Buang sikap RAGU Menjelang Pernikahan |
Buang sikap RAGU Menjelang Pernikahan
Menjelang pernikahan biasanya
seorang calon pengantinperempuan akan dihantui
banyak fikiran yang negatif akan
pasangan pria yang menjadi pilihannya.
Sikap ragu kerap muncul
di benak calon pengantin perempuan
soal apakah suamiku kelak
akan setia atau tidak, apakah suamiku
benar-benar mencintaiku,
apakah suamiku akan selingkuh
nantinya dan semacamnya.
Pikiran-pikiran negatif seperti ini sebenarnya
masih dalam kategori wajar menghinggapibenak kedua calon pengantin. Tak
heran kalau mitos orangtua jaman dahulu
kerap menyebut bahwa calon pengantin
yang akan melangsungkan pernikahan
sedang ‘berdarah manis’. Artinya, banyak
gangguan dan kendala yang bisa menghan-
tui dan membuat pernikahan batal digelar.
Hal yang perlu diingat oleh kalangan perempuan
yang akan menggelar pernikahannyaadalah siap menerima keadaan calon
suami nantinya.
“Perempuan tak boleh
beranggapan bahwa iatelah mengetahui secara
detil tentang seluk beluk
calon suaminya”
karena telah menjalani masa pacaran bertahun-
tahun. Berbeda halnya ketika telah
mengarungi hidup berumahtangga.
Perempuan akan mengetahui jelas
bagaimana sikap suami sesungguhnyasetelah menikah dan hidup bersama. Yang
paling penting adalah, perempuan harus
siap menerima segala kekurangan yang ada
pada diri sang suami. Banyak pernikahan
mengalami ambang kehancuran karena
perempuan merasa awalnya telah memahami
seluk beluk diri sang suami.
Untuk itu, sikap siap melayani dan membimbing
suami dalam keadaan suka maupunduka harus dipersiapkan lebih awal
sebelum memutuskan untuk menikah
dengannya. Anda harus berani mengambil
resiko itu jika anda yakin mencintainya dan
yakin ia pun mencintai anda.
Dua hal di atas adalah hal yang kurang
disadari oleh perempuan mengapa ia ragudalam menyongsong acara pernikahannya.
Kedua hal mendasar ini pulalah yang banyak
sekali menjadi akar permasalahan bubarnya
mahligai pernikahan yang indah.
“Calon pengantin perempuan adalah siap
melayani suami dalam kehidupan rumahtangga nantinya”
0 komentar:
Post a Comment