, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bisnis Sneaker

Bisnis Sneaker

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Bisnis Sneaker



Jangan menganggap sneaker hanya
sepatu bersol karet, lebih dari itu
bisnisnya menembus angka miliaran
rupiah.



Situs Campless.com menghitung
pasar resale sneaker di eBay
mencapai US$ 200 juta.
Adapun Jordan Brand, yang
menjadi favorit sneakerhead, terjual
sekitar US$ 2,5 miliar tahun lalu.
Setengah dari penjualan itu merupakan
Jordan Retro, yang disusul di bawahnya
brand Marquee dengan angka US$ 500
juta.

Bila digabungkan semua angka itu—
Jordan, Jordan Retro, dan Marquee—
pasar sneaker mencapai US$ 1,75
miliar. Itu pun hanya pasar di Amerika.
Konon, secara keseluruhan pasar
sneaker mencapai nilai US$ 21 miliar
per tahun.

Tak mengherankan bila sneakerhead

tak sekadar mengoleksi sneaker, tapi
melakukan investasi. Inilah yang
kemudian mengubah filosofi memiliki
sneaker. Anak-anak sekarang melihat
ekor yang mengikuti sneaker. Padahal,
dua atau tiga dekade sebelumnya,
memiliki sneaker menunjukkan gengsi
tersendiri.


Para sneakerhead mengetahui

sneaker mana yang memiliki nilai
tinggi dan rendah. Tak aneh bila
penjualan perdana suatu brand dengan
model tertentu dapat memancing
sneakerhead bermalam di depan toko.


Bahkan, kabarnya, di beberapa kota
di Amerika sempat terjadi kerusuhan
karena penjualan perdana ini.
Membeli sneaker dari sneakerhead
bukan perkara mudah. Kebanyakan
sneakerhead adalah remaja yang
ternyata sangat pandai melakukan
negosiasi. Mereka menjamin keaslian
sneaker yang dijual, bahkan sampai
detailnya dapat ditunjukkan. Soal
harga, jangan ditanya. Karena mereka
sangat ahli, harga yang ditawarkan di
atas harga pasar.

Perburuan sneaker memang
melelahkan, yang dimulai dengan
melakukan negosiasi sampai
Tak mengherankan bila
sneakerhead tak sekadar
mengoleksi sneaker, tapi
melakukan investasi.
bermalam di depan toko penjual
sneaker. Namun teknologi digital
membantu sneakerhead melakukan
perburuannya.

Beberapa retail online atau situs

lelang kerap dipantau oleh sneakerhead
demi melengkapi koleksinya.
Situs-situs ini memiliki koleksi
yang dapat dikatakan langka dan
eksklusif. Kebanyakan situs tersebut
mendapatkan koleksi mereka dari
pemilik langsung dan dijual dengan
sistem konsinyasi.



Sementara itu, di eBay, konon,
ada sekitar 11 juta sneaker yang
dijual dengan sistem lelang. Sneaker
yang ada merupakan sepatu bekas,
tapi masih terlihat apik. Inilah pasar
sesungguhnya para sneakerhead, pasar
sepatu bekas. Pasar ini terbentuk dari
jumlah produksi yang terbatas pada
model tertentu, sedangkan permintaan
membeludak.


Namun harga yang ditawarkan lebih

miring dibanding harga retail. Harganya
bisa murah, karena penjual tidak
mendapatkan informasi yang pasti
mengenai eksistensi sneaker tersebut.
Bisa jadi sneaker yang ditawarkan
memang tengah diburu orang.


Hasil riset yang dilakukan oleh
Campless menunjukkan adanya
kenaikan penjualan di pasar bekas
ini. Sejak Mei 2013 sampai April
2014, pasar itu menyerap penjualan
sekitar US$ 309 juta. Diperkirakan,
pada Mei 2014 sampai April 2015,
penjualan akan naik 50 persen lagi. Jika
hal itu terjadi, pasar ini menggulung
uang sekitar US$ 465 juta. Adapun
Campless hanya meriset satu pasar.


Keberadaan sneakerhead sedikit-

banyak mengubah cara pandang
terhadap pasar oleh produsen
sepatu olahraga. Kemajuan teknologi
membuat permintaan bergerak
dari media sosial yang ada. Bila
olahragawan idola memakai model
tertentu, muncul dorongan untuk
memilikinya.


Jika ada yang disukai, tinggal

bergeser ke toko online dan mengeklik
tombol Buy Now. Tapi tak mudah
mendapatkan sneaker berlabel limited
edition. Bisa jadi, hanya menunggu
beberapa bulan, sudah ada di lelang
eBay.


Sebenarnya yang ada di kepala
sneakerhead bukan melulu soal
keuntungan. Lebih dari itu, mereka
ingin menjadi orang pertama yang
memiliki sneaker tersebut.

0 komentar:

Post a Comment