Limbah Tekstil jadi Produk Ekonomis dan Ramah Lingkungan
Limbah Tekstil jadi Produk Ekonomis dan Ramah Lingkungan |
contoh limbah tekstil - Perusahaan tekstil nonwoven yang komandanani Thomas Tjandrasendjaja dan Yogi —setiap hari mengolah lebih 20 ton limbah padat menjadi bahan baku utama produk ekonomis. Berkat kreativitas dan teknologi inovasi, tercipta green business , penyerapan tenaga kerja, dan pajak daerah. Kapan pemerintah melirik upaya manajemen PT Superbtex. Gunakanlah thermobonded pad yang aman terhadap lingkungan dan mengurangi pemanasan global.
Lebih dari 20 ton limbah padat yang berasal dari 30 perusahaan tekstil di Bandung, Jawa Barat, ditampung oleh PT SUPERBTEX setiap hari. Limbah padat itu kemudian disortir—menurut jenis bahan baku—kemudian diolah menjadi bahan baku utama yang bernilai ekonomis. Foto: Rayendra L. Toruan)
Pemilik dan manajemen 30 perusahaan tekstil tidak perlu pusing memikirkan cara dan tempat pembuangan limbah padat di sekitar Bandung. Limbah-limbah padat itu kemudian diolah dan menghasilkan uang tambahan dari perusahaan penampung yakni PT Superbtex. Melihat peluang rupiah yang dihasilkan limbah padat itu, preman-preman mendatangi perusahaan tekstil agar limbah diberikan kepada mereka yang kemudian menjual kepada perusahaan seperti PT Superbtex.
“Harga limbah padat tekstil jadi lebih mahal jika beli dari preman,” ujar Thomas Tjandrasendjaja ketika ditemui di lokasi pabrik seluas 9000 m 2 di daerah Raya Banjaran di luar kota Bandung yang didampingi oleh anak buahnya Indra Purba , serta Bambang Harijanto dan Totok Teguh Sofianto keduanya dari PT TEXCOMS perusahaan penjual mesin-mesin tekstil—termasuk used machine . “Mestinya pemerintah punya good will untuk mengatur preman-preman itu,” imbau Thomas sambil memperlihatkan beberapa produk yang telah memiliki nilai ekonomi.
Produk-produk ekonomis
Jumlah pabrik tekstil dan garmen di sekitar Bandung mencapai 100 perusahaan. Selain menghasilkan limbah padat, perusahaan tekstil juga menghasilkan limbah cair, dan gas yang seharusnya diolah jika kita menghendaki lingkungan—seperti sungai, pemukiman warga, area-area kosong, udara, dan pinggiran kota/desa—bersih dan nyaman tanpa terkontaminasi limbah beracun.
Limbah—utamanya jenis padat—tidak seharusnya dibuang asalkan kita kreatif, inovatif untuk mengubahnya menjadi sesuatu produk yang bermanfaat—sekaligus menciptakan nilai ekonomi. Manajemen PT SUPERBTEX mampu mengolah limbah padat dari pabrik-pabrik tekstil menjadi bahan utama yang digunakan sebagai isi bantal, kasur, jok sepeda motor dan roda empat, isi boneka—pengganti dakron), sarung, penghapus billboard, dan aneka produk yang ekonmomis. Mesin-mesin buatan Prancis dan Swis—penyortir dan pemotong—bekerja optimal dan kemudian membentuk suatu bahan baku sesuai jenis limbah dan produk yang diinginkan. Lihat Daftar nama mesin produksi dan fungsinya seperti berikut:
Daftar nama mesin dan fungsi masing-masing dengan kapasitas produksi 24.000 per hari
TEARING LINE
Nama mesin
Merk
Negara asal
Fungsi
STARCUT LAROCHE Prancis Memotong majun
SILO/BLENDING BOX LAROCHE Prancis Menampung dan mencampur majun hasil potongan dari starcut
JUMBO LAROCHE Prancis Mencabik dan menyisir majun hingga menjadi fiber ( shoddy )
BALEPRESS KAVURLAR Turki Menekan dan mem- package shoddy dalam bentuk bale
Sumber: PT SUPERBTEX
Sistem produksi ( flow chart line production )
Tearing line : Tearing line merupakan suatu line produksi yang bertujuan untuk membuat dan menghasilkan produk akhir berupa shoddy . Bahan baku utama dalam pembuatan shoddy adalah majun (kain sisa produksi pakaian), yang terlebih dahulu disortir serta dipisahkan menurut jenisnya dan membersihkan majun itu sendiri dari sampah dan bahan lainnya yang tidak diperlukan untuk proses selanjutnya.
