, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Cloud computing atau komputasi awan

Cloud computing  atau komputasi awan

baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
Cloud computing  atau komputasi awan

definisi jahit aplikasi  - BAB I
PENDAHULUAN
    Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia untuk user dengan kebutuhan serupa (McLeod: 427; McLeod & Schell 2008: 12).
    Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen (Febrian 2004: 286). Meskipun demikian, masih dalam buku yang sama dinyatakan bahwa MIS adalah kumpulan manusia dan sumber daya di dalam sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen dalam aktivitias perencanaan dan pengendalian.



Jika kita memperhatikan ketiga definisi di atas, kita mendapatkan poin penting antara lain:
Pertama, SIM adalah system berbasis komputer.
Kedua, SIM adalah kumpulan sistem.
Ketiga, SIM adalah kumpulan manusia dan sumber daya.
    Pertama kali, saya menduga bahwa SIM adalah system berbasis komputer saja. Tapi setelah membaca definisi ketiga di atas, Saya pikir SIM itu bukan hanya sistem komputer, tapi mencakup brainware.
    Kita juga mengenal tentang manajemen keuangan. Manajemen keuangan itu meliputi manusia dan uang, bukan? Demikian juga dengan SIM. Ia mencakup manusia dan komputer juga.


BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Cloud Computing
Saat ini penerapan teknologigi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Penggunaan IT dapat mempengaruhi organisasi dalam hal efektivitas, efisiensi, dan inovasi dengan penghapusan, pengotomatisasi, peningkatan, dan membuka peluang prospek bisnis. Salah satu penerapan teknologi informasi dalam perusahaan yaitu dengan menggunakan Cloud Computing.
Cloud computing  atau komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer.


Gambar 1. Diagram konseptual dari komputasi awan

Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya.
Ini adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagi suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat internet tanpa mengetahui apa yang ada di dalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing, cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”

Perkembangan cloud komputing   
Cloud computing telah berkembang sejak tahun enam puluhan berdampingan dengan perkembangan internet dan web. Internet lebih cepat berkembang karena perkembangan bandwidth yang semakin besar. Perkembangan internet inilah yang menjadi pendorong berkembangnya teknologi cloud computing.
Pada tahun di tahun 1999, Salesforce.com menjadi pencetus pertama aplikasi perusahaan yang dijalankan melalui internet. Selanjutnya diikuti oleh Amazon Web Services di tahun 2006 yang menggunakan teknologi Elastic Compute Cloud (EC2). Teknologi EC2 menyebabkan adanya situs layanan web yang dikomersialkan, sehingga memungkinkan perusahaan kecil / individu untuk menyewa komputer atau server agar dapat menjalankan aplikasi komputer mereka.
Di tahun 2009, Google memulai menawarkan aplikasi berbasis browser melalui Google Appsnya, yang salah satunya adalah Google Docs yang sering kita gunakan. Sampai saat ini, cloud computing masih terus berkembang dengan pesat mengingat manfaatnya yang begitu besar jika teknologi ini digunakan.
Menurut Jamie Turner, perkembangan cloud computing ini dipengaruhi oleh matangnya teknologi visual, perkembangan bandwidth berkecepatan tinggi, dan software yang bersifat universal.
Perkembangan Cloud Computing pada saat ini sudah merupakan bagian integral dalam perancanaan strategis Teknologi Informasi suatu organisasi/perusahaan. Dari beberapa studi kasus proyek cloud computing yang memperlihatkan perubahan kepada cloud computing memperlihatkan terjadinya banyak perubahan keputusan strategis dan penting bagi para manajer TI. Perencanaan strategis TI yang telah berjalan perlu dikaji ulang terkait dengan pemilihan skenario penggunaan layanan cloud computing yang sesuai. Tantangan yang dihadapi oleh pengguna layanan cloud computing terletak pada wilayah keamanan data dan kepatuhan terhadap regulasi atau standar.


Definisi lain dari cloud computing:

        • “Cloud adalah jenis dari paralel dan sistem terdistribusi yang terdiri dari sekumpulan     komputer yang terinterkoneksi dan tervirtualisasi yang ditetapkan secara dinamis dan     disajikan sebagai satu atau lebih sumber daya komputasi yang menyatu berdasarkan     perjanjian tingkat layanan yang didirikan berdasarkan negoisasi antara penyedian layanan     dan pelanggan” (R. Buyya, 2008)
        • “Cloud computing adalah sebuah model yang memungkinkan kenyamanan, akses jaringan     sesuai     permintaan untuk beberapa pengguna untuk berbagi pool dari sumberdaya komputasi yang     mudah diatur (seperti: jaringan, server, aplikasi dan layanan) yang dapat ditetapkan secara cepat     dan diluncurkan dengan usaha manajemen minimal atau interaksi penyedia layanan. Karakteristik     penting ini, tiga model layanan dan empat model peluncuran,” (NICT).

Cloud computing secara sederhana adalah “layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet.” Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan sebagai Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus dipenuhi:
        1. Layanan bersifat “On Demand”, pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan     membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja. Misalkan sebuah layanan menyediakan 10     fitur, user dapat berlangganan 5 fitur saja dan hanya membayar untuk 5 fitur tersebut.
        2. Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan     kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan     tersebut.
        3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyediaan/provider, yang dibutuhkan oleh pengguna     hanyalah komputer personel/notebook ditambah koneksi internet.                          

