Kain Wol Campuran |
Kain Wol Campuran
Terbatasnya ketersediaan bahan wol murni di pasaran dan harganya yang relatif mahal membuat produsen bahan tekstil mengkombinasikan wol dengan bahan serat lain, selain untuk mendapatkan wol dengan harga yang lebih murah juga agar menambah kualitas bahan wol. Bahan wol campuran dapat dikombinasikan dengan serat sintetis maupun serat alam. Syamwil (2009:32) menerangkan bahwa bentuk serat sitentis dapat dibuat menyerupai bentuk serat alam dengan cara texturizing, yaitu mengubah bentuk benang filamen dari licin menjadi bergelombang, sehingga juga terjadi perubahan sifat pada serat tersebut. Menurut Bane (1974:72), “Blends make it possible to gain the advantages of certain properties of both fibers and so achieve a combination of characteristics not present in any one fiber” (Campuran dua atau lebih jenis serat agar menghasilkan kombinasi sifat yang tidak dapat ditemukan hanya pada satu jenis serat) . Berikut merupakan karakteristik wol campuran berbagai jenis serat.
(1) Wol dengan katun
Corbman (1983:283) menyatakan, bahwa “Wool contributes warmth, resilience, abrasion resistance, and drapability. Cotton adds strength and reduces the cost of the yarn and fabric. Both fibers are absorbent and can be blended to make a comfortable, durable fabric with a nice hand”. (Wol berkontribusi memberikan kehangatan, bahan tidak mudah kusut, tahan lama, dan jatuh bahan yang bagus, sedangkan katun menambah kekuatan bahan dan mengurangi biaya produksi, sehingga campuran kedua jenis serat menghasilkan bahan yang memiliki daya serap terhadap air tinggi, nyaman dikenakan, tahan lama, dan rabaan yang baik).(2) Wol dengan linen
Bahan linen tidak banyak digunakan sebagai bahan kombinasi wol, namun Corbman (1983:283) menyatakan, bahwa “Such a blend is stronger and cooler than a pure wool fabric, but is more resilient and drapable than a pure linen fabric”. (Campuran serat wol dengan linen menghasilkan bahan yang lebih kuat dan lebih sejuk dibandingkan bahan wol murni serta lebih kuat dan jatuh bahan lebih bagus dari bahan linen murni).(3) Wol dengan sutra
Corbman (1983:304) menjelaskan, bahwa “The fabrics may have a soft sheen. They are lightweight, resilient, durable, and drape well”. (Perpaduan kedua jenis serat ini menghasilkan bahan dengan kilau yang lembut, ringan, tidak mudah kusut, tahan lama, dan jatuh bahan bagus).
(4) Wol dengan asetat
Corbman (1983:338) menyatakan, bahwa “Acetate will reduce the tendency of a fabric to shrink, felt, or pill when blended with wool. The combination provides good shape retention and holds creases well. Although such a fabric may be relatively inexpensive, it will not be as an all-wool cloth”. (Asetat membuat bahan menjadi tidak mudah menyusut. Kombinasi kedua jenis serat membuat bahan mudah dibentuk dan hasil lipatan yang bagus dan tahan lama).
(5) Wol dengan triasetat
Corbman (1983:343) menyatakan, bahwa “The triacetate provides wrinkle resistance and shape retention. The wool provides a fair amount of abrasion resistance, drape, resilience, and absorbency. Such blends will not be as warm as all wool fabrics, which may be of advantage for use in mild weather”. (Triasetat membuat bahan tidak mudah kusut dan mudah dibentuk, sedangkan wol membuat bahan kuat dan daya serap terhadap air bagus, namun campuran keduanya tidak akan sehangat bahan wol murni).(6) Wol dengan nilon
Corbman (1983:364) menjelaskan, bahwa kombinasi bahan wol dengan nilon “Will produce a lighter-weight fabric with greater durability. Such a fabric will retain the hand, drape, body, asorbency, and warmth of wool as well as the elasticity, resilience, and shape retention of nylon”. (Kombinasi kedua serat menghasilkan bahan dengan berat ringan, kuat, hangat, dan elastis).
(7) Wol dengan poliester
Corbman (1983:391) menyatakan, bahwa kombinasi wol dengan poliester menghasilkan sifat bahan sebagai berikut.In combination with wool, polyester provides outstanding wrinkle resistance and crease resistance and crease retention, so that wet or dry, the shape retention is improved according to the proportions used. The greater abrasion resistance of polyester also provides longer wear. The well contributes good draping quality and elasticity. The wool also reduces the hazard of melted holes doe to burning tobacco.
(Kombinasi kedua jenis serat ini membuat bahan tidak mudah kusut, hasil lipatan tidak akan berbekas, dan jatuh bahan bagus).
(8) Wol dengan orlon akrilik
Corbman (1983:402) menjelaskan sifat bahan wol kombinasi Orlon acrylik, antara lain sebagai berikut.Fabrics of this combination have very good crease retention and wrinkle recovery. These blends are washable. Where there is a good proportion of Orlon, the fabrics seldom need pressing. A good blend for a wash and wear tailored garment should have 60 percent or more Orlon with the wool, though too much acrylic makes the fabrics too bulky. Such a blend will also be stronger than an all wool fabric.
(Perbandingan campuran kedua jenis serat 60% orlon dan 40% wol membuat bahan menjadi tidak mudah kusut, lipatan mudah kembali ke bentuk semula, mudah dicuci, dan sangat kuat).
(9) Wol dengan zefron akrilik
Corbman (1983:414) menjelaskan sifat bahan wol kombinasi zefron acrylic, antara lain sebagai berikut.A blend of 50 percent Zefran and 50 percent wool has twice the wrinkle recovery of an all-wool fabric and almost as much wrinkle recovery as an all-Zefran fabric. Due to the Zefran, garments of such a blend show excellent dimensional stability after repeated home washings. They show no appreciable shrinkage and need litle ironing. They are warm, comfortable to wear, and do not pill. Zefran fiber also profides greater strength, and the combination provides good abrasion resistance, making a durable fabric.
(Perbandingan campuran serat sebesar 50:50 membuat bahan tidak mudah kusut, dimensi bahan tetap baik meskipun dicuci berulang kali, tidak banyak menyusut, hangat, nyaman dikenakan, dan tahan lama).
0 komentar:
Post a Comment