Macam- macam Tenun
Macam- macam Tenun |
contoh hasil tenun - Sejarah Tenun
Ternyata, menenun telah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Ada indikasi bahwa menenun muncul sejak zaman Paleolitikum atau zaman batu tua, ketika alat-alat batu buatan manusia untuk membantu hidupnya masih dikerjakan secara kasar. Diperkirakan, di zaman ini, manusia purba menenun karena terinspirasi jaring laba-laba, sarang burung, atau “bendungan” yang dibuat oleh berang-berang.
Sesuai dengan kebutuhan manusia atas bahan sandang, aktivitas menenun mulai tersebar ke berbagai tempat di dunia. Penyebarannya merata, meliputi benua Eropa, Amerika, hingga ke Asia, dan akhirnya masuk ke wilayah Indonesia. Di Indonesia sendiri, tenun juga mengalami penyebaran hingga ke pelosok daerah dan hampir di semua tempat memilikiproduksi tenun yang unik dan berkualitas.
Ragam Tenun
1. Kalimantan
Di Kalimantan, tenun yang terkenal dan sudah banyak beredar di mancanegara antara lain adalah tenun Sambas, tenun Sintang, dan tenun Dayak Iban dari Kalimantan Barat, tenun Doyo dari Kalimatan Timur, juga tenun Pagatan dari Kalimantan Selatan. Bahkan tenun Sambas, dikabarkan sempat mendapat klaim dari Malaysia.
Tenun Sambas
Kain Tenun Sambas Motif Padang Terbakar (Sumber: Setda Sambas)
Kain tenun Sambas sendiri terkenal karena mempunyai motif khas, seperti lunggi pucuk rebung, dagin serong, dagin biasa dan cual padang terbakar. Bahan bakunya adalah benang emas. Pengerjaannya tenunan Sambas membutuhkan keterampilan khusus dan ketekunan tersendiri. Kain Tenun Sambas merupakan kain kebanggaan masyarakat Kabupaten Sambas. Kain Sambas biasanya dipakai pada majelis-majelis perkawinan, musyawarah, menghadiri undangan- undangan dari orang pembesar daerah atau raja, khitanan, dan acara-acara lainnya. Namun, tenunan yang terkenal hingga ke negeri tetangga itu kini terancam punah. Sebab, selain bahan baku yang mahal, perajin kain tenun juga makin berkurang. Sudah jarang generasi muda yang memiliki keterampilan untuk membuat kain tenun Sambas, sekarang hanya generasi tualah pengerajin kain Sambas yang masih bertahan.
Tenun Doyo
Tenun Doyo (Sumber: Tribun News)
Kain tenun ini terbuat dari bahan alam, yaitu daun “ulap doyo” yang bentuknya menyerupai daun pandan yang seratnya kuat sehingga bisa dijadikan benang tenun. Tenun yang merupakan hasil kerajinan tangan kaum perempuan suka Dayak Benuaq ini biasa digunakan dalam upacara-upacara adat atau digunakan juga sebagai mahar pada upacara perkawinan.Tenun Doyo memiliki warna dan motif beragam. Warna paling menonjol pada tenun ini adalah merah, hitam, dan coklat muda. Sementara motif yang sering digunakan adalah motif flora, fauna, dan alam mitologi. Bahan baku pewarna motifnya biasanya diambil dari batu lado, biji buah glinggam, daun putri malu, umbi kunyit, dan getah akar kayu oter. Salah satu ciri khas tenun doyo yang membedakannya dengan tenun ikat di daerah lain adalah adanya titik-titik hitam yang muncul pada bidang yang berwarna terang.
Tenun Pagatan
Tenun pagatan memiliki motif, warna yang sangat menarik dan berkualitas tinggi. Bahkan, tenun sutera khas Kalimantan Selatan tersebut telah mengalami sentuhan modern dari berbagai desainer atau perancang busana terkenal. Coba lihat hasil sulapan desainer Sofie pada tenun Pagatan di bawah ini:
Sumber: Tabloid Nova
2. Sumatera
Menurut beberapa kolektor tenun dunia asal Amerika Serikat dan Kanada, Sumatera memiliki potensi besar untuk dapat menjadi daerah tujuan wisata kain tenun dunia. Hal ini didasarkan pada kekayaan motif tenun juga sentra-sentra produksi tenun yang terdapat di pulau tersebut. Di daerah Sumatera, beberapa tenun yang terkenal antara lain adalah tenun Songket Pandai Sikek dan Silungkang dari Sumatera Barat, tenun Songket Jambi, tenun Melayu, Toba, Dairi, Simalungun, Tapsel, Pakpak dari Sumatera Utara, dan lain-lain.
