Penyelesaian (Finishing) |
Penyelesaian (Finishing)
Finishing adalah kegiatan penyelesaian akhir yang meliputi
pemeriksaan (inspection), pembersihan (triming), penyetrikaan (pressing)
serta melipat dan mengemas. Tujuannya adalah agar pakaian yang
dibuat terlihat rapi dan bersih. Kegiatan ini dilakukan setelah proses
menjahit dengan mesin.
Pemeriksaan atau inpection merupakan kegiatan yang menentukan
kualitas dari hasil jahitan. Pada kegiatan pemeriksaan ini dilakukan
pembuangan sisa-sisa benang dan pemeriksaan bagian-bagian busana
apakah terdapat kesalahan dalam menjahit atau ketidakrapian dari hasil
jahitan seperti ada bagian yang berkerut, ada bagian yang tidak terjahit
atau ada bagian-bagian busana yang tidak rapi. Setelah dilakukan
pemeriksaan ini, dilakukan pemisahan pakaian yang hasilnya baik dan
yang tidak baik. Kualitas pakaian yang tidak baik biasanya dikembalikan
ke bagian produksi untuk diperbaiki.
Langkah selanjutnya adalah pembersihan (trimming). Kegiatan ini
dilakukan khusus di bagian quality control yang mana sisa-sisa benang
dibuang dan pelengkap pakaian seperti kancing dan perlengkapan
lainnya dipasangkan. Pakaian yang sudah dibersihkan dilanjutkan ke
bagian penyetrikaan (pressing). Penyetrikaan yang dimaksud merupakan
penyetrikaan akhir sebelum pakaian dipasang label dan dikemas.
Pressing ini bertujuan untuk menghilangkan kerutan-kerutan dan
menghaluskan bekas-bekas lipatan yang tidak diinginkan, membuat
lipatan-lipatan yang diinginkan, menambah kerapian dan keindahan pada
pakaian serta untuk memberikan finis akhir pada pakaian setelah proses
pembuatan.
Penyetrikaan ini ada yang menggunakan setrika uap dan ada juga
yang menggunakan mesin khusus pressing. Menyetrika merupakan
pekerjaan yang harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena beresiko
tinggi. Untuk itu, suhu perlu diatur sesuai dengan jenis bahan seperti
linen, katun, wol, sutera, dan lain-lain.
Disaat melakukan pressing perlu dilakukan pengontrolan seperti
tingkat kerataan bahan dan lapisan serta hasil pressing jangan sampai
berkerut atau tidak rata. Pakaian yang sudah selesai di press barulah
dipasang label dan dikemas.
Pekerjaan lain dalam penyelesaian atau finishing yaitu memasang
kancing; membersihkan sisa benang; memeriksa jahitan, apakah sudah
tepat pada garis pola, jahitan tidak berkerut, serta jarak setikan sudah
tepat; pemeriksaan cacat, apakah kotor atau ternoda minyak mesin, atau
mengalami kerusakan selama proses menjahit. Setelah itu dilakukan
pengemasan busana sebelum diserahkan kepada konsumen atau
pemesan.
Penyempurnaan pakaian setelah pengepresan sangat diperlukan
untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut.
a. Membersihkan sisa-sisa benang, sisa benang dan dibersihkan
(dipotong), bekas jelujuran dibuka dan diperiksa apakah masih ada
tiras-tiras yang tidak dirapikan atau diobras dan belum rapi.
b. Memeriksa jahitan apakah jahitannya sudah tepat pada garisnya,
sudah datar, tidak berkerut atau jarak setikan sudah sesuai dan
apakah setiap ujung jahitan sudah dimatikan. Bila ada yang belum
memenuhi standar perlu diperbaiki.
c. Pemeriksaan cacat apakah ada kotor atau ternoda minyak mesin,
kalau ada perlukah diadakan pencucian dan kalau dicuci dengan apa
dicuci apakah cukup dengan sabun atau perlu dengan obat-obat
pembersih. Bila ternoda oleh minyak mesin dapat dihilangkan dengan
menaburkan bedak pouder tepat pada noda dan dibiarkan beberapa
jam, nanti minyak akan diserap oleh bedak, untuk menghilangkan
noda bedak perlu dicuci. Apakah dicuci dengan sabun saja atau
memakai obat. Jika memakai obat perlu disesuaikan dengan asal
bahan seperti katun putih dapat dipakai pemutih dan bila katun
bewarna atau batik dilarang memakai pemutih karena akan
mengakibatkan warnanya tidak rata lagi.
