, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

POTENSI KAWASAN WISATA BELANJA KAIN CIGONDEWAH


POTENSI KAWASAN WISATA BELANJA KAIN CIGONDEWAH

baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
 POTENSI KAWASAN WISATA BELANJA KAIN CIGONDEWAH

pengertian tektil modern dan fungsi  - II.1. Tinjauan Umum
  I. Kondisi Geografis
Kecamatan Bandung Kulon adalah salah satu dari 26 kecamatan yang ada di Kota Bandung, dengan batas-batas wilayahnya :


•    Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Andir
•    Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Margasih Kabupaten Bandung
•    Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi
•    Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Babakan Ciparay.
Dengan wilayah kerja kecamatan Bandung Kulon meliputi 8 Kelurahan, termasuk didalamnya Sentra Tekstil Cigondewah, 71 Rukun warga (RW) dan 404 Rukun Tetangga (RT) dengan luas wilayah 638,808 Ha, kepadatan penduduk sebesar 181 jiwa per hektar, ketinggian tempat dari permukaan laut sebesar 675m,  keadaan topografi curah hujan rata-rata per tahun mencapai 953 mm Letak geografis Kecamatan Bandung kulon yang sangat strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah kota Bandung dimana Sentra tekstil Cigondewah yang terbentang di sepanjang jalur tol Padalarang – Cileunyi merupakan lokasi yang mudah di akses dari berbagai sudut kota. Prasarana perhubungan berupa jalan negara sepanjang 2 Km, jalan propensi sepanjang 2 Km, jalan kota sepanjang 16 Km, jalan kelurahan 5 Km, dengan kondisi jalan aspal sepanjang 25 KM.
Kontribusi terbesar dalam pembangunan ekonomi di Kecamatan Bandung Kulon secara makro sampai pada akhir tahun 2003 masih didominasi oleh sektor perdagangan, khususnya perdagangan berbagai macem tekstil impor maupun lokal yang berlokasi di Kelurahan Cigondewah Rahayu, Cigondewah Kidul dan Cigondewah Kaler, maka perekonomian daerah sangat dipengaruhi oleh kinerja perdagangan, hal ini merupakan lapangan usaha terbesar pertama yang menyerap tenaga kerja dan yang kedua adalah sektor industri menengah/ home industri masih merasakan adanya dampak krisis ekonomi yang menimpa secara nasional.
    Kegiatan perdagangan merupakan usaha jasa yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen, keuntungan kegiatan ini selain memindahkan barang dari suatu tempat ketempat lain juga menyangkut barang ke tempat yang mempunyai nilai lebih tinggi.
    Peranan sektor industri kecil menengah/ home industri memiliki kontribusi kedua setelah perdagangan tekstil dan sejenisnya dalam perekonomian di wilayah Kecamayan Bandung Kulon. Namun demikian, karena sektor-sektor riil terkena dampak krisis ekonomi, maka kegiatan indutry kecil menengah/ home industri pun mengalami gangguan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
    Pada umumnya sektor industri di wilayah Kecamatan Bandung Kulon khususnya di tiga kelurahan simaksud bersekala usaha kecil menengah/ home industry, maka sektor ini cukup bertahan dan flexible terhadap krisis ekonomi yang melanda dunia usaha di tanah air ini khususnya di kota Bandung. Secara makro, terwujudnya Unit Pelayanan Promosi di Kecamatan Bandung Kulon disebabkan adanya kontribusi dari sektor perdagangan dan sektor usaha industri kecil menengah/ home industry yang mempengaruhi perekonomian daerah sehingga kinerja perdagangan menjadikan peluang lapangan usaha terbesar yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan usaha jasa yang menghubungkan anatar produsen dan konsumen, sehingga dapat menaikan  nilai tambah produk menjadi lebih tinggi dengan didukung oleh letak geografis yang sangat strategis dimana sentra Tekstil Cigondewah yang teletak di sepanjang jalur tol Padalarang – Cileunyi merupakan lokasi yang mudah di akses dari berbagai sudut kota.

