, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

PENGELOLAAN PERSEDIAAN DAN KESELAMATAN KERJA

 PENGELOLAAN PERSEDIAAN DAN KESELAMATAN KERJA

baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
PENGELOLAAN PERSEDIAAN DAN KESELAMATAN KERJA


keselamatan kerja membuat tas -   MAKALAH PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
                                                          TENTANG

PENGELOLAAN PERSEDIAAN DAN KESELAMATAN KERJA

        DISUSUN OLEH:

CAHYO DWI P
EKO AJI SANTOSO

Pengelolaan Persediaan

               Pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang pengusaha untuk menjaga agar persediaan tetap stabil sesuai rencana.
Atau
pengelolaan persediaan adalah “Kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku dan penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan”. 
            Pengelolaan Persediaan perlu ditunjang dengan adanya persediaan barang. Persediaaan barang yaitu barang-barang yang harus ada sebelum diperlukan yang meliputi :
·         bahanmentah (raw material),
·         benda kerja (material in process),
·         bahan pembantu (supplies inventory
·         barang jadi (final goods)

         dalam pengelolaan persediaan dikenal istilah bahan baku yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi dan merupakan biaya utama dalam proses pembuatan produk.

Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu :
a.        Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang biasanya dengan mudah bisa ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel, artinya sangat bergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output.
Contoh :
1.     Kain adalah bahan baku industri garment atau pakaian jadi.
2.     Tepung terigu adalah bahan baku pabrik roti.
b          Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit untuk menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.
Contoh :
1.     Benang adalah bahan baku tak langsung yang digunakan dalam industri garment.
2.     Garam dan ragi adalah bahan baku tak langsung pembuatan roti

 Tujuan dikelolanya persediaan barang adalah :

    Menjaga jangan sampai persediaan habis
    Menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen
    Menjaga agar jangan sampai jumlah persediaan barang berlebihan.

4    Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan 
      konsumen).
5.   Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini
dikarenakan alasan :
      a.   Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk 
           diperoleh.
      b.   Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
6.   Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
7.   Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat
      mengakibatkan biaya menjadi besar.
8.   Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena  
mengakibatkan biaya menjadi besar.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan persediaan barang:
1. Sistem pencatatan yang paling tepat
2. Metode pencatatan yang tepat untuk menentukan persediaan
3. Menghitung persediaan barang dagangan
4. Menyusun laporan persediaan.

Sistem pencatatan persediaan barang ada dua yaitu :
1. Pencatatan secara terus menerus (perpetual system) yaitu mencatat semua penambahan dan pengurangan dengan cara yang sama seperti pencatatan kas.
2. Pencatatan secara periodik (periodic system) yaitu pencatatan yang dilakukan pada waktu atau periode tertentu.

Metode pencatatan persediaan barang dagangan dan bahan baku digunakan cara sebagai berikut :
1. First -in, First - out (FIFO) Barang yang pertama masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan.
2. Last-in, First-out (LIFO) Barang yang paling akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan.
3. Average Cost (AC) Barang -barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-ratanya.

        “ Dengan mengetahui dan memahami sistem pencatatan dan metode pencatatan, akan dihitung persediaan barang dagangan dan bahan baku dengan tepat sehingga dapat mengatur pengadaan persediaan barang dagangan dengan tingkat persediaan yang menguntungkan”.




LANGKAH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TEMPAT PEMBUATAN KERAJINAN


          Setiap orang bekerja atau berlatih apapun pekerjaannya perlu memperhatikan keselamatan kerja, baik untuk keselamatan kerja manusia yang bekerja maupun keselamatan kerja alat dan bahan yang digunakan. Oleh karena itu dilakukan penelitian kesehatan dan keselamatan kerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, mencegah timbulnya penyakit akibat kecelakaan, mencegah cacat tetap, mengamankan alat-alat kerja, meningkatkan produktivitas kerja, menjamin tempat kerja yang sehat dan bersih, memperlancar meningkatkan dan mengamankan hasil alat yang diproduksi di Laboratorium / Workshop / Bengkel Mekanik-Listrik,dan tempat pembuatan kerajinan.