Cloud Computing memiliki 3 layanan yang ditawarkan kepada usernya, diantaranya:
1. Software as a Service (SaaS)
    SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer. Software as a Service ini merupkan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi. Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan. Hanya saja dengan konsep SaaS ini, pelanggan tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa oleh pelanggan. Dan karena arsitektur aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa penyedia untuk hanya menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik terhadap kebutuhan pengguna tertentu. Meskipun demikian, kustomisasi tidak serta-merta diharamkan, meskipun hanya untuk skala dan fungsi yang terbatas. Tapi dengan berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman, keterbatasan-keterbatasan itu pasti akan berkurang dalam waktu tidak terlalu lama. Perusahaan-perusahaan di bawah ini merupakan perusahaan yang sudah ditetapkan sebagai perusahaan yang menyediakan SaaS sebagai bisnis mereka. Perusahaan dikenakan biaya pelanggan dan biaya berlangganan.

• Salesforce .com (CRM)
• Google (GOOG)
• Netsuite (N)
• Cordys

Perusahaan-perusahaan di bawah ini yang membentuk sebagai penyedia perangkat tradisional. Perusahaan-perusahaan ini menjual lisensi kepada pengguna mereka, yang kemudian menjalankan perangkat lunak dari server premis.

• SAP AG (SAP)
• Oracle (ORCL)
• Blackbaud (BLKB)
• Lawson Software (LSWN)
• Blackboard (BBBB)

2. Platform as a Service (PaaS)
    Seperti namanya, PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan di atas platform tersebut. PaaS memfokuskan aplikasi dimana developer tidak usah memikirkan tentang hardware dan tetap fokus pada application development-nya tanpa harus mengkhawatirkan operating system, infrastructure scaling, load balancing dan lainnya. Pengembang membuat aplikasi pada platform penyedia melalui internet. Penyedia PaaS dapat menggunakan API, portal situs web atau perangkat lunak gateway diinstal pada komputer pelanggan. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memory, media penyimpangan, processing power dan lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan ini. Pionir di area ini adalah Google AppEngine, yang menyediakan berbagai tools untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton dan Django. Kemudian Salesforce juga menyediakan layanan PaaS melalui Force.com, menyediakan modul-modul untuk mengembangkan aplikasi diatas platform salesforce yang menggunakan bahasa Apex.
    Dan mungkin yang jarang sekali diketahui, bahwa Facebook juga bisa dianggap menyediakan layanan PaaS, yang memungkinkan kita untuk membuat aplikasi diatasnya. Salah satu yang berhasil menangguk untuk besar dari layanan PaaS Facebook adalah perusahaan bernama Zynga. Aplikasi tersebut adalah Farmville yang cukup popular di Facebook.

3. Infrastructure as a Service (IaaS)
    IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini adalah sebuah layanan yang “menyewakan” sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location, tapi ini lebih ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin apa dan bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS. Yang penting permintaan mereka atas sumberdaya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi. Perbedaan mendasar dengan layanan data center saat ini adalah IaaS memungkinkan pelanggan melakukan penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan otomatis. Salah satu pionir dalam penyediaan IaaS ini adalah Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Computing Cloud). Layangan Amazon EC2 ini menyediakan berbagai pilihan persewaan mulai CPU, media penyimpanan, dilengkapi dengan sistem operasi dan juga platform pengembangan aplikasi yang bisa disewa dengan perhitungan jam-jaman. Untuk di dalam negeri sendiri, rencananya ada beberapa provider yang akan menyediakan layanan sejenis mulai pertengahan tahun ini.

Contoh lain dari IaaS adalah :
• Google (GOOG) – Manage Hosting.
• International Business Machine (IBM) – Managed Hosting.
• SAVVIS (SVVS) – Managed Hosting dan Cloud Computing.
• Terremark Worlwide (TMRK) – Managed Hosting.
• Rackspace Hosting (rax) – Managed Hosting dan Cloud Computing.

Tipe-tipe penerapan (deployment) dari layanan Cloud Computing, yang terbagi menjadi empat jenis penerapan, yaitu:

        1. Private cloud
    Di mana sebuah infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi     tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak ketiga.     Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang     mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
        2. Community cloud
    Dalam model ini, sebuah infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa     organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat     keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya. Jadi, community cloud ini merupakan     “pengembangan     terbatas” dari private cloud. Dan sama juga dengan private cloud, infrastruktur cloud yang ada     bisa di-manage oleh salah satu dari organisasi itu, ataupun juga oleh pihak ketiga.
        3. Public cloud
    Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia     layanannya.     Layangan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari public     cloud ini.
        4. Hybrid cloud
    Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih     infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara     entitas mereka     tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang     memungkinkan probabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya, mekanisme load     balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang     optimal.

Keamanan Data dan Aspek Hukum
     Mayoritas diskusi mengenai persyaratan untuk spesifikasi proyek-proyek cloud computing mengacu pada aspek keamanan data dan aspek hukum. Aspek keamanan data secara khusus memerlukan tanggung jawab dan spesifikasi yang jelas serta didefinisikan terperinci untuk pengguna layanan cloud computing maupun penyedia layanan cloud computing.
Secara umum, tingkat pengaturan dan tanggung jawab bervariasi tergantung pada model layanan cloud computing maupun penyedia layanan cloud computing yang disediakan. Sebagai contoh, pada model layanan infrastruture as a Services (IaaS), tanggung jawab pengguna layanan cloud computing biasanya mencakup konfigurasi platform keamanan dan perawatan, koleksi catatan log dan monitoring keamanan. Model layanan seperti Software as a Services (SaaS) dan Platform as a Services (PaaS) memasukkan aktifitas di atas pada sisi penyedia layanan.