Mesin-mesin pada line produksi tearing antara lain:
Starcut merupakan mesin yang berfungsi untuk memindahkan majun yang telah disortir menuju suatu box (kotak) yang terlebih dahulu melewati metal detector , yang fungsinya mencegah masuknya metal atau logam kedalam blending box. Mesin starcut terdiri dari dua yaitu starcut 1 dan starcut 2.
Blending box (silo) merupakan mesin yang berfungsi untuk menampung majun yang telah meewati mesin starcut 1 , metal detector , dan starcut 2 . Selain itu blending box berfungsi untuk mencampurkan majun-majun untuk kemudian siap diproses ke tahap selajutnya yaitu pemrosesan melalui mesin jumbo.
Jumbo merupakan mesin yang berfungsi untuk menyisir serta mencabik majun yang tersimpan dan tercampur dalam blending box sehingga menjadi serat atau kapas ( shoddy ). Dalam mesin jumbo terdapat 5 silinder yang berfungsi untuk menyisir serta mencabik majun.
Mesin pemotong bahan (Foto: Rayendra L. Toruan)
Daftar mesin untuk tekstil nonwoven dengan kapasitas produksi mesin 16.000 kg per hari
NONWOVEN LINE
Nama mesin
Merk
Negara asal
Fungsi
WEIGHING LAROCHE Prancis Penimbang berbagai bahan baku yang digunakan sesuai komposisi pembuatan produk
HORIZONTAL OPENER LAROCHE Prancis Melakukan pembukaan serat dan proses pencampuran serat yang berbeda
SPRAY LAROCHE Prancis Memberikan penambahan perlakuan ( treatment ) untuk serat/material yang akan diproses, misalnya penambahan air, anti static, anti api, anti air dan zat silicon
EXEL LAROCHE Prancis Pencampuran serat yang berbeda, serta melanjutkan serat agar lebih terurai
METAL DETECTOR LAROCHE Prancis Mendeteksi adanya logam dan memisahkannya agar logam tersebut tidak ikut masuk ke proses selanjutnya
AIRLAY HOPPER LAROCHE Prancis Menampung dan mencampur bahan campuran yang akan diproses melalui air lay untuk selanjutnya disuapkan ke mesin airlay
AIRLAY LAROCHE Prancis Untuk membentuk lapisan material dengan cara penyemburan udara sesuai dengan berat yang diinginkan
OVEN STRAHM Swiss Merekatkan lapisan bahan dengan cara dipanaskan dan mengatur ketinggian produk akhir
LONGITUDINAL CUTTER STRAHM Swiss Memotong produk kearah vertical
CROSS CUTTER STRAHM Swiss Memotong produk ke arah horizontal
WINDER STRAHM Swiss Menggulung produk dalam bentuk rol
Sumber: PT Superbtex
Mesin buatan Prancis (Foto: Rayendra L. Toruan)
Bale press merupakan mesin yang berfungsi untuk menekan dan membungkus hasil shoddy dari mesin jumbo dengan bahan tambahan yaitu karung dan kawat.
Baca juga : Logam Perak Anti Jamur
Mesin-mesin pada nonwoven line antara lain:
Weighing merupakan mesin yang berfungsi sebagai penimbang berbagai bahan baku yang digunakan sesuai komposisi pembuatan produk.
Horizontal opener merupakan mesin yang fungsinya melakukan pembukaan serat dan proses pencampuran serat yang berbeda.