II.1.2. Penduduk dan Mata Pencaharian
    1. Penduduk
    Berdasarkan hasil pendaftaran penduduk bulan April 2003 dari tiap kelurahan sewilayah Kecamatan Bandung Kulon.


No    Kelurahan    Laki-Laki    Perempuan    Jumlah
1    Warung Muncang    8.936    8.335    17.271
2.    Cibuntu    7.069    6.801    13.870
3.    Cijerah    10.542    10.542    21.055
4.    Caringin    3.512    3.628    7.140
5.    Cigondewah Kaler    8.936    8.335    17.271
6.    Gempolasri    7.069    6.801    13.870
7.    Cigondewah Rahayu    10.542    10.542    21.055
8.    Cigondewah Kidul    3.512    3.628    7.140

 Mata Pencaharian
No    Jenis Mata Pencaharian    Jumlah
1    Pegawai Negri Sipil  
    a. Pegawai Kelurahan    65
    b. Pegawai Negri sipil    5.056
    c. ABRI    249
    d. Dokter    23
    e. Guru    295
    f. Bidan    7
    g. Mantri Kesehatan/ perawat    12
    h. Dukun Bayi    15
2.    Pensiunan ABRI/ sipil  
3.    Pegawai Swasta    19.159
4.    Pegawai BUMN  
5.    Pensiunan    1.940



Data penduduk Kecamatan Bandung Kulon apabila dilihat dari tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut :
No    Jenis Pendidikan    Jumlah
1    Tidak/ Belum sekolah    18.350
2    Tidak tamat SD    7.091
3    Belum tamat SD    13.957
4    Tamat SLTP    18.211
5    Tamat SLTA    18.382
6    Tamat Akademi    3.152
7    Tamat Perguruan Tinggi    2.750

II.1.3.  Perdagangan
    Kontribusi terbesar dalam pembangunan ekonomi di Kecamatan Bandung Kulon secara makro sampai pada akhir tahun 2003 masih didominasi oleh sektor perdagangan, khususnya perdagangan berbagai macam tekstil impor maupun lokal yang berlokasi di Kelurahan Cigondewah Rahayu, Cigondewah Kidul dan Cigondewah Kaler, maka perekonomian daerah sangat dipengaruhi oleh kinerja perdagangan, hal ini merupakan lapangan usaha terbesar pertama yang menyerap tenaga kerja dan yang kedua adalah sektor industri menengah /home industri masih merasakan adanya dampak krisis ekonomi yang menimpa secara nasional.
    Kegiatan perdagangan merupakan usaha jasa yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen, keuntungan kegiatan ini selain memindahkan barang dari suatu tempat ketempat lain juga menyangkut barang ke tempat yang mempunyai nilai lebih tinggi.
    Jumlah perusahaan perdagangan sesuai dengan hasil survey bulan januari 2004 tercatat di 3 (tiga) Kelurahan yang menjadi pusat perdagangan di Kecamatan Bandung Kulaon adalah sebagai berikut :


No    Kelurahan     Jumlah
Unit Usaha    Jumlah
Tenaga Kerja    Nilai
Penjualan/ Bulan (Ribu Rupiah)
1    Cigondewah Rahayu    17    435    Rp. 2.220.350
2    Cigondewah Kidul    43    192    Rp. 3.445.500
3    Cigondewah Kaler    132    418    Rp. 2.881.095,7
    Jumlah    352    1.045    Rp. 8.546.945,7

II.1.4. Jenis Komediti yang akan diperdagangkan antara lain :
Macam-macam kain sprei, katun, tissue, grey, brukat, satin, kain muslim, kaos, kain gamis, kain soga, parasit, bahan kebaya, bahancelana setelan, levis, kordoroy, jaket, jeans, kain krudung, tulis, bossway, georgette, tills, macam-macam majun, kain perca, bahan tas, dompet dan asesoris perlengkapan konveksi.