Kekhawatiran penerapan Cloud Computing
    Walaupun demikian masih ada kekhawatiran bagi administrator IT dan perusahaan/organisasi untuk menerapkan Cloud Computing pada perusahaan mereka, hal ini disebabkan ketakutan terhadap kehilangan kontrol atas data perusahaan mereka. Ini terjadi karena jika telah menerapkan Cloud Computing maka hardisk komputer/server lokal yang biasanya digunakan untuk penyimpanan data perusahaan akan beralih ke penyimpanan hardisk penyedia layanan Cloud Computing. Selain itu untuk menggunakan Cloud Computing dibutuhkan bandwith internet yang cepat dan stabil, hal ini masih sulit ditemukan di Indonesia.
    Masalah interoperabilitas (kemampuan komunikasi antar sistem) perlu diperhatikan juga dalam penerapan Cloud Computing seperti jika misalnya menggunakan Microsoft Azure (Cloud Computing milik Microsoft), bagaimana format penyimpanan data yang digunakan dan apakah format data ini bisa dibuka jika menggunakan Cloud Computing lainnya (misal Chromium OS) dan apakah semua aplikasi yang ada sudah mewakili penggunaan komputer user? Masalah lain adalah dalam hal penanganan kegagalan dalam segi jaringan internet misalnya internet yang kita gunakan sedang down atau internet server Cloud Computing yang down maka kita tidak bisa menggunakan komputer sama sekali karena Cloud Computing yang down maka kita tidak bisa menggunakan komputer sama sekali karena Cloud Computing ini berbasis internet, mungkin bagi perusahaan besar hal ini bisa ditangani dengan menggunakan internet service provider lain sehingga jika terjadi error pada internet service provider yang digunakan dapat dialihkan ke internet service provider lain tapi menjadi permasalahan dengan masyarakat personal yang hanya menggunakan satu internet service provider.
Pada dunia maya kerap kali terjadi tindak kejahatan (cyber crime) seperti misalnya pencurian data. Pada saat menggunakan Cloud computing maka data pengguna akan tersimpan di “hardisk” Cloud Computing secara online, ini memungkinkan terjadi pencurian data sehingga perlu dipertanyakan bagaimana tingkat keamanan dari sistem jaringan Cloud Computing.
    Bagi perusahaan besar mungkin saja penerapan Cloud Computing cocok diterapkan karena dapat menghemat dana perushaan di bidang IT untuk pengadaan komputer server, OS, Software, staff IT, dan lainnya karena dengan Cloud Computing kita hanya membayar apa yang telah kita gunakan (software dan penyimpanan yang digunakan) dan hal ini sesuai dengan kebutuhan perushaaan tersebut jadi dimungkinkan peruhaan untuk membayar lebih murah jika menggunakan Cloud Computing. Hal ini berbeda jika Cloud Computing digunakan secara personal pada masyarakat kebanyakan karena perapan Cloud Computing bisa saja menjadi lebih mahal dibandingkan dengan membeli dan menggunakan OS, software, dan membeli hardware komputer, selain itu saat ini sudah mulai banyak OS dan software yang bersifat opensource yang dapat menjadi alternative.

Keuntungan dari penggunaan Cloud Computing

        1. Pengurangan Biaya Investasi Hardware
    Dengan menggunakan Cloud Computing, user tidak perlu membeli hardware komputer,         media penyimpanan (hardisk), komputer server, dan membeli software karena semuanya     telah     ada dan terinstall secara online pada saat menggunakan Cloud Computing. Menurut studi yang     dilakukan Centre for Economics dan Business Research (Cebr) yang disponsori oleh EMC di     Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris. Penerapan Cloud Computing menghasilkan     penghematan untuk layanan TI lebih dari 763 miliar Euro dalam kurun waktku antara 2010     sampai 2015, sama dengan sekitar 1,57% dari total GDP lima negara bersangkutan secara     akumulatif.
        2. Back up dan Recovery data
    Data yang ada akan disimpan pada server penyedia layanan Cloud Computing secara online dan     penyedia layanan Cloud Computing memiliki banyak server untuk menghandle usernya sehingga     dimungkinkan untuk melakukan back up pada server yang lain.
        3. Dapat Diakses Dimana Saja
    Cloud Computing berbasis internet sehingga dapat diakses di manapun dengan     menggunakan     komputer atau notebook orang lain.
        4. Penyimpanan yang Tidak Terbatas
    Selain telah menyediakan “hardisk” secara online yang dapat kita gunakan untuk     menyimpan     data, “hardisk” ini juga dapat diatur kapasitasnya (ditambah atau dikurangi) sesuai dengan     kebutuhan kita. Namun untuk menikmati layanan ini harus membayar harga sewa yang lebih     tinggi.
        5. Tidak Perlu Khawatir Terhadap Software
    Sistem Operasi yang berbasis Cloud Computing secara default telah memberikan     beberapa     software yang telah memenuhi kebutuhan kita terhadap penggunaan komputer seperti word     prosessor, presentation, video, image, PDF, RSS Reader, musik, dan lainnya. Selain itu user juga     tidak dipusingkan lagi terhadap masalah lisensi software karena pastinya software yang akan     digunakan asli. Untuk masalah update software sendiri telah dilakukan oleh pihak penyedia     layanan Cloud Computing sehingga kita hanya menggunakan software tersebut.

