, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Wawancara Dengan Pengusaha Batik BOJONEGORO

Wawancara Dengan Pengusaha Batik BOJONEGORO

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Wawancara Dengan Pengusaha Batik BOJONEGORO
 hasil wawancara batik - Pada tanggal 17 Mei   kemarin, kita telah menyelesaikan wawancara dengan pengusaha batik yang ada di Bojonegoro, tepatnya di jalan teuku umar. Berikut informasi yang kita dapatkan dari wawancara tersebut, yang mana kita berempat yaitu Nanin, Mayang, Mega, Nur dengan Bapak Lukito.
Wartawan      : Penanya
Narasumber    : Bapak Lukito
Penanya         : “Assalamu’alaikum bapak, kita siswi SMAN 2 Bojonegoro ingin sedikit tahu   
    tentang usaha yang bapak geluti ini!”
Narasumber   : “Wa’alaikumsalam, Iya silakan!”
Penanya         : “Bapak, kapan mendirikan usaha batik ini?”
Narasumber   : ”Sekitar dua tahun yang lalu, saya mendirikan usaha ini!”
Penanya         : ”Baru dua tahun ya bapak!”
Narasumber   : ”Iya, dua tahun!”
Penanya         : ”Ada motif apa saja bapak yang dimiliki Bojonegoro dan yang banyak
    digemari masyarakat Bojonegoro motif apa bapak?”
Narasumber   : “Ada banyak motif ya, ada Gastro Rinonce, Jagung Miji Emas, Mlimis
     Mukti, Parang Dahono Munggal,Parang Jembur Sekar Rinandar, Pari
     Sumilah, Rancak Thengul,Sata Gondo Wangi, Sekar Jati, tapi yang
     banyak digemari masyarakat atau pembeli itu motif Sekar Jati, ya yang
     gemar bukan masyarakat Bojonegoro  saja , pembelinya biasanya ada
     yang dari luar kota.”
Penanya         : “Lalu dimana pusat pembuatan batik Bojonegoro bapak?”
Narasumber   : “Pusatnya di Njono,tepatnya Kec.Temayang, Kab. Bojonegoro.”
Penanya         : “Siapa bapak yang pertama kali mempunyai ide untuk mendirikan usaha
     ini?”
Narasumber   : “Beliau adalah Bu Yoto, bawasannya ide beliaulah yang menjadikan batik
    ini menjadi 9 motif tadi, yang dimana lewat Desain Batik Jenogoroan,
    beliau yang memberikan semangat kami untuk mendirikan usaha Batik
     Jenogoro ini.”
Penanya         : ”Berarti batik ini sudah dikenal masyarkat luas selain kota Bojonegoro 
    sendiri , bisa diartikan sudah terkenal ya bapak  batik Bojonegoro!”
Narasumber   : “Iya bisa dibilang seperti itu, baru saja kemaren hari senin kita
mendapatkan suatu Penghargaan dari Pameran yang kita ikuti tepatnya di Surabaya.  Dan batik Bojonegoro ini alhamdlilah mendapat juara lagi, yang ma
na tahun  kemarin mendapat juara satu, dan tahun ini mendapat juara dua. Pastinya kalau ada pameran lagi kita akan peran sertakan Batik Khas Bojonegoro ini.”
Penanya         : ”Wah, saya bangga bapak menjadi masyarakat Bojonegoro yang
    kaya akan kebudayaannya.
    Bagaimana bapak cara pembuatan batik ini?”
Narasumber   : ”Ada yang dari lukis tangan, ada yang dari cat langsung dengan
                 menggunakan alat-alat yang khusus untuk pengolahan batik tentunya.”
Penanya         : “Bagaimana pemasaran barangnya bapak?”
Narasumber   : “Pemasarannnya bisa langsung diantarkan, bisa langsung beli di sini,
    pemesanannya juga bisa menurut selera pembeli ya, ukuran modelnya,
     kita tinggal melayani saja.”
Penanya         : ”Terima kasih bapak atas waktu dan informasinya,assalamu’alikum!”
Narasumber   : ”Iya sama-sama, wa’alaikumsalam.”
 

KESIMPULAN             :

Bojonegoro merupakan sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Kekayaan ini menginspirasi Ibu Mafudho Suyoto untuk menjadikannya sebagai motif Batik. Melalui lomba design, maka terciptalah 9 motif Batik Jonegoroan.
Antara lain: Gastro Rinonce (Motif Kilang Minyak dan Gas Bumi), Jagung Miji Emas (Motif Jagung), Mliwis Mukti (Motif Burung Legendaris Jelmaan Angling Dharma, Mliwis Putih), Parang Dahono Munggal (Motif Wisata Api Abadi, Kahyangan Api), Parang Jembul Sekar Rinandar (Motif Hewan Sapi), Pari Sumilak (Motif Padi), Rancak Thengul (Motif Wayang Thengul, khas Bojonegoro), Sata Gondo Wangi (Motif Tembakau), dan Sekar Jati (Motif Daun Jati).
Sembilan motif batik Jonegoroan diatas merupakan gambaran dari Potensi Budaya dan Alam Bojonegoro. Bagi masyarakat yang ingin memliki batik Jonegoro bisa mendapatkannya di Kecamatan Temayang, Kecamatan Dander dan Purwosari.
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki ini. Jangan sampai kebudayaan yang kita milki kita abaikan dan tidak kita lestarikan.