    Yang menjadi daya tarik pusat perdagangan tekstil Cigondewah diantaranya:
•    Sentra penjualan macam-macam kain
•    Sentra produksi dan penjualan tas dan dompet
•    Sentra produksi dan penjualan topi.
•    Sentra penjualan bahan daur ulang pabrik
•    Sentra produksi dan penjualan pakaian anak dan dewasa
•    Sentra penjualan bahan-bahan pendukung industri dan konveksi
•    Sentra produksi dan penjualan busana muslim
•    Sentra produksi dan penjualan kesed dari kain perca
•    Sentra penjualan bahan daur ulang pabrik seperti: kardus, karung, plastik, majun, benang dan perca
Pertumbuhan sentra perdagangan tekstil ini dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang berarti, seiring dengan baiknya sarana dan prasarana sebagai pendukung pemasaran hasil produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Disamping dengan adanya program-program bantuan dari pemerintah daerah maupun swadaya masyarakat dalam hal perkembangan dan pembangunan usaha kecil terutama untuk membantu pendapatan ekonomi keluarga dan pendapatan usaha kecil menengah/ home industry.

II.1.5. Industri
    Peranan sektor industri kecil menengah/ home industry memiliki kontribusi kedua setelah perdagangan tekstil dan sejenisnya dalam perekonomia di wilayah Kecamayan Bandung Kulon. Namun demikian, karena sektor-sektor riil terkena dampak krisis ekonomi, maka kegiatan indutri kecil menengah/ home industri pun mengalami gangguan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
    Pada umumnya sektor industri di wilayah Kecamatan Bandung Kulon khususnya di tiga kelurahan simaksud bersekala usaha kecil menengah/ home industry, maka sektor ini cukup bertahan dan flexible terhadap krisis ekonomi yang melanda dunia usaha di tanah air ini khususnya di kota Bandung.
    Berdasarkan hasil survey dalam rangka penataan usaha tekstil Cigondewah pada bulan januari 2004 di 3 (tiga) Kelurahan yang menjadi lokasi pusat perdagangan tekstil adalah sebagai berikut:

No    Kelurahan    Jumlah
Unit Usaha    Jumlah Tenaga Kerja    Nilai
Produksi/ Bulan
(ribu Rupiah)
1    Cigondewah Rahayu    46    173    Rp. 184.470
2    Cigondewah Kidul    27    112    Rp. 271.328,3
3    Cigondewah Kaler    92    321    Rp. 756.700
    Jumlah    165    606    Rp. 1.212.498,3





II.1.6. Potensi
Secara makro, terwujudnya Unit Pelayanan Promosi di Kecamatan Bandung Kulon disebabkan adanya kontribusi dari sektor perdagangan dan sektor usaha industri kecil
menengah/ home industry yang mempengaruhi perekonomian daerah sehingga kinerja perdagangan menjadikan peluang lapangan usaha terbesar yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan usaha jasa yang menghubungkan antara produsen dan konsumen, sehingga dapat menaikan  nilai tambah produk menjadi lebih tinggi dengan didukung oleh letak geografis yang sangat strategis dimana sentra Tekstil Cigondewah yang teletak di sepanjang jalur tol Padalarang – Cileunyi merupakan lokasi yang mudah di akses dari berbagai sudut kota.

II.2.   Unsur-Unsur Desain Komunikasi Visual
II.2.1. Bentuk
Bentuk bisa digunakan untuk menarik respon dari khalayak. Penggunaan bentuk yang efektif secara phisikologi adalah memotifasi, menginsipirasi dan memberikan tantangan kepada klien yang tanpa mereka sadari kenapa,  mereka termotivasi. Secara universal dalam arti phisikologi, dibawah ini menerangkan pengertian bentuk yang dikutip dari Http// www. Tukangweb.or.id. sebagai berikut;
1.    Lingkaran
    komunitas, Koneksi keseluruhan, pengerakan, keamanan, himpunan dan kesatuan.
    Refrensi untuk perasan kewanitaan, kehangatan, kenyamanan, sensualitas, dan cinta.
    Menyatakan unsur emas
2. Kotak (persegi)
    Logis, keteraturan dan kenyamana.
    Kotak adalah dasar objek 3D yang berati berat, massa dan   kepadatan.
    Menyatakan unsur tanah.


