Visual Display
Visual Display |
pengertian visual display - Penyesuaian kerja pada manusia berarti penyesuaian mesin dan lingkungan kerja terhadap manusia. Teknologi baru telah menyiapkan mesin-mesin secara sempurna untuk menggantikan pekerjaan manusia dan membawa integrasi yang lebih baik antara manusia dan mesin. Dalam sistem manusia-mesin terdapat dua interface penting dimana ergonomi memegang peranan penting dalam hubungan tersebut. Interface tersebut adalah display dan kontrol. Display untuk menyampaikan informasi dari mesin, proses atau lingkungan kepada manusia.Informasi yang disampaikan oleh display dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, jika lampu pada mesin menyala, maka mesin telah selesai operasinya. Sedangkan kontrol yang mana manusia dapat menyesuaikan respon dengan feedback yang diperoleh dari display tadi.
2.1 Pencahayaan
Untuk memahami suatu display, seseorang memerlukan:
a. Kemampuan visual yang memadai.
b.Penyajian informasi yang sesuai, termasuk juga ukuran, pencahayaan, perbedaan dan rancangan suatu display.
c. Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki dalam upaya pemahaman tentang display.
2.1.1 Mata
Fungsi yang penting sekali dari mata adalah kemampuannya memisahkan secara terperinci mengenai apa yang dilihatnya yang disebut dengan ketajaman visual (nisual aculty).Visual aculty adalah kemampuan mata untuk membedakan sacara cermat detil suatu objek dan pelatarannya yang sebagian besar tergantung dari daya akomodasi mata.Akomodasi menunjukkan kemampuan lensa mata untuk menyesuaikan diri dengan dengan kondisi sumber informasi yang ditangkapnya. Fungsi-fungsi bagian dari mata :
Kornea : Pelindung mata terhadap lingkungan
Pupil : Pengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata
Retina : Penangkap cahaya yang difokuskan oleh lensa
Lensa mata : Memfokuskan pandangan pada objek.
Saraf Mata : Menyampaikan impuls
Proses penginderaan terjadi dengan masuknya informasi mengenai bentuk benda-benda yang kita lihat melalui kornea mata, aqeous humor, dan pupil. Informasi tersebut akan diteruskan oleh mata yang mempunyai kemampuan akomodasi untuk menyesuaikan kondisi dari asal sumber informasi yang diterimanya. Kemudian retina akan menangkap citra atau informasi bentuk benda-benda yang kita lihat. Citra kemudian akan diteruskan retina melalui reaksi kimia yang terjadi di dalamnya ke syaraf-syaraf yang membawa citra tersebut ke otak. Proses pengolahan citra yang ditangkap oleh bagian-bagian mata terjadi di otak. Setelah proses pengolahan citra selesai, maka terbentuklah pemandangan di sekitar kita.
Retina adalah organ pada mata yang berperan cukup penting untuk dapat menangkap informasi dari sumbernya, untuk menerima informasi tersebut. Pada retina terdapat 2 jenis penerima yaitu the cones yang masing-masing memiliki urat syaraf yang berhubungan langsung ke otak dan efektif dalam hal penerimaan dan warna dibawah cahaya terang, dan the rods dihubungkan secara berkelompok ke urat-urat syaraf akan mencapai efektifitas yang paling baik dalam lampu yang terang dan melindungi bagian-bagian penglihatan pada bagian ujung/tepi. The cones letaknya berdekatan dengan suatu celah sempit yang dipusatkan pada fovea, sementara itu the rods secara serempak menyebar kebagian retina yang tersisa. Pada povea kapasitas dari cones adalah yang tebesar dan agar dapat diamati dengan jelas, objek harus difokuskan pada bagian tersebut pada retina. Daerah yang dihasilkan oleh pandangan pusat meliputi sudut pandang hanya satu derajat. Hal ini membuktikan bahwa mata hampir selalu melakukan gerakan yang terus menerus untuk melihat suatu daerah pandangan. Pelatihan dapat membantu manusia untuk melakukan hal ini dengan cara yang paling efesien.
