KERAJINAN TEKSTIL
kerajinan tekstil - Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang
atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan
lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai
jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan
menurut jenisnya sebagai berikut:
1. Berdasar jenis
produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll)
2. Berdasar jenis
bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran
3. Berdasarkan jenis
warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar
4. Berdasarkan jenis
kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir
Adapun jenis-jenis kerajinan tekstil yaitu :
1. KERAJINAN
BATIK
Pengertian Dan Fungsinya
Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan
bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk
membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain.
Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup. Karya seni batik ini
merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan
bangsa Indonesia.
Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih
berkembang. Membatik tidak saja menggunakan alat canting tetapi sudah
menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing). Maka
karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya seni Batik Tulis
Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik
yang lebih sederhana.
b. Karya seni Batik Cap (printing)
Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih
bebas dan kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi
dua yaitu :
a. Fungsi Praktis
Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk
pakaian, sarung bantal, taplak meja dan sebagainya.
b. Fungsi Estetis
Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya
seni hias atau lukisan.
POLA BATIK
Gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya
menggunakan ragam hias. Untuk karya seni batik tradisional selalu
menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun
sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna atau simbolik
tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan
pola kreasi yang lebih bebas.
Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan
Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar
dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan.
Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu
atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan
bentuk yang indah
Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris
(pilin ganda, swastika, tumpal)
b. Motif non geometris
(manusia, tumbuhan, hewan)
c. Motif benda mati
(air, awan, batu, gunung, matahari)
2. KERAJINAN SULAM
Pengertian Bordir dan sulaman
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang
dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum
jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau
bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, danpayet
Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
§ Sulam datar: hasil sulaman rata dengan
permukaan kain
§ Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman
berlubang-lubang, misalnya untuk taplak meja dan pinggiran kebaya
§ Sulam timbul: hasil sulaman membentuk
gelombang di permukaan kain sesuai lekuk gambar.
Jenis bordiran dan sulaman
Sulam bebas atau sulam benang
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan
pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan
Jepang.
Sulam hitung jahitan
Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang
dibuat. Sulaman dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain
aida, kain strimin, dan kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung
jahitan adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3. KERAJINAN JAHIT PERCA
Pengertian jahit perca
Perca adalah sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah
membuat pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit perca/tambal
seribu/patchwork adalah proses pembuatan suatu produk kerajinan tekstil yang
terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang digabungkan dengan cara
dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya dipelajari keteknikannya
bukan pada bahannya.
Jenis-jenis jahit perca
Ada beberapa jenis Jahit Perca ditinjau dari cara
pembuatannya adalah:
Cara
acak (tak beraturan)
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit
dengan menggabungkan guntingan-guntingan kain dengan bentuk dan ukuran
potongannya tidak sama, kemudian guntingan- guntingan tersebut dijahit sesuai
dengan desain. Berikut ini adalah contoh karya jahit perca teknik acak.
Cara
jiplakan pola (template)
Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit
dengan menggabungkan guntingan-guntingan kain yang dipola terlebh dahulu, dan
selanjutnya dijahit sesuai dengan rencana.
Cara
tumpang tindih (overlapping)
Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit
dengan menggabungkan guntingan-guntingan kain yang di pola terlebih dahulu
dengan cara meletakkan pola bagian tengah diatas kain telah disiapkan dan
selanjutnya dijahit bagian tepinya, kemudian tindihlah dengan pola berikutnya
dengan cara dijahit dengan arah dari tengah ketepi hingga selesai secara
keseluruhan.
Cara
jahit jelujur
Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk
memberi kesan keindahan. Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik
jahit mesin. Cara ini sifatnya hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada
teknik acak, teknik template, teknik overlapping maupun teknik pola geometris.
Cara
pola geometris.
Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan
bentuk polapola geometris (segi tiga, segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk
lainnya) yang terukur dan selanjutnya dijahit sesuai dengan desain.
4. KERAJINAN JAHIT TINDAS
1. Pengertian
Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias permukaan
kain dengan cara melapisi atau mengisi kain dengan bahan pelapis atau pengisi
kemudian dijahit tindas pada permukaan kain sesuai dengan rencana.
Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda
kerajinan tekstil dengan cara mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis,
kemudian dijahit pada bagian atas kain sesuai dengan desain.
2. Jenis jahit tindas:
1. Jahit
tindas pengisi lembaran (wadded quilting)
merupakan teknik menjahit dengan cara mengisi
atau melapisi diantara dua kain dengan bahan pelapis yang berupa lembaran, kemudian dijahit sesuai pola (gambar).
2. Jahit
tindas pengisi susulan (padded/stuffed quilting)
merupakan teknik menjahit tindas datar tetapi
pada bagian tertentu ditambahkan isian susulan (busa, dakron)
untuk mendapatkan kesan yang lebih menonjol.