Tenun Pandai Sikek
Tenun Pandai Sikek
Tenun di daerah Minangkabau disebut tenun Pandai Sikek atau lebih familiar lagi disebut dengan tenun songket. Orang Pandai Sikek sendiri sebenarnya tidak menyebutnya songket, melainkan hanya tenun, sebab yang dimaksud adalah benang katun dan benang mas yang ditenun dengan tangan, diatas alat yang bernama panta sehingga menjadi kain, kain balapak atau kain bacatua yang dipakai pai baralek, yaitu pada pesta perkawinan.
Motif-motif kain tenun Pandai Sikek selalu diambil dari contoh kain-kain tua yang masih tersimpan dengan baik dan sering dipakai sebagai pakaian pada upacara-upacara adat dan untuk fungsi lain dalam lingkup upacara adat, misalnya sebagai “tando,” dan dipajang juga pada waktu batagak rumah.
Motif-motif tenun Pandai Sikek diyakini sebagai motif asli pada kain-kain tenunan perempuan-perempuan Pandai Sikek pada zaman lampau, yang namanya sebagian masih diingat oleh beberapa orang tua yang hidup sekarang. Diantara mereka adalah:
Sari Bentan, Namun, Salamah di Baruah;
Nuriah, Ipah, Pasah, Nyiah dan Jalisah di Tanjung.
Ada kira-kira sepuluh orang master tenun di Pandai Sikek pada zaman atau generasi nama-nama diatas, kira-kira seratus tahun yang lalu. Ada juga beberapa wanita Pandai Sikek zaman dahulu yang dikenal dengan nama julukan yang berhubungan dengan peralatan tenun. Misalnya, dikenal
Inyiak Makau di Tanjuang,
Inyiak Suri di Koto Tinggi,
Inyiak Banang, dan Inyiak Karok.
Tenun Songket Jambi
Tenun dari daerah ini terkenal dengan keragaman motifnya. Motif-motif khas Jambi yang biasa digambarkan di tenun ini antara lain adalah angso duo, kembang duren, bungo intan, keluk paku, bunga melati, durian pecah, dan bunga sulur. Setiap motif tentu saja memiliki makna tersendiri. Motif durian pecah, misalnya, mempunyai makna akan kesuburan dan hasil bumi yang melimpah. Motif bunga melati merupakan lambang keindahan perempuan, sementara motif angso duo pada tenunan songket jambi merupakan lambang dari Jambi sebagai Tanah Pilih Pesako Betuah.
3. Sulawesi
Sulawesi juga memiliki beragam jenis tenun yang terkenal di kalangan desainer. Sebagai contoh adalah tenun Buton dari Sulawesi Tenggara, tenun Celebes dari Sulawesi Selatan, dan tenun Donggala dari Sulawesi Tengah.
Tenun Buton
Kerajinan tenun dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara biasanya menggambarkan obyek alam yang mereka temukan di sekitarnya. Tenun Buton juga kaya akan warna-warna. Inilah yang menjadi kekhasan kerajinan tenun dari Buton. Corak dan motifnya bermacam-macan. Sebagai contoh adalah motif betano walona koncuapa yang terinspirasi dari abu halus yang melayang-layang hasil pembakaran semak saat membuka ladang; motif colo makbahu atau korek basah, motif delima bongko (delima busuk), motif delima sapuua, dan lain sebagainya. Selain sebagai perekat sosial, tenun Buton juga dianggap mampu menjadi identitas diri. Dengan melihat pakaian yang dikenakan oleh wanita Buton misalnya, kita bisa mengetahui apakah dia telah menikah atau belum. Selain itu, bisa juga sebagai penanda apakah wanita tersebut berasal dari bangsawan atau tidak.
Tenun Donggala
Disebut juga dengan Buya Sabe, biasa digunakan sebagai pakaian pesta untuk orang tua, menjamu tamu dari luar, juga pakaian dalam acara-acara duka. Bahkan, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, telah mengeluarkan aturan bagi PNS untuk berseragam tenun Donggala pada setiap akhir pekan di kantor. Proses pembuatan tenun Donggala, tergantung corak tenun. Di Kabupaten Donggala teknik pembuatan dan corak kainnya ada enam jenis, antara lain, kain palekat garusu, buya bomba, buya sabe, kombinasi bomba dan sube. Dari sekian corak tersebut, buya bomba yang paling sulit, hingga membutuhkan waktu pengerjaan satu hingga dua bulan. Berbeda dengan corak lainnya yang hanya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu saja.
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang contoh hasil tenun
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Ups! Baju Melorot, Payudara Miranda Kerr Terlihat
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://tugas3tik9e.blogspot.co.id/2015/02/macam-macam-tenun.html
0 komentar:
Post a Comment