Manfaat Cloud Computing

        1. Hemat biaya
    Penghematan biaya penggunaan cloud computing untuk solusi bisnis adalah akibat     perusahan dapat mengurangi pengeluaran biaya pada hal-hal di bawah ini:
        • Perusahaan tidak perlu membeli hardware berupa production server maupun                    jaringan pendukungnya
        • Tidak ada biaya setup awal untuk platform pembangungan dan penggunaan                   aplikasi perusahaan
        • Perushaan tidak perlu membeli software dasar untuk pembangunan aplikasi
        • IT professional yang dibutuhkan untuk perawatan dan pembangunan sistem                   berkurang
        • Tidak ada biaya untuk hardware upgrade
        • Pengurangan biaya listrik yang digunakan untuk menyalakan hardware

        2. Mengurangi kesulitan mempersiapkan dan merawat infrastruktur IT
     Penggunaan cloud computing dapat mengurangi beban kesulitan persiapan dan perawatan     infrastruktur karena karena platform beserta kustomisasi software pendukungnya     dilakukan oleh     perushaan  pemberi layanan cloud computing. Sehingga organisasi pengguna bisa fokus pada     pengembangan aplikasi saja.

        3. Manajemen Kapasitas
    Kebutuhan perusahan yang bergerak di bidang transaksi via internet akan kapasitas aplikasi akan terus menerus berkembang. Oleh karena itu, ada kebutuhan akan solusi mudah dalam mengembangkan kapasitas ini, baik dari sisi bandwidth, kapasitas     penyimpanan data, maupun kapasitas user-handling yang semakin berkembang. Istilah sebutan karakteristik ini adalah scalability. Scalability adalah kemampuan sistem buat scale up/down berdasarkan client request. Penerapan scalability mirip konsep pay-as-you go (apa yang kita bayar, itu yang kita pakai). Cloud computing menjawab kebutuhan ini dengan menyediakan layanan yang disertai pilihan kapasitas yang dapat digunakan perusahaan pengguna. Sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan tenaga tambahan untuk pembelian infrastruktur hardware maupun software untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan bisnis yang semakin berkembang.
Dampak cloud computing pada lapangan pekerjaan
Apakah anda belum mendengar mengenai Cloud Computing ?.  Jika Ya, sebaiknya anda mencari tahu karena Cloud Computing bukan hanya sekedar perubahan teknologi di bidang IT tetapi juga perubahan di bidang ekonomi, bisnis, dan gaya hidup.  Cloud computing akan berdampak pada perubahan gaya hidup (lifestyle) manusia yang sedang dan akan terjadi di masa yang tidak terlalu jauh di depan.

Kalau kita simak seluruh perubahan yang terjadi di dalam kehidupan manusia sejak dulu sampai sekarang sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kwalitas kehidupan itu sendiri.  Upaya itu terletak pada satu prinsip yaitu perubahan dari “sistem manual” menjadi “sistem serba otomatis” sehingga akan meningkatkan efisiensi di dalam berbagai hal.  Bila kita mengingat pada jaman terciptanya peralatan mesin seperti mesin jahit, cetak, uap, dan mesin-mesin lainnya maka kita dapat melihat prinsip perubahan otomatisasi itu terjadi pada setiap bidang yang terkait secara langsung dan meningkatkan kwalitas serta merubah gaya kehidupan manusia pada waktu tersebut.  Misalnya, penulisan buku tidak ditulis manual dengan tangan lagi melainkan dicetak dengan mesin.  Hal ini berdampak pada tingkat penyebaran ilmu pengetahuan yang semakin cepat dan juga tercipta cara penyampaian baru selain secara lisan sebelumnya.
Hadirnya “Computer” membawa perubahan otomatisasi  ke tingkat yang lebih tinggi yaitu dari tingkat “human physical activities” seperti proses produksi sampai tingkat “human brain activities” seperti perhitungan, analisa, pengambilan keputusan, dsb.  Ditambah hadirnya “Internet” yang bisa menghubungkan setiap individu di seluruh dunia maka jangkauan  otomatisasi juga sudah ke tingkat global.  Pada tahap ini berbagai “Software Application” di hampir semua bidang industry telah dikembangkan sehingga segala sesuatu proses kegiatan industry tersebut bisa dilaksanakan dengan lebih otomatis dan efisien tanpa campur tangan manusia terlalu banyak.  Akan tetapi semua software aplikasi tersebut belum “interconnected” sehingga tidak dapat berkomunikasi secara otomatis satu dengan yang lainnya.
Kehadiran Cloud Computing akan membuat semua software aplikasi itu menjadi “interconnected” begitu juga setiap individu yang terhubung ke aplikasi tersebut (lihat gambar).  Hal ini berarti software di semua perusahaan swasta, pemerintah, dan pada mobile devices setiap dapat berkolaborasi secara “otomatis”.  Misalnya pada saat anda membuat sebuah jadwal perjalanan bisnis, anda tidak perlu lagi melakukan pemesanan tiket pesawat terbang, kamar hotel, car rental, pembayaran tiket, perubahan jadwal keberangkatan, dsb sehubungan dengan jadwal itu secara manual melainkan software aplikasi kalender anda yang akan berkomunikasi secara otomatis dengan software software maskapai penerbangan, hotel, car rental, begitu juga pemberitahuan kepada client client bisnis yang akan dikunjungi, dsb. (baca artikel saya mengenai Cloud World pada edisi agustus 2011.)  Terciptalah satu masyarakat yang memiliki gaya hidup baru yaitu yang saya namakan “Cloud Interconnected Lifestyle”. Perubahan gaya hidup yang terjadi terutama adalah pada yang bersifat “Place based” menjadi “Connection based”.
Di bidang pendidikan, “Connection Based Education” akan mengantikan “Placed Based Education” seperti:
1.    Seorang guru ahli bisa memberikan kuliah di rumahnya kepada murid-muridnya             yang berada dimana saja di dunia.  Dengan kata lain setiap murid bisa belajar dari             guru manapun yang dia inginkan di dunia ini, misalnya belajar ilmu bela diri.
2.    Para universitas dunia bisa bekerja sama menciptakan sebuah kurikulum terpadu             dengan tenaga pengajar yang berasal dari masing masing universitas dengan para             mahasiswa/I yang berasal dari manca Negara.
3.    Setiap murid bisa mengatur jadwal kuliahnya sendiri sama halnya dengan                 mengatur jadwal penayangan program TV nya.
4.    Kegiatan riset di berbagai universitas bisa berkolaborasi bersama untuk                 memperoleh hasil yang lebih cepat dan sempurna.

