat berkembang secara alami tanpa dilatih karena adanya pengaruh pertumbuhan dan kematangan anak. Perubahan kematangan itu hanya meningkatkan keterampilan sampai batas minimal. Contoh sederhana adalah keterampilan memegang pensil. Tanpa berlatih pun kemampuan anak memegang pensil tetap akan berkembang. Namun, perlu dipertanyakan seberapa jauh tingkat keterampilan itu dapat berkembang jika tidak dilatih secara khusus sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
         Agar kemampuan motorik anak TK terlatih dibutuhkan pemahaman tentang kesadaran motorik yang meliputi: pancaindera, keseimbangan, ruang, tubuh, waktu, dan arah dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan pancaindera merupakan alat yang digunakan untuk mengenali lingkungan sekeliling anak TK sehingga anak dapat berinteraksi.
2. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan keseimbangan adalah kemampuan menjaga pusat berat badan.
3. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan ruang merupakan kemampuan memahami ruang eksternal atau sekitar anak TK dan memfungsikan motorik melalui ruang tersebut, seperti lingkaran, segi tiga, dan segi empat.
4. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan tubuh merupakan kemampuan untuk mengetahui dan memahami nama dan fungsi macam-macam bagian tubuh yang melekat pada diri anak TK, seperti kaki, tangan, mata, dan telinga.
5. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan waktu merupakan kemampuan menduga waktu kedatangan didasarkan pada ciri kecepatan jalannya benda, berat, dan jarak benda. Dengan kata lain, waktu merupakan kemampuan individu mengantisipasi suatu benda yang datang kepadanya.
Perubahan keterampilan motorik anak karena faktor kematangan jelas tidak dapat dinyatakan sebagai hasil belajar atau latihan. Pemberian latihan yang sistematis dan terprogram secara baik memerlukan pengembangan kemampuan motorik, dalam hal ini motorik halus, yang menjadi upaya konkret dalam memfasilitasi peningkatan keterampilan motorik halus anak secara optimal.



Handout ke 4
PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

A. Pengertian Motorik Halus
       Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat, seperti menggunting mengikuti garis, menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok, memasukkan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah, menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, krayon dan spidol, serta melipat.
B. Pengembangan Motorik Halus Anak TK
Perkembangan motorik halus untuk anak usia empat dan lima tahun (Milestones dalam Gronlund, 2001) adalah sebagai berikut.
1. Untuk Anak usia Empat Tahun
a.menyusun puzzle dengan jumlah potongan sedikit, papan pasak kecil, meronce, bermain playdough, meneteskan air, dll.;
b. menuang pasir dan air ke dalam wadah kecil;
c. membangun struktur balok yang kompleks;
d. menggambar orang paling sedikit empat bagian;
e. memakai baju tanpa bantuan orang lain
2. Untuk Anak Usia Lima Tahun:
a. menyusun puzzle dengan jumlah potongan banyak, menggunakan permainan manipulatif berukuran kecil dengan mudah;
b. membangun struktur dengan balok tiga dimensi;
c. menggambar orang dengan pola geometri;
d. menulis nama pertama/nama panggilannya dan menulis beberapa huruf secara kasar (belum rapi), tetapi terbaca oleh orang dewasa;
e. menggunakan palu, gunting, obeng, dan pelubang kertas tanpa bantuan orang lain;
f. memakai baju dengan mudah, mengikat tali sepatu dengan sedikit bimbingan orang dewasa.
Pada usia 4 s.d. 5 tahun anak sudah dapat menggambar ”orang” berupa lingkaran untuk kepala, dua lingkaran yang lebih kecil dan garis untuk mata dan mulut, dan empat garis untuk tangan dan kaki (Bealy, 1998)
Dari uraian di atas ternyata pengembangan motorik halus dapat dilakukan melalui pengembangan kemampuan dasar yang lain, seperti kemampuan kognitif (misalnya bermain puzzle), kemampuan untuk menolong diri sendiri (mandiri), kemampuan bahasa (khususnya pramenulis), dan kemampuan seni. Hal ini sesuai dengan pendapat Neo-Piaget, bahwa proses berpikir anak untuk memperoleh konsep melibatkan beberapa area otak. Biasanya pada usia 4 s.d. 10 tahun melibatkan tiga area otak. Sebagai contoh, ketika anak menghitung balok, anak akan membilang (pengembangan kognitif) balok tersebut, mengucapkan urutan bilangan, misalnya satu, dua, tiga, empat, ... (pengembangan kognitif dan bahasa), serta memegang, memindahkan dan menyusun balok (pengembangan motorik halus). Dalam pembelajaran dapat digunakan metode the whole brain learning (pembelajaran otak seutuhnya) karena belahan otak kanan dan kiri mempunyai fungsi atau kemampuan yang berbeda atau spesialisasi hemisfer/hemispheric specialization (W.R Sperry et.al. dalam Sidiarto & Lily, 2008). Belahan otak kanan mempunyai sifat menyatukan (unity) dan belahan otak kiri mempunyai sifat memisahkan (disunity).
Berikut ini adalah fungsi belahan otak kiri dan kanan yang lebih detail mencakup:
1) komunikasi verbal;
2) linguistik;
3) logis dan analitis;
4) simbolik;
5) praktis;
6) rincian internal;
7) proses aritmatik;
8) serial;
9) fokus;
10) perbedaan;
11) bergantung pada waktu;
12) segmental; dan
13) pikiran konvergen.