Oleh karena mata meliputi daerah yang lebih luas, the rods dapat mendeteksi tingkat cahaya yang sangat minim dalam pandangan malam hari. Berdasarkan kondisi-kondisi ini, mata tidak mungkin membedakan warna-warna. The rods dapat mendeteksi pergerakan pada permukaan, suatu penggunaan yang bermanfaat dari karakteristik yang dapat yang ada dalam hal peringatan bahaya yang mungkin terjadi. Tidaklah bermanfaat bagi para pengemudi bahwa kemampuan kita untuk merasakan/mengetahui apa yang ada pada peripheri akan menurun dengan melajunya kecepatan. Bagian ini menjelaskan adanya simulasi visual pada sisi suatu jalan, misalnya tanda-tanda lalu lintas. Lampu – lampu yang menyala berkelap-kelip akan lebih efektif untuk dapat dilihat.
Gerakan mata dan pemfokusan ulang terjadi pasa saat-saat yang berarti dan inilah salah satu faktor yang membatasi rata-rata pengambilan informasi. Semua objek yang harus dipelajari dan diamati dengan seksama dalam suatu pekejaan, seharusnya diletakkan saling berdekatan satu dengan yang lainnya dan pada jarak yang sama dari mata. Informasi lain memerlukan acuan yang aktif dan seharusnya ditempatkan langsung tepat didepan suatu posisi yang nyaman dan enak dari kepala, dan selanjutnya hal ini dapat untuk menopang kebutuhan untuk memegang leher didalam posisi yang dibelokkan atau diputar balikkan dalam perioda yang cukup lama.
2.1.2 Efek dari umur pada visual performance
Proses akomodasi akan menurun sejalan dengan usia. Proses penuaan akan menyebabkan lensa kurang fleksibel sehingga pemfokusan pada objek dekat akan menjadi lebih sulit.Jarak terdekat dari mata, akan meningkat sejalannya usia.Dari kira-kira 11 cm pada usia 20 tahun dan pada usia 50 tahun menjadi 50 cm. Oleh karena itu, seseorang akan membaca buku lebih jauh lagi usianya semakin bertambah, tetapi ketajaman penglihatan berkurang sehingga ukuran dari display perlu ditingkatkan.
Adanya cahaya ekstra pada pekerjaan akan meningkatkan ketajaman sehingga menyebabkan pupil berkontraksi, mengurangi celah-celah lensa dan mengubahnya menjadi lebih besar untuk penyesuaiannya. Berkurangnya kemampuan akomodasi dan kekurangan-kekurangan lain pada mata, dapat diperbaiki dengan kacamata.Tetapi hal ini akan menjadi lebih luas lagi karena adanya kacamata..Oleh karena itu, penting untuk menguji penglihatan manusia yang bekerja karena penglihatan yang baik adalah hal yang sangat penting.
2.1.3 Peta Snellen
Peta Snellen merupakan peta standard untuk pengukuran ketajaman visual. Biasanya dibaca 6 meter garis teratas dan dapat dilihat oleh seseorang dengan penglihatan normal pada jarak 60 meter sedangkan garis lainnya didesain untuk dapat dilihat oleh orang dengan penglihatan normal pada jarak 36, 24, 18, 12, 9, 6, 4, 3, dan 2 meter.
Daya lihat 6/6 diperkirakan normal. 612 artinya manusia hanya dapat membaca pada jarak 6 meter dimana orang rata-rata dapat membaca pada 12.Pengujian daya lihat pada Snellen bergantung pada iluminasi yang seharusnya distandarisasi.
2.2 Unit-Unit yang dihubungkan dengan pencahayaan
Sebelum memperhatikan efek-efek pencahayaan pada ketajaman penglihatan harus diperhatikan dulu prinsip dasar dari pengukuran cahaya. Alat pengukur cahaya yang khusus dan mempunyai response spectral sejenis dengan manusia seharusnya digunakan untuk tujuan ini.
2.2.1 Kadar cahaya
Kadar cahaya (ilumination intensity) didefinisikan sebagai kepadatan (density) sinar yang mengalir dari sebuah sumber cahaya (sumber energi radian). Sumber cahaya yang dipakai sebagai standar internasional ialah Candela (Cd) dipakai sebagai satuan ukuran cahaya. Lumen (lm) dipakai juga sebagai satuan ukuran aliran sinar, yang nilainya ekivalen dengan 0,1 Candela. Disamping itu dewasa ini satuan ukuran yang banyak dipakai untuk kadar cahaya atau banyaknya cahaya yang jatuh pada sebuah bidang ialah LUX.