Di bidang musik juga dimana “Connection based Recording, Concert, dsb” akan menggantikan yang “Placed Based” seperti:
1.    Seorang artis bisa membuat sebuah album dengan berduet bersama artis lainnya             di belahan dunia yang jauh serta diiringi oleh para musisi dari manca Negara             dimana mereka bisa melakukan proses rekaman secara life dengan tetap berada di             lokasi mereka masing masing.
2.    Sebuah konser musik tingkat dunia dengan berbagai musisi terkenal dunia                 bermain bersama tanpa harus hadir disatu ruangan.
3.    Setiap individu bisa membuat rekaman bernyanyi bersama artis kesayangannya             dan diiringi oleh musisi ternama secara remote.
4.    Semua produk musik bahkan videopun sudah tidak akan ada lagi dalam bentuk             DVD karena semuanya sudah tersedia secara on line di Cloud.
Di bidang bisnis akan lebih serius dampaknya. Sudah lama kita tahu bahwa semakin hari semakin kompetitif dan krisis terus terjadi melanda.  Setiap bisnis selalu berusaha menurunkan biaya operasional.  Sebelumnya kebijakan “Outsourcing” sudah dilakukan yaitu dengan memberikan pekerjaan  ke pihak luar untuk penghematan. Dengan Cloud Computing biaya modal (Capital Expense) dan biaya operasional IT sudah menjadi jauh lebih hemat. Dan penghematan itu akan terus meluas tidak hanya sebatas tenaga kerja yang berhubungan dengan IT. Perubahan perubahan yang akan terjadi:
1.    “Placed Based Workforce” yaitu tenaga kerja yang berbasis tempat kerja akan perlahan               lenyap menjadi “Connection Based Workforce”. Biaya yang dikeluarkan untuk                   menyewa gedung perkantoran bisa jauh berkurang karena tidak perlunya setiap                   karyawan hadir ke kantor. Mereka bisa melakukan pekerjaan darimana dan kapan saja.
2.    “Employee Outsourcing” adalah tingkat outsourcing pada tingkat per-karyawan                       (job position) yaitu bukan pada tingkat proyek berjangka panjang saja.                      “Connection Based Workforce” memungkinkan perusahaan untuk tidak harus lagi              mempekerjakan semua karyawannya sebagai karyawan tetap atau “full time”                  tetapi dengan sistem “pay per task”.
3.    Karena setiap individu sudah “interconnected” maka dunia ini menjadi satu                 sumber tenaga kerja terpadu yang sangat besar. Para perusahaan bisa mempunyai             pilihan yang banyak untuk melakukan “Employee Outsourcing” mereka. Hal ini                 berarti akan terjadi seleksi hidup yang sangat tinggi dimana mereka yang                 berprestasi sajalah yang bisa bertahan. Itulah sebabnya hanya tenaga-tenaga kerja             yang bersertifikasi internasional sajalah yang akan lebih berkiprah.
4.    Dengan adanya ATM dan Internet banking saja, saya sudah hampir tidak pernah                 pergi ke bank. Seiring dengan “Go Green”, terbatasnya sumber energy, dan                 kebutuhan segalanya harus serba instant atau cepat maka travelling untuk alasan                 bisnis akan jauh berkurang.
    Pemindahan layanan TI ke jaringan di awan sebagai “Cloud Computing”, walaupun sebelumnya dihantui risiko keamanan dan privasi, namun menurut studi yang dilakukan Centre for Economics and Business Research (Cebr) yang disponsori oleh EMC, sangat jelas menyebutkan keuntungan baik Mikro maupun Makro Ekonomi berarti.
    Hasil studi komprehensif setebal 89 halaman telah diumumkan satu bulan lalu dan baru saja dipublikasi mencakup penelitian yang dilakukan di sejumlah negara EMEA termasuk Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris (UK). Dari lima negara yang telah mengadopsi komputasi awan, menurut perhitungan peneliti yang berkedudukan di London itu, akan menghasilkan penghematan untuk layanan TI lebih dari 763 miliar Euro dalam kurun waktu antara 2010 sampai 2015, sama dengan sekitar 1.57% dari total GDP lima negara bersangkutan secara akumulatif. EMC yang sebagian dari omzetnya berasal dari komputasi awan, menambahkan bahwa disamping penghematan kuantitatif juga terjadi pengembangan model bisnis baru.
    Disamping menghitung keuntungan dari perspektif ekonomi mikro bagi perusahan, peneliti pasar Cebr juga menilik dampaknya terhadap ekonomi makro akibat dari penghematan anggaran TI cukup potensial di perusahan yang mengadopsi Cloud Computing.
    Sebagai contoh adalah penghematan yang memangkas pengeluaran untuk hardware, pegawai dan enerji yang cukup berarti diperhitungkan Cebr mencapai sekitar 31 sampai 79 persen bila menggunakan “Public Cloud” yang banyak ditawarkan sebagai sebuah layanan menggunakan infrastruktur yang diakses via Internet. Dari berbagai aspek, secara keseluruhan komputasi awan memberi keuntungan ekonomi sebesar 24,2 persen untuk “Public Cloud”, sementara untuk “Private Cloud” disebutkan 37,4 persen yaitu dengan memindahkan layanan TI ke lingkungan Intranet. Solusi hybrid yang menggabungkan kedua jenis awan disebutkan memberi penghematan sebesar 38,4 persen.
    Peneliti Cebr meramalkan adanya penambahan peluang kerja baru, dengan angka sebagai contoh untuk negara Jerman saja sekitar 789.000 sebagai akibat dari pendirian 39.000 perusahan baru yang bergerak dibidang Cloud Computing sampai tahun 2015.
    Secara terpisah di ajang acara annual UK-China Internet Forum ketiga, Menteri Komunikasi Inggris Ed Vaizey menggarisbawahi keuntungan Cloud computing yang secara dramitis memangkas biaya perusahan mengatakan antara lain, “access to networked resources provided by Cloud enables companies to enter markets without having to meet capital costs of building their own computer infrastructure.“
Kelemahan Cloud Computing
    Perusahaan atau seseorang yang menggunakan teknologi cloud untuk menjalankan bisnisnya harus mengetahui dan memastikan layanan yang diperoleh dari apa yang dia bayar. Untuk itu mereka perlu memperhatikan kelemahan yang dimiliki oleh teknologi cloud ini.
o    Service Level
Tiap layanan memiliki kemampuan yang berbeda, selalu ada batasan tergantung dari service yang kita gunakan. Selain itu, cloud provider bisa saja tidak konsisten dengan performance dari application atau transaksi.
o    Privasi
Ingat bahwa dengan menggunakan cloud, maka data kita disimpan di dalam server dimana server     tersebut bukanlah milik kita. Cloud provider bisa saja mengakses data milik anda tanpa sepengetahuan anda.
o    Compliance
Perusahaan pengguna cloud computing harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang dimiliki. Dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud. Namun, mengingat bahwa cloud masih relatif muda, pemilik data diharapkan untuk berhati-hati dalam hal penyimpanan data.