Kemampuan (belahan otak kanan) mencakup:
1) komunikasi pragmatik;
2) visual imajinasi;
3) pengenalan wajah;
4) konfigurasi eksternal;
5) holistik-intuitif;
6) susunan spasial;
7) pararel;
8) tidak bergantung waktu;
9) spasial, global;
10) pikiran divergen;
11) seni, spiritual, kreativitas.
      Berdasarkan uraian di atas, dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran otak seutuhnya (the whole brain learning) diperlukan pengetahuan tentang mekanisme kerja otak. Dari segi pembelajaran, mekanisme kerja otak dapat ditinjau dari pendekatan lateral (dari belahan otak kanan ke belahan otak kiri) dan pendekatan longitudinal (dari otak bagian belakang ke bagian depan). Sehingga dapat menciptakan peserta didik yang kreatif, produktif dan mempunyai pola pikir yang menyeluruh, yaitu cerdik dan cerdas.
Anterior/bagian depan : pusat beraksi, bertindak dan bertutur
Posterior/bagian belakang : pusat pengenalan, pengertian, dan pemahaman
Gerakan dapat merekatkan belahan otak kanan dan kiri, oleh sebab itu anak usia dini akan lebih mudah belajar apabila mereka bergerak, tidak hanya duduk diam. Gerakan dapat dilakukan melalui bermain, pengembangan kemampuan motorik kasar dan halus. Menurut Paul Denisson, ”Movement is the door to learning”. Mereka akan mudah belajar jika bergerak dan suasana belajarnya menyenangkan.
Pengembangan motorik halus yang terintegrasi dengan kemampuan dasar lain di kurikulum TK akan merangsang perkembangan otak secara menyeluruh. Pengembangan tersebut mencakup hal-hal berikut ini:
1)    Pengembangan motorik halus untuk TK kelompok A (usia 4-5 tahun):
a) Pengembangan kemandirian yang sekaligus kemampuan motorik halus:
(1) membersihkan diri sendiri dengan bantuan (misalnya meng-gosok gigi, mandi, dan buang air);
(2) mengurus diri sendiri dengan sedikit bantuan (misalnya ber-pakaian dan makan);
b) Pengembangan kemampuan bahasa, khususnya pramenulis, sekaligus 
    kemampuan motorik halus:
membuat berbagai macam coretan membuat gambar dan coretan (tulisan) tentang cerita mengenai gambar yang dibuatnya.
c) Pengembangan kognitif, sekaligus kemampuan motorik halus:
(1) menyusun 4-6 kepingan puzzel menjadi bentuk utuh;
(2) mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian, beras, dll.;
(3) membilang dengan benda-benda;
(4) mengelompokkan bentuk geometri.
d) Pengembangan motorik halus:
(1) memegang pensil (belum sempurna) untuk menggambar bebas dengan gerakan naik turun bersambungan;
(2) membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough, dan tanah liat;
(3) menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung, dan lingkaran;
(4) meniru melipat kertas sederhana (1-6 lipatan);
(5) menjahit jelujur sepuluh lubang dengan tali sepatu;
(6) menggunting bebas;
(7) merobek bebas;
(8) menyusun menara dari kubus minimal delapan kubus;
(9) membuat lingkaran dan segi empat.
e) Pengembangan seni, sekaligus kemampuan motorik halus:
(1) menggambar bebas dengan berbagai media (pensil warna, krayon, arang, dll.);
(2) menggambar orang dengan lengkap dan sederhana (belum proporsional);
(3) mewarnai bentuk geometri dengan ukuran besar;
(4) meronce dengan manik-manik;
(5) menciptakan dua bentuk bangunan dari balok;
(6) mencipta dua bentuk dari kepingan bentuk geometri
(7) mencipta bentuk dengan lidi, sedotan, dan sendok es krim;
(8) menganyam dengan kertas atau pita;
(9) membatik dan jumputan;
(10) mencocok dengan pola buatan pendidik;
(11) permainan warna dengan berbagai media;
(12) melukis dengan jari (finger painting);
(13) bertepuk tangan dengan dua pola.
(14) mengekpresikan diri dalam bentuk gerak sederhana;
(15) memainkan alat musik sederhana.



