, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Istilah Berbagai Model Celana Dan Pakaian Dalam

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Istilah Berbagai Model Celana Dan Pakaian Dalam

Istilah Berbagai Model Celana Dan Pakaian Dalam



Di bawah ini diturunkan sejumlah istilah-istilah model celana.

a. Celana rok disebut juga kulot yaitu celana longgar yang menyerupai rok.
b. Celana bermuda atau celana panjang sampai lutut.
c. Celana begi (baggy pant) yaitu celana yang longgar dengan kerutan di pinggang
dan di bagian pergelangan kaki memakai tali cord untuk membuat kerutan ketika
dipakai. Model lain yang berkerut ada yang panjangnya tepat di bawah lutut,
memakai ban di ujung bawah pipa, yang disebut knickers.
d. Pantalon ialah celana panjang yang biasa dipergunakan pria sebagai pasangan
kemeja, sporthem, T-Shrit dan juga jas, safari.
Selanjutnya, akan dikemukakan beberapa istilah busana kelompok busana
(pakaian) dalam yang langsung menutup kulit, yang juga diurutkan berdasarkan
abjad.

a. Angkin, yaitu bahan tekstil polos yang biasanya dipilih bahan berkilau
(mengkilat) yang dibentuk sedemikian rupa sesuai ukuran pinggang, panggul,
yang lebarnya mulai dari pinggang sampai panggul yang digunakan penutup
berkain kebaya, dipakai di atas stagen atau di atas pemakaian kain panjang yang
telah dikuatkan oleh tali supaya kain itu tidak lepas.

b. Buste Houder (BH), ialah penahan bagian buah dada perempuan. Ada pula yang
dinamakan kutang (brassier) sebagai penahan buah dada ini, yang biasa dipakai
oleh para orang tua pada masa lalu.

c. Bebe dalam (onderjurk), yaitu bebe yang dibuat khusus untuk penutup langsung
pada badan setelah memakai celana dalam dan BH. Model bebe dalam biasanya
tanpa sambungan di pinggang, dapat dibuat dengan garis model princess ataupun
tidak, tidak berlengan dengan leher bundar untuk memasukkan kepala. Bahannya
dibuat dari yang menyerap air seperti bahan kaos.

d. Celana dalam (directoire), yaitu penutup tubuh mulai dari pinggang sampai di
bawah panggul yang bersambung bagian muka dan belakang, yang dipakai langsung
menutup kulit baik untuk laki-laki maupun perempuan. Model celana dalam
yang lain sambungan di bagian sisi dan panjangnya sampai di pangkal paha.

e. Camisol yaitu kaos dalam khusus untuk perempuan.

f. Long Torso, yaitu semacam BH, yang panjangnya sampai menutup perut, yang
biasanya dipakai ketika orang berkebaya pada acara resmi atau setengah resmi.

g. Rok dalam (petticoat), yaitu rok yang dibuat untuk bagian dalam yang dipakai
sebelum rok luar atau bebe, yang panjangnya disesuaikan dengan rok luar. Rok
dalam ini dapat dibuat sempit atau lebar sesuai keperluan dari rok luar.

h. Singlet yaitu kaos kutang atau kaos tanpa lengan untuk dipakai sebelum kemeja,
yang biasa dipakai para laki-laki.



Jenis Kain


Berbagai jenis kain dapat dilihat dari asal bahan yaitu dari alam seperti dari
katun, lenan, poplin, wol, sutera dan bahan buatan seperti nylon, silk, dan bahan
campuran seperti tetoran.



Warna dan Corak Kain

Warna apapun, termasuk warna bahan untuk busana akan tampak berbeda
apabila kena sinar, baik sinar matahari maupun sinar lampu. Dalam memilih warna
pakaian/busana ada dua cara untuk mengkombinasikan warna di antara, yaitu :
a. Menghubungkan Warna-warna
Yang dimaksud menghubungkan warna-warna ialah mengkombinasikan
warna dengan warna yang berdekatan dalam lingkaran warna menurut teori
warna Brewster.

