JENIS SULAMAN (untuk busana muslim / pakaian wanita / baju kerja / model terkini)
letak sulaman putih pada busana wanita dan laki-laki - Ada berbagai jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana, baik sulaman yang dibuat menggunakan bantuan mesin maupun menggunakan tangan. Apalagi jika kita amati perkembangan mesin sulam saat ini. Dengan bantuan mesin sulam, komputer dan satu orang operator dapat dihasilkan kain yang disulam dalam jumlah banyak. Namun masih banyak jenis sulaman yang harus dikerjakan dengan tangan dan jenis sulaman ini dihargai dengan harga yang relatif tinggi. Ada banyak sulaman yang dibuat menggunakan tangan yang dijelaskan dalam banyak literatur.Beberapa jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias kain atau busana di antaranya yaitu:
a. Sulaman Fantasi
Sulaman fantasi sering juga disebut sulaman bebas karena sulaman ini di desain dengan memvariasikan tusuk hias dan warna benang pada bahan tenunan polos. Ragam hias yang digunakan untuk sulaman fantasi sering menggunakan ragam hias naturalis seperti bentuk bunga-bunga, binatang, buah-buahan dan lain-lain.
Warna yang digunakan untuk sulaman fantasi lebih dari dua warna. Kombinasi warna dapat memakai kombinasi warna kontras atau komplement dan kombinasi warna harmonis seperti kombinasi warna analog dan kombinasi warna monolog.
Untuk menghasilkan aksentuasi dapat dilakukan dengan teknik kontras baik kontras warna, kontras tusuk, atau kontras ukuran ragam hias. Penggunaan tusuk juga divariasikan lebih dari dua macam tusuk seperti tusuk pipih, tusuk tangkai, tusuk veston, dan tusuk kepala peniti. Untuk menghasilkan aksentuasi atau pusat perhatian seperti kontras tusuk , maka pilih tusuk hias yang kesannya menonjol dari tusuk yang lain seperti misalnya tusuk pipih karena semua permukaan ragam tertutup oleh tusuk atau tusuk palestrin karena permukaan tusuknya menonjol.
Pola hias yang digunakan untuk sulaman fantasi ini disesuaikan dengan penempatan sulaman pada desain strukturnya.
Adapun alat yang dibutuhkan adalah ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan adalah kain dengan tenunan rapat dan polos seperti tetoron, berkolin, poplin dan lain-lain. Benda yang dapat dihias antara lain blus, rok, gaun dan aneka lenan rumah tangga.
Cara mengerjakannya yaitu motif yang sudah di desain dipindahkan ke bahan. Motif dapat berupa bunga-bungaan atau bentuk-bentuk naturalis. Setelah itu ram di pasang di atas bahan yang akan di hias. Mulailah membuat bermacam-macam tusuk di atas bahan sesuai dengan motif yang direncanakan. Warna benang yang digunakan boleh dikombinasikan dan tidak lebih dari 3 warna karena akan membuat desain terlalu ramai atau tidak menarik, disamping itu kita juga dapat menggunakan beraneka tusuk hias. Dalam mengkombinasikan warna dan mengkombinasikan tusuk hias hendaklah diperhatikan kesatuan dari desain yang dibuat sehingga sulaman yang dihasilkan benar-benar dapat meningkatkan mutu dari kain yang kita hias.
JENIS SULAMAN (untuk busana muslim / pakaian wanita / baju kerja / model terkini) |
b. Sulaman Hongkong
Sulaman hongkong yaitu sulaman yang dijahit dengan variasi tusuk pipih yang dijahitkan mengisi seluruh permukaan motif. Jahitan dibuat beberapa jajaran dengan menggunakan warna bertingkat.
Tusuk pipih dijahitkan bolak balik dengan ukuran yang tidak sama panjang atau disebut tusuk “long and short stitch” Setiap jajaran tusuk menggunakan kombinasi warna bertingkat. Warna bertingkat dapat dipilih warna value, warna shade, atau warna tint. Warna value yaitu tingkatan warna yang terjadi dari campuran warna hitam dan putih.
Warna shade yaitu tingkatan warna yang terjadi karena campuran warna dengan warna hitam. Warna tint yaitu tingkatan warna yang terjadi karena pencampuran warna dengan warna putih.
Ragam hias yang digunakan untuk sulaman hongkong yaitu ragam hias naturalis atau ragam dekoratif berupa bunga-bunga dan daun-daun, atau hewan seperti burung-burung atau kupu-kupu dan sebagainya. Pola hiasan dapat menggunakan semua pola hias tergantung jenis ragam hias yang digunakan. Aksentuasi dapat dihasilkan dengan teknik kontras warna dan ukuran.
Alat yang dibutuhkan adalah ram dan jarum tangan.