2.    Segitiga
    Energi, kekuatan, keseimbangan, hokum, ilmu pasti, dan agama.
    Refrensi untuk perasaan maskulin: kekuatan, agresi dan pengerakkan dinamik.
    Menyatakan unsur api, agung dan bijaksana.

II.2.2.  Warna
Warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia yang menyebabkan krucut-krucut warna retina berekasi yang menimbulkan gejala warna pad objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. Pada abad 15 Leonardo Da Vinci memberikan warna utama yang fundamental yang sering disebut sebagi warna utama phisikologi, yaitu; merah, kuning, hijau, biru, hitam, dan putih. Dari warna tersebut ditinjau dalam sifatnya dapat digolongkan kedalam 2 sifat;
1.    Warna Panas, yang tergolong warna panas adalah keluarga merah atau jingga yang mempunyai sifat dan pengaruh hangat segar atau menyenangka, merangsang dan bergairah. Pada ruangan memberikan ilusi seolah-olah maju mendekati mata, kesan jarak yang pendek.
2.    Warna dingin, yang termasuk golongan ini adalah kelompok biru atau hijau yang memiliki sifat dan pengaruh sunyi, tenang, makin tua dan makin gelap arahnya semakin menambah tenggelam dan depresi. Warna ini jika digunakan mewarnai ruangan akan memberikan ilusi jarak, tenggelam atau mundur.
Hasil kesimpulan Maitland Graves dalam bukunya The Art of Color and Design  adalah;
1.    warna panas atau hangat keluarga kuning, jingga dan merah bersifat positif, agresif aktif dan merangsang. Warna dingin atau sejuk keluarga hijau, biru dan unggu bersifat negatif, mundur, tenang, tersisih dan aman.
2.    Warna yang disukai memiliki ukuran sebagai berikut : merah, biru, unggu, hijau dan kuning.
3.    Warna merah lebih popular untuk wanita dan warna biru untuk pria.
4.    Warna murni dan hangat disukai untuk ruangan sempit, sementara warna gelap dan pastel cocok untuk ruangan yang luas.
Warna merupakan bahas jiwa dan rasa terhadap sebuah kondisi yang berlangsung. Hal ini terjadi karena warna mempunyai karateristik yang secara tegas mempengaruhi phisikologi seseorang dan memberikan insipirasi yang membangkitkan emosi, sebagi berikut;
    Merah muda menyatakan femenin, lembut, lunak, cantik dan romantis.
    Merah menyatan enerjik, perkasa, dinamis, aktif dan panas.
    Krem menyatan lembut, klasik, eksklusif, netral, hangat dan manis.
    Orange menyatakan riang, popular, keras, terang panas dan bersemangat.
    Kuning muda menyatan gembira, cerah, hangat, lembut dan manis.
    Hijau, menunjukkan segar, gembira, ceriah, musim semi dan pertumbuhan.
    Biru muda menyatakan tenang, bersih, sejuk, damai, santai.
    Biru muda menyatakan klasik, kuat, percaya diri, tenang dan professional.
    Unggu muda menyatakan klasik, tenang, lembut, pintar dan relaks.
    Unggu menyatakan manis, cantik eksotis, hangat lembut dan tropis.
    Abu-abu menyatakan klasik, sejuk sederhana, berkualitas dan membosankan.
    Coklat menyatakan maskulin, kaya, pertahanan, hangat dan ketergantungan.
    Hitam menyatakan elegan, mistis, kuat, keras, seksi, dan dramatis.
    Perak menyatakan kesan yang mahal, elegan, klasik dan sejuk.
    Emas menyatakan enerjik, perkasa, dinamis, kreatif, panas dan musim panas.

