Pengaruh
Pengaruh |
Pengaruh menurut KBBI (2001:849) adalah daya yang timbul dari sesuatu
yang ikut membentuk watak , kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Sedangkan menurut Purwodarminto (1992:664) pengaruh berarti daya yang
ada atau timbal balik dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah peran bahan ajar terhadap pemahaman mata
kuliah Pola Konstruksi.
Bahan Ajar
Menurut KBBI (1991:75) bahan ajar adalah sesuatu yang dapat dipakaiatau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti pedoman atau pegangan untuk
mengajar atau ceramah. Menurut Syafii (2006:2), bahan ajar adalah pesan
yang perlu disampaikan oleh penyelenggara pendidikan kepada peserta didik.
Bahan ajar sering disebut materi pelajaran
Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan
tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk
belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan
bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan
latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar
bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri
karena sistematis dan lengkap (Panen dan Purwanto, 2004). Bahan ajar yang
di maksudkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa buku cetak
konstruksi pola busana.
Kualitas Hasil Belajar
Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu atau mutu (Pusat BahasaDepartemen Pendidikan Nasional (2002:528). Belajar merupakan suatu
proses yang penting bagi perubahan perilaku manusia dalam mencakup segala
sesuatu yang diperkirakan dan dikerjakan. Menurut Salvin dalan
Catharina(2004:2) belajar merupakan “perubahan individu yang disebabkan
oleh pengalaman”. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi
perubahan perilaku antara sebelum dan sesudah menjalani kegiatan. Catharina
(2004:4) menyatakan hasil belajar adalah “Perubahan aspek yang diperoleh
pembelajaran setelah menjalani aktifitas belajar.
Materi Pola Konstruksi
Pola adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai
contoh untuk membua pakaian, potongan kain atau kertas tersebutmengikuti
bentuk/ukuran badan tertentu (Porrie Muliawan, 1997), sedangkan Pola
Konstruksi adalah cara pembuatan pola busana berdasarkan ukuran badan
seseorang(model) tertentu dengan system tertentu pula, misalnya system
Praktis,Wilsma, Soen, Meyneke,dressmaking dan yang lainnya. Pola yang
dihasilkan disebut pola Konstruksi. Erna Setyowati(2006:2)
Macam-macam pola konstruksi:
1. Pola Konstruksi Busana Wanita yaitu pembuatan pola sesuai dengan badanwanita
2. Pola Konstruksi Busana Pria yaitu pembuatan pola sesuai dengan badan
seorang pria.
3. Pola Konstruksi Busana Anak yaitu pembuatan pola berdasarkan ukuran
badan anak berusia 1 sampai 12 tahun.
4. Pola Konstruksi Busana Bayi yaitu pembuatan pola berdasarkan ukuran
badan anak usia sampai 1 tahun.
Definisi tentang arti belajar telah banyak dikemukakan oleh para pakar
pendidikan. Menurut Gagne (dalam Anni, dkk 2009: 82), menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung
selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari
proses pertumbuhan. Gegne, Salvin (dalam Anni, dkk 2009: 82) juga mengartikan
bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, (Slameto, 2003:2).
Beberapa definisi arti kata belajar yang telah diuraikan, dapat dijelaskan
bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungannya dalam kurun waktu
tertentu. Seseorang dapat dikatakan telah belajar apila orang tersebut telah
mengalami perubahan positif terhadap dirinya, baik secaraba cara pandang
maupun tingkah laku.
Fase-fase dalam proses belajar
Belajar itu merupakan aktifitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya
terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut
timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan lainnya bertalian secara
berurutan dan fungsional.
Menurut Jerome S. Bruner dalam Muhibbin (1995), dalam proses
pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase:
1. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
Fase informasi, seorang mahasiswa yang sedang belajar memperoleh
sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Setiap mahasiswa
tentu saja mengalami fase ini secara berbeda-beda. Di antara informasi yang
diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang
berfungsi menambah, memperluas, memperdalam pengetahuan yang sebelumnya
telah dimiliki.
2. Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
Fase transformasi, informasi yang telah diperoleh dan dianalisis, di ubah atau
di transformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak
pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
3. Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Fase evaluasi, seorang mahasiswa akan menilai sendiri sampai sejauh
manakah pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang
dihadapi. Menurut wittig (1981) dalam bukunya Phsycology of Learning, setiap
proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan.
a. Acquasition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
b. Storage ( Tahap penyimpanan informasi)
c. Retrieval ( Tahap mendapatkan kembali informasi)
Tingkatan acquasition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai
stimulus dan melakukan respond terhadapnya, sehingga menimbulkan
pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap acquastion merupakan tahapan yang
paling mendasar, apabila terjadi kegagalan pada tahap ini akan mengakibatkan
kegagalan pada tahap-tahap berikutnya.
Tingkatan storoge seorang mahasiswa secara otomatis akan mengalami proses
penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani
proses acquisition. Tingkatan ini merupakan lanjutan dari tahap acquastion.
Tingkatan retrieval seorang mahasiswa akan mengaktifkan kembali fungsifungsi
sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah. Proses retrieval adalah upaya atau peristiwa yang mental
dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam
memory berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai
respon atau stimulus yang sedang dihadapi.
0 komentar:
Post a Comment