, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Buang sikap RAGU Menjelang Pernikahan

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Buang sikap RAGU Menjelang Pernikahan

Buang sikap RAGU Menjelang Pernikahan


Menjelang pernikahan biasanya

seorang calon pengantin
perempuan akan dihantui
banyak fikiran yang negatif akan
pasangan pria yang menjadi pilihannya.
Sikap ragu kerap muncul
di benak calon pengantin perempuan
soal apakah suamiku kelak
akan setia atau tidak, apakah suamiku
benar-benar mencintaiku,
apakah suamiku akan selingkuh
nantinya dan semacamnya.


Pikiran-pikiran negatif seperti ini sebenarnya

masih dalam kategori wajar menghinggapi
benak kedua calon pengantin. Tak
heran kalau mitos orangtua jaman dahulu
kerap menyebut bahwa calon pengantin
yang akan melangsungkan pernikahan
sedang ‘berdarah manis’. Artinya, banyak
gangguan dan kendala yang bisa menghan-
tui dan membuat pernikahan batal digelar.


Hal yang perlu diingat oleh kalangan perempuan

yang akan menggelar pernikahannya
adalah siap menerima keadaan calon
suami nantinya.


“Perempuan tak boleh

beranggapan bahwa ia
telah mengetahui secara
detil tentang seluk beluk
calon suaminya”


karena telah menjalani masa pacaran bertahun-
tahun. Berbeda halnya ketika telah
mengarungi hidup berumahtangga.


Perempuan akan mengetahui jelas

bagaimana sikap suami sesungguhnya
setelah menikah dan hidup bersama. Yang
paling penting adalah, perempuan harus
siap menerima segala kekurangan yang ada
pada diri sang suami. Banyak pernikahan
mengalami ambang kehancuran karena
perempuan merasa awalnya telah memahami
seluk beluk diri sang suami.


Untuk itu, sikap siap melayani dan membimbing

suami dalam keadaan suka maupun
duka harus dipersiapkan lebih awal
sebelum memutuskan untuk menikah
dengannya. Anda harus berani mengambil
resiko itu jika anda yakin mencintainya dan
yakin ia pun mencintai anda.


Dua hal di atas adalah hal yang kurang

disadari oleh perempuan mengapa ia ragu
dalam menyongsong acara pernikahannya.
Kedua hal mendasar ini pulalah yang banyak
sekali menjadi akar permasalahan bubarnya
mahligai pernikahan yang indah.


“Calon pengantin perempuan adalah siap

melayani suami dalam kehidupan rumah
tangga nantinya”

0 komentar:

Post a Comment