II.2.3.  Tipografi
Tipografi adalah seni memilih jenis font/ huruf dari sekian banyak jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang sudah ada, mengabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, mengabungkan sejumlah kata yang sesuaidengan ruang yang tersedia dan menandai naskah untuk proses setting dengan menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. (Frank Jefkins, 1997 :248)
Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan elemen dasar untuk membangun kata atau kalimat, rangkaian kata yang bukan hanya memberi satu makna yang mengacu pada sebuah objek atau gagasan tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra atau kesan visual yang memiliki perpaduan nilai fungsi dan nilai estetis.
Untuk memudahkan memilih jenis huruf dari sekian banyak jumlahnya maka Iwan Wirya mengolongkan huruf/font manjadi 6 golongan yaitu :
1.    Romawi gaya lam (Old Style Romans). Banyak orang berpendapat bahwa huruf romawi jenis ini merupakan huruf terindah. Bertolak dari aksara Romawi permulaan, 2 huruf yang tergolong romawi gaya lama adalah Caslon dan Garamond.
2.    Romawi Modern (Modern  Romans). Wajah hurf yang paling terkenal dari golongan romawi modern adalah Badoni yang memiliki banyak variasi ukuran dan ketebalan.
3.    Romawi peralihan (Traditional Romans). Memiliki ciri peralihan gaya lama ke modern, Bskerville termasuk dalam golongan ini. Huruf ini memberikan kesan ringan dan tidak terlalu mekanis dibanding dengan yang modern. Dito Times Romans adalah huruf Transition Romans.
4.    Tanpa kait (San sheriff). Ada yang berpendapat tadak adanya horinzontalisasi yang terbubuh oleh kait yang menimbulkan kesan monoton juga menyulitkan tingkat keterbacaan pembaca.
5.    Berkait Papak (Square Sherif). Huruf ini memiliki karakter seperti tiada berkait tetapi berkait,  dulu huruf ini dikenal sebagai Egyptian yang mencerminkan pengaruh Mesir. Huruf ini susah untuk dibaca terutama pada kalimat panjang.
6.    Aneka Ragam (Miscellaneous). Adalah huruf yang tidak termasuk kelompok huruf diatas, diantaranya adalah huruf-huruf ornamental seperti : PT Parnum, Dom Casual, Umbra, Baloon, Coper Black, Nubian.

II.2..4. Tata Letak (Komposisi)
Tata letak adalah kesatuan dari semua elemen grafis yang meliputi warna, bentuk dan tipografi menjadi satu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan secara utuh dan terpadu. Ada 6 butir pertimbangan tata letak adalah sebagi berikut :
1.    Keseimbangan (Balance), penempatan unsur-unsur untuk mencapai suatu kesan visual dengan penyebaran yang menyenangkan.
2.    Titik Pandang (Focus), menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian.
3.    Lawanan (Contras), pengunaan warna yang sangat berbeda untuk menarik perhatian dan keterbacaan
4.    Perbandingan (porpotion), pengunaan ukuran yang serasi antara panjang dan lebar, besar kecil, tebal tipis untuk mencapai keterpaduan yang enak dilihat.
5.    Alunan Pirza (Gaze Motion), penataan yang sedemikian rupa dalkam pengurutan yang paling logis untuk memberikan alur keterbacaan sesuai dengan kebiasaan orang pembaca.
6.    Kesatuan (Unity), mutu keseimbanga, titik pandang, lawan, perbandingan, dan alunan pirza yang digabung untuk pengembangan kesatuan piker, penampilan dan tata letak.

