Strategi Penganekaragaman Tekstur Bahan Busana Dengan Sentuhan Seni Sulam |
Strategi Penganekaragaman Tekstur Bahan Busana Dengan Sentuhan Seni Sulam
Menganekaragaman permukaan bahan busana dimaksudkan untuk
meningkatkan nilai penampilan bahan busana menjadi lebih indah, lebih menarik,
dan lebih bervariasi. Selain itu juga menambah nilai guna dan nilai ekonomis,
karena dengan permukaan bahan busana yang bervariasi akan dapat dibuat
berbagai jenis busana untuk berbagai kesempatan pakai. Selain itu dengan
rekayasa permukaan bahan busana yang lebih menarik, lebih unik, lebih indah
sesuai selera konsumen diharapkan dapat menambah nilai jual.
Seni sulam adalah seni menghias pada benda, menggunakan benangm pita,
dan lekapan kain serta manik-manik, yang diselesaikan dengan tusuk-tusuk hias
yang dikerjakan secara manual (dengan tangan).
Bahan busana yang dapat dihiasi dengan seni sulam ini dikelompokkan
menjadi tiga yaitu kain dengan tenunan rapat, kain tenunan bagi dan kain tenunan
tembus terang.
Tenunan yang masih polos atau belum diberi corak kesannya lebih
sederhana, maka perlu kiranya satu langkah alternatif untuk meningkatkan
penampilannya sehingga terkesan lebih indah dan unik sebagai bahan busana.
Yang perlu diperhatikan dalam penerapan seni sularn ini adalah pemilihan
material, penerapan unsur-unsur dan prinsip disain (garis, arah, bentuk, tekstur
nilai gelap terang, ukuran, warna, prinsip keseimbangan, irama, aksen, proporsi,
dan harmonisasi).
Rekayasa permukakan bahan-bahan busana dengan sentuhan sulaman
(embroidey) ini sejalan dengan pendapat seorang "ahli tekstil" (Wolff) yang
mengatakan bahwa permukaan tekstil dapat direkayasa dengan berbagai macam
teknik antara lain dengan seni sulam baik yang dikerjakan dengan tangan maupun
dengan mesin. Permukaan bahan busana yang disulam dengan baik dengan paduan
warna yang tepat akan dapat meningkatkan kualitas bahan tersebut. Sentuhan seni
sulam yang dapat diterapkan pada permukaan bahan polos dengan tenunan rapat
misalnya
1) Untuk sulaman benang dapat menerapkan tusuk-tusuk hias yang sederhana
seperti tusuk jelujur dan variasinya, dengan berbagai pola hiasan beranting dan
serak seperti berikut ini
Pola beranting dengan sulaman
tusuk jelujur
Pola serak dengan sulaman
tusuk jelujur
Disain ini menurut 10 orang dari 12 calon konsumen wanita lebih menyukai
dan lebih tertarik daripada tekstur bahan yang polos karena lebih unik dan
eksklusif.
Selain itu dapat pula dengan teknik sulaman melekatkan benangicorneli yang
mana teknik ini menggunakan pola motif dengan garis yang terus menerus tidak
terputus.
2) Untuk sulaman pita dapat dibentuk bunga, daun, dan ranting-ranting. Sulaman
ini dapat pula dipadu dengan tusuk-tusuk hias seperti duri ikan, rantai terbuka
dan lain-lain.
3) Untuk sulaman borci/manik-manik, pemasangannya juga dapat diterapkan pada
disain motifnya, baik motif yang bercorak abstrak maupun yang lainnya, warna
dan bentuk manik disusun yang harmonis dan sesuai dengan bentuk ragamnya
sehingga memiliki kesan yang menarik dan lebih mewah.
Daya tarik konsumen terhadap bahan busana dapat ditingkatkan dengan strategi
penganekaragaman tekstur bahan busana yang masih polos. Salah satu strateginya
adalah dengan memperindah tekstur bahan, yaitu memberikan sentuhan seni
sulaman jelujur halus dengan pola motif beranting atau serak dengan sumber ide
flora dan bentuk geometris. Calon konsumen wanita texnyata lebih tertarik dari
pada bahan busana yang polos/tanpa corak, karena lebih unik dan eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Arifah A Riyanto, 2003. Teori Busana. Bandung, Yapemdo.
Goet Poespo, 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Kanisius, Yogyakarta.
M. Jalin dan Ita Mamdi, 1984. Unsur-unsur Pokok dalam Seni Pakaian. Jakarta,
Penerbit Miswar.
Spooner, Carmer, 1993. Fashion by Designer. Melbourne Addison Wesley Longman
Australia pty. Limited
0 komentar:
Post a Comment