Spraying merupakan mesin yang berfungsi untuk memberikan penambahan perlakuan ( treatment ) untuk serat/ material yang akan diproses.
Misalnya penambahan air, anti static, anti api, anti air dan zat silicon.
Exel merupakan mesin yang berfungsi untuk proses pencampuran serat yang berbeda, serta melanjutkan serat agar lebih terurai.
Metal detector merupakan mesin yang berfungsi untuk mendeteksi logam dan memisahkannya dari proses selanjutnya.
Air lay hopper merupakan mesin untuk menampung dan mencampur bahan campuran yang akan diproses melalui air lay untuk selanjutnya disuapkan ke mesin air lay.
Limbah padat tekstil yang sudah diolah menjadi bahan baku untuk produk ekonomis (Foto: Rayendra L. Toruan)
Air lay merupakan mesin yang berfungsi untuk membentuk lapisan material dengan cara penyemburan udara sesuai dengan berat yang diinginkan.
Oven merupakan mesin yang berfungsi untuk merekatkan lapissan bahan dengan cara dipanaskan dan mengatur hasil ketinggian padding .
Longitudinal cutter berfungsi untuk memotong produk ke arah vertikal.
Cross cutter berfungsi untuk memotong produk ke arah horizontal.
Winder merupakan mesin yang fungsinya menggulung produk dalam bentuk rol.
Perbandingan penggunaan padding nonwoven dengan foam dilihat dari segi lingkungan
Nowoven padding : Bahan yang digunakan adalah PET recycle fiber (berasal dari daur ulang botol kemasan air mineral), shoddy fiber (berasal dari daur ulang limbah kain garmen), coconut fiber (berasal dari sabut kelapa), dengan bahan pengikat menggunakan Polyester low melting fiber . Bahan-bahan tersebut adalah hasil daur ulang yang ramah lingkungan karena bahan-bahan tersebut tidak beracun dan tidak berbau lagi. Dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti ini, maka kita turut serta mengurangi limbah, mengurangi emisi karbon dari pembakaran limbah garmen atau botol kemasan air mineral yang akan mengurangi efek pemanasan global.
Setelah limbah padt tekstil diolah menjadi bahan baku yang kemudian dijadikan sebagai produk-produk yang ekonomis (Foto: Rayendra L. Toruan)
Foam : Bahan yang digunakan adalah campuran bahan-bahan kimia beracun yaitu POLYOL, AIR, KATALIS, BAHAN KIMIA SPESIAL contoh anti api, anti yellow, anti bakteri, dan ISOSIANAT untuk menghasilkan busa yang dimungkinkan dengan penggunaan blowing agent yaitu gas Chloro Flouro Carbon (CFC/Freon). Blowing agent inilah yang seperti kita ketahui sangat berdampak buruk terhadap kerusakan lingkungan. Chloro Fluoro Carbon (CFC) sebagai bahan peniup pada saat proses produksi. Foam merupakan gas yang tidak beracun dan mudah terbakar serta sangat stabil. Begitu stabilnya gas ini sehingga baru akan terurai setelah 65-130 tahun kemudian. Gas ini akan melayang ke udara mencapai lapisan ozon di atmozfer dan akan terjadi reaksi serta akan menjebol lapisan pelindung bumi serta menimbulkan efek rumah kaca.
Jika dibandingkan dari sisi ekonomi, produk-produk yang menggunakan foam akan jauh lebih murah daripada produk-produk nonwoven khususnya thermobonded pad yang diproduksi oleh PT Superbtex. Apalah artinya harga tersebut jika kita dapat menjadikan lingkungan kita bebas polusi dan limbah serta membuat hidup lebih sehat dengan menggunakan produk-produk thermobonded pad yang ramah lingkungan.