II.3.   Definisi Wisata
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, wisata adalah berpergian bersama-sama,(untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dan sebagainya). Sedangkan menurut  UU No. 9 tahun 1990 pasal 1, wisata  adalah suatu kegiatan perjalanan atau sabagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Adapun banyak defenisi wisata yang dirumuskan oleh pemerintah dan para ahli, akan tetapi, defenisi yang umum dipakai adalah defenisi International Union of  Official Travel Organization  (IUOTO) menyatakan wisatawan international adalah setiap orang yang datang ke negara selain tempat tinggalnya, bukan untuk mencari nafkah, sedangkan konfrensi PBB di Roma tahun 1963 memutuskan turis adalah orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam. Tujuanya bias rekreasi, berlibur, untuk belajar, urusan agama, bisnis, mengunjunggi keluarga maupun rapat.
Menurut Hunziker dan Kraff dari Swiss menegaskan bahwa pariwisata adalah hubungan total dan gejala yang muncul akibat datang seseorang pengunjung ke suatu tempat yang tidak punya maksud meneta. Sedangkan  Norval dari Inggris memberi batasan turis adalah orang-orang yang datang dari satu tempat/negara dan membelanjakan uang yang diperoleh dari negara lain.
Menurut UU / RI  / tahun 2002 tantang pokok-pokok kepariwisatan mendefenisikan :
1.    Wisata adalah segala kegiatan perjalan yang dilakukan dengan maksud menikmati antraksi alam dan budaya.
2.    Wisatawan ialah setiap orang yaqng melakukan kegiatan wisata.
3.    Pariwisata ialah usaha yang dilakukan agar wisatawan  dapat menikmati karya cipta Tuhan dan memahaminya serta mensyukurinya sebagai bagian dari karunia Tuhan.
4.    Kepariwisata ialah kegiatan bersukacita yang dilakukan untuk menikmati karunia dan rahmat Tuhan
5.    Objek wisata adalah segala sesuatu yang berupa  dan berasal dari alam dan budaya masyarakat serta potensi ekonomi yang dapat ditawarkan untuk menari minat wisatawan.
Tujuan yang ditetapkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat adalah sebagai berikut;
1. Meningkatkan Citra Jawa Barat sebagai daerah budaya dan tujuan wisata. Sasaran yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah;
•    Terwujudnya pembinaan daerah dan pengembangan pariwisata jawa barat,
•    Lestarinya budaya Jawa Barat sebagai asset pariwisata,
•    Terpugarnya asset budaya yang masih di wilayah Jawa Barat,
•    Terpeliharanya naskah-naskah kuno yang ada di Jawa Barat.
2. Meningkatkan kualitas dan terselenggaranya standarisasi pelayanan wisata. Dengan sasaran yang hendak dicapai adalah;
•    Meningkatkan kualitas pelayanan pada objek wisata dan dan daya tariknya,
•    Meningkatkan lama tinggal wisatawan di Jawa Barat,
•    Meningkatkan pengeluaran-pengeluaran wisatawan di Jabar,
•    Terselenggaranya standarisasi dan sertifikasi produk-produk usaha jasa pariwisata.
3. Meningkatkan peran sub sektor pariwisata sebagai andalan untuk menunjang perekonomian daerah dan kinerja promosi yang efektif. Dengan sasaran hendak dicapai;
•    Meningkatkan kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Jabar,
•    Tercapainya kemitraan dan usah promosi pariwisata dan seni budaya terpadu dalam rangka meningkatkan citra pariwisata,
•    Terwujudnya Pelayanan informasi dan promosi terpadu di Jabar.
4. Menjadikan SDM pariwisata yang berbudaya, tangguh dan professional untuk mendukung industri pariwisata. Sasaran yang hendak dicapai adalah;
•    Terselenggaranya berbagai jenis pelatihan untuk meningkatkan SDM usaha pariwisata maupun aparatur kepariwisatan,
•    Meningkatkan kinerja aparatur kebudayaan dan pariwisata,
•    Meningkatkan profesionalisme SDM  kepariwisatan dalam mendukung pariwisata.
•    Meningkatkan kualitas SDM ayang berbudaya daerah pada setiap jenis usaha pariwisata yang berdasarkan standarisasi dan kopetensi.
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas, terlebih dahulu kondisi dibawah ini harus terpenuhi antara lain