Bahan yang dibutuhkan yaitu kain dengan tenunan polos dan benang sulam. Cara mengerjakannya yaitu : desain motif di pindahkan ke atas kain. Ram dipasang di atas kain yang bermotif. Mulailah menyulam dengan menggunakan tusuk long and short sticth. Tusuk ini dijahitkan dari bagian luar motif, tusuk rata pada bagian luar dan tidak sama panjang (panjang pendek) pada bagian dalam motif, dengan menggunakan warna bertingkat. Jika warna pada bagian luar motif warna yang lebih muda maka warna benang yang digunakan makin ke dalam motif makin tua. Lakukan sampai seluruh motif selesai dijahit. Rapikan sisa-sisa benang. Untuk bagian batang dapat digunakan tusuk lain seperti tusuk batang, tusuk tikam jejak dan lain-lain.
c. Sulaman Aplikasi
Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan. Sulaman dengan teknik lekapan yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang yang kasar, pita atau tali dan payet.
Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Jenis sulaman ini yaitu s
ulaman aplikasi, sulaman inkrustasi, sulaman melekatkan benang atau tali, melekatkan payet dan quilting.
Aplikasi yaitu satu metode menghias kain dengan menjahitkan sepotong kain yang digunting pada permukaan kain. Ragam hias dibentuk dari kain lain atau pita dan ditempelkan dengan tusuk hias pada permukaan benda yang akan dihias. Bahan tempelan dapat digunakan bahan yang tidak bercorak atau dapat pula digunakan bahan yang bercorak atau bermotif. Tempelan dari bahan yang tidak bercorak disebut aplikasi Cina sedangkan tempelan dari bahan bercorak disebut aplikasi Persia.
Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk. Sedangkan pada aplikasi Cina ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak. Ragam hias dibentuk dari bahan polos yang digunting sesuai desain. Bahan tempelan sebaiknya diberi pengeras seperti fliselin agar tiras kain tidak mudah lepas. Warna kain tempelan dapat dikombinasikan sesuai dengan keinginan. Ragam hias untuk aplikasi ini umumnya menggunakan ragam hias dekoratif
yang distilasi dari ragam naturalis seperti bentuk bunga-bunga, pohon, pemandangan, bentuk binatang dan lain sebagainya. Ragam hias yang didesain diusahakan tidak mempunyai lengkungan yang terlalu tajam atau bentuk-bentuk yang terlalu lancip, karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.
Warna ragam hias untuk aplikasi dapat menggunakan warna tunggal atau warna yang dikombinasikan. Untuk penggunaan warna tunggal dapat memilih warna yang senada atau warna bertingkat dengan warna benda yang akan dihias atau dapat pula menggunakan warna kontras dengan warna benda yang akan dihias. Sedangkan untuk ragam hias yang menggunakan kombinasi dua atau tiga warna juga dapat memakai kombinasi warna harmonis atau kombinasi warna kontras.
Tusuk hias yang dipakai untuk menempelkan ragam hias pada permukaan kain dapat dipakai tusuk veston atau tusuk klim tergantung pada ketebalan bahan tempelan. Untuk bahan yang tipis digunakan tusuk klim sedangkan untuk bahan yang tebal digunakan tusuk veston. Untuk menambahkan hiasan pada tempelan dapat digunakan tusuk pipih atau tusuk batang.
Pola hiasan untuk aplikasi tergantung pada ragam yang digunakan misalnya ragam hias pemandangan alam akan menggunakan pola hiasan bebas, apabila menggunakan ragam bunga-bunga dan lainnya dapat menggunakan semua pola hiasan yang disesuaikan dengan penempatannya pada desain struktur.
Adapun alat yang dibutuhkan untuk sulaman aplikasi adalah ram dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu kain yang akan di hias berupa tenunan polos, bahan tempelan sesuai dengan jenis aplikasi yang diinginkan apakah aplikasi cina atau aplikasi persia, benang jahit dan benang sulam.
Cara mengerjakannya yaitu motif yang sudah ada dipindahkan ke kain yang akan di hias. Kemudian bahan tempelan di tempel ke bahan dan dijelujur agar tidak bergeser. Pasanglah ram di atas bahan yang sudah ditempel tersebut kemudian mulailah membuat tusuk feston pada bagian pinggir tempelan sehingga bahan lekapan ini menyatu dengan kain.
d. Sulaman Melekatkan Benang
Melekatkan benang yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari benang sulam yang kasar yang ditempelkan secara kontinue atau terus menerus tidak terputus-putus pada permukaan kain dengan tusuk hias. Benang dibentuk menjadi ragam hias pada permukaan kain dan dijahitkan dengan tusuk balut atau silang.
Desain melekatkan benang ini ada dua jenis yaitu pertama desain pinggiran yaitu benang hanya ditempelkan pada pinggiran luar ragam hias dan yang kedua benang ditempelkan pada seluruh permukaan ragam hias. Ragam hias melekatkan benang hanya menggunakan ragam hias geometris berbentuk garis-garis lengkung. Desain ragam hias hendaklah tidak mempunyai lengkungan yang terlalu kecil atau terlalu lancip karena akan menyulitkan dalam pekerjaan menyulam dan akan mempengaruhi hasil sulaman tersebut.
Warna benang untuk tempelan atau ragam hias menggunakan warna tunggal yang harmonis atau kontras dengan kain yang akan dihias. Tetapi warna benang untuk tusuk balut atau tusuk silang sebaiknya menggunakan warna kontras dengan warna benang tempelan.
Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dimana pada bagian yang merupakan aksentuasi ukuran ragamnya dibuat lebih besar dari ukuran ragam yang lain. Sulaman ini dapat menggunakan seluruh pola hias kecuali pola serak. Karena untuk sulaman ini benang diatur tidak terputusputus.
Adapun alat yang digunakan untuk membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu ram, gunting dan jarum tangan. Bahan yang digunakan yaitu bahan yang akan di hias, benang kasar yang akan menjadi lekapan dan benang sulam untuk tusuk hiasnya.
Cara membuat sulaman melekatkan benang ini yaitu terlebih dahulu motif dipindahkan ke atas bahan dan pasang ram. Benang lekapan di tempelkan ke atas bahan menggunakan tusuk hias. Tusuk hias yang di gunakan dapat di pilih salah satu apakah tusuk balut atau tusuk silang. Jarak tusuk ini sebaiknya tidak terlalu jarang atau tidak lebih dari 0,5 cm. Aturlah benang yang dilekapkan sampai seluruh motif selesai. Rapikan sisa-sisa benang.
e. Terawang Hardanger
Terawang yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lobang-lobang berbentuk geometris. Terawang ini ada macam-macam yaitu terawang hardanger, terawang inggris, terawang richeliu, terawang putih, terawang fillet dan terawang persia.
Terawang hardanger adalah terawang dengan ragam hias geometris berbentuk empat persegi dan bentuk lobang-kobangnya juga berbentuk empat persegi. Pada bagian lobang dihiasi dengan trens atau rentangan benang dan dapat juga dihias dengan teknik sisipan atau pada rentangan benang disisip dengan benang.
Tusuk yang digunakan untuk terawang hardanger ini ada dua macam yaitu tusuk pipih dan tusuk jelujur yang dijahit bolak-balik pada pinggira lobang. Warna ragam hias untuk terawang hardanger ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna yang harmonis dengan warna kain yang akan dihias. Untuk menghasilkan aksentuasi pada ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran ragam hias atau kontras ukuran lobang ragam hias. Pola hias untuk terawang hardanger dapat menggunakan pola hias pinggiran berdiri atau pinggiran bergantung dan pola hiasan mengisi bidang-bidang segi empat, bidang segi tiga dan bidang belah ketupat karena untuk pola-pola lain sukar membentuknya.
Alat yang digunakan untuk membuat terawang hardanger ini yaitu ram, jarum tangan, gunting dan pisau silet. Adapun bahan yang digunakan yaitu bahan dengan tenunan polos, benang sulam yang sewarna atau setingkat lebih tua atau lebih muda dengan bahan.
Cara mengerjakan terawang hardanger ini yaitu terlebih dahulu pindahkan motif pada bahan. Hal yang perlu diingat dalam mengerjakan terawang ini adalah arah motif mengikuti serat benang pada bahan atau kain. Buangkah bagian bahan yang akan dilobangi menggunakan pisau silet. Bagian pinggir lobang hendaknya di jelujur terlebih dahulu sebelum di lobangi sehingga pinggir lobang tidak bertiras. Setelah selesai melobangi barulah dilakukan menjahitkan tusuk pipih pada motif atau pada sekeliling tepi lobang. Setelah selesai menjahitkan tusuk pipih atau tusuk balut ini baru dilakukan membuat rentangan benang (trens) pada bagian tengah lobang dengan cara menyilangkan benang pada bagian lobang. Lakukan hingga seluruh motif selesai dihias. Rapikan sisa-sisa benang.
f. Terawang Inggris
Terawang Inggris yaitu ragam hias yang dibentuk dari ragam yang mempunyai lobang-lobang berbentuk geometris bundaran-bundaran atau bentuk oval yang terjadi karena kainnya ditoreh atau digunting.
Tusuk yang digunakan untuk terawang inggris ini yaitu tusuk balut sehingga kain guntingnya tergulung dan lobang-lobang yang terjadi tidak berbulu. Warna ragam hias untuk terawang Inggris ini menggunakan warna tunggal yaitu warna yang senada atau warna yang harmonis dengan warna kain yang akan dihias. Untuk menghasilkan aksentuasi ragam hias dapat dilakukan dengan teknik kontras ukuran dari ragam hias atau kontras ukuran dari lobanglobang ragam hias.
Pola hiasan untuk terawang inggris dapat menggunakan semua pola hias mulai dari pola hias tabur, pola hias pinggiran, pola hias mengisi bidang atau pola hias bebas, karena ragamnya kecil-kecil dan dapat diatur sesuai keinginan para perancang.
Alat yang digunakan untuk membuat terawang Inggris adalah ram, jarum jahit, gunting dan pisau silet. Bahan yang digunakan dapat menggunakan kain dengan tenunan polos, benang sulam dan benang jahit.
Cara mengerjakannya yaitu terlebih dahulu motif dipindahkan ke kain sesuai dengan penempatannya pada busana. Jelujur sekeliling motif yang akan dilobangi kemudian toreh atau lobangi. Jelujur ini berfungsi untuk tusuk penahan agar lobang tidak bertiras. Setelah selesai dilobangi barulah dilanjutkan dengan membuat tusuk balut pada sekeliling lobang. Selesaikan bagian batang dengan menggunakan tusuk batang atau tusuk tikam jejak. Rapikan sisa-sisa benang.