Warna merah, kuning, biru termasuk warna primer (primary hues).
Warna ungu yaitu campuran merah dan biru, warna hijau campuran dari kuning
dan biru, orange yaitu campuran kuning dan merah. Kumpulan warna campuran
tersebut warna sekunder (secondary hues), dan warna yang berdekatan dicampurkan
lagi disebut warna tertier (tertiary hues).
Hubungan itu dapat dibedakan menjadi :

1) Hubungan yang didapat dari satu corak warna (monogromatic).
2) Hubungan yang didapat dari dua sampai tiga warna yang berdekatan dalam
lingkaran warna (analogus).
Teori warna Brewster merupakan teori warna yang sederhana untuk
diterapkan pada rancangan busana.


Mengkombinasikan Warna Yang Berlawanan


Mengkombinasikan warna dengan cara berlawanan maksudnya yaitu cara
mengkombinasikan warna dengan warna yang berlawanan letaknya pada
lingkaran warna.
Selah mengetahui tentang mengkombinasikan warna di antara warna busana
itu sendiri, perlu pengetahuan tentang keselaraan warna kulit dengan warna
pakaian.
Untuk sampai pada keselarasan warna kulit dan warna pakaian, perlu diperhatikan
tentang penggolongan warna kulit. Warna kulit ini dapat digolongkan
menjadi :

a) Warna panas, yaitu warna kulit coklat, sawo matang dan hitam.

b) Warna dingin, yaitu warna kulit kekuning-kuningan, kuning langsat dan putih.
Macam-macam bentuk atau corak, yaitu :

a. Naturalisme termasuk di dalamnya bentuk hewan, tumbuhan, pemandangan dan
manusia.
Corak Naturalisme
b. Bentuk renggaan yaitu memodifikasi bentuk alam menjadi bentuk baru dengan
tidak menghilangkan bentuk aslinya.
c. Bentuk geometris yaitu berbentuk bujur sangkar atau kotak-kotak, bulat,
lonjong, segi tiga, jajaran genjang.
d. Bentuk abstrak adalah bentuk wujudnya tidak jelas dapat berupa coretan,
kelompok dari beberapa warna yang dicampur adukkan

Corak Abstrak

Ukuran corak kainpun akan mempunyai pengaruh kepada bentuk badan.
Ukuran corak kain ini perlu diketahui terlebih dahulu, yaitu dikatakan ukuran corak
kain besar bila jumlah bentuk motif pada satu busana sedikit atau tidak lebih dari
sepuluh; ukuran corak kain sedang, apabila jumlah bentuk motif pada permukaan
kain tidak mudah dihitung; dikatakan corak kain kecil apabila jumlah bentuk motif
busana lebih sulit untuk dihitung.

Corak kain yang sedang dan yang kecil mempunyai pengaruh atau kesan
mengecilkan, sendangkan corak yang besar akan memberi kesan menggemukkan.
Corak garis vertikal yang sempit akan melangsingkan dan garis vertikal yang lebar
dapat memberi kesan melebarkan/menggemukkan. Demikian pula corak kotak-kotak
yang besar akan memberi tipuan mata lebih menggemukkan.


Sumber Pustaka



Arifah A. Riyanto. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo.
Davis, Marian L. (1980). Visual Design In Dress. USA : Printed in the United States of
America.
Farida Gunawan. [t.t.]. Peristilahan Pada Bidang Busana. Makalah. [t.k.], [t.p.].
Goet Poespo. (2000). Aneka Gaun (Dresses). Yogyakarta : Kanisius.
……. (2001). Jaket, Mantel dan Vest. Yogyakarta : Kanisius.
Ireland, Patrick John. (1987). Encyclopedia of Fashion Details. London : BT Batsford
Ltd.
McKelvey, Kathryn. (1994). Fashion Source Book. New Delhi : Blackwell Science Ltd.
Miss M. Jalins & Ita A.Mamdy. (1984). Unsur-unsur Pokok Dalam Seni Pakaian.
Jakarta : Penerbit Miswar.

0 komentar:

Post a Comment