3. Jahit
tindas pengisi tali (corded quilting)
Pada prinsipnya sama dengan pengisi susulan,
bedanya menggunakan tali, penyelesaian bisa dijahit mesin atau tangan.
4. Jahit
tindas efek bayangan
merupakan gabungan dari jahit tindas pengisi
lembaran, susulan/tali hanya ada penambahan kain transparan pada permukaan
kain.
3. Bahan pelapis:
- Koldore
- Dakron
- Busa
- Tali
- Kapas
5. KERAJINAN CETAK SARING
Cetak saring adalah salah satu teknik
proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan
umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang
berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan
dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah
diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui
tinta dan tidak.
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.
Sablo adalah sebuah teknik untuk mencetak tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya.
Keunggulan dari teknik sablon adalah :
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.
Sablo adalah sebuah teknik untuk mencetak tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya.
Keunggulan dari teknik sablon adalah :
bisa mencetak dengan jumlah yang banyak,
hasil relatif stabil,
bisa menghasilkan beberapa efek menarik, mis : glitters,
glow in the dark, timbul, mengkilap/metalik, dsb.
biaya cetak cukup terjangkau,
fleksibel bisa di aneka jenis permukaan bahan.
Pencetakan dengan cara sablon di jaman serba Digital
sekalipun akan terus diperlukan. Cetak dengan metode sablon sangat diperlukan
untuk pencetakan dalam media yang tidak memungkinkan dilakukan oleh Mesin
Digital dan Offset. Mesin sablon yang dapat bekerja otomatis juga telah banyak
dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak sablon secara manual tentunya
masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya lebih murah, misalkan Sablon
Kain untuk sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir, sablon pada media plastik dan
sebagainya.
Pada artikel ini kita akan mengulas hal-hal penting dan
mendasar tentang cara dan teknik pencetakan sablon yang dilakukan secara manual
salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan
tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon atau sutra.
Tahapan dan cara kerjanya adalah sebagai berikut :
Permukaan Screen Sablon di poleskan cairan
kental kusus/ emulsion. Cairan ini apabila telah dioleskan dan
dikeringkan pada permukaan screen tidak boleh terkena sinar matahari
(dipoleskan dan dikeringkan pada ruangan yang gelap /Pada ruangan tanpa
kena cahaya langsung ultra violet). Tujuannya adalah jika terkena cahaya saat
sudah kering maka polesan tersebut tidak akan dapat larut dengan air dengan
baik.
Setelah kering.. permukaan tersebut di tempel/ditutup
dengan Film dari hasil Print BW(Black/White) pada media plastik/film
transparent atau pada umumnya dapat menggunakan kertas tranparan dari Kalkir.
Dilanjutkan dengan proses “Penyinaran” terhadap Sinar
matahari atau dibawah sinar yang mengandung Ultraviolet. Proses penyinaran ini
ditentukan dengan “Hitungan” untuk mengukur lamanya penyinaran dan ditentukan
oleh Keras tidaknya cahaya yang menerpa permukaan screen sablon tersebut.
Film Kemudian dilepas dari permukaan screen. Film yang
telah diprint tersebut akan “Menampakan” duplikasi dari apa yang telah kita
print pada layar.
Tahan selanjutnya adalah Penyiraman Permukaan Screen
dengan air. Cara penyiramanpun harus berhati-hati sekali. Kenapa ??? Karena
hasil print yang tampak pada screen jika terkena air akan terlarut, ini
disebabkan oleh karena Film yang dicetak “Hitam” dan permukaan layar yang ditutup
Hitam tidak akan mengeras (Karena tidak tembus sinar). Begitu juga sebaliknya.
Disinilah perlu kehati-hatian dalam proses penyiraman yang sering disertai
dengan alat bantu “Semprot air mini” dengan tujuan agar air bisa lebih keras
dan bisa bagus tembus melelehkan hasil print yang tercetak.
Tahapan selanjutnya yaitu pengeringan kembali dari proses
diatas. Dan dilanjutkan pada proses Cetak dengan pemberian Tinta kusus
Sablon.
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas
layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari
karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.Sementara bahan yang dicetak
berada dibawah screen dablon dan dilakukan penekanan secara sedemikian rupa.
Jadi proses cetak sablon adalah Tiap warna dalam sekali cetak.
6. KERAJINAN TENUN
Pengertian Kain Tenun
Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa
Tenggara Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan
kepada anak cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang
dipakai seseorang akan dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana
orang itu berasal, setiap orang akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal
sukunya.
Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja.
Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja.
Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya memiliki banyak fungsi seperti :
1). Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
2). Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat.
3). Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
4). Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
5). Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
6). Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
7). Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8). Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu
akan melindungi mereka dari
gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9). Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni)
Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut adat.
Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi permintaan/ kebutuhan konsumen.
Dalam perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya.
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
9). Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni)
Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut adat.
Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi permintaan/ kebutuhan konsumen.