Produk benang dari limbah padat tekstil yang diolah menjadi sarug, penghapus papan tulis. Penghapus (dengan merek Mr. Klim) papan tulis ini lebih mudah menyerap tinta sehingga cocok digunakan di kantor instansi pemerintah, pendidikan, perusahaan dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Membuat benang shoddy recycle fiber
Bahan shoddy fiber dicampur dengan virgin polyester fiber dimasukan ke mesin blowing untuk dibuka serat-seratnya yang telah dipress. Kemudian dibentuk menjadi lap dengan menggunakan schucher . Shoddy fiber yang sudah menjadi lap dimasukan ke mesin carding , dan mesin ini akan menyisir fiber tersebut hingga menjadi lurus dan rata dan menjadi sliver. Sliver tersebut kemudian diratakan kembali pada mesin drawing . Setelah mendapatkan sliver yang lurus dan rata, kemudian sliver tersebut dimasukan ke mesin open end yang akan melakukan proses pemilinan ( draft ) dan pemuntiran ( spin ) terhadap sliver hinggan berubah bentuk menjadi benang sesuai dengan yang kita inginkan.
Mr. Klin adalah salah satu produk thermobonded pad PT Superbtex yang berbahan dasar shoddy fiber. Kelebihan Mr.Klin: a. Produk yang ramah lingkungan karena berasal dari bahan daur ulang ( shoddy fiber ); dan b.Tidak menimbulkan goresan pada permukaan papan tulis, karena Mr. Klin menggunakan bahan yang halus yang tidak menggunakan pegangan dari kayu atau dari plastik.
Incoming search terms:
produk limbah tekstil, contoh limbah tekstil, macam macam limbah tekstil, limbah tekstil, contoh produk limbah tekstil, pemanfaatan limbah tekstil, produk dari limbah tekstil, contoh produk ramah lingkungan, contoh produk limbah tekstil daur ulang, yhs-1, LimbahTekstiljadiProdukEkonomisdanRamahLingkungan-mmINDUSTRI co id, macam limbah tekstil, daur ulang limbah tekstil, contoh limbah tekstil daur ulang, mesin penghancur kain jadi kapas
KERAJINAN DAN WIRAUSAHA LIMBAH TEKSTIL
A. Kerajinan dan Wirausaha Limbah Tekstil
Sejarah desain menunjukkan bahwa sejak ditemukan pada tahun 1768, mesin uap memengaruhi perubahan teknik produksi benda-benda kebutuhan manusia. Sekitar tahun 1970-an, mulailah timbul kesadaran dampak polusi lingkungan yang dihasilkan industri. Selain pencemaran udara, air, dan tanah, benda-benda yang dihasilkan dengan kemajuan teknologi dan mesin-mesin industri juga menimbulkan masalah baru, yakni menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh alam. Salah satu industri yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar adalah industri tekstil (memproduksi dari benang hingga menjadi kain), garmen (memproduksi pakaian dalam skala besar), dan konveksi (memproduksi pakaian dalam skala kecil). Limbah industri tekstil, garmen dan konveksi yang berupa sisa bahan dapat dimanfaatkan menjadi aneka produk kerajinan limbah tekstil.
1. Klasifikasi Produk Limbah Tekstil
a) produk limbah teksil daun (recycle)
Contoh: Kain perca yang dibuat kembali menjadi sebuah lembaran kain dengan teknik patchwork.
b) Produk limbah tekstil yang digunakan kembali (reuse)
Contoh: Pakaian yang dirancang ulang seolah-olah menjadi baru, misalnya kaos yang sudah usang dicelup dan ditambahkan teknik sablon diatasnya.
B. Material Limbah tekstil
Material yang digunakan untuk kerjainan limbah tekstil terdiri dari limbah padat atau sisa produksi, yang dihasilkan dari proses produksi. sisa produksi dapat berupa sisa benang pada kones (cone ends), kain sisa (perca), sisa bahan tambahan seperti bisban, tali, kerah, busa pelapis dan cones benang. Bahan-bahan tersebut dikelompokan sesuai meterial dan warnanya.
Hasil gambar untuk material limbah tekstil Hasil gambar untuk material limbah tekstil
Limbah tekstil dapat digunakan kembali menjadi berbagai produk, baik sebagai kerajinan atau pengolahan dengan mesin pabrikasi, berdasarkan jenis dan sifatnya. Limbah yang berasal dari serat alam memiliki perbedaan dengan limbah yang berasal dari serat sintetis/buatan.