Masih banyak lagi jenis sulaman yang dapat digunakan untuk menghias busana dan lenan rumah tangga. Agar terampil dalam mendesain hiasan untuk busana terutama dengan teknik sulaman tangan diperlukan latihan yang banyak dan dilakukan secara kontinue.
Alat dan Bahan untuk Mendesain Busana
Untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik perlu ditunjang dengan pengadaan alat dan bahan yang menunjang. Peralatan gambar adalah bagian penting yang harus disediakan untuk kelancaran kerja. Peralatan yang bermutu baik juga akan meningkatkan mutu desain yang dihasilkan, karena akan memberikan kemudahan dalam bekerja sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Batik Tulis B21 Katun Super
Pengetahuan dan keterampilan tentang alat gambar sangatlah pemting. Kadang kala tidak semua pekerja seni/desainer cocok dan mampu mempergunakan alat tertentu atau alat yang sama dalam mewujudkan desainnya seperti menggunakan cat air/aquarel, pensil warna, cat minyak, tinta, spidol dan lainnya. Pada dasarnya setiap jenis peralatan tersebut mempunyai kebaikan dan keburukan, dan setiap alat-alat tersebut juga mempunyai efek yang berbeda pada hasil desain.
Khusus bagi fashion designer dianjurkan untuk berlatih cara memakai semua alat-alat menggambar termasuk komputer khusus desain bila perlu karena masing-masing alat tersebut penting dan membutuhkan skill tertentu.
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk mendesain yaitu :
1. Pensil
Pensil yang digunakan adalah lead pensil yang terbuat dari graphite. Pensil ini sangat baik untuk digunakan dan tersedia dalam beberapa ukuran yang berbeda. Untuk goresan yang agak keras dengan kode H/HB, untuk menggambar sketsa busana sebaiknya menggunakan pensil B. Pensil B mempunyai ukuran dari 1 B sampai 8 B. Makin tinggi nomornya maka makin lunak pensilnya. Pensil yang lunak berguna untuk mengarsir atau memberikan bayangan pada desain.
2. Pensil warna (colored pencil)
Pensil warna digunakan untuk menyempurnakan desain agar terlihat lebih menarik. Pensil ini juga dapat diruncingkan sehingga bisa menyempurnakan bagian-bagian yang rumit dan kecil seperti kantong, krah motif tekstil dan lain-lain.
3. Penghapus (eraser)
Penghapus perlu disediakan sewaktu mendesain karena goresan awal belum tentu langsung bagus dan memuaskan, terutama bagi pemula.
4. Rol/penggaris
Rol berguna untuk memberi bingkai dari kertas gambar atau membuat bidang-bidang bergaris lurus.
5. Kuas (brushes)
Kuas berbentuk bulu-bulu halus yang terbuat dari bahan sintetis.Kuas mempunyai variasi bentuk dan ukuran yang banyak.
Pilihlah kuas yang bermutu baik dan ukuran yang cocok untuk mendesain. Apabila kuas sudah selesai digunakan harus disimpan dalam keadaan bersih dan bulunya dihadapkan ke atas sehingga bulunya tidak mudah lepas atau patah
6. Cat air (water colour)
Cat air tersedia dalam bentuk cake dan tube. Pilihlan cat yang bagus dan berkualitas baik. Apabila memilih bentuk tube tersedia warna yang bervariasi, jika memilih bentuk cake/botol maka biasanya kita yang mencampur sendiri sesuai dengan yang diinginkan.
7. Kertas
Kertas tersedia dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Pakailah kertas yang sesuai dengan kebutuhan. Jenis-jenis kertas ini antara lain kertas photocopy, kertas transparan, dan kertas gambar/buku gambar.
8. File/amplop
File atau amplop berguna untuk menyimpan kliping-kliping mode, potongan-potongan bahan tekstil dan untuk penyimpanan desain yang sudah selesai. Kliping berguna untuk meningkatkan inspirasi dari desainer dalam mengembangkan idenya.
Pengertian DESAIN BUSANA
Busana dan pelengkap (milineris dan asesoris) yang kita pakai setiap hari dibuat tidak asal jadi, tetapi berdasarkan pola atau rancangan tetentu yang disebut dengan desain. Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat, semakin banyak memerlukan peran desain, semakin tinggi selera masyarakat semakin tinggi pula tuntutan kecermatan desainnya.
Batik Tulis B24 Katun Super
Hal ini disebab karena dalam berbusana manusia selalu menuntut dua nilai sekaligus yaitu nilai jasmaniah berupa enak dan nyaman dipakai, dan nilai rohaniah berupa keindahan dan keanggunan.
Desain busana merupakan pengetahuan dasar bagi seorang calon desainer. Pada desain busana ini akan di jelaskan tentang pengertian desain busana, jenis-jenis desain, unsur-unsur desain, prinsip-prinsip desain, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mendesain, desain anatomi tubuh, teknik menggambar bagian-bagian busana dan teknik pewarnaan dan penyelesaian desain.
Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya, dan tidak akan indah atau menarik dilihat tanpa mempertimbangkan prinsip-prinsip desain. Apa saja yang tergolong pada unsur dan prinsip desain ini akan dibahas secara mendalam pada Bab ini.
Dengan pengetahuan tentang desain ini, diharapkan seorang calon desainer dapat membuat desain busana dengan baik dan benar.
Desain tidak hanya sekedar gambar saja tetapi dengan desain seseorang dapat membuat pakaian mulai dari mengambil ukuran, membuat pola, pecah pola, menggunting sampai menjahit pakaian dengan kata lain desain merupakan pedoman seseorang dalam mewujudkan pakaian ke bentuk sebenarnya. Jadi jelaslah bahwa desain memegang peranan penting dalam pembuatan suatu pakaian.
A. Pengertian Desain
Desain berasal dari Bahasa Inggris (design) yang berarti “rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, “desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.
Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti busana. Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau di pahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar.
Gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.
Alat yang diperlukan untuk menggambar pola busana -Konsep Dasar Membuat Pola Busana
Pekerjaan menggambar pola busana memerlukan peralatan tertentu, spesifikasi dan berkualitas. Alat yang diperlukan untuk menggambar pola busana banyak jenisnya antara lain.
1. Pita ukuran (cm)
Pita ukuran (cm), digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan membuat busana atau ukuran model,disamping itu pita ukuran juga dipakai untuk menggambar pola pakaian dan juga digunakan pada waktu penyesuaian pola. Pita ukuran (cm) ada beberapa macam yakni ada yang menggunakan ukuran centimeter dan ada yang ukuran inchi bahkan ada yang menggunakan kedua ukuran tersebut. Pita ukuran (cm) yang baik terbuat dari serbuk kaca atau terbuat dari bahan yang lemas seperti plastik, tepinya tidak bertiras, tidak boleh meregang, garis-garis dan angka kedua permukaan memiliki ukuran yang dicetak dengan jelas, dan letak garis ukuran tepat pada tepi pita ukuran.
2. Penggaris
Untuk menggambar pola busana diperlukan penggaris/rol dressmaker dengan bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus, digunakan untuk membuat garis lurus. Penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis-garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, krah dan garis sisi rok. Sedangkan penggaris segi tiga siku-siku digunakan untuk membentuk garis sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan garis lebar punggung.
3. Kertas Pola (buku pola atau buku kostum)
Kertas pola (buku pola atau buku kostum) merupakan tempat menggambar pola. Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala. Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya bewarna putih, tebal dan halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan letak yang berselang-seling.
Lembar halaman bergaris diperlukan untuk mencatat ukuran dan mencatat keterangan pola yang dibuat. Lembaran halaman tidak bergaris (polos) digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran skala.
4. Skala
Skala atau ukuran perbandingan, adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar pola di buku pola. Skala ada beberapa macam yakni ada yang menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat, satu berbanding enam dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat dari kertas yang agak tebal seperti kertas karton dan berbentuk segi panjang, dan letak garis ukuran tepat pada tepi skala. Tepinya tidak bertiras, kedua permukaan memiliki ukuran skala yang berbeda salah satu diantaranya ukuran skala satu berbanding empat, karena skala ukuran ini sering digunakan didalam menggambar pola busana.
5. Pensil dan bool point
Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola. Pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam yakni pensil terbuat dari graphite, pensil ini bagus digunakan dan mempunyai ukuran yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan kode H / HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat, garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil bewarna. Pensil bewarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola di pertajam dengan bollpoin warna hitam.
6. Penghapus (Eraser)
Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah.
Penghapus yang baik adalah yang bewarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan penghabus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.
7. Jarum
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d 4 cm. Bentuk jarum pentul / jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalah jarum pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.
Istilah-istilah dalam bidang desain dan pembuatan busana (pakaian wanita / busana muslim / baju kerja)
1. Cellulose : Serabut yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
2. Center of interest : Pusat perhatian yang terdapat pada desain busana.
3.“Custom-made” : busana yang dibuat dengan sistem tailor maupun couture untuk perorangan sesuai dengan desain yang (couturis) exclusive.
4. Customer care : Pelayanan prima. Pelayanan yang terbaik untuk pelanggan.
5. Depun : Penyelesaian dengan lapisan menurut bentuk yang dijahit kebagian dalam.
6. Desain : Kerangka bentuk, rancangan, motif, model.
7. Drapping :Teknik pembuatan pola dengan cara memulir/drapping.
8. Dress making : Pembuatan pakaian wanita.
9. Dressform : Boneka jahit
10. Dresssmaker : Penjahit busana wanita
11. Garis Empire : Garis hias yang melebar terdapat dibawah dada
12. Garis Princess : Garis dari bahu atau tengah ketiak sampai panjang baju
13. Haute couture : Pembuatan busana tingkat tinggi.
14. Kampuh kostum : Kampuh yang diselesaikan dengan mesin pada bagian buruk, kemudian tirasnya diselesaikan dengan tangan.
15. Keterampilan-berlipat (multi-skilling).:Proses dimana individu memperoleh tambahan keterampilan yang luas dan spesifik.