Isu Tentang Cloud Computing
Strategi Oracle Garap Pasar Komputasi Awan di Indonesia
    Wacana mengenai komputasi awan di Indonesia makin marak dibicarakan beberapa tahun belakangan ini di kalangan pebisnis. Namun maraknya pembicaraan dan diskusi itu belum diikuti oleh maraknya adopsi komputasi awan di perusahaan-perusahaan di Indonesia, apalagi perusahaan di skala kecil-menengah. Walaupun begitu, hal ini juga berarti positif bagi vendor penyedia layanan komputasi awan karena potensinya masih sangat besar.

Chandru Relwani
    Oracle, sebagai salah satu vendor penyedia layanan komputasi awan, merupakan pihak yang gencar memperkenalkan layanan komputasi awannya. Chandru Relwani, Oracle Senior Director – CRM JAPAC & ASEAN Outbond Product Management – Asia Pasific, mengatakan adopsi komputasi awan di Indonesia sedang dimulai saat ini dan potensinya masih sangat besar. Oleh karena itu pihaknya terus melengkapi portofolio layanan cloud-nya dari berbagai kategori seperti layanan platform (platform services), layanan aplikasi (application services), dan layanan sosial (social services).
    Awal Oktober lalu, Oracle meluncurkan 7 layanan cloud terbaru di ajang Oracle Openworld di San Fransico, yaitu Oracle Planning and Budgeting Cloud Service, Oracle Financial Reporting Cloud Service, Oracle Data and Insight Cloud Service, Oracle Social Sites Cloud Service, Oracle Developer Cloud Service, Oracle Storage Cloud Service, dan Oracle Messaging Cloud Service. Layanan-layanan ini menambah portofolio layanan cloud Oracle.
    Lalu bagaimana strategi Oracle dalam menggarap pasar komputasi awan di Indonesia? Berikut wawancara dengan Chandru Relwani pada Selasa (20/11) di Hotel Shangri La mengenai pandangannya terhadap potensi pasar komputasi awan di Indonesia dan strateginya dalam menggarap pasar ini.
1. Berdasarkan pengamatan Anda, bagaimana penetrasi atau adopsi penggunaan cloud computing di Indonesia saat ini?
Penggunaan cloud computing sedang dimulai di Indonesia. Jika anda melihat perusahaan multinasional yang masuk ke Indonesia, penetrasi penggunaan cloud computing sudah sangat sangat besar. Karena potensi pasar Indonesia yang sangat besar dengan dinamikanya yang cepat, mereka ingin menerapkan cloud computing lebih cepat.
Pada perusahaan lokal Indonesia, khususnya perusahaan lokal yang besar, mereka cukup cepat dalam menerapkan cloud computing. Alasan bagi mereka untuk menerapkan cloud computing lebih cepat yaitu karena dinamika bisnis yang begitu cepat dengan melakukan ekspansi, diversifikasi, dan berbagai aksi korporasi lainnya. Saya melihat pertumbuhan adopsi cloud computing di perusahaan lokal Indonesia yang besar, cukup tinggi. Hal ini tidak terjadi 3 tahun lalu. Saat ini banyak perusahaan yang berbicara dengan kami mengenai bagaimana pihaknya mengintegrasikan sistem TI yang dimilikinya saat ini dengan layanan cloud computing kami.
Segmen lainnya yang mengadopsi cloud computing adalah small medium business. Pada segmen ini, pengadopsian cloud computing masih sangat rendah. Namun karena jumlah SMB yang banyak, maka potensi ke depannya sangat besar.
2. Berapa persen pertumbuhan penggunaan cloud computing di Indonesia?
Secara angka, berdasarkan data Gartner, pertumbuhan tahunan (annual growth) penggunaan cloud computing di Asia Pasific mencapai 32% lebih. Jika pertumbuhan di Asia Pasific sebesar itu, maka pertumbuhan penggunaan cloud computing di Indonesia tidak jauh di bawah itu.
Data lain dari IDC mengatakan bahwa pertumbuhan Saas (software as a service), salah satu layanan dalam cloud computing yang berupa aplikasi jadi yang bisa diakses melalui internet, di Asia Pasific, enam kali lebih cepat dibanding implementasi pada umumnya. Saya tidak terkejut jika pertumbuhan di Indonesia juga sebesar ini.  Angka ini juga bisa merepresentasikan pertumbuhan di Indonesia.
3. Bagaimana strategi Oracle sebagai salah satu vendor penyedia layanan cloud computing untuk menggarap pasar cloud computing di Indonesia?  
Anda bisa melihatnya di ekosistem Oracle yang ada di Indonesia. Oracle memiliki head office di Indonesia. Di dalam kantor, kami memiliki tim penjualan (sales team) yang berhubungan dengan customer. Selain itu kami juga memiliki tim solusi (solution team) yang mengurus segala hal tentang komputasi awan, juga Saas. Kami juga memiliki tim pelatihan (training team) yang menyediakan layanan pelatihan bagi banyak pelanggan  tentang bagaimana mengadopsi cloud computing. Kami juga memiliki tim pendukung (support team) yang juga ikut membantu pelanggan. Operasi kantor Oracle di Indonesia juga didukung oleh kantor regional dan kantor pusat global. Ekosistem internal Oracle ini merupakan ekosistem pertama.
