Busana Surjan
Busana Surjan |
cara membuat baju surjan - Surjan merupakan baju adat dari keraton mataram yang dicipta oleh SUNAN KALIJAGA berdasar QS Al-A’raf 26: ’’Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa (dimaksud agar selalu bertakwa kepada Allah SWT) itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
Oleh Sunan Kalijaga pengertian ayat diatas dijadikan model pakaian rohani (takwa) agar si pemakai selalu ingat kepada Allah SWT, kemudian oleh raja-raja Mataram pakaian takwa ini dipakai hingga sekarang ini.
Pakaian takwa sering disebut SURJAN (sirajan) yang berarti Pepadhang atau Pelita. Di dalam ajarannya HB I bercita-cita agar pimpinan Negara dan Penggawa Kerajaan memiliki Jiwa dan Watak SATRIYA, dimana tidak akan lepas dari sifat-sifat: Nyawiji, bertekad golong-gilig baik berhubungan dengan Allah SWT maupun peraturan dengan sesama. Sifat Greget (tegas bersemangat), Sengguh (percaya diri penuh jati /harga diri) dan sifat Ora Mingkuh, tidak melepas tanggung jawab dan lari dari kewajiban. Maka figur satriya Ngayogyakarta ideal yakni seseorang yang dilengkapi pengageman Takwa seperti Nyawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh.
Bentuk pakaian Takwa adalah; Lengan panjang, ujung baju runcing, leher dengan kancing 3 pasang (berjumlah 6, lambang rukun Iman), dua kancing di dada kanan kiri berarti dua kalimat syahadat, tiga buah kancing tertutup melambangkan 3 nafsu manusia yang harus diatasi, yakni nafsu bahimiah (binatang), lauwamah (perut) dan nafsu setan. Pakaian Takwa ini di dalam Kraton hanya dipakai oleh Sri Sultan dan Pangeran Putra Dalem. Sedang pakaian takwa untuk putri (Pengageman Janggan) dikenakan untuk Para Abdi Dalem Putri dan Keparak Para Gusti dengan warna kain hitam.
PERKEMBANGAN SURJAN
Pada awalnya baju surjan hanya memiliki satu motif yaitu lurik dan kemudian disebut surjan lurik.surjan inilah yang pertama kali di buat oleh Sunan Kalijaga sebagai pakaian Takwa.
Busana adat Surjan
Di dalam keraton ukuran garis-garis atau lurik ini melambangkan jabatan seseorang,semakin besar lurik tersebut semakin besar pula jabatanya.Dalam perkembanganya motif lurik ternyata tidak hanya garis-garis membujur saja,tetapi terdapat motif kotak-kotak sebagai hasil kombinasi antara garis vertikal dengan garis horisontal.
Surjan Lurik tersebut dibuat dengan kain Lurik yang dalam proses pembuatanya dengan cara ditenun. Kata Lurik berasal dari bahasa jawa,Lorek yang berarti garis-garis,yang merupakan lambang kesederhanaan. Pada mulanya kain Lurik dibuat dalam bentuk sehelai slendang yang berfungsi sebagai kemben,dan sebagai alat untuk menggendong sesuatu dengan cara mengaitkan pada tubuh .lalu Sunan Kalijaga membuat baju dengan kain lurik tersebut, dan muncullah baju surjan Lurik.
Seiring dengan perkembangan zaman kain lurik tidak sebatas untuk membuat kain gendong ataupun untuk membuat baju,namun kain lurik juga bisa dibuat menjadi berbagai macam barang seperti Tas,dompet.
tas Bahan Lurik
Lalu muncul surjan ontrokusuma yang bermotif bunga (kusuma) jenis dan motif kain yang digunakan untuk membuat surjan tersebut bukalah kain polos ataupun lurik buatan dalam negri saja.Namun untuk surjan ontrokusuma terbuat dari kain sutra bermotif hiasan berbagai macam bunga.
Busana Surjan Kembang
Surjan Ontrokusuma ini hanya kusus sebagai pakaian para bangsawan mataram.Dan tidak di perkenankan untuk msyarakat umum tanpa mendapat izin dari pehak keraton.
Kemudian muncul Surjan dengan motif Jaguad yaitu kain surjan yang bermotif bunga yang tidak tegas,tidak memakai warna yang mencolok,berbeda dengan motif Ontrokusuma yang menggunakan warna yang mencolok dan motif yang beraneka ragam.
Busana Surjan Jaguad Baju surjan jaguad
Dari segi pemakaian Surjan,Pada zaman dulu ketika orang ingin mengenakan baju Surjan,orang tersebut harus menggunakan busana lengkap seperti memakai iket,jarik,dan slop. Orang yang tidak mengenakan busana secara lengkap dikatakan orang yang tidak tau adat.Namun dalam perkembanganya,pada jaman sekrang banyak orang yang menggunakan surjan dengan bawahan celana levis dan tanpa ikat kepala.Ini ungkin juga bisa disebut sebagai suatu cara agar baju lurik tetap eksis di zaman sekarang terlepas dari aturan yang berlaku pada zaman dahulu.
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang cara membuat baju surjan
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Distilasi kering
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : https://ilmubahasajawa.wordpress.com/2014/01/05/busana-surjan/
0 komentar:
Post a Comment