16. Lipit kup : Garis lipatan untuk membentuk tubuh wanita
17. Management Contingency Skill: Keterampilan mengelola kemungkinan/ketidak aturan (solusi dalam menemukan masalah).
18. Measurement : Ukuran
19. Mesin jahit kabinet :Mesin jahit yang tertutup menyerupai meja/kotak.
20. Memarker : Membuat rancangan bahan sesuai ukuran sebenarnya
21. Model : Peragawati/pemesan/pelanggan
22. OH&S : Occupational health dan safety
23. Pattern making : Pembuatan pola.
24. Pelanggan : Pemesan/konsumen/kolega.......
Pemilihan Busana berdasar Faktor Individu
Jika kita perhatikan secara teliti, khususnya tentang busana yang dipakai oleh masing-masing individu dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mengenakan pakaian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini tidak hanya terdapat pada model pakaian saja, tetapi juga terdapat perbedaan dalam pemilihan bahan busana seperti perbedaan warna, motif, tekstur dan lain-lain sebagainya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut antara lain:
a. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh manusia tidaklah sama satu dengan lainnya, perbedaan tersebut disebabkan oleh perkembangan biologis serta perbedaan tingkat umur. Setiap manusia mengalami irama pertumbuhan yang berbeda-beda, ada yang gemuk pendek, kurus tinggi, gemuk tinggi dan kurus pendek. Maka dari itu, sewajarnyalah kita di dalam membuat atau memilih busana harus mengenali terlebih dahulu bentuk tubuh masing-masing. Karena tidak semua busana dapat dipakai oleh semua orang, dengan kata lain model busana untuk orang gemuk jelas tidak cocok untuk orang yang bertubuh kurus, begitu juga sebaliknya. Maka, di dalam memilih busana mengenali bentuk tubuh sangatlah penting.
Bentuk tubuh ideal sangatlah didambakan oleh semua orang, karena hampir semua desain busana dapat dipakainya, sehingga bentuk tubuh ideal merupakan dambaan semua orang.
Adapun yang dimaksud dengan tubuh ideal untuk seorang wanita, menurut Enna Tamimi (1982:41) bentuk badan yang ideal mempunyai ukuran lingkar dada dan pinggul yang sama besar.
Ukuran pinggang sekurang-kurangnya 10 cm lebih kecil dari ukuran dada atau pinggul, serta letak garis pinggang pada batas ¾ tinggi badan yang diukur dari kepala. Dengan kata lain jika letak garis pinggang di bawah atau di atas ¾ tinggi badan serta lingkar pinggang yang hampir sama besar dengan lingkar badan dan lingkar pinggul, maka ukuran yang begini termasuk ukuran yang kurang ideal.
Bentuk tubuh yang kurang ideal ini banyak pula macamnya, ada yang gemuk pendek, kurus tinggi, kurus pendek, bahkan ada yang bungkuk, panggul terlalu kecil, bidang bahu terlalu lebar atau terlalu sempit. Semua bentuk tubuh ini termasuk bentuk tubuh yang tidak ideal, karena masing-masingnya memiliki kelemahan atau kelainan. Kelemahan-kelemahan ini dapat disembunyikan dengan memilih desain pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh masing-masing, setiap kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan busana yang dipakai.
Untuk seseorang yang bertubuh gemuk pilihlah desain yang memberi kesan melangsingkan, dan yang bertubuh kurus memilih desain yang memberikan kesan menggemukkan. Desain busana untuk seseorang yang bidang bahunya sempit pilihlah desain yang memberikan kesan melebarkan, untuk seseorang yang memiliki buah dada terlalu kecil atau terlalu besar, semua ini perlu mendapat perhatian yang serius sebelum membuat busana agar busana yang serasi dengan bentuk tubuh dapat diwujudkan.
b. Umur
Umur seseorang sangat menentukan dalam pemilihan busana, karena tidak seluruh busana cocok untuk semua umur.
Perbedaan tersebut tidak saja terletak pada model, tetapi juga pada bahan busana, warna, serta corak bahan. Busana anak-anak jauh sekali bedanya dengan busana remaja dan busana orang dewasa. Untuk itu di dalam pemilihan busana yang serasi usia pemakai merupakan kriteria yang tidak dapat diabaikan.
c. Warna Kulit
Warna kulit adalah suatu hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih busana. Walaupun warna kulit orang Indonesia disebut sawo matang, namun selalu ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Maka, hal ini hendaknya mendapat perhatian supaya busana yang dipakai betul-betul sesuai dengan sipemakai
d. Kepribadian
Kepribadian merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dalam memilih busana.
Ada beberapa tipe kepribadian yang sangat mempengaruhi dalam pemilihan busana tersebut, antara lain :
1) Tipe Feminim
Orang yang bertipe feminim memiliki sifat, lemah lembut, pemalu, suka menjauhkan diri dari perhatian umum, perasaannya halus. Untuk orang yang bertipe feminim ini sangat cocok desain busana yang memakai garis lengkung, seperti; rok pias, rok kembang dan lain-lain. Warna busana yang cocok adalah warna yang telah dicampur dengan warna abu-abu, setiap warna yang di campur dengan warna abu-abu maka hasilnya akan menjadi warna yang buram. Misalnya warna merah dicampur dengan warna abu-abu, maka warna merahnya menjadi merah redup. Warna kuning dicampur dengan warna abu-abu, maka warna kuningnya menjadi redup. Warna biru dicampur dengan warna abu-abu, maka warna birunya menjadi redup. Semua warna yang dicampur dengan warna abu-abu, cocok untuk orang yang bertipe feminim. Tekstur yang cocok untuk tipe feminim ialah tekstur yang lembut, halus dan ringan. Motif yang dipakai sebaiknya motif yang kecil-kecil.