   

Handout ke 5
Contoh Alat Permainan Edukatif yang Berperan Mengembangkan Motorik  halus
Kegiatan Melukis dengan Jari
Tujuan:
Untuk pengembangan seni, sekaligus melatih koordinasi dan kelenturan sepuluh jari tangan anak pada saat bergerak memainkan warna.
Kemampuan dasar yang dikembangkan :
Kognitif : Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika warna
                 Dicampur
Seni : - Permainan warna dengan berbagai media
            - Melukis dengan jari
Kegiatan Mencipta bentuk dengan berbagai media
Tujuan :
Mengembangkan seni, sekaligus melatih keterampilan tangan.
Kemampuan yang dikembangkan
Motorik halus :
- Meniru melipat kertas sederhana
- Menggunting bebas, menggunting lurus ”kandang”
- Merobek bebas
Seni :
 - Mencipta bentuk ”singa”
- Ekspresi warna, anyaman warna berpola
Kognitif :
 - Urutan pola ”3 warna”
Bahasa :
 - Bercerita, bermain peran mikro ”kebun binatang mini”
Jadi hasil karya menggambar, melukis dan ekspresi warna dapat dijadikan bahan untuk mencipta bentuk tiga dimensi dan sebagai media pengembangan kemampuan dasar lain.

Angka Digital
- Melatih pengenalan konsep bilangan 0-9, melatih logika (kognitif)
- Melatih koordinasi mata dan jari tangan ketika memasukan kepingan ke dalam pasak (motorik halus)
 Boneka Jari Profesi
- Mendengarkan dan mencerita-kan kembali cerita, mengguna kan kata ganti    
   aku, membedakan dan menirukan kembali bunyi tertentu (Bahasa)
- Memainkan boneka (motorik halus)
- Membedakan macam-macam suara, mengenal profesi (kog-nitif)
Papan Pasak dan Pasak Binatang

- Pemahaman konsep tinggi rendah, pengenalan bentuk geometri atau bentuk 
   tertentu, jumlah, pengenalan warna, logika berpikir, puzzle (kognitif)
- Melatih koordinasi mata dan keterampilan tangan (motorik halus)

Menara Kunci
- Pengenalan bentuk geometri , warna, mengelompokkan menurut ciri-ciri,  
   membilang (kog-nitif)
- Melatih konsentrasi sekaligus koordinasi mata dan tangan (motorik halus)
- Menyebutkan posisi di atas dan bawah (Bahasa)
Maze warna
- Mengenal warna, mengembangkan logika, membilang, maze (kognitif)
- Melatih konsentrasi dan koordinasi mata-tangan (motorik halus)
Puzzle Gajah