Mata manusia mempunyai kemampuan untuk menangkap kadar cahaya dari beberapa lx (dalam kegelapan) hingga 100.000 lx dibawah sinar surya ditengah hari. Variasi kadar cahaya disiang hari, dari pagi sampai sore berkisar antara 2000 sampai 100.000 lx, sedangkan pada malam hari cahaya diperoleh dari lampu-lampu kadarnya berkisar antara 50 sampai 500 lx.
2.2.2 Kecerahan (Brightness)
Kecerahan merupakan ukuran dari sebuah permukaan yang memancarkan sinar atau yang memantulkan sinar dari sumber cahaya. Satuan ukuran dari kecerahan ialah Aspostilb (asb) atau Stilb (Sb),
Berarti bahwa 1 Sb = 10.000 lx atau merupakan kadar cahaya dari sinar surya ditengah hari yang cerah, sedangkan kekuatan dari sumber-sumber cahaya panas yang lain ialah sebagai berikut:
2.2.3 Illuminance (Penerangan)
Tingkat pencahayaan biasanya diukur dengan istilah Illuminance, yaitu fluks-fluks yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan sebuah light meter di atas permukaan benda kerja
Satuan internasional untuk penerangan adalah lumen/sq.meter yang memiliki nama lain yaitu lux. Unit lama adalah footcandle mengalikan footcandle dengan 10.76 untuk memperoleh lux.
2.2.4 Contrast
Contrast merupakan perbedaan dari warna-warna dari beberapa objek yang menjadi objek visual. JIka target pandang berada dalam suatu lingkungan pandang yang menenggelamkannya seperti ditengah keramaian objek lain atau karena warnanya tidak contrast dengan lingkungannya, maka yng terjadi adalah derau pandang. Kejadian ini membuat menuntut mata untuk berkontraksi buat mengarahkan pandangannya ke tempat target.
2.2.5 Reflecitivity (daya pantul)
Kalau Stilb dipakai sebagai pengukur dari sumber cahaya panas, maka Apostilb dapakai untuk mengukur kadar cahaya dingin seperti dinding, mabel dan lain-lain perlengkapan. Perkaitan antara cerah (dalam asb) dengan kadar cahaya adalah sebagai berikut:
Ilustrasinya : sebuah cahaya dengan kadar 100 lx menerpa dinding putih dengan daya pantul 80%, maka dinding itu akan memiliki cerah 80 asb. Andaikata daya pantul (reflectivity) dari benda yang diterpa sinar itu 100%, maka ia akan memiliki cerah 100%. Karena pengindraan visual sangat tergantung pada pencerahan bidang visualnya. Maka daya pantul dari bidang-bidang pada ruang kerja menjadi penting untuk diperhatikan, sama dengan memperhatikan kekuatan sumber cahaya sendiri.
Tabel Daya pantul beberapa jenis material
Jenis Material
|
Daya pantul (%)
|
Tembok putih |
95
|
Ubin putih, kertas putih mutu tinggi |
85
|
Barang porselin putih |
75
|
Kertas putih mutu sedang |
75
|
Kuningan bersih |
75
|
Aluminium bersih |
75
|
Tembaga bersih |
65
|
Pakaian putih |
65
|
Kertas Koran |
55
|
Beton |
55
|
Kayu putih polos |
45
|
Kuningan kotor |
35
|
Tembaga kotor |
25
|
Baja bersih |
25
|
Besi cor atau dilapis |
25
|
Pakaian gelap |
15
|
Tinta cetak mutu baik |
15
|
Kertas hitam |
5
|
2.3 Masalah-masalah lain dari Vision
Suatu proporsi yang besar dari populasi memerlukan lensa-lensa yang dapat diperbaiki untuk dapat melihat dengan baik. Sekitar 8% dari laki-laki dan 0,5% wanita mempunyai cacat dalam penerimaan tentang warna,walaupun ada variasi yang lebih luas dalam beratnya masalah diantara orang-orang ini.