2) Tipe Maskulin
Tipe maskulin adalah orang yang memiliki sifat terbuka, agresif, tenang, dan percaya diri. Untuk orang yang bertipe ini desain busana yang cocok adalah model yang tidak terlalu banyak variasi dan memakai garis yang tegas; seperti :
memakai kerah minamora, kerah kemeja dan lain-lain. Warna-warna cerah sangat cocok untuk kepribadian maskulin.
Tekstur sebaiknya dipilih yang tebal, berat dan bermotif. Motif geometris lebih cocok dipakai dari pada motif bunga-bunga.
3) Tipe Intermediet
Tipe intermediet, umumnya mempunyai kepribadian diantara kedua tipe di atas. Desain busana yang cocok untuk oarang yang bertipe intermediet adalah model yang memakai garis vertikal, garis horizontal dan garis diagonal. Pemilihan warna busana untuk orang yang berkepribadian seperti ini sebaiknya disesuaikan dengan warna kulit. Apabila warna kulitnya cerah, pilihlah warna panas. Untuk orang yang tenang hindari warna yang kontras dan sebaiknya memilih warnawarna dingin. Hindari memakai tekstur yang mengkilat dan tekstur yang terlalu halus.
Konsep Dasar Menghias Busana
Menghias dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “to decorate” yang berarti menghias atau memperindah. Dalam busana menghias berarti menghias atau memperindah segala sesuatu yang dipakai oleh manusia baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keperluan rumah tangga. Benda yang dipakai untuk diri sendiri antara lain blus, rok, celana, tas, topi dan lain-lain, sedangkan untuk keperluan rumah tangga diantaranya yaitu taplak meja, bed cover, bantal kursi, gorden dan lain-lain.
Ditinjau dari tekniknya, menghias kain dibedakan atas 2 macam yaitu
Batik Tulis Gurik BG01
1) menghias permukaan bahan yang sudah ada dengan bermacammacam tusuk hias baik yang menggunakan tangan maupun dengan menggunakan mesin
Membuat Hiasan untuk Busana (muslim)
Dari uraian yang dikemukan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam membuat hiasan untuk busana kita perlu melakukan persiapan tempat kerja, alat dan bahan. Tempat kerja hendaklah disiapkan senyaman mungkin sehingga dapat menimbulkan gairah dalam bekerja. Alat dan bahan yang dibutuhkan sebaiknya disediakan semua sebelum pekerjaan menghias di lakukan. Untuk pekerjaan menghias ini diperlukan pengetahuan atau konsep dasar menghias busana yang meliputi jenis-jenis ragam hias dan teknik menstilasi ragam hias. Untuk merancang hiasan yang cocok di gunakan untuk busana terlebih dahulu kita perlu memahami pola hias.
Batik Tulis Gurik BG04Pola hias meliputi pola serak atau tabur, pola pinggiran, pola mengisi bidang dan pola bebas. Untuk memulai menghias desain motif yang dirancang terlebih dahulu dipindahkan ke bahan atau kain, baik menggunakan karbon ataupun pensil. Hiasan yang dapat digunakan untuk busana cukup banyak di antaranya sulaman fantasi, sulaman aplikasi, sulaman hongkong, sulaman melekatkan benang, terawang hardanger, terawang inggris dan lain-lain.
Busana yang telah selesai dihias hendaklah disimpan dengan cara yang tepat. Penyimpanan dapat dilakukan dengan cara menggantung pada hanger atau dengan cara dilipat. Dalam hal ini yang penting diperhatikan adalah hiasan yang dibuat tidak rusak atau tidak terganggu pada saat kain atau busana disimpan. Setelah selesai melakukan pekerjaan menghias maka area kerja atau tempat kerja serta alat dan bahan yang telah selesai digunakan dirapikan kembali dan alat serta bahan sisa disimpan kembali pada tempat penyimpanan sehingga memudahkan saat kita membutuhkan alat atau bahan tersebut kembali di masa yang akan datang.
Konsep Dasar Pecah Pola Busana Wanita
Busana wanita mempunyai desain yang beraneka ragam. Karena beranekaragamnya desain pakaian wanita ini, sering kali kita kesulitan dalam melakukan pecah pola busananya.
Batik Tulis Gurik BG02
Busana wanita memerlukan teknik pecah pola yang lebih cermat dibandingkan pakaian pria dan anak-anak. Pakaian wanita yang dibuat hendaklah dapat menonjolkan sisi feminim dari wanita dan dapat menonjolkan kelebihan yang dimilikinya sehingga dalam berpenampilan terlihat cantik, rapi dan menarik. Untuk itu dalam pembuatan pakaian perlu dilakukan pecah pola yang benar sesuai dengan desain dan bentuk tubuh sipemakai. Agar pola yang dihasilkan sesuai dengan desain dan bentuk tubuh maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisa bentuk tubuh dan analisa desain.