- Mengembangkan logika dan problem solving dengan puzzle, mengenal warna 
   dan bentuk, membilang kepingan puzzle (kognitif)
- Melatih keterampilan jari tangan ketika menyusun kepingan gambar (motorik 
   halus
Dalam pelaksanaan aktivitas motorik halus anak suka mengulang-ulang (repetition) kemampuan yang sudah dikuasai. Untuk mengembangkan kemampuan anak dibutuhkan sesuatu untuk membantu anak berfokus (decenter). Ketika anak masih suka menggunting lurus berulang-ulang (repetition), gunakan “decenter” untuk menggunting bentuk tertentu, misal : menggunting persegi gunakan cergam-cergam bentuk persegi dari majalah bekas sebagai decenter. Contoh lain, anak masih suka mengulang-ulang membuat lingkaran-lingkaran tak beraturan (repetition), anak diajak menarik garis lurus tetapi anak tetap mengulang-ulang hal yang sama. Anak dapat diajak menempel gambar rumah dan mobil, kemudian anak diajak berimajinasi menyetir mobil menuju rumah dengan menarik garis. Akhirnya anak mau menarik garis lurus karena ada mobil dan rumah sebagai decenter.
Apabila dalam aktivitas motorik halus anak masih kesulitan menggerakkan sendi yang terkecil, anak dapat dilatih menggunakan sendi yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock, bahwa perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan (Cephalocaudal: dari kepala ke kaki dan Proximaodistal: dari sendi utama ke bagian terkecil). Contoh: Ketika anak belum bisa menganyam dengan media yang kecil (motorik halus), anak dapat melakukan dengan tangan/badan/benda berukuran besar, dan tentunya akan melibatkan sendi yang lebih besar. Contoh lain : ketika anak belum bisa menulis di kertas, guru bisa melatih anak menulis di papan tulis/di udara (melibatkan sendi yang lebih besar). Kalau masih belum bisa anak dapat dilatih berjalan atau bergerak mengikuti bentuk huruf atau mengikuti pola di lantai dengan tubuhnya (melibatkan sendi yang lebih besar lagi).








Pelaksanaan pengembangan motorik halus terintegrasi dengan kemampuan lain


























Handout ke 7
Tahap Perkembangan Motorik halus
Tahapan ini disusun sebagai acuan bagi pendidik untuk mengetahui tahapan perkembangan kemampuan motorik halus anak, sehingga pendidik dapat mempersiapkan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tahapan perkembangan setiap anak berbeda, oleh karena itu tingkatan kesulitan aktivitas tidak bisa disamakan untuk setiap anak.
Tahap Perkembangan Menggambar
1.    Coretan acak
2.    Coretan terarah
3.    Penambahan garis-titik di bulatan lonjong
4.    Muncul gambar kepala besar (wajah)
5.    Muncul gambar kaki pada kepala besar
6.    Gambar tangan pada kepala besar dan awal tulisan seperti garis
7.    Gambar batang/badan, anggota badan
8.    Bentuk batang tubuh mulai tertutup
9.    Gambar rumah menyerupai wajah, objek sederhana, misalnya bunga, gambar masih melayang-layang
10.    Bagian paling bawah kertas sebagai garis dasar objek
11.    Garis dasar menopang rumah-objek
12.    Membuat garis dasar sebagai garis batas langit, dasar dua dimensi
Tahap Perkembangan Anak Mewarnai
1.    Warna acak
2.    Warna mulai mengumpul di sebagian objek dan di luar objek gambar
3.    Warna mulai mengumpul di beberapa bagian objek
4.    Warna mengumpul di objek tetapi masih menabrak garis
5.    Warna mengumpul mulai rapat, warna masih ke luar garis
6.    Warna tidak ke luar garis, tetapi ada sedikit yang belum diwarnai
7.    Warna sudah rapi, penuh, dan pemilihan warna bagus

Tahap Perkembangan Anak Melukis
1.    Bercak warna secara acak
2.    Pemisahan warna, mulai terarah (konsep warna daun, bunga, dll)
3.    Warna bergabung dengan warna lain
4.    Warna ditumpuk di atas warna, daerah gambar diwarnai hati-hati
5.    Gambar kepala besar, kaki di kepala
6.    Gambar tangan pada kepala besar, gambar awal tulisan (garis)
7.    Gambar batang/badan, anggota badan
8.    Bentuk batang tubuh mulai tertutup
9.    Gambar sesuatu menyerupai bentuk aslinya, misalnya rumah dan bunga
10.    Bagian paling bawah kertas sebagai garis dasar objek
11.    Garis dasar untuk menopang suatu objek yang akan digambar
12.    Garis dasar sebagai garis batas langit, dasar dua dimensi