Ekosistem kedua, yaitu ekosistem eksternal. Kami selalu bekerja sama dengan mitra-mitra besar di Indonesia yang merupakan mitra kami juga di tingkat global. Kami juga bekerja sama dengan mitra lokal seperti Sigma, Jatis, dan lainnya. Melalui mitra-mitra ini, membantu kami dalam menerapkan aplikasi.
Ketiga adalah unit industri yang kami miliki. Di dalam Oracle terdapat IBU (Industry Business Unit) di mana IBU ini berhubungan dengan pelanggan dari berbagai sektor industri. Tidak semua perusahaan yang memiliki roadmap 3 tahun atau 5 tahun ke depan untuk TI-nya. Perusahaan-perusahaan itu datang ke kami untuk berkonsultasi mengenai area mana di sistem TI-nya yang potensial untuk dialihkan menggunakan sistem cloud computing. Dalam kondisi ini, kami mempertemukannya dengan industri bisnis di grup kami dan membantunya untuk menentukan roadmap juga strategi TI mereka ke depannya. Karena personel industry business grup kami berasal dari industri, maka kami akan membawa ahli yang kami miliki di industri tersebut. Misalnya, perusahaan yang datang ke kami berasal dari sektor perbankan, maka kami akan bawa ahli perbankan untuk berbicara dengan mereka. Jika yang datang ke kami adalah dari sektor pemerintahan, maka kami akan membawa ahli pemerintahan untuk berbicara dengan mereka 
Jadi terdapat tiga bagian sebagai strategi kami, yaitu ekosistem internal, eksternal melalui mitra, dan industri itu sendiri.
4. Apa target spesifik anda untuk menggarap pasar cloud computing di Indonesia?
Solusi kami sudah ada di pasar.  Solusi ini sudah tersedia  dalam tiga model yaitu public cloud, private cloud, dan hybrid cloud. Solusinya sudah ada, tinggal menunggu konsumen untuk mengadopsinya.

Isu Tren cloud computing tahun 2012
Apa pengertian sebenarnya dari cloud computing? Bagaimana karakteristiknya? Bagaimana implementasinya di dunia bisnis dan aktivitas sehari-hari?
Cloud computing atau komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Awan (cloud) adalah perumpamaan atau gambaran dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Awan (cloud) dalam cloud computing juga merupakan abstraksi dari infrastuktur kompleks yang disembunyikannya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing, “Cloud computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer, tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor, dan lain-lain”. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan tren teknologi terbaru dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud.
Selain itu, di dua bulan terakhir ini, sudah diketahui sejumlah gerakan perusahaan cloud computing (komputasi awan) di Indonesia. Yang pertama adalah Joyent Cloud yang berpartner dengan Anise Asia (yang berbasis di Malaysia). Joycent Cloud dan Anise Asia beberapa waktu lalu mengadakan seminar yang mencoba memberi informasi tentang keunggulan cloud computing dan mitos-mitos yang menyelimutinya. Joycent Cloud merupakan salah satu pionir layanan cloud computing dan saat ini digunakan oleh sejumlah besar layanan, termasuk LinkedIn.
    Berikutnya adalah Amazon Web Services yang memberi dukungan terhadap meetup yang digagas oleh e27 dan StartUpLokal lalu. Yang terbaru adalah CBN yang mengembangkan cloud computing data center yang dibantu oleh teknologi switching dari Brocade. Untuk ranah domestik, selain CBN ada juga Biznet yang telah lebih dahulu mengembangkan layanan cloud computingnya .
Dulu perusahaan-perusahaan besar berlomba-lomba membuat data center sendiri supaya bisa mengelolanya sendiri dengan tujuan untuk menghemat biaya. Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, pembaruan teknologi setiap tahun tentu kurang feasible dan malah membuat pengeluaran membengkak. Yang menjadi hambatan untuk beralih ke cloud computing biasanya adalah masalah budget dan realibilitas.
    Masalah reabilitas tergantung pada masing-masing penyedia layanan menggunakan teknologi terkostumisasi yang berbeda-beda. Ada suatu data center sebagai suatu entitas tersendiri yang perlu diatur menggunakan sistem operasi khusus. Tips memilihnya adalah berhubungan dengan kualitas performa yang dihasilkan dan apa yang vendor tersebut siapkan untuk meminimalisasi kemungkinan