2.2.3 Kualitas Pencahayaan
Lighting quality dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu
a. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu rasio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi yang berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.
b. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :
Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.
Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.
Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.
Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.
Metode-metode reduksi yang dapat dipakai untuk mereduksi silau :
Reduksi luminansi sumber cahaya.
Jauhkan sumber cahaya dari garis pandang.
Posisikan jendela pada jarak yang sama dari aktivitas bekerja.
Gunakan peralatan dengan permukaan yang dapat mendistribusikan cahaya.
Posisikan kembali area kerja dan sumber cahaya untuk meminimasi refleksi cahaya.
Gunakan level menengah untuk di luminansi secara umum.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem pencahayaan :
Menghindari penempatan sumber cahaya lansung pada pandang pekerja.
Hindari penggunaan cat/warna yang mematulkan cahaya pada mesin, meja kerja.
Gunakan pencahayaan visi untuk memberikan atmosfir kerja yang baik.
Gunakan semakin banyak lampu, masing-masing dengan daya yang rendah dibandingkan menggunakan sedikit lampu dengan daya yang tinggi.
Hindari sumber cahaya yang tidak stabil.
c. Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari. Kedua sumber tersebut dapat menyebabkan rasio terang yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak terlalu jelas.
Sumber-sumber yang lebih besar atau lampu-lampu yang berpendar dan bayangan yang lebih besar. Secara umum, bayangan digunakan untuk kerja pemeriksaan, seperti menunjukkan cacat pada permukaan.
d. Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi visual aculty
Visual Aculty (VA) akan meningkat sesuai dengan algoritma tingkat penerangan objek. Pada malam hari dimana lingkunagn sekitarnya gelap, maka dengan meningkatnya penerangan, VA akan meningkat hingga suatu titik maksimum dan akan menurun jika semakin terang dan berkilau. Jika tingkat penerangan yang optimum sudah didapatkan maka untuk meningkatkan jarak baca dilakukan dengan manambah ukuran huruf. Selain itu pada umumnya tajam visual bertepatan dengan kekuatan memecahkan soal yang dihadapi oleh sistem optik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Visual Acuity :
a. Tingkat Iluminasi/kebenderangan (Iluminance level)
Tingkat Iluminasi/kebenderangan yaitu flux-flux yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Secara umum ketajaman dan sensivitas terhadap kontras akan meningkat dengan peningkatan level cahaya atau penerangan latar belakang (background) dan kemudian merata. Dengan tingkat pencahayaan yang tinggi, kerucut dapat digerakkan sehingga menghasilkan ketajaman dan sensivitas tinggi.
b. Kekontrasan
Jika target pandang berada dalam suatu lingkungan pandang yang menenggelamkannyaseperti ditengah keramaian objek-objek lain atau karena warnaya tidak kontras dengan lingkungannya maka terjadi derau pandang..Hal ini menuntut mata untuk berkonsentrasi buat mengarahkan pandangannya ke tempat target yang merupakan pekerjaan melelahkan.
c. Exposure Time (kecepatan persepsi)
adalah waktu yang dibutuhkan mata antara menfokuskan penglihatan pada objek dengan persepsi visualnya. Secara umum dibawah kondisi pencahayaan yang tinggi, ketajaman meningkat dengan ditingkatnya exposuretime sampai 100 atau 200 ms dan kemudian merata.
d. Gerakan objek
Pada saat melihat objek yang berada dalam keadaan bergerak, maka kita akan mengalami kesulitan untuk melihat objek tersebut dan untuk mengambil persepsi serta untuk mengerti maksud yang ingin diampaikan oleh objek atau sumber informasi tersebut. Kesulitan tersebut sifatnya relatif, tergantung pada seberapa besar kecepatan yang dimiliki oleh objek tersebut. Kesulitan yang dialami tersebut akan membuat ketajaman mata berkurang.
