Urutan Kerja Menjahit Busana Kuliah |
Urutan Kerja Menjahit Busana Kuliah
1. Satukan pas bahu bagian muka dan belakang dengan dijahit kampuh
buka
2. Jahit sisi bagian muka dengan belakang dan jahit kupnat bagian muka
dan belakang
3. Bahan untuk kerah dipasang viselin dan kain keras dengan dietrika, dan
dijahit
4. Pasang kerah tersebut dengan lapisan dibagian garis leher
5. Pasang elastic dibagian bawah lengan, panjang elastic sama dengan
lingkar pergelangan tangan. Cara menjahitnya sambil ditarik
6. Kerutkan bagian atas lengan dengan dijahit
7. Jahitlah lengan dari bagian dalam kemudian sisi lengan yang sudah
disatukan
8. Dari bagian sisi badan sambung dengan lengan (di bagian bawah) dengan
menjorok ke depan 1 cm pada sisi badan
Penyelesaian Busana Kuliah
1. Menyelesaikan tiras kerung lengan dengan dikelim (disum)
2. Kelim (sum) bagian lapisan kerah dan bawah busana
3. Membuat lubang kancing dan memasang kancing
4. Menyetrika dan melipat dengan rapi
Jas masa kini tidak hanya dikenakan oleh pekerja eksekutif, tetapi juga telah dikenakan oleh seluruh kalangan masyarakat, baik untuk acara resmi hingga semi resmi. Jas banyak digemari masyarakat karena bentuk jas dapat menambah baik penampilan seseorang.
Jas memiliki karakter yang berbeda dengan busana jenis lainnya, sehingga penanganan jas harus diperlakukan secara khusus agar jas dapat bertahan lama. Banyak anggapan dalam masyarakat, bahwa merawat jas merupakan pekerjaan rumit yang sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli, sehingga banyak masyarakat yang memilih jasa dry clean untuk mencuci dan menyetrika jas.
Proses perawatan yang paling menentukan keawetan jas adalah proses pencucian dan penyetrikaan. Tidak semua jenis bahan jas dapat dicuci dengan menggunakan air biasa, melainkan harus menggunakan teknik dry cleaning. Jenis bahan jas yang memiliki daya susut tinggi akan mengkerut dan berubah bentuk apabila terkena air dan sabun biasa. Proses penyetrikaan jas sebaiknya menggunakan panas setrika yang sesuai dengan jenis bahan agar warna bahan jas tetap awet.
Lapisan dalam sebagai salah satu bahan jas yang dapat menambah bagus bentuk jas dapat dilekatkan pada bahan utama jas dengan cara pengepresan. Terdapat berbagai jenis lapisan dalam yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan bentuk jas. Berdasarkan pengamatan tentang proses pembuatan jas di Alfina Tailor, terdapat teknik yang harus diperhatikan dalam pengepresan lapisan dalam, yaitu kelembaban bahan, panas yang sesuai dengan jenis bahan, pemampatan atau pengepresan, dan waktu yang cukup. Berbagai jenis bahan utama dan lapisan dalam membutuhkan temperatur dan waktu yang berbeda agar kualitas hasil pengepresan bahan jas baik. Poespo (2009:28) menyatakan masalah yang biasanya terjadi akibat pengepresan lapisan dalam, yaitu terdapat gelembung-gelembung pada bahan, bahan berubah warna, mengkilap, dan terlihat titik-titik noda. Apabila hal tersebut terjadi, maka teknik pengepresan tidak diterapkan dengan benar.
Berdasarkan pra eksperimen pengepresan lapisan dalam kufner dan kain gula pada bahan utama jas yang telah dilakukan, menunjukan bahwa terdapat perbedaan kualitas hasil pengepresan bahan jas dengan temperatur dan waktu pengepresan yang berbeda. Selain itu, pada lapisan dalam kufner membutuhkan temperatur dan waktu pengepresan yang berbeda dari lapisan dalam kain gula untuk menghasilkan kualitas hasil pengepresan bahan jas yang baik.
Pengaruh
Pengaruh menurut Alwi (2005:664) berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Pengertian pengaruh dalam penelitian ini berarti daya yang timbul dari temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam yang membentuk kualitas bahan jas.
Temperatur dan waktu pengepresan
Menurut Maftukhah (2013), pengepresan merupakan suatu proses menghaluskan bahan busana, membentuk bahan busana, proses melekatkan lapisan dalam (interfacing) pada bagian-bagian busana yang membutuhkan, dan proses penyempurnaan busana pada proses produksi. Pengepresan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengepresan yang bertujuan untuk melekatkan lapisan dalam (interfacing) pada bahan busana.
Hendrickson (2009:7) menyatakan prinsip dalam teknik pengepresan lapisan dalam, yaitu temperatur, kelembaban, tekanan, dan waktu pengepresan. Temperatur dalam penelitian ini adalah tinggi rendahnya pengaturan temperatur dari mesin pres dan waktu adalah lama berlangsungnya pengepresan. Variasi temperatur dan waktu pengepresan yang akan diteliti, yaitu 100°C, 120°C, 140°C dan 4, 6, 8 menit.
Lapisan dalam (interfacing)
Lapisan dalam menurut Poespo (2005:82) merupakan salah satu bahan pembentuk busana yang dapat (1) memperbaiki bentuk dan detail-detail busana, (2) membuat kaku, halus, dan rata pada bahan busana yang dilapisi, dan (3) memperkuat dan mencegah bahan busana menjadi mulur. Terdapat berbagai jenis lapisan dalam yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan bentuk busana. Jenis lapisan dalam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lapisan dalam kufner dan kain gula.
Kualitas bahan jas
Bahan jas yang dimaksud adalah bahan utama jas yang mengandung serat rayon dan poliester. Poeradisastra (2003:38) menyatakan kriteria bahan jas yang berkualitas, yaitu permukaan bahan harus tampak licin tanpa kerutan, dan Poespo (2009:25,28) menyatakan, bahwa permukaan bahan jas rata atau tidak timbul gelembung-gelembung pada permukaan bahan yang dilapisi lapisan dalam dan tidak berubah warna akibat pengepresan.
Kualitas bahan jas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kualitas hasil pengepresan lapisan dalam pada bahan utama jas yang dipengaruhi oleh temperatur dan waktu pengepresan, dengan indikator kualitas warna bahan utama, kekuatan rekat antara bahan utama dengan lapisan dalam, dan kerataan permukaan bahan utama.
0 komentar:
Post a Comment