Bentuk tubuh wanita secara umum ada 5 macam yaitu ideal, kurus tinggi, gemuk tinggi, kurus pendek dan gemuk pendek. Bentuk tubuh wanita yang baik tentunya adalah bentuk tubuh yang ideal dimana terdapat keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan dan mempunyai proporsi tubuh yang seimbang.
Desain pakaian yang dibuat adakalanya terlihat indah karena dibuat pada proporsi tubuh yang seimbang atau bentuk tubuh yang ideal.
Namun belum tentu desain yang sama cocok di pakai oleh orang yang bertubuh kurus atau gemuk. Jadi dari analisa bentuk tubuh ini kita dapat menyesuaikan pola dengan bentuk tubuh sipemakai, dengan kata lain kekurangan bentuk tubuh dapat tertutupi dengan teknik pengembangan pola yang tepat. Misalnya untuk bentuk tubuh yang gemuk hendaklah hindari pakaian yang mengembang atau yang berkerut banyak seperti rok kerut atau rok kembang dan model lengan balon atau lonceng. Jika menggunakan lengan balon atau lengan yang lebar pada ujung lengan hendaklah pengembangannya disesuaikan dengan bentuk tubuh gemuk tersebut artinya pengembangannya tidak terlalu lebar.
Selain analisa bentuk tubuh di atas dilakukan analisa desain. Analisa desain pakaian dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Memperhatikan desain secara keseluruhan.
Lihat gaya berdiri dari model. Umumnya desain digambarkan dengan gaya berdiri menghadap kedepan atau miring tiga per empat. Perbandingan letak bagian-bagian busana pada sikap berdiri model akan lebih memudahkan kita memahami desain pakaian yang akan dibuat.
2. Memahami gambar bagian-bagian busana pada desain.
Gambar bagian-bagian busana yang dimaksud merupakan garis-garis pakaian pada desain, misalnya garis leher, garis lingkar badan, garis pinggang, garis panggul, garis tengah muka dan tengah belakang, garis lingkar kerung lengan, garis besar lengan dan garis batas kup atau tinggi dada. Garis-garis ini akan memudahkan kita untuk menganalisa bagianbagian busana yang ada pada desain.
a. Desain pakaian pada badan bagian atas.
Desain pakaian pada badan bagian atas meliputi bentuk garis leher atau kerah, lengan, kantong, garis hias, kup dan belahan pakaian. Letak garis leher dapat dilihat dengan membandingkan garis leher dasar dengan garis leher pada desain. Perkiraan ukuran inilah yang menjadi pedoman dalam merobah garis leher pada pakaian.
Begitu juga dengan lengan dan badan. Desain lengan apakah berbentuk lengan kop, lengan poff, lengan balon dan lain sebagainya.
Khusus untuk bagian badan, kita harus memperhatikan letak kup apakah kup berada pada tempat biasa atau disalurkan ke tempat lain atau dihilangkan menjadi garis hias. Hal ini penting karena kup merupakan bagian yang dapat menonjolkan sisi feminim wanita.
Perhatikan juga garis belahan pakaian untuk menghindari kesalahan dalam memberi tanda pola dan menggunting kain.
b. Desain pakaian bagian bawah
Pakaian bagian bawah dapat berupa rok atau celana. Namun celana ataupun rok mempunyai desain yang bervariasi. Terlebih dahulu pahami desain rok yang ada pada desain seperti desain rok, ukuran panjang rok, lebar rok, kembang rok (jika rok kembang) dan kerutan rok (jika rok dikerut). Begitu juga dengan desain celana, pahami desain celana, ukuran celana, lebar celana atau besar celana dan lain sebagainya.
3. Memahami letak jatuh pakaian pada badan.
Bahan atau kain yang cocok untuk sebuah desain dapat dilihat dari letak jatuh pakaian pada badan. Hal ini dapat diamati pada bagian sisi atau bagian bawah pakaian. Jika dilihat pada bagian sisi, bahan yang jatuhnya lurus ke bawah atau agak kaku dapat diperkirakan bahannya tebal dan kaku. Sebaliknya jika jatuh bahan mengikuti bentuk tubuh berarti bahan yang digunakan bahan yang tipis atau melangsai. Begitu juga jika dilihat pada bagian bawah rok/pakaian. Bagian bawah rok yang terlihat agak bergelombang, maka bahan yang digunakan tipis atau melangsai sebaliknya bagian bawah yang lurus dan terlihat agak kaku,berarti menggunakan bahan yang agak tebal dan kaku.
Agar dapat menganalisa bentuk tubuh dan model pakaian denganbaik dan benar diperlukan latihan yang banyak sehingga memudahkankita dalam membuat pecah pola busana yang sesuai dengan desain.
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang letak sulaman putih pada busana wanita dan laki-laki
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang SULAMAN PUTIH
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://okrek.blogspot.co.id/2009_12_01_archive.html
0 komentar:
Post a Comment