e. Umur
Ketajaman visual dan sensivitas terhadap kontras akan mengalami kemunduran dengan bertambahnya umur. Kemunduran ini akan berlanjut sesudah umur 40 tahun dan akan berlanjut terus sampai akhir hidup kita. Proses penuaan menyebabkan lensa kurang flexible sehingga pemfokusan pada obyek yang dekat menjadi lebih sulit. The near point, jarak yang terdekat dari mata dimana salah satu dapat memnfokus, oleh karena itu dapat meningkat sejalan dengan usia, dari kira-kira 11 cm pada usia 20 th dan sampai 50 cm pada usia 50 tahun. Oleh sebab itu seseorang akan membaca buku lebih jauh lagi usianya semakin bertambah, tetapi ketajaman penglihatan berkurang.
f. Latihan
Latihan yang dimaksud adalah latihan otot – otot akomodasi agar terbiasa dengan berbagai kondisi lingkungan, latihan ini dapat dialakukan dengan melihat atau membaca buku dengan jarak yang diubah-ubah dalam range waktu tertentu. Ketajaman mata seseorang dapat menurun dan dapat juga meningkat. Penurunan ketajaman dapat disebabkan diantaranya karena faktor usia, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Peningkatan ketajaman mata juga dapat dicapai dengan jalan melakukan latihan-latihan yang menyangkut dengan ketajaman penglihatan.
2.3 Kemampuan Visual yang Dimilki oleh Manusia
Sebagai alat penginderaan manusia untuk dapat menerima informasi dari lingkungan dengan cara melihat, mata memiliki beberapa kemampuan yang dilihat dari segi visual, kemampuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses pemfokusan dan penyesuaian lingkungan lensa mata, yang dilakukan dengan menggunakan otot getar di sekitar lensa mata [Nurmianto, 1996, 217]. Kemampuan untuk menyesuaikan diri secara fisis dapat dilihat pada keadaan menebal atau menipisnya lensa mata.
Hal ini membutuhkan waktu dan kecepatan serta jangkauan akomodasi menurun sejalan dengan usia. Otot getar dilemaskan untuk pandangan yang lama dan dikontraksikan untuk objek-objek yang dekat. Proses penuaan akan menyebabkan lensa mata kurang fleksibel, sehingga untuk melakukan pemfokusan untuk objek yang dekat akan sangat sulit. Jarak yang terdekat dari mata akan membuat salah satu dapat memfokus, oleh karena itu dapat meningkat sejalan dengan usia [Nurmianto, 1996, 217].
2. Ketajaman pandangan (Visual Acuity)
Visual acuity adalah kemampuan mata untuk membedakan secara cermat (objek dan pelatarannya), yang sangat tergantung pada kemampuan akomodasi mata.
Ketajaman pandangan terdiri atas perbedaan persepsi atau jarak. Pada umumnya ketajaman pandangan bertepatan dengan kekuatan memecahkan soal yang dihadapi oleh sistem optik.
3. Peka terhadap kontras (Contras Censitivity)
Peka terhadap kontras adalah kemampuan mata untuk mengenali perbedaan (warna) yang dimiliki oleh masing-masing objek visual.
Kepekaan itu bervariasi sebagai berikut :
Kepekaan lebih besar terhadap area yang kecil daripada yang besar.
Kepekaan lebih besar terhadap perbatasan yang jelas daripada perubahan yang gradual.
Kepekaan meningkat bersamaan dengan meningkatnya cerah dari lingkungan dan terbesar dalam lingkup 200 –1000 asb.
Kepekaan lebih besar bila bagian luar dari bidang visual lebih gelap daripada yang dipusat, dan 1200 – 1500 asb di pusatnya dan 100 – 130 asb di bagian luar bidang visualnya.
4. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan mata untuk dapat menyesuaikan diri pada kondisi pencahayaan sumber informasi. Kemampuan ini disebabkan oleh fungsi sel-sel fotoreseptor yang ada pada retina, yaitu sel-sel antena dan sel-sel kerucut. Sel antena berfungsi pada kondisi pencahayaan rendah. Sedangkan sel kerucut berfungsi pada kondisi pencahayaan tinggi.