•    Iklim politik dan ekonomi yang kodusif terutama bagi arus wisatawan.
•    Pengembangan sistem aksesibilitasi dan transportasi, misalnya  : kereta api antar kota, angkot, dam lain-lain, harus mendapat akses kemudahan,
•    SDM kepariwisatan harus memiliki profesioalisme yang memadai,
Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan serius pada suatu daerah wisata ada tujuh pesona atau SAPTA PESONA untuk meningkatkan daya tarik wisata khususnya daerah tujuan wisata di Jawa Barat. Adapun sapta pesona itu adalah:
a. Aman
 Aman  merupankan kondisi atau keadaan yang memberikan suasana tenang dan rasa tenteram bagi wisatawan. Aman juga berarti bebas dari rasa takut akan keselamatan jiwa, raga dan harta miliknya juga berarti bebas dari ancaman dan tindak kekerasan atau kejahatan (penodongan, perampokan dan penipuan). Aman juga termasuk dalam penggunaan sarana dan prasarana serta fasilitas.
b. Tertib
Tertib merupakan suatu kondisi atau keadaan yang mencerminkan keteraturan, disiplin dalam kehidupan masyarakat yang mencakup dalam aspek ketertiban dalam pelaksanaan peraturan, jadwal, pelayanan, informasi dan bahasa yang mudah dimengerti kepada wisatawan.
c. Bersih
Bersih, merupakan suatu yang harus selalu tercermin pada lingkungan sarana pariwisata serta panggunaan alat pelayanan harus selalu terawat baik dan penampilan pelayanan yang bersih baik fisik maupun pakaianya.  
d. Sejuk
Sejuk, merupakan suatu keadaan lingkungan yang memberikan suasana segar dan nyaman dengan pengembangan tanaman ditempat-tempat terbuka, penghijauan sepanjang lokasi/ lingkungan wisata.

e. Indah
Suasana indah harus selalu diciptakan dengan penataan yang teratur, serasi dan selaras dengan lingkungan sekitarnya maka akan memancarkan keindahan yang dapat memberikan kepuasan tersendiri kepada wisatawan.
f. Ramah-tamah
Suatu sifat prilaku masyarakat yang akrab dalam pergaulan, homat dan sopan dalam berkomunikasi, suka senyum, suka menyapa dan suka memberikan pelayanan kepada wisatawan.
g. Kenangan
kenangan yang diperoleh wisatawan saat menggunakan sarana dan prasaran dilokasi wisata, yaitu suatu daya tarik tersendiri yang menyentuh hati penggunjungnya serta memiliki keinginan untuk datang kembali ke lokasi tersebut
II.4. Analisa SWOT
Strenght (Kekuatan)
-    Pembayaran upah pegawai masih rendah.
-     Sudah terampil dan paham dalam mengolah sampah kain
-    Pembagian kerja dan lahan penjualan yang sudah jelas
-    Banyak pedagang kecil yang mengambil hasil produksi masyarakat Cigondewah dikarenakan murah dan secara tidak langsung memasarkan produknya
-    Mempunyai lokasi yang cocok untuk pengolahan sampah, karena desa Cigondewah dikelilingi pabrik-pabrik besar seperti pabrik kain maupun plastik.
-    Murah dan terjangkau masyarakat kecil.
-    Banyak peminat dari kalangan pedagang kaki lima membeli plastik ini.
-    Banyak pesanan dari pabrik untuk ukuran yang lebih besar
Weakness (Kelemahan)
-    Tidak ada sistem pengolahan sampah baru terhadap masyarakat Cigondewah.
-     Tidak ada pembelajaran lain mengenai pengolahan sampah di desa Cigondewah.
-    Masyarakatnya tidak ada keinginan untuk memajukan daerahnya sendiri.
-    Kurangnya pendididkan yang di kenyam masyarakat Cigondewah
-    Desa Cigondewah kulon kurang dikenal dalam distribusi pengolahan sampah
-    Tidak ada sistem pemasaran
-    Tidak adanya promosi terhadap produk yang dihasilkan.
-    Tidak ada Cap produk yang dapat membantu pemasaran.
-    Plastik yang diolah jadi terpal tidak bervariasi warna.
-    Kurang di variatifkan bentuk dan corak dari produk yang terbuat dari kain.
-    Jaitan kurang kuat.
-    Kurang rapi dalam proses pengolahan plastik bekas menjadi terpal, sehingga terpal yang dipasarkan hanya diminati pedagang-pedagang kaki lima (karena murah) dan produknya tidak bisa dijual mahal.
-    Tidak ada pemilihan bahan atau kualitas kain sebelum di olah.
-    Tidak ada plang atau nama tempat pengolahan sampah disetiap rumah-rumah penduduk.