Tahap Perkembangan Menggunting
1.    Menggunting sekitar pinggiran kertas
2.    Menggunting dengan sepenuh gunting
3.    Menggunting terus-menerus sepanjang kertas
4.    Menggunting di antara dua garis
5.    Menggunting bentuk tidak pada garis/belum terkendali
6.    Menggunting pada garis tebal sesuai dengan garis dengan terkendali
7.    Menggunting berbagai macam bentuk
Tahap Perkembangan Mengisi Pola
1.    Mengisi pola dengan acak
2.    Mengisi pola di sebagian objek dan di luar objek gambar
3.Mengisi pola di beberapa bagian objek
4.Mengisi pola di objek tetapi masih melewati garis
5.Mengisi pola mulai rapat, masih sedikit keluar garis
6.Mengisi pola tidak keluar garis tapi ada sedikit yang belum rapat
7. Mengisi pola sudah rapi dan penuh
8. Mengisi pola sudah rapi, penuh dan pemilihan warna bagus

Tahap Perkembangan Seni Tiga Dimensi
1.Bentuk masih acak
2. Bentuk mulai terarah, tetapi masih dibimbing
3. Ada bentuk objek/pola, belum tepat
4. Ada bentuk objek/pola, hampir tepat tetapi belum rapi
5. Bentuk objek/pola yang tepat dan rapi
6. Bentuk objek/pola tepat, rapi dan ada pengembangan kreativitas
 bentuk/pola
Tahap Perkembangan Anak Menjahit
1.    Menjahit dengan tali secara acak
2.    Menjahit dengan tali secara teratur, tetapi ada yang terlewati/arah terbalik
3.    Menjahit dengan tali secara teratur sampai sepuluh lubang
4.    Menjahit dengan benang, jarum dan kertas, tetapi ada yang terlewati/arah terbalik, di antara dua garis
5.    Menjahit dengan benang, jarum dan kertas tidak ada yang terlewati, tetapi belum tepat pada garis (belum terkendali)
6.    Menjahit dengan benang, jarum, dan kertas berbagai bentuk sederhana


Tahap Perkembangan Anak Meronce
1.    Mengosongkan dan mengisi rangkaian
2.    Meronce kalung untuk bermain peran/dalam jumlah sedikit
3.    Meronce terus-menerus sampai batas benang
4.    Meronce berdasarkan warna
5.    Meronce berdasarkan bentuk
6.    Meronce berdasarkan warna-bentuk
7.    Meronce berdasarkan warna, bentuk dan ukuran

Tahap Perkembangan Pramenulis
1.    Coretan acak (random scribbling)
2.    Coretan terarah
3.    Garis dan bentuk khusus diulang-ulang atau menulis garis tiruan
4.    Latihan huruf-huruf acak atau nama
5.    Menulis nama
6.    Mencontoh kata-kata di lingkungan
7.    Menemukan ejaan
8.    Ejaan umum
Tahap Perkembangan Anak Melipat
1.    Meremas berbagai jenis kertas
2.    Meremas kertas menjadi bentuk tertentu
3.    Melipat kertas dengan acak
4.    Meniru melipat kertas menjadi satu lipatan, lipatan belum tepat
5.    Meniru melipat kertas (1-2), lipatan belum tepat
6.    Meniru melipat kertas (1-2), lipatan sudah tepat
7.    Meniru melipat kertas (3-4), lipatan hampir tepat
8.    Meniru melipat kertas (3-4), lipatan sudah tepat
9.    Meniru melipat kertas (5-6), lipatan hampir tepat
10.    Meniru melipat kertas (5-6), lipatan sudah tepat
11.    Meniru melipat kertas (7-8), lipatan hampir tepat
12.    Meniru melipat kertas (7-8), lipatan sudah tepat
13.    Mampu meniru lipatan kertas di atas 8 lipatan dengan tepat
14.    Mampu melipat berbagai bentuk lipatan dengan tepat
Tahap Perkembangan Anak Merobek
1.    Merobek kertas menjadi beberapa bagian besar secara acak
2.    Merobek kertas menjadi bagian kecil
3.    Merobek di antara dua garis
4.    Merobek tidak pada garis/belum terkendali
5.    Merobek sesuai garis/dengan terkendali
6.    Merobek berbagai macam bentuk pola yang dibuat sendiri

Tahap Perkembangan Anak Mencocok
1.    Mencocok secara acak
2.    Mencocok diantara dua garis lurus
3.    Mencocok bentuk tidak pada garis/belum terkendali
4.    Mencocok bentuk pada garis/dengan terkendali
5.    Mencocok berbagai macam pola yang dibuat sendiri




Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  pola dasar baju anak

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang ZAŁĄCZNIKI: 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : stpi-binainsanmulia.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/Bu-Nunik_Handout_1

0 komentar:

Post a Comment