Pada tingkat perubahan cahaya yang mendadak, daerah pupil pada matalah yang pertama kali berubah sekitar 0,25. Daerah tersebut dapat berubah dengan suatu faktor sebesar 1:16 dan ketidak-adaan adaptasi yang datang dari penerima-penerima cone dan rod. Proses yang terjadi kemudian kira-kira berlangsung dari 20 sampai 30 menit dari cahaya terang sampai kondisi gelap. Adaptasi dari gelap ke terang biasanya berlangsung tidak lebih dari 3 2 menit. Hasil akhirnya menyatakan bahwa jangkauan dari penerangan terhadap objek-objek dapat dilihat adalah sangat besar yaitu 1 : 1011. Jika gelap diterima, kepekaan berpindah dengan baik melalui ujung dari spekrum yang berwarna biru. Oleh sebab itu gelap yang diterima mata tidak peka terhadap warna merah, adaptasi gelap tersebut tidak dapat mengungkapkan sampai cahaya merah. Oleh karena itu alat-alat yang digunakan pada malam hari seharusnya diperjelas dengan cahaya merah.
Pengaruh dari terangnya suatu objek tergantung pada keadaan penerima dari mata. Jika daerah penglihatan mengandung suatu wilayah yang sangat terang, mata akan cenderung untuk menerimanya dan mengurangi kepekaannya sampai kewilayah yang lebih gelap.
Penerangan dari suatu objek tergantung dari suasana terang yang ada disekelilingnya, dimana mata dapat menerima suasana tersebut.
5. Pembedaan warna
Pembedaan warna juga merupakan fungsi sel-sel fotoreseptor pada retina. Sel antena hanya mampu membedakan warna hitam dan putih, sedangkan sel kerucut mampu membedakan semua warna.
Warna mempunyai fungsi dalam:
Menciptakan kontras warna.
Menciptakan lingkungan psikologis yang optimal.
Penggunaan warna antara lain adalah untuk:
1. Membantu dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Penggunaan jenis warna sebaiknya tidak boleh lebih dari 6 jenis warna. Jika digunakan hanya satu jenis warna maka proses mencari akan lebih mudah, bila menggunakan lebih banyak warna akan memperlambat proses pencarian yang dilakukan, dan penggunaan warna lebih dari 6 jenis secara drastis bisa menurunkan kecepatan pencarian informasi.
2. Menggunakan warna untuk pengkodean.
Misalnya pada suatu mesin, penandaan kalau mesin dalam keadaan beroperasi, lampu yang menyala pada mesin tersebut adalah lampu yang berwarna merah, sedangkan pada saat mesin sedang istirahat, maka lampu yang menyala adalah lampu yang berwarna hijau.
3. Membantu mendapatkan perhatian.
Misalnya pada suatu stasiun kerja terdapat beberapa buah tombol yang dipergunakan apabila terjadi bahaya, yang dihubungkan pada beberapa buah lampu. Apabila terjadi bahaya dan tombol tersebut ditekan, maka lampu akan menyala dan mengeluarkan warna kuning, seperti yang telah dikenal oleh semua opertor di stasiun kerja tersebut, sehingga dengan melihat lampu tersebut menyala, maka operator lain akan segera datang untuk memberikan bantuan.
4. Menunjukkan keterkaitan.
Warna yang sejenis dari tombol atau peralatan sebaiknya digunakan untuk menunjukkan kesamaan kelompok tersebut.
6. Membaca
Membaca bukan hanya aktifitas pengenalan huruf dan ketajaman visual, ia juga melibatkan gerakan mata yang kompleks yang dipengaruhi oleh karakteristik fisis.
7. Persepsi
Persepsi ialah kemampuan untuk memahami informasi visual yang datang. Sedangkan kecepatan persepsi adalah waktu yang terpakai antara melihat suatu objek dengan persepsi visualnya.
8. Teks
Human factor yang berhubungan dengan teks :
1. Visiability (jarak penglihatan)
Merupakan kualitas suatu huruf atau simbol yang membuatnya kelihatan berbeda dengan latar belakangnya (lingkungan sekelilingnya).
2. Legibility (sifat mudah baca)
Merupakan atribut dari huruf-huruf alphanumerik yang memungkinkan untuk setiap huruf tersebut dapat diidentifikasikan terhadap yang lain. Hal ini tergantung kepada ciri-cirinya seperti stroke-width, bentuk atau jenis huruf, kontras, dan illumination.
3. Readibility (dapat dibaca, menarik untuk dibaca)
Merupakan suatu kualitas yang memungkinkan pengenalan isi informasi dari material ketika material tersebut disajikan melalui huruf alphanumerik dalam kelompok yang berarti, seperti kata-kata, kalimat-kalimat atau continous teks.
