, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Penerapan Unsur dan Prinsip Desain

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Penerapan Unsur dan Prinsip Desain

Penerapan Unsur dan Prinsip Desain



Dalam mendesain busana unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain
hendaklah diperhatikan. Kedua elemen tersebut sangat menentukan
bagaimana hasil desain busana yang kita buat. Dengan adanya unsur
desain kita dapat melihat wujud dari desain yang kita buat dan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip desain, sebuah desain yang kita ciptakan
dapat lebih indah dan sempurna.
Pada desain busana setiap unsur atau karya yang kita tuangkan
hendaklah mudah dibaca atau dipahami desainnya oleh orang lain dan
sesuai dengan siapa orang yang akan memakainya. Hal ini penting
karena setiap orang mempunyai bentuk tubuh yang tidak sama sehingga
untuk menutupi kekurangan atau menonjolkan kelebihan sipemakai dapat
kita gunakan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain di atas.

a. Penerapan unsur-unsur desain pada busana



Garis merupakan unsur yang pertama yang sangat penting
dalam desain karena dengan garis kita dapat menghasilkan sebuah
rancangan busana yang menarik selain unsur-unsur desain lainnya.
Garis busana yang perlu diperhatikan yaitu berupa siluet pakaian atau
garis luar pakaian dan garis bagian-bagian busana seperti kerah,
lengan, garis hias (garis princes, garis empire, dll) dan lain-lain.
Siluet pakaian dibuat hendaklah disesuaikan dengan bentuk
tubuh sipemakai dan sesuai dengan trend mode saat itu. Seperti
untuk orang yang bertubuh kurus hendaknya jangan menggunakan
siluet I karena memberi kesan lebih kurus, begitu juga sebaliknya
orang yang bertubuh gemuk hendaklah menghindari pakaian dengan
siluet S karena gelombang-gelombang pada pakaian memberi kesan
tambah menggemukkan. Begitu juga dengan warna dan tekstur serta
unsur-unsur lainnya. Warna dan tekstur ini perlu disesuaikan dengan
banyak faktor seperti warna kulit, kesempatan pemakaian, bentuk
tubuh dan lain-lain. Jadi setiap sifat atau watak dari masing-masing
unsur dapat dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan dan
menonjolkan kelebihan yang dimiliki sipemakai.
Seorang perancang atau desainer juga harus mempunyai
pengetahuan tentang menjahit agar dapat menuangkan idenya
dengan lebih kreatif dan rancangan ini dapat dibuat menjadi sebuah
pakaian, dengan kata lain setiap garis-garis busana yang dibuat
benar-benar dapat diwujudkan menjadi benda yang sesungguhnya.
Jadi setiap garis atau bentuk yang dirancang tidak hanya indah di
atas kertas saja tetapi orang lain juga dapat memahami desainnya
untuk diwujudkan ke bentuk yang sebenarnya.

b. Penerapan prinsip-prinsip desain pada busana


Setiap unsur-unsur desain disusun sedemikian rupa sehingga
menghasilkan sebuah rancangan yang indah. Namun ini bukanlah
pekerjaan yang mudah. Agar susunan setiap unsur ini indah maka
diperlukan cara-cara tertentu yang dikenal dengan prinsip-prinsip
desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Setiap prinsip ini
tidak digunakan secara terpisah-pisah melainkan satu kesatuan
dalam suatu desain. Prinsip-prinsip ini yaitu harmoni, proporsi,
balance, irama, aksen dan unity.
Sebuah desain yang dirancang tentunya ada ide-ide yang
ditonjolkan. Misalnya ide busana wanita dengan lipit-lipit. Maka agar
busana tersebut terlihat harmoni (serasi) maka bagian busana
hendaklah juga menggunakan lipit yang bila dilihat tidak terlalu
berlebihan. Janganlah menggunakan lipit pada rok kemudian kerut
pada lengan, tentunya akan terlihat tidak harmoni. Begitu juga garis
hias. Apabila kita menggunakan garis yang melengkung, sebaiknya
juga disesuaikan dengan garis leher atau bentuk kerah dan juga
ujung bawah pakaian. Pilihlah kerah atau ujung bawah baju yang
bagian ujungnya juga melengkung sehingga terlihat serasi.
Begitu juga dengan prinsip proporsi. Agar setiap bagian terlihat
proporsional, susunlah setiap bagian tersebut dengan baik. Misalnya
orang yang bertubuh kurus, jangan gunakan motif yang membuatnya
tambah kurus atau motif garis vertikal dan lain-lain. Penempatan
setiap bagian juga perlu diperhatikan keseimbangannya (balance),
misalnya keseimbangan simetris atau asimetris.
Irama pada desain juga perlu diperhatikan. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk menentukan irama pada desain
sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Kita bisa memilih salah
satu irama pada pakaian yang diinginkan misalnya ada pengulangan
bentuk seperti ada rimpel kecil yang dibuat pada garis leher maka
diberi pengulanganya dengan membuat rimpel kecil juga pada ujung
lengan. Kita bisa memilih salah satu irama yang diinginkan. Hal yang
tidak kalah pentingnya adalah adanya kesatuan pada setiap unsur
yang ada dalam desain.

0 komentar:

Post a Comment