Pencelupan dengan Zat Warna Naftol |
Pencelupan dengan Zat Warna Naftol
Zat warna naftol atau zat warna ingrain merupakan zat warna
yang terbentuk di dalam serat dari komponen penggandeng
(coupler) yaitu naftol dan garam pembangkit, yaitu senyawa
diazonium yang terdiri dari senyawa amina aromatik. Zat
warna ini juga disebut zat warna es atau ”ice colours”, karena
pada reaksi diazotasi dan kopling diperlukan bantuan es.
Penggunaannya terutama untuk pencelupan serat selulosa.
Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mencelup serat
protein (wol, sutera) dan serat poliester.
Sifat-sifat
Zat warna naftol termasuk golongan zat warna azo yang
tidak larut dalam air. Untuk membedakan dengan jenis zat
warna azo lainnya sering juga disebut zat warna azoic.
Daya serapnya (substantivitas) terhadap serat selulosa
kurang baik dan bervariasi, sehingga dapat digolongkan
dalam 3 golongan, yaitu yang mempunyai substantivitas
rendah, misalnya Naftol AS, substantivitas sedang,
misalnya Naftol AS – G dan substantivitas tinggi, misalnya
Naftol AS – BO.
Sifat utama dari zat warna naftol ialah tahan gosoknya
yang kurang, terutama tahan gosok basah, sedang tahan
cuci dan tahan sinarnya sangat baik. Zat warna naftol
baru mempunyai afinitas terhadap serat selulosa setelah
diubah menjadi naftolat, dengan jalan melarutkannya
dalam larutan alkali.
Garam diazonium yang dipergunakan sebagai
pembangkit tidak mempunyai afinitas terhadap selulosa,
sehingga cara pencelupan dengan zat warna naftol selalu
dimulai dengan pencelupan memakai larutan naftolat,
kemudian baru dibangkitkan dengan garam diazonium.
Zat warna naftol dapat bersifat poligenik, artinya dapat
memberikan bermacam-macam warna, bergantung
kepada macam garam diazonium yang dipergunakan dan
dapat pula brsifat monogetik, yaitu hanya dapat
memberikan warna yang mengarah ke satu warna saja,
tidak bergantung kepada macam garam diazoniumnya
0 komentar:
Post a Comment