perbedaan kain katun
perbedaan kain katun |
dengan poliester pada busana kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dan berapa
besar persentase tingkat kenyamanannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
secara keseluruhan indikator dilihat dari hasil analisis hipotesis bahwa tidak ada
perbedaan varians antara busana 463 dengan busana 395. Sedangkan dilihat dari
hasil analisis uji-t berdasarkan nilai rata-rata dari masing-masing busana,
menunjukkan pada busana 463 lebih baik (3,29) dibanding busana 395 (2,69).
Berdasarkan penelitian ini diketahui perbandingan besar tingkat
kenyamanan kain terhadap busana kuliah dengan persentase tingkat kenyamanan
masing-masing busana. Pada busana 463 memiliki persentase tingkat kenyamanan
(82%) “sangat tinggi” dibanding busana 395 (67%) “tinggi”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam suatu busana diperlukan suatu bahan yang memiliki
kenyamanan seperti dapat cepat menyerap keringat, memiliki kelangsaian yang
cukup, dan tidak mengandung muatan listrik statis. Maka dapat dikatakan bahwa
busana kuliah dengan menggunakan kain poliester memiliki pengaruh tingkat
kenyamanan yang sangat tinggi dengan tingkat persentase 82%.
Menurut Goet Poespo (2005:79) menyatakan bahwa kain poliester
memiliki kemampuan menyerap keringat yang rendah, menahan panas badan,
mengkerut, rentan ngengat, kelapukan, serta memiliki muatan listrik statis.
Menurut Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira (2008:173) menyatakan
bahwa kain-kain yang dibuat dari poliester mempunyai sifat cepat kering, kuat
dan dapat berbentuk seperti serat alam. Poliester dapat menghasilkan kain yang
tipis atau tebal dengan cara menenun atau merajut sesuai kebutuhan, dan jika
menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, dapat dibuat kain yang
menyerupai katun atau wol.
Menurut Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti (2009:26) menyatakan
bahwa sifat bahan poliester yaitu memiliki kekuatan yang tinggi sehingga sangat
awet pemakaiannya, tidak mudah kusut yang menyebabkan poliester selalu rapi
dipakai, tahan terhadap mikroorganisme, serat poliester tidak mudah kotor dan
kotoran yang melekat mudah dilepaskan kembali, namun kelemahan poliester
adalah daya serap air yang rendah sehingga kurang nyaman dipakai. Namun
semua anggapan tersebut telah berubah.
Menurut Mohamad Ansori (2011) menyatakan bahwa pemahaman
masyarakat umum selama ini mengenai kain poliester dianggap panas dan tidak
nyaman dipakai hal ini tidak selamanya benar. Dahulu poliester dikategorikan
panas, namun berkat adanya perkembangan zaman dan modernisasi mesin-mesin
dan bahan baku tekstil telah merubah semua anggapan dan pemahaman tersebut.
Perkembangan itu juga mempengaruhi mode dan juga culture pada jenis kain atau
tekstil yang dipergunakanuntuk bahan baku.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah bahwa anggapan
masyarakat saat ini tidak tidak selamanya benar. Hal ini didukung oleh kemajuan
dibidang tekstil yang mampu menghasilkan kain poliester yang tadinya tidak
nyaman menjadi sangat nyaman bahkan saat ini bahan poliester memiliki banyak
kelebihan pada aspek kenyamanan kain. Dilihat dari tahun ketahun kemajuan kain
poliester meningkat dari yang tadinya tidak awet dalam pemakaian hingga
kenyamanan seperti cepat menyerap keringat dan muatan listrik.
Bahkan saat ini ada banyak produk dari bahan 100% poliester bahkan
dalam bentuk pakaian dalam yang peneliti temukan yang terdapat dipasaran
dengan harga yang sangat ekonomis, berikut adalah salah satu contoh:
Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah
sebagai berikut: Adanya perbedaan kain katun dengan poliester pada busana
kuliah ditinjau dari aspek kenyamanan dengan persentase hasil penilaian pada
kain katu sebesar 67% (tinggi), dan kain poliester sebesar 82% (sangat tinggi).
Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil pembahasan dan keterbatasan
penelitian adalah, sebagai berikut:
5.2.1 Bagi mahasiswa agar meningkatkan pengetahuan mengenai bahan-bahan
yang cocok sesuai kebutuhan,
5.2.2 Bagi masyarakat untuk tidak mengesampingkan kain poliester sebagai
busana untuk beraktivitas, karena terbukti bahwa kain poliester jauh lebih
nyaman sekarang dibanding dulu.
5.2.3 Penelitian ini dapat diteliti lebih lanjut, untuk lebih mengetahui tentang
tekstil.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi Kusumastuti, 2007, Kimia Terapan, Paparan Kuliah, TJP UNNES.
Arifah A. Riyanto, 2003 , Teori Busana, Bandung: Yapemdo.
Dorothy Siegert Lyle, 1977, Performance of Textiles, USA: John Wiley and Sons.
Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008, Tata Busana Jilid 1,2 dan 3, Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Goet Poespo, 2005, Pemilihan Bahan Tekstil, Yogyakarta: PT. Kanisius.
Kumpulanistilahcom, Pengertian Kapilaritas, Diakses pada tanggal 19 Februari
2011.
Husnul Yakin Ali, Pengertian Listrik Statis, Diakses pada tanggal 18 Januari
2012.
Marwiyah, 2006, Dasar Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES.
Muchamad Fauzi, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo.
Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009, Pengetahuan Tekstil Untuk Tata
Busana, Paparan Kuliah, TJP UNNES.
Rostamailis, 2005, Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan dan Berbusana
Yang Serasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model
Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo.
Sudjana, 2002, Desain dan Analisis Eksperimen, Bandung: Tarsito.
---------- , 2005, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.
Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003, Teknologi Tekstil, Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
------------------------ , 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Sumadi Suryabrata, 2006, Metodologi penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Soekarno dan Rasmini, 2003, Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model
Pakaian Wanita dan Pria Tingkat Dasar, Jakarta: PT. Grasindo.
Tim Fakultas Teknik, 2001, Mengindentifikasi Serat Tekstil, Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Tim Penyusun, 2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Winiati Pudji Rahayu, 1997, Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik, Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Ukuran Standar Wanita Dewasa (Soekarno dan Rasmini 2003:43)
No. Nama UkuranStandar Ukuran
S M L
1 Lingkar Badan 86 90 98
2 Lingkar Pinggang 66 72 78
3 Lingkar Leher 34 36 38
4 Panjang Dada 31 33 34
5 Lebar Dada 31 33 35
6 Panjang Punggung 35 37 39
7 Lebar Punggung 33 35 36
8 Lebar Bahu 11 ½ 12 ½ 13 ½
9 Panjang Sisi 16 17 18
10 Panjang Lengan 50 52 54
11 Lingkar kerung Lengan 42 44 48
12 Lingkar Lengan 32 34 35
13 Lingkar Pergelangan 17 19 21
14 Tinggi Puncak 12 ½ 13 13 ½
15 Jarak Payudara 17 ½ 18 19
16 Panjang Blus 70 75 80
17 Tinggi Pinggul 17 18 20
18 Lingkar Pinggul 88 96 108
0 komentar:
Post a Comment