Dalam perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya.
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Tenun Ikat : disebut tenun ikat karena pembentukan
motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di
Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka benang pakannya yang diikat,
sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk menghasilkan motif maka
benang yang diikat adalah benang Lungsi.
2. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai.
Dilihat dari kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah mereon.
Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin tenun di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai keunggulan sepeti : proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang dipakai tersebut antara lain : naphtol, direck, belerang dan zat warna reaktif.
Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga jenis tenunan tersebut diatas maka penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :
1). Tenun Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
2). Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan yang paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.
2. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai.
Dilihat dari kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah mereon.
Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin tenun di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai keunggulan sepeti : proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang dipakai tersebut antara lain : naphtol, direck, belerang dan zat warna reaktif.
Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga jenis tenunan tersebut diatas maka penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :
1). Tenun Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
2). Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan yang paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.
7. KERAJINAN TAPES TRI
apestry adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun
tradisional yang biasa dilakukan pada alat tenun vertikal. Namun, juga dapat dilakukan
di lantai juga. Proses htenun ini terdiri dari dua arah benang yang
bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut “warp” / benang lungsin dan
sejajar dengan lebar disebut “weft” / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang lungsin
berbahan alami seperti benang linen atau benang katun. Benang pakan yang
dipakai berupa benang wol atau benang katun, namun bisa pula benang sutra,
benang emas, benang perak, atau alternatif media lain.
Tapestry telah diproduksi dan digunakan sejak zaman
Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani yang pernah ditemukan berasal dari
abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry
mencapai tahap baru produksi massal di Eropa pada awal abad ke-14 Masehi.
Gelombang pertama produksi berasal dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu,
kerajinan diperluas ke Prancis dan Belanda.
Konotasi istilah tapestry ini juga digunakan untuk
menggambarkan hasil kerajinan tekstil yang dibuat pada alat tenun Jacquard.
Sebelum tahun 1990-an, tapestry yang terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi
dengan menggunakan teknik Jacquard. Namun pada abad modernisasi, artis seperti
Chuck Close dan Magnolia Editions telah mengadaptasi proses Jacquard yang
terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.
8. KERAJINAN MAKRAME
Makrame adalah bentuk seni kerajinan
simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu
hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut
sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat makrame, ada
beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam, atau
rajut.
Hasil karya kerajinan makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan, dan
keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya kerajinan dapat dilihat dari
penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan dari
kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan dasar yang digunakan
kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya kerajinan makrame dapat
dilihat dari model benda yang dibuat, corak, hiasan atau aksesoris dari benda
tersebut.
Berikut ini cara
membuat makrame untuk gantungan kunci.
Alat dan Bahan :
- dua pita kain yang berbeda warna
dengan ukuran ± 1,5 m dan lebar 7 mm.
- Tempat kunci
- Gunting
Cara Membuat :
1. Sediakan pita kain dalam 2 warna, misalnya warna merah dan kuning.
2. Gunting ujung kedua pita, kemudian masukkan ke dalam ring tempat kunci. Tarik dan samakan panjangnya, sehingga pita menjadi rangkap empat.
1. Sediakan pita kain dalam 2 warna, misalnya warna merah dan kuning.
2. Gunting ujung kedua pita, kemudian masukkan ke dalam ring tempat kunci. Tarik dan samakan panjangnya, sehingga pita menjadi rangkap empat.
3. Rapikan kemudian disimpul mati dan pita siap dianyam.
4. Jepit pita diantara jari telunjuk dan jari tengah,
kemudian mulailah menganyam !
Cara Menganyam :
1. Letakkan pita bersilang, seperti tanda tambah (+)
2. Silangkanlah pita 1 ke kiri melalui pita 2a !
3. Silangkanlah pita 2a ke atas melalui pita 1 !
4. Silangkanlah pita 1a ke kanan melalui pita 2a !
5. Silangkanlah pita 2 ke bawah melalui pita 1a dan
masukkan ke pita 1 !
6. Tariklah keempat ujung-ujung pita sehingga anyaman
menjadi rapi !
7. Setelah itu buatlah anyaman berikutnya seperti cara di
atas !
(lakukan sesuai petunjuk mulai langkah
no 1 – 6 )
8. Lakukan/ buatlah hingga sampai keempat pita tersebut
menjadi pendek (kira-kira 5cm)
kemudian ikatlah ujungnya ! Untuk
mempercantik gantungan, bisa diberi aksesoris berupa lonceng kecil.
buka mesin jahit : https://www.academia.edu/7929214/KERAJINAN_TEKSTIL
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang kerajinan tekstil
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Macam macam gambar kerajinan tekstil beserta penjelasannya
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang kerajinan tekstil
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Macam macam gambar kerajinan tekstil beserta penjelasannya
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
0 komentar:
Post a Comment