Ragu Pada Calon Suami? |
Ragu Pada Calon Suami?
PERTANYAAN:
SAYA Leni, 30 tahun, dari Jakarta. Dua
bulan lagi saya akan melangsungkan
perkawinan bersama pasangan saya
saat ini. Namun belakangan sa ya
mengalami keraguan terhadap kon disi
rumah tangga yang akan kami bina
se telah kami menikah.
Saya mencintainya apa adanya. Namun
melihat penghasilannya yang paspasan
dan keadaan ekonominya yang
sederhana, saya ragu apakah ia bisa
memberikan kehidupan yang la yak
bagi saya dan anak-anak kami nan ti.
Usia kami juga terpaut perbedaan lima
tahun, di mana saya lebih tua. Terka
dang saya melihat tingkah lakunya
ku rang begitu dewasa dan saya ragu
apakah ia nanti bisa menjadi ayah
yang baik bagi anak-anak saya. Na mun
saya mencintainya. Keluarga sa ya dan
keluarganya pun sudah se tu ju.
Saya bingung memikirkannya. Ingin
ra sanya perkawinan ini saya tunda
du lu, namun saya segan, terutama
ter ha dap keluarga calon suami saya.
Apa yang sebaiknya saya lakukan?Te ri ma kasih.
JAWABAN:
Terima kasih Leni sudah me nyam paikan
unek-uneknya pada kami. Kami
akan mencoba untuk memberikan
ma sukan-masukan pada Anda.
Saat-saat menjelang pernikahan adalah
momen yang rentan bagi seseorang
un tuk mengalami kegalauan. Niat yang
semula sudah bulat, beberapa ming gu
sebelumnya bisa menjadi ke ra guan dan
pertanyaan. Situasi ini wa jar dialami oleh
sebagian orang, ter ma suk Anda.
Hal yang pertama mesti Anda lakukan
ialah jernihkan pikiran. Singkirkan sega
la macam emosi. Cobalah untuk
ber pikir secara rasional. Perkawinan
ten tu bukan hanya menjadi milik An da
berdua, namun juga menjadi ba gian
dari kehidupan anak-anak Anda ke lak.
Lihatlah dulu calon suami Anda seka
rang. Jangan memandangnya darisu dut ekonomi saja. Mungkin saja ia
belum mapan menurut kriteria An da.
Namun hal utama yang perlu di perha
ti kan adalah kemauan, tekad dan
tang gung jawabnya.
Apakah ia merupakan sosok yang
bertanggung jawab? Apakah ia meru
pakan sosok yang bisa me nya yangi
keluarga? Apakah ia merupakan
pri ba di yang mempunyai
visi yang sama dengan
Anda? Dan apakah ia
bisa di andalkan untuk
melindungi Anda beserta
anak-anak Anda
kelak?
Tanyakanlah hal
tersebut pada diri Anda.
Renungkanlah. Setelah sekian lama
Anda bersamanya, kami yakin Anda
sudah mempunyai jawabannya.
Faktor ekonomi merupakan hal yang
vital dalam urusan rumah tangga.
Ungkapan “cinta tidak bisa membeli beras”
memang benar adanya. Na mun di
atas itu ada hal yang lebih pen ting dalam
suatu pernikahan, yak ni komitmen.
Pikirkanlah baik-baik sejauh mana
An da dan pasangan Anda bisa meme
gang teguh dan menghargai komit
men. Ingatlah, semua orang bi sa
men cari uang, namun tidak se mua dari
mereka bisa menghargai ko mit men.
Jika Anda merasa pasangan Anda
ataupun mungkin Anda sendiri belum
siap untuk berkomitmen, maka tunda
dulu saja pernikahannya. Tak perlu
segan pada keluarga Anda atau
calon mertua Anda, karena ini juga
demi kebaikan bersama.
Namun jika Anda yakin bahwa baik
pasangan Anda dan Anda sendiri
sudah siap memegang komitmen
secara erat dan saling mencintai
secara tulus, maka tak perlu
lagi ada kata ragu. Majulah
dan rengkuh kehidupan
baru dalam ikatan
p e r n i k a h a n
bersama calon
0 komentar:
Post a Comment