Pengertian keselamatan kerja :

           Keselamatan kerja adalah suatu tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan atas, kecelakaan terhadap manusia, kerusakan alat dan bahan, kerusakan gedung / tempat kerja, kerusakan lingkungan hidup.
Atau
          Keselamatan kerja adalah pencegahan timbulnya penyakit akibat lingkungan kerja atau pekerjaan yang mempengaruhi fisik atau mental pekerja dan masyarakat sekitarnya. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan perlu diadakan tindakan yang bersifat prefentif (pencegahan) dan represif, yaitu usaha untuk membatasi akibat-akibat kecelakaan agar jangan sampai meluas bila sudah terjadi. Keselamatan kerja sangat dipenaruhi oleh kondisi mental pekerja, kondisi fisik pekerja, dan kondisi tempat kerja.
           Konsep dasar keselamatan kerja bertitik tolak pada kejadian dimana : setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya, langkah tindak lanjut harus segera dilakukan yaitu melaporkan kejadian, mempelajari, dan menganalisa sebab terjadinya untuk mencegah jangan sampai terulang kembali, perlengkapan keselamatan kerja tidak tersedia, bilamana tidak ada langkah-langkah perbaikan yang nyata maka kecelakaan tersebut dapat terulang kembali.

          Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, perlu dilakukan beberapa langkah seperti: pembinaan kondisi fisik pekerja, melatih kebiasaan dalam keselamatan kerja, membina kesadaran perlunya keselamatan kerja, melakukan analisan dan pencegahan terhadap bahaya kerja, terpaduan program latihan keterampilan dengan pembinaan keselamatan kerja,membina instruktur / pengawas khusus dalam hal keselamatan kerja, meningkatkan partisipasi semua pihak terhadap keselamatan kerja, laporan tertulis hal keselamatan kerja.

            Terdapat 4 bagian pokok anatomi kecelakaan yaitu :
1.Faktor-faktor penyebab
2.Keadaan / kasus saat timbulnya
3.Kecelakaan itu sendiri
4.Akibat dari pada kecelakaan

         Pengawasan kecelakaan kerja, kondisi fisik dan mental pekerja, merupakan tiga factor timbulnya kondisi dan gerakan yang tidak aman, yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Sebelum terjadinya kecelakaan kerja perlu adanya informasi dan contoh penanggulangan keadaan darurat pada kecelakaan kerja.

         Ada 3 pendekatan dasar untuk analisa bahaya kerja :
1.Analisa bahaya kerja terhadap perlengkapan, fasilitas kerja dan perlengkapan alat angkut barang.
2.Analisa bahaya kerja didalam melaksanakan pekerjaan teknis, bongkar pasang, mengelas, menggerinda, dan sebagainya.
3.Analisa bahaya kerja atas jenis pekerjaan seperti, pemasangan pipa, pemasangan perlengkapan tenaga uap, mengecat, menggergaji kayu, dan sebagainya.






Peralatan Keselamatan Kerja

Alat pelindung badan :
1.Alat pelindung mata : Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan, dan juga debu, karena itu diperlukan kacamata dan lensa. Kacamata debu adalah alat pelindung mata supaya mata tidak kemasukan debu pada waktu pengerjaanpembuatan kerajinan seperti menggerinda, memahat, dan lain-lain. Kacamata las adalah kacamata untuk pekerjaan las asetilen dan las listrik.

2.Alat pelindung kepala : Topi atau peci adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya mesin bor atau pada waktu mengelasdan membubut suatu kerajinan.

3.Alat pelindung telinga : Alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising, juga penahan bising dari letupan-letupan.