2.4 Pengetahuan tentang Display
Pengertian dari display disini adalah bagian dari lingkungan yang memberikan informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar. Informasi dalam arti luas menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung atau tidak langsung [Sutalaksana dkk, 65 1979].
Display dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
a. Display langsung
Display langsung ini adalah keadaan lingkungan yang bisa langsung diterima dan dimengerti oleh indera manusia.
Contoh : pengendara motor dapat langsung mengetahui kondisi jalan raya.
b. Display tidak langsung
Display tak langsung ini adalah keadaan lingkungan yang dapat diterima dan diketahui oleh indera manusia secara tidak langsung.
Contoh : Speedometer merupakan display tak langsung yang menginformasikan kecepatan laju kendaraan.
Display dapat dibagi kedalam dua kelas, yakni:
1. Display dinamis
Merupakan display yang mengalami perubahan (variable) menurut waktu.
Contoh : speedometer, jam, mikroskop.
2. Display statis
Merupakan display yang tidak tergantung kepada waktu.
Contoh : peta
Display langsung dapat dikategorikan sebagai display dinamis, akan tetapi display tak langsung bisa merupakan display dinamis dan statis.
Display berfungsi sebagai suatu “sistem komunikasi” yang menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia. Yang bertindak sebagai mesin dalam hal ini adalah stasiun kerja dengan perantara alat peraga. Sedangkan manusia di sini berfungsi sebagai operator yang diharapkan dapat melakukan suatu respon yang diinginkan. Secara fungsional, display yang baik adalah display yang mampu mengkombinasikan antara kecepatan, ketepatan dan kepekaan saat menyalurkan informasi yang diperlukan.
Display menjadi sangat penting apabila rangsangan tersebut tidak dapat dirasakan dengan cukup baik, hal ini disebabkan oleh :
Terlalu kecil, sehingga diperlukan alat-alat pembesar elektronik, optik atau alat-alat lain; misalnya bakteri dilihat melalui mikroskop.
Terlalu besar, sehingga agar bisa ditangkap dengan indera perlu diperkecil; misalnya suatu daerah tanah yang luas digambarkan dengan suatu peta.
Bercampur dengan berbagai gangguan (noise), sehingga kita perlu menyaringnya atau memperbesarnya.
4. Ada diluar batas kemampuan manusia, sehingga untuk mengetahui perlu dirubah kedalam bentuk energii lain
yang kemudian bisa menunjukkan keadaan aslinya; misalnya dipancarkannya melalui TV atau radio.
5. Perlu diamati dengan teliti sehingga manusia bisa membedakan misalnya mengenai temperatur, suara, berat dan lain-lain.
6. Perlu disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang misalnya foto-foto dan type recorder.
7. Rangsangan tersebut bisa diterima dengan lebih baik apabila diubah kedalam bentuk lain misalnya peta-peta untuk menggambarkan data-data kuantitatif serine untuk menunjukkan tanda cahaya.
8. Display merupakan cara terbaik untuk menyatakan informasi tersebut; misalnya rambu-rambu jalan.
2.5 Visual Display
Visual Display adalah alat penyalur informasi kepada manusia yang ditampilkan secara visual.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, display dapat di bagi atas dua, yaitu:
1. Visual Display Quantitatif
Visual display quantitatif atau alat peraga kuantitatif bertujuan untuk memberikan informasi tentang nilai kuantitatif dari suatu variabel. Pada kebanyakan kasus variabel tersebut mempunyai kecenderungan untuk berubah, dalam hal ini digunakan satuan skala.
2. Visual Display Qualitatif
Bertujuan untuk mendapatkan informasi kualitatif, operator biasanya lebih terarik pada nilai approksimasi dari variabel yang kontinu.
Visual Display Terminal [download]
PROSES KREATIF DALAM PEMBUATAN VISUAL [download]
mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja. (handtools) [download]
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang pengertian visual display
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Serba-Serbi Tenun Indonesia (Bagian 2)
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : https://miftahdejazzlab.wordpress.com/2009/07/06/visual-display/
0 komentar:
Post a Comment