Perbedaan Serat Alam dan Serat Sintetis
Salah satu tahap yang perlu dilalui sebelum membuat karya adalah dengan melakukan eksplorasi pada bahan limbah tekstil atau kain yang akan digunakan. Mengenali karakter dan sifat bahan sangat membantu dalam menentukan karya yang akan dikerjakan. Bahan yang terbuat dari serat alam (organik) akan berbeda dengan bahan yang terbuat dari serat sintetis (non-organik).
Bahan-bahan yang terbuat dari serat tumbuh-tumbuhan akan memiliki sifat sebaigai berikut:
a) Bila dibakar akan berbau seperti rambut atau kertas terbakar
b) Meninggalkan abu
c) Mudah kusut bila diremas
d) Mudah menyerap air
e) Jika diraba akan terasa hangat dan berserat
Bahan dari serabut hewan, sutera maupun bulu hewan memiliki ciri sebagai berikut:
a) Bila dibakar akan berbau seperti tanduk atau tulang terbakar
b) Meninggalkan bundaran keras
c) Tidak mudah kusut bila diremas
d) Bahan dari wol akan terasa hangat, sedangkan dari sutera akan terasa dingin
Bahan non-organik atau sintetis yang dibuat dari hasil pengolahan minyak bumi akan memiliki sifat sebagai berikut:
a) Bila dibakar akan berbau sperti minyak terbakar
b) Tidak mudah kusut bila di remas
c) Sulit menyerap air karena tidak memiliki pori-pori dan licin.
C. Proses dan Alat Produksi Kerajinan dengan Bahan Limbah tekstil
1. Teknik Quilting
Pengertian quilting adalah teknik aplikasi imbuh dengan menyatukan potongan-potongan kain dengan pola tertentu. Terkadang kita perlu memberu isian diantara lapisan kain tersebut sehingga disaat dijahit maka bagian yang tidak terjahit akan menjadi timbul dan menciptakan tekstur yang baru secara keseluruhan. Proses penjahitan bisa dilakukan dengan jahit tangan ataupun dengan mesin. Quilting terdiri atas berbagai pola sesuai dengan ide, kreativitas dan keterampilan pembuatnya.
Langkah teknik quitlting adalah sebagai berikut.
a) Buatlah gambar pola sesuai ukurannya yang diinginkan pada kertas kotak-kotak.
b) Jiplak gambar pola tersebut di atas kain perca dengan menggunakan kertas karbon.
c) Gunting kain perca sesuai pola yang telah dibuat.
d) Letakkan potongan kain perca tersebut di atas kain lain sebagai dasar.
e) Agar kain perca tidak bergeser saat dijahit, maka potongan kain perca yang telah disusun ditempelkan pada kain dasar dengan jarum pentul.
f) Jahit semua potongan kain perca pada kain dasar dengan teknik jahit aplikasi/ jahit setik.
Hasil gambar untuk teknik quilting Hasil gambar untuk teknik quilting
2. Teknik Aplikasi Perca
Aplikasi perca adalah menempelkan kain perca pada bahan atau produk lain untuk menghias produk tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Memilih motif atau gambar pada kain
b) Menggunting motif atau gambar pada sekeliling tepinya
c) Rekatan motif atau gambar tadi pada produk yang ingini dihias dengan menggunakan teknik jahit atau lem.
Hasil gambar untuk teknik aplikasi perca Hasil gambar untuk teknik aplikasi perca
3. Makrame
Makrame adalah bentuk suatu kerajinan simpul-menyimpul benang atau tali. Teknik yang digunakan pada pembuatan makrame adalah pilihin, anyam dan beragam simpul. Teknik makrame pada kehidupan sehari-hari contohnya jaring dan jala ikan. Kerajinan makrame dapat dibuat menjadi bentuk dua dimensi seperti kalung dan ikat pinggang dapat pula dibuat menjadi bentuk tiga dimensi seperti tas dan kap lampu.
