Pencucian |
Pencucian
Proses pencucian setelah fiksasi zat warna,
dimaksudkan untuk menghilangan zat warna yang
tidak terfiksasi, pengental dan zat-zat kimia pembantu
sehingga akan diperoleh hasil pewarnaan yang
brilian, mempunyai ketahanan luntur yang baik dan
pegenan kain cap yang lembut. Demikian pula akan
memberikan hasil yang memuaskan pada proses
penyempurnaan berikutnya, misalnya pada proses
penyempurnaan tahan kusust dan sebagainya.
Pada umumnya proses pencucian diawali dengan
cuci dingin dan panas dimaksudkan untuk
pembasahan dan pengembangan lapisan pasta cap
sehingga mudah dilarutkan dan lepas dari kain,
selanjutnya penyabunan dengan deterjen dan zat-zat
kimia pada temperatur yang sesuai dimaksudkan
agar keseluruhan sisa-sisa residu termasuk zat
warna yang tidak terfiksasi dilepaskan dari kain
secera penetrasi, pelarutan, pendispersi dan
dekomposisi.
Kemudian diikuti dengan pembilasan panas dan
dingin serta pengeringan. Penodaan area di luar motif
oleh sisa-sisa zat warna yang berbeda di dalam
larutan pencuci merupakan resiko yang mungkin
terjdi jika konsentrasi zat warna yang tidak terfiksasi
dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini dapat
dihindari jika telah dilakukan seleksi dengan baik
terhadap zat warna yang dipakai, zat pengental dan
kondisi fiksasi yang tepat, sehingga fikasasi zat
warna dapat ditingkatkan dan sisa-sisa zat warna
yang tidak terfiksasi dapat diminimalkan. Demikian
pula kondisi optimum setiap pencucian juga harus
disesuaikan terhadap setiap kombinasi zat warna dan
jenis serat.
Pencapan Beberapa Zat Warna
Pencapan pada Bahan Selulosa dengan Zat Warna Direk
1) Pencapan langsung
Zat warna direk termasuk golongan zat warna langsung yangdapat mewarnai serat. Zat warna direk kebanyakan berbentuk
bubuk. Sifat zat warna direk mudah luntur dalam pencucian,
maka jarang digunakan dalam proses pencapan, kekurangan
ini dapat diperbaiki dengan pengerjaan lebih lanjut dengan
larutan garam tembaga dan sekaligus memperbaiki sifat tahan
sinarnya.
0 komentar:
Post a Comment