 Berbisnis tak melulu harus terencana dengan sistematis. Namun ada beberapa pengusaha sukses menggeluti bisnisnya berawal dari keisengan, misalnya bisn
is U-See Shoes and Bag, milik Yusi
Barang-barang yang terbuat dari kulit, biasanya memang lebih awet dari bahan lainnya. Terbukti, tas atau sepatu berbahan dasar kulit harganya jauh lebih mahal. Ada harga, ada barang, begitu katanya.
"Sepatu-sepatu dan tas-tas saya terbuat dari kulit sapi, kulit ular, batik, kulit domba, kulit kambing, pokoknya kulit ternak," kata si pemilik toko, Yusi (38) kepada detik financial pekan lalu.
Menurut Yusi, barang-barang buatannya itu memiliki kualitas yang terjamin keawetannya dibanding barang sejenis namun imitasi. Sehingga tak heran, jika harga yang dibanderol tergolong mahal. "Sepatu kulit jauh lebih awet dan nyaman. Beda kalau imitasi," katanya.
Untuk satu pasang sepatu kulit, Yusi membanderol Rp 350.000 - Rp 2,5 juta. Sementara tas kulit, dia mematok harga mulai dari Rp 600.000 - Rp 3 juta. Yusi memang hobi menggambar, kini Yusi bersama 11 orang pegawainya bisa menjual sekitar 400 produk sebulan dengan omset Rp 120 juta per bulannya.
"Awal-awal iseng beli selembar kulit sapi, terus coba-coba gambar. Mungkin karena latar belakang keluarga saya perajin sepatu di Solo. Jadi ya ketularan. Dari hasil hambar itu saya minta embahku cariin tukang buat ngejahit. Pertama kali hanya terjual 40 pasang sepatu sebulan. Lama-lama rame," paparnya.
Untuk modalnya, Yusi menghabiskan uang sekitar Rp 30 - Rp 40 juta untuk sekali belanja. "Itu bisa untuk 3 bulan lho (dalam 3 bulan ga belanja lagi). Selembar kulit harganya Rp 1 juta dengan hitungan Rp 35 ribu - Rp 85 ribu per feet (1 feet= 28 cm). Kulit ular itu disamak. Disamak pakai campuran bahan kimia. Desain 80 persen sendiri, 20 persen modifikasi. Produk jenis kulit print sama kulit ular piton yang paling mahal," terangnya.
Usaha yang telah digelutinya hampir 2 tahun itu, bisa didapatkan di pameran-pameran fashion atau UKM. Rencananya, tahun depan Yusi mencoba peruntungan untuk ekspor barang-barang buatannya ke luar negeri, seperti Hongkong dan Australia. Rencananya 14 - 17 Januari 2013, tokonya akan mejeng di pameran Hongkong World Designer Boutique.
"Rencana Januari tahun depan target ekspor. Sekarang sih sudah dijual di Australia, nitip sama temenku yang ada disana, kalau ada order saya kirim. 14-17 Januari ada pameran di Hongkong World Designer Boutique," kata Yusi.
                                                            

Kewirausahaan Pedagang Sop Buntut


Satu porsi sop buntut Bu Leman yang ternyata mampu membuat Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo untuk selalu datang mencicipinya setiap kali berkunjung ke Kota Pekalongan.
Kelezatan sop buntut Bu Leman ternyata mampu memikat Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo untuk menjadi salah satu pelanggan tetap di tempat tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Pemilik Rumah Makan Bu Leman, H Sulaiman (65) yang mengaku telah mengelola tempat usahanya tersebut sejak tahun 1985 bersama isteri tercintanya, Hj Mina Fitri.
Menurutnya, H Bibit Waluyo beserta rombongan sering datang berkunjung ke tempatnya guna menikmati menu andalan yang disajikan yakni sop buntut. Selain itu, beberapa artis juga pernah berkunjung ke rumah makan tersebut seperti Ivan Gunawan, Ruben Onshu dan Dorce Gamalama. "Tempat saya telah beberapa kali kedatangan artis maupun para pejabat penting yang tertarik untuk menikmati menu andalan disini yakni sop buntut," bebernya.
Kelezatan sop buntut Rumah Makan Bu Leman terlihat dari sajian daging sapi yang dimasak dengan bumbu-bumbu dapur yang dituang ke dalam kuah bening. Namun penyajian juga bisa dinikmati kedalam cara yang lain karena terdapat dua menu sop buntut yakni sop b
untut kuah dan sop buntut goreng. Satu porsi sop buntut kuah Bu Leman bisa dinikmati dengan harga Rp 28 ribu sedangkan sop buntut goreng Rp 33 ribu. "Untuk sop buntut goreng, daging digoreng dan dituang ke dalam mangkok yang berbeda dengan kuahnya. Para pengunjung bisa memilih berdasarkan selera masing-masing," katanya.

Selain sop buntut, sebenarnya Rumah Makan Bu Leman juga menyediakan menu lainnya seperti iga bakar, ayam goreng, sayur asem dan sop ayam. Usaha rumah makan Bu Leman, telah dirintis dari berdagang kecil-kecilan dengan menggunakan gerobak di sebelah terminal. Namun karena terus menerus mengalami perkembangan maka pada tahun 2000 akhirnya berhasil menempati bangunan di Jalan DR Wahidin 91D. "Tempat yang sekarang ini tela
h kami tempati selama 12 tahun. Dibantu oleh salah seorang anak perempuan saya, saat ini saya mengelola tempat ini. Empat orang anak saya yang lainnya bekerja di berbagai tempat dan salah satunya di Bandung.

Nilai seni dari batik tulis [download]
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK [download]
pengrajin batik tulis [download]
Hasil wawancara dengan pemilik Batik [download]

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang hasil wawancara batik

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Pengertian Pola dasar

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://naninverina.blogspot.co.id/2012/06/wawancara-dengan-pengusaha-batik.html

0 komentar:

Post a Comment