4.Alat pelindung kaki : Untuk menghindari kaki dari tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia maka dipergunakan sepatuyang terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

      Dalam menggunakan pahat membutuhkan pengalaman, dan harus berhati-hati agar tidak memukul jari. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1.Gunakan Alat dan bahan dengan hati-hati.
2.Pergunakan pakaian kerja praktik atau pakaian yang telah ditentukan.
3.Periksa alat-alat yang diperlukan, kepresisiannya, kelengkapan, dan kualitasnya.
4.Untuk menghindari kesalahan sambung atau hubungan singkat,pergunakan alat ukur multitester.
5.Bahan-bahan praktik harus seefisien mungkin diperlukan.
6.Jangan menghubungkan rangkaian kerja dengan sumber tegangan listrik sebelum mendapat persetujuan dari instruktur / dosen praktik.
7.Harus berhati-hati bila bekerja menggunakan alat-alat listrik yang bertegangan  Arus bolak-balik

 Keselamatan pekerja.
      Untuk menjamin keselamatan operator, maka operator harus menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti:

-) Pakaian Kerja
Pakaian kerja yang dipakai oleh operator harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: tidak mengganggu pergerakan tubuh operator dan tidak terasa panas waktu dipakai. Karena dinegara kitta beriklim tropis maka disarankan untuk pakaian kerja dibuat dari bahan Cotton.

-) Sepatu kerja
Sepatu yang dikenakan oleh operator harus benar­benar dapat memberikan perlindungan terhadap kaki operator. Berdasarkan standart yang telah ditentukan bahwa sepatu kerja dibuat dari bahan kulit, sedangkan alas dibuat dari karet yang elastic dan biasanya untuk bagian ujung masih dilapisi oleh plat besi yang digunakan untuk melindungi kaki apabila terjatuh oleh benda-benda yang berat saat membuat kerajinan dari logam.


-) Kaca Mata
Kaca mata digunakan untuk melindungi mata operator dari bram-bram yang melayang pada saat kerja di mesin bubut. Oleh karena itu kaca mata yang dipakai oleh operator harus memenuhi syarat-syarat berikut: mampu menutup semua bagian-bagian mata dari kemungkinan terkena bram, tidak mengganggu penglihatan operator dan yang terakhir harus memiliki lubang sebagai sirkulasi udara ke mata.

b) Keselamatan mesin
Untuk menjaga keselamatan mesin, maka hal-hal yang harus kita perhatikan adalah :

#putaran mesin
#kecepatan penyayatan(Vc)
# kedalaman penyayatan
#alat potong

      keempat hal di atas adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan mesin suwaktu digunakan untuk membubut benda kerja. Karena tanpa adanya keselarasan antara putaran mesin, kecepatan penyayatan, kedalaman dan alat potong, maka suwaktu digunakan untuk menyayat mesin akan timbul suatu getaran, hal inilah yang penyebab daripada kerusakan komponen mesin.

c)Keselamatan alat-alat pendukung
     Alat-alat Bantu yang digunakan pada saat kerja pada mesin bubut berupa alat potong dan alat ukur.
-)pahat
  Pahat adalah bagian terpenting untuk menentukan baik atau buruknya penyayatan. Oleh kerena itu dalam melaksanakan pembubutan kita harus pandai-pandai memilih jenis bahan pahat sesuai dengan benda kerja yang akan kita bubut. Disamping itu sudut-sudut potong pada pahat juga sangat berperan dalam penentuan hasil penyayatan.

-) Alat-alat ukur
Untuk menjaga keselamatan alat ukur maka  pergunakan alat ukur sesuai dengan fungsinya. disamping itu perawatan alat ukur juga sangat berperan dan pada waktu kerja misalkan alat ukur sudah tidak digunakan tempatkanlah pada kotaknya agar tidak tertindih oleh benda kerja lainnya karena hal ini dapat mempengaruhi ketelitian alat ukur tersebut.

d) Keselamatan benda kerja.
Untuk mendapatkan hasil akhir benda kerja yang maksimal (keselamatan benda kerja) maka keselamatan operator, mesin, alat-alat pendukung proses permesinan harus terpenuhi terlebih dahulu, karena hal ini adalah hasil akhir dari proses.








