, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Berat Kain

Berat Kain

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Berat Kain

Berat kain (g/m2) dapat ditentukan sebagai berikut, (Adhi Kusumastuti 2007):
1. Tentukan arah benang lusi pakan,
2. Gunting kain dalam bentuk bujur sangkar sepanjang 10 cm ke arah lusi dan 10
cm kearah pakan,
3. Timbang berat kain tersebut dengan timbangan analitis,
4. Hitung rata-rata berat kain per meter persegi:
a1+ a2 + a3
x 100%
3
Standart Konstruksi: Kain Berat ( >250 gram/m2)
Kain ½ Berat (161-250 gram/m2)
Kain Medium (141-160 gram/m2)
Kain Ringan ( 0-140 gram/m2)
Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium Pengujian Balai Besar Tekstil,
kain poliester merk “Nina Klein” memiliki standart konstruksi Kain ½ Berat yaitu
(197,7 gram/m2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 53 halaman
141.



Tetal Benang

Tetal benang merupakan istilah untuk menyatakan jumlah benang lusi dan
pakan setiap inchi atau cm, ada beberapa cara atau alat yang dapat dipakai untuk
menentukan atau menghitung jumlah benang lusi dan pakan.
Salah satunya tetal benang dapat ditentukan sebagai berikut: (1) dengan
memotong kain seluas 1 inch2, kemudian benang-benangnya ditiras dan dihitung
jumlahnya, kemudian dikali 10, (2) Lakukan hal yang sama untuk menghitung
tetal pakan (Adhi Kusumastuti 2007). Menurut Hasil Laporan Uji Laboraturium
Pengujian Balai Besar Tekstil, kain poliester merk “Nina Klein” memiliki Tetal
lusi 48,4 (123), Tetal pakan 34,3 (87).




Perubahan Panjang Benang Akibat Tenunan
Panjang benang akan berubah karena proses pertenunan. Jadi, terdapat
perbedaan antara panjang benang sebelum ditenun dengan panjang benang setelah
di tenun. Perubahan panjang benang tersebut dapat dinyatakan dengan cara
Crimp, yaitu perubahan panjang benang dari keadaan lurus menjadi panjang
benang dalam kain tenun terhadap panjang kain (Adhi Kusumastuti 2007). Crimp
dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Ambil benang dari setiap sisi persegi, masing-masing sisi 5 helai.
2. Kelompokkan masing-masing benang lusi menjadi 10 helai dan benang pakan
10 helai, dengan panjang rata-rata 10 cm.
3. Setiap helai benang diregang lurus pada permukaan mistar untuk menghitung
panjang rata-ratanya, misalnya c cm.
Maka Crimp benang ditentukan dengan rumus:

Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki
%Crimp (Lusi 4,4% dan Pakan10,6%)


Nomor Benang Setelah Mengalami Tenunan



Nomor benang setelah menjadi kain umumnya tidak tepat sama dengan
nomor benang aslinya. Proses-proses persiapan, pertenunan, dan finishing
mempengaruhi perubahan berat benang untuk panjang yang sama.
Seperti halnya panjang benang, nomor benang pun akan mengalami
proses pertenunan. Penentuan setelah mengalami proses pertenunan. Penentuan
nomor benang dari kain tenun dipakai hanya untuk memperkirakan nomor benang
yang dipakai (Adhi Kusumastuti, 2007). Nomor benang dapat ditentukan sebagai
berikut:

1. Tentukan apakah benang-benang lusi dan pakan tersebut benang staple atau
filament. Untuk benang staple kehalusan menggunakan sistem penomoran
tidak langsung (Nm), sedangkan benang filament menggunakan sistem
penomoran langsung (D).


2. Sepuluh helai benang lusi sepanjang 10 cm yang telah diukur Crimpnya
ditimbang dengan timbangan analitis, misalnya y gram. Maka kehalusan
benang tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Menurut Hasil Uji Laboraturium, Kain Poliester Merk “Nina Klein” Memiliki
D.Lusi 31,5.


Evaluasi Kenyamanan Kain

Pengetahuan tentang evaluasi bahan-bahan tekstil mempunyai peranan
yang sangat penting dalam industri maupun perdagangan tekstil. Kenyamanan
yang dimaksud adalah mudah menyerap keringat dan tidak menimbulkan listrik
statis, cocok dipakai pada udara lembab dan panas (Goet Poespo, 2005:67).


Pengujian Daya Serap Air

Daya serap adalah salah satu faktor yang menentukan kegunaan kain untuk
tujuan tertentu. Misalnya kain pembalut, handuk dan kain-kain yang akan di celup
karena kerataan hasil pencelupan bergantung pada daya serap kain.
Daya serap merupakan hampir semua serat menyerap uap air sampai batas
tertentu. Jumlah uap air yang diserap oleh serat berbeda-beda, tergantung dari
kelembaban relatif, suhu udara, dan seratnya (Goet Poespo,2005:67).
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya
serap kain terhadap air. Pengujian ini meliputi:

0 komentar:

Post a Comment