Rangkuman
Tempat kerja masing-masing siswa hendaklan selalu tertata denganteratur, mengingat tempat ini selalu digunakan setiap harinya dalam
melaksanakan proses suatu pekerjaan.
Pada prinsipnya perencanaan marker ini ditujukan untuk
mendapatkan efisiensi marker yang besar. Rumus efisiensi marker
adalah, jumlah luas seluruh pola pada marker dibagi dengan luas
keseluruhan marker dikalikan 100 %.
Tujuan pemotongan kain adalah untuk memisahkan bagian-bagian
busana sesuai dengan desain busana yang dibuat. Hasil pemotongan
yang baik, adalah pemotongan yang tepat dan tidak terjadi perubahan
bentuk (hasil pemotongan sesuai dengan bentuk pola).
Proses pemotongan kain menjadi bagian-bagian busana yang
sesuai dengan bentuk pola, adalah hasil dari pemotongan dengan
menggunakan alat potong yang tajam dan alat yang digunakan
disesuaikan dengan ketebalan bahan. Ketebalan tumpukan kain yang
akan dipotong disesuaikan dengan kapasitas mesin potong.
Setelah bahan dipotong lalu diberi tanda. Alat memberi tanda yang
digunakan disesuaikan dengan jenis bahan. Lalu dilakukan penjahitan,
alat jahit yang digunakan adalah alat yang baik dan siap pakai. Jika
menggunakan alat jahit yang tidak baik, maka hasilnya juga
mengecewakan. Masalah yang sering timbul dari hasil jahitan adalah,
yang kenampakan jahitan yang kurang rapih, ada kerutan yang kelihatan
disepanjang garis jahitan pada kain yang rata. Ada beberapa factor yang
menimbulkan adanya kerutan antara lain:
1. Struktur kain
2. Konstruksi seam (sambungan jahitan)
3. Ukuran jarum
4. Tegangan benang yang tidak baik
5. Ukuran benang yang tidak sesuai
Kerusakan jahitan merupakan masalah yang serius didalam produksi
garmen, karena akan menyebabkan kenampakan dan unjuk kerja seam
buruk, dan juga pada kasus tertentu seam tersebut rusak atau putus.
Kerusakan kain sepanjang garis jahitan dapat dibagi dalam:
1. Kerusakan mekanik
2. Kerusakan akibat panas yang ditimbulkan oleh jarum jahit.
Untuk memperkecil kesalahan dalam membuat busana, sangat
diperlukan pengetahuan tentang bahan tekstil. Salah satu factor yang
menentukan mutu kain adalah banyaknya baris dan deret jeratan
persatuan panjang (jumlah inchi/cm). Makin banyak baris dan deret
jeratan/cm makin rapat kainnya.
Evaluasi :
1. Jelaskan tempat kerja yang ergonomik.
2. Hal apa yang perlu diperhatikan dalam menggunting bahan
sehigga hasilnya tidak mengecewakan.
3. Jelaskan prinsi-prinsip meletakkan pola di atas bahan.
4. Jelaskan cara memindahkan tanda-tanda pola pada bahan yang
tembus terang.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mengemas pola.
6. Jelaskan beda rancangan bahan secara global dengan
rancangan bahan menggunakan pola.
7. Jelaskan manfaat rancangan bahan
8. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah bila terjadi benang
mesin yang sering putus dalam proses manjahit.
9. Jelaskan alat utama dan alat Bantu dalam proses menjahit.
0 komentar:
Post a Comment