  PENERAPAN KESELAMATAN KERJA
  
  Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman, efisien dan produktif. Oleh karena itu penentuan prosedur kerja harus benar benar sesuai. Meskipun pada mesin yang sudah dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja yang canggih kecelakaan tetap saja terjadi. keteledoran operator adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Untuk menghindari kecelakaan yang fatal maka diharapkan operator memakai peralatan kerja yang telah disediakan. Disamping itu keselamatan mesin, peralatan, dan benda kerja juga harus diperhatikan oleh operator
Penerapan K3 yang baik dan benar itu mudah, yaitu:

    Memelihara peralatan-peralatan kerja

Pekerja/pengerajin harus selalu memelihara kondisi peralatan agar selalu dalam kondisi yang baik. Karena apabila ada yang salah dalam peralatan-peralatan kerja, dapat memberikan dampak yang buruk terhadap pengerajin tersebut.

    Melakukan pengontrolan terhadap perlatan-peralatan kerja secara berkala

Hal ini berguna untuk mengetahui mana peralatan-peralatan yang mengalami kerusakan agar dapat diperbaiki dan tidak memberikan bahaya pada pengrajin/pekerja.

    Selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat pembuatan kerajinan

Kebersihan lingkungan tempat kerajinan tentu akan menjaga kesehatan pengerajin. Karena lingkungan yang kotor akan membawa penyakit.

    Perencanaan program K3 yang terkoordinasi

Biasanya, hampir banyak dari tempat-tempat pembuatan kerajinan yang belum memadai tentang K3 sehingga masih banyak kecelakan yang terjadi entah itu ringan maupun berat
5.      Melakukan penilaian dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan kerja
Apabila ada yang mengalami kecelakaan, tentu perusahaan harus menindak lanjuti mengenai hal tersebut. Baik dari segi tanggung jawab, juga mencari tahu apa penyebab kecelakaan tersebut terjadi agar tidak terulang kepada pengrajin yang lain.





Dampak Bila Suatu tempat kerajinan tidak Melakukan K3 Terhadap Karyawannya
Dikarenakan program K3 yang sangat penting untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para karyawan perusahaan, tentu perusahaan akan mendapat dampak yang buruk apabila tempat kerajinan tidak memberikan pelayanan K3 terhadap karyawannya, seperti:

    Terjadinya cidera bahkan bisa menyebabkan kematian pada tenaga kerja

Hal ini disebabkan pemilik sentra kerajinan  tidak melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan berkala terhadap peralatan-peralatan yang ada di tempat tersebut. Karena bisa saja peralatan tersebut rusak. Jika tidak diterapkan K3, tentu para pengrajinlah yang menjadi korbannya hingga mengalami cidera, bahkan yang terparah bisa mengakibatkan kematian.

    Menimbulkan penyakit

Kurangnya kebersihan lingkungan sentra kerajinan  karena tidak terawatnya lingkungan tersebut, bisa menjadi sarang penyakit. Sehingga kesehatan karyawan pun terancam.

    Memberikan kerugian

Apabila banyak pengrajin yang mengalami kecelakaan, tentu pemilik sentra kerajinan  akan mengalami kerugian karena pemilik sentra kerajinan  harus menanggung biaya kecelakaan dari pengrajin tersebut. Ditambah dengan berkurangnya pengrajin yang ada diperusahaan tersebut.

    Proses kerja di perusahaan terhambat

Karena K3 yang tidak diterapkan hingga menimbulkan kecelakaan, tentu proses kerja di sentra kerajinan  tersebut akan terganggu dan terhambat. Karena berkurangnya pengrajin yang bekerja di sentra kerajinan  tersebut ,sehingga proses kerja menjadi lebih lambat dari biasanya.
KESIMPULAN
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat diperlukan karena menyangkut sentra tempat pembuatan kerajinan  dan para pengrajinnya. Penerapan K3 ini juga memiliki prosedur yang benar yang harus diikut sesuai dengan aturan perundang-undangannya. Karena apabila K3 tidak terlaksana, tentu akan memberikan dampak buruk terhadap tempat kerajinann dan karyawan/pengerajinnya sendiri.


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  keselamatan kerja membuat tas

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Pengertian ragam hias flora, fauna, figuratif, dan geometris 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : http://maskokombek.blogspot.co.id/2015/02/v-behaviorurldefaultvmlo_6.html

0 komentar:

Post a Comment