Hasil gambar untuk makrame Hasil gambar untuk makrame
4. Teknik Anyam
Teknik anyam pada dassarnya adalah teknik menggabungkan atau menjalin bagian-bagian menjadi struktur yang lebih kuat. Teknik anyam biasanya digunakan untuk limbah panjang dan serupa dengan tali, misalnya sisa garmen dari bahan kaos.
Hasil gambar untuk teknik anyam Hasil gambar untuk teknik anyam
5. Teknik untuk Bentuk Tiga Dimensi
Kerajinan dari limbah tekstil dapat berbentuk tiga dimensi, seperti tas, boneka, aksesoris pakaian, dan lain-lain. Teknik pembuatannya pada dasarnya serupa dengan membuat busana, yaitu membuat pola, memotong bahan, dan membentuknya dengan bantuanteknik jahit atau lem. Bentukan kerajinan dapat diperoleh dengan mengisi bagiandalam dengan bahan isian seperti kapas, kapuk, dakron, dan kain perca kecil, atau dengan membuat sstruktur dari bahan sehingga membentuk tiga dimensi.
Hasil gambar untuk teknik bentuk 3 dimensi Hasil gambar untuk teknik bentuk 3 dimensi
6. Standar Proses Produksi Kerajinan Limbah Tekstil
Salah satu kelebihan produk yang mengulah limbah adalah pada keunikan material yang digunakan. Agar produk yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik dan bermanfaat bagi penggunanya, produk limbah ini haruslah memperhatikan kebersihan dan kerapian produk. Untuk mencapai standar dasar produk tersebut, berikut proses kerja dalam mengolah limbah tekstil.
a) Membersihkan limbah tekstil dengan cara merendam dalam air bersih, untuk memisahkan kotoran dan serat atau kain.
b) Membilas limbah
c) Mengeringkan dan memilah limbah sesuai karakter dan warna
d) Proses persiapan bahan (menyetrika dan memilah bahan)
e) Membuat pola sesuai desain produk yang akan dibuat
f) Membuat mal atau cetakan baku atau bentuk dasar baku
g) Menggunting dan memberi tanda pada bagian yang ingin digabungkan atau disatukan.
h) Merakit atau menjahit menjadi sebuah produk
i) Memberi aplikasi tambahan
j) Merapikan produk
k) Memberi label
l) Mengemas produk
D. Cara Merancang Karya Kerajinan Limbah Tekstil
Dalam merancang sebuah karya kerajinan, berikut adalah tahapan proses yang harus dilalui.
a) Mengamati kebutuhan masyarakat, yakni dengan melihat secara jeli kebutuhan yang diperlukan masyarakat pada saat ini..
b) Mencari umber inspirasi, yakni bagaimanakah bentuk, warna, corak, serta bahan yang tepat untuk menggarap dompet/wadah tersebut.
c) Mengolah ide, inspirasi yang dijadikan ide kemudian dicatat dalam bentuk sketsa sebagai dokumentasi dan dikenmbangkan alternatif desainnya.
d) Merancang proses produksi, menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproduksi karya tersebut.
e) Proses produksi, yakni mewujudkan ide teresebut menjadi sebuah benda dengan menggunakan bahan baku yaang tersedia, dan diolah sesuai dengan fungsi dan ukuran yang dibutuhkan.
Hasil gambar untuk proses perancangan karya kerajinan limbah tekstil
E. Pengemasan dan Perawatan Kerajinan Limbah Tekstil
Pengemasan karya produk dilakukan dengan mempertimbangkan untuk menjaga kualitas produk dan memberikan daya menarik. Bentuk dan jenis material yang digunakan untuk mengemas pun perlu dipikirkan secara teliti agar kemasan dapat berfungsi sebagai pelindung sekaligus menambah daya tarik produk. Produk kerajinan limbah tekstil pada umumnya memiliki estetika yang tinggi, struktur yang lembut (tidak kaku) dan tidak terlalu rentan terhadap benturan sehingga dapat dibuat kemasan yang mempeerhatikan isinya, dan tidak perlu menggunakan material yang terlalu keras dan tebal. Agar calon pembeli dapat melihat karya kerajinan limbah tanpa perlu membuka kemasannya, dapat digunakan model 'jendela' atau untuk produk tertentu cukup dengan memberikan gantungan untuk kemudahan bawa, keterangan merek, dan cara perawatan tanpa perlu menutup keseluruhan produk.