Opportunity (Peluang/ Kesempatan)
-    Hasil produksi bisa dipasarka ditoko-toko alat bangunan.
-    Bisa menjadi home industri yang besar bila ada penanganan atau sistem pembelajaran baru mengenai pengolahan sampah baru.
-    Dapat membuat perusahaan home industri yang cukup besar.
-    Adanya program  atau pengarahan dari pemerintah atau LSM untuk pengembangan Desa Cigondewah.
-    Dengan adanya program dari pemerintah atau LSM masyarakat Cigondewah menjadi giat dan semangat dalam mengelola sampah.
-    Adanya keaneka ragaman bentuk, corak   dan warna yang lain dan berbeda pada hasil produksi yang akan mendorong hasil penjualan dan pemasaran.
-    Dengan adanya peningkatan daerah kearah yang lebih maju, kemakmuran desa Cigondewah pun lebih terjamin terutama dibidang perekonomian dan pendidikan.


ANCAMAN
-    Kurangnya pendidikan di masyarakat Cigondewah Kulon sehingga dalam mengelola perusahan kurang mengerti, masih memakai sistem keluarga.
-    Bila hasil produksi dipasarkan oleh pedagang kecil dan tidak ada logo pada hasil produksi, akan menghambat terhadap perkembangan desa Cigondewah, karena masyarakat luar selamanya tidak tahu tempat pengolahan sampah plastik tersebut.
-    Masih kurangnya ilmu mengenai sistem pengolahan yang lebih baik.
-    Kurangnya sistem pemasaran produk, yang nantinya akan membahayakan terhadap penjualan.
-    Masih kurangnya sistem distribusi yang baik yang menunjang kemajuan daerah tersebut.


Interen
-    Cigondewah belum memiliki Brand wilayah, indentitas visual (logo), label, sistem grafis, untuk dikenal dan diingat oleh masyarakat.
-    Tidak adanya citra wilayah, promosi daerah dan sign system yang jelas.
-    Tidak ada sistem pemasaran atau promosi terhadap toko-tokonya maupun daerahnya sendiri.
-    Image Cigondewah adalah dikenal sebagai tempat produksi pengelolaan sampah.
-    Tidak ada cap produk di setiap plastik –plastik untuk pembeli.
-    Tidak seimbangnya antara pengusaha besar dan kecil
-    Sulit untuk diajak mengikuti penyuluhan, dalam konteks untuk kemajuan daerahnya.
-    Kurangnya pendididkan yang di kenyam masyarakat Cigondewah.
-    Kurang interes dalam mengembangkan daerahnya sendiri.
-    Kurang dimaksimalkan dalam mengolah produk.




Ekteren
-    Masyarakat luar belum mengenal Lembaga Swadaya Bina Usaha Ekonomi Masyarakat Cigondewah.
-    Masyarakat umum kurang mengenal lokasi atau produk-produk yang dipasarkan oleh Lembaga Swadaya Bina Usaha Ekonomi Masyarakat Cigondewah. 
-    Sebagian Image masyarakat luar terhadap Lembaga Swadaya Bina Usaha Ekonomi Masyarakat Cigondewah  adalah menjual bahan-bahan bekas dan di olah kembali.


II.4.2.  Struktur Organisasi Penanggung Jawab Kawasan Wisata Cigondewah


 Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  pengertian tektil modern dan fungsi
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Fungsi Kerajinan Dari Bahan Lunak 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=7621

0 komentar:

Post a Comment