BAB III
PENUTUP
Saat ini penerapan teknologigi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Penggunaan IT dapat mempengaruhi organisasi dalam hal efektivitas, efisiensi, dan inovasi dengan penghapusan, pengotomatisasi, peningkatan, dan membuka peluang prospek bisnis. Salah satu penerapan teknologi informasi dalam perusahaan yaitu dengan menggunakan Cloud Computing.
Cloud computing  atau komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer.
Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya.
Ini adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagi suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat internet tanpa mengetahui apa yang ada di dalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing, cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.






DAFTAR PUSTAKA

http://100papanketik.blogspot.com/2013/03/definisi-sistem-informasi-manajemen.html
http://12238-if-unsika.blogspot.com/2012/10/10-contoh-perusahaan-menggunakan-cloud.html
http://prichallean.blogspot.com/search?q=cloud+computing
http://ilhamsk.com/apa-itu-cloud-computing/
http://www.purwadhikapress.com/dampak-cloud-computing-pada-pekerjaan.html
http://diindapuspitasari.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
http://azuharu.net/grid-computing/kelemahan-cloud-computing/
http://12285-if-unsika.blogspot.com/2012/10/contoh-perusahaan-yang-menggunakan.html
http://swa.co.id/technology/strategi-oracle-garap-pasar-komputasi-awan-di-indonesia

Ingin kursus menjahit di Yogya, di Lembaga kursus menjahit : “NAVITA” saja : lama pendidikan antara 1-2 bulan atau tergantung kemampuan siswa sampai selesai. Kilat selama 1 bulan.

Kursus Jahit Bordir Jogja Kursus Jahit Bordir Yogya

LPK NAVITA


Tempat Pelatihan Orang Mandiri
Pelatihan Jahit, Kaos, Tas, Bordir, Jilbab, Sulam Pita, Payet, Selimut, Bantal, Aneka Kreasi Flanel, Aplikasi Kain Perca, Batik, Daster, Bed Cover, Kebaya, Korden, Rajut, Sablon, Jahit Kucing/Anjing, Desain Baju, Kamisol, Manik-Manik, Pakaian Dalam

Mudah-Murah-Hemat-Terampil

Kenapa memilih LPK Navita:

Belajar dengan menyenangkan
Minim ujian
Guru dididik secara khusus dengan pengalaman
Murid diberikan kebebasan
Minim sistem rangking
Menganut paham "less is more"
Menetapkan standart sendiri
Sesama LPK tidak bersaing, tidak memperebutkan murid untuk keuntungan
Lebih Cepat Selesai
Lebih  Cepat Meningkatkan Penghasilan
Lebih Banyak dicari di dunia kerja
Berpengalaman sejak 2003
Berpengalaman dalam Gugus Kendali Mutu Nasional 2009
Mesin Jahit Bordir Lengkap Kecil-Besar
Magang
GRATIS lebih dari 70 Modul Jahit Terbaik EBOOK senilai 500.000
Biaya Mulai 350rb/program
Tempat terjangkau(200m ke selatan Jalan Kusumanegara)
Disediakan asrama bagi yang berasal luar kota yogya
Terima Order Jahitan Partai Besar/Kecil

Glagah Uh4/196
Warungboto Umbulharjo yogyakarta
PH.(0274)450326

buka cabang di sleman :
Perum Sidoarum Blok III Jl. Kepodang S-42
Godean Sleman Yogyakarta
HP. 085740028487
pin BB 75F08617
.
# Metode Pendidikan di Lembaga kursus menjahit : “LPK Navita” :

Peserta kursus menjahit dibimbing oleh guru-guru yang berpengalaman di bidangnya masing-masing, dengan teori & praktek ujian lokal dan nasional.

Setiap peserta Lembaga kursus menjahit : “NAVITA” yang lulus diberi STTB / sertifikat dan ijazah negara.

Lembaga kursus menjahit : “NAVITA” jurusan Tata Busana, Desain Mode, Bordir memiliki ijin resmi Depdikbud, mendidik dan mempersiapkan siswa belajar agar siap bekerja dan mandiri dalam berwiraswasta.
Lembaga kursus menjahit di Yogyakarta






























Kursus Jahit Bordir Jogja Kursus Jahit Bordir Yogya

Akhirnya, Cara Menjahit di 2016 Terungkap !







Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  definisi jahit aplikasi

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang PEMANFAATAN KAIN PERCA GUNA MEMBERDAYAKAN IBU-IBU RUMAH TANGGA DI DESA TUMPANG KRASAK JATI KUDUS 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : https://erickdarma.files.wordpress.com/2013/06/isi-paper

0 komentar:

Post a Comment