Hasil gambar untuk kemasan kerajinan limbah tekstil
F. Wirausaha di Bidang Kerajinan Limbah Tekstil
Di Indonesia, bisnis-bisnis rumahan yang merupakan bagian dari usaha kecil menengah (UKM) terus berkembang dan menjadi penopang perekonomian daerah. Bisnis rumahan saat ini dijadikan pilihan karena seluruh kegiatan tanpa dilakukan dari rumah tempat tinggal. beberapa ide karya untuk produk bisnis rumahan bisa dimulai dari hobi atau kegemaran. Adapun pemasaranya dapat menggunakan teknologi komunikasi melalui koneksi internet. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, kerajinan limbah tekstil pun makin diminati. Dengan demikian, kerajinan limbah tekstil menjadi peluang berwirausaha yang dapat dikembangkan
Langkah-langkah dalam merancang sebuah wirausaha kerajinan limbah adalah seperti berikut.
a. Mencari ide jenis produk limbah tekstil
b. Mempelajari jenis produk yang ingin dipasarkan
c. Membuat rencana bisnis
d. Memasarkan
e. Mendaftarkan dan mengurus surat izin usaha
f. Memiliki semangat juang yang tinggi (motivasi) dan komitmen yang tinggi
g. Mampu mengantisipasi berbagai risiko dan persaingan.
Untuk menjadi seorang wirausaha, diperlukan kemampuan dengan ciri-ciri tertentu sebagai berikut,
1) Percaya diri
2) Berorientasi tugas dan hasil
3) Keberanian mengambil risiko
4) Kepemimpinan
5) Berorientasi ke masa depan
6) Keorisinilan/kreativitas dan Inovasi
Syarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil.
1) Memiliki sikap mental yang positif
2) Memiliki keahlian di bidangnya
3) Mempunyai daya pikir yang kreatif
4) Rajin mencoba hal-hal yang baru
Ciri-ciri karakter dan persyaratan untuk menjadi wirausaha yang baik, bila dapat dipenuhi, akan mendorong keberhasilan, seperti contoh wirausahawan kerajinan limbah tekstil berikut ini.
a. TOMOI, Didirikan pada tahun 2004, diprakasai oleh tiga sekawan yaitu Diana Mochdie, Kristina DK, dan Monica Anas. Produk TOMOI yang paling diminati oleh konsumenpengguna adalah bantal, tas laptop, tempat tissue, dan cover iPad.
b. Aksesoris Batik: AARTI, Berdiri pada tahun 2008, memanfaatkan motif Batik pada kain yang dijahit ulang, didesain ulang, diatas beragam kain. Ide bisnis ini digagas oleh Agnes Budhisurya dan Arianti Pradjasaputra.
Pengertian sumber daya usaha dikenal dengan 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja) dan Market (pasar), dalam produksi tekstil. Sumber daya manusia dalam menelola wirausaha produk limbah tekstil harus memiliki dan menguasai teknik pengolahan limbah tekstilnya. Pemilihan bahan yang tepat serta penggunaan alat dan teknik yang tepat akan menghasilkan karya yang diminati. Bisnis pengolahan limbah tekstil ini pun memerlukan sumber dana yang dapat menjamin ketersediaan bahan baku, kesejahteraan sumber daya manusianya, serta perawatan mesin yang digunakan dalam usaha.
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang contoh limbah tekstil
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Penyebab jahitan loncat
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://www.mmindustri.co.id/limbah-tekstil-jadi-produk-ekonomis-dan-ramah-lingkungan/ https://prakarya-kesenian.blogspot.co.id/2017/02/kerajinan-dan-wirausaha-limbah-tekstil.html
0 komentar:
Post a Comment