, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Langkah-langkah Penyusunan Bahan Ajar dan Komponen Bahan Ajar

Langkah-langkah Penyusunan Bahan Ajar dan Komponen Bahan

Ajar

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Langkah-langkah Penyusunan Bahan Ajar dan Komponen Bahan
Ajar

 

Secara garis besarnya, penyusunan bahan ajar atau pengembangan modul
menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan
mahasiswa yang dapat diamati dan diukur.
2. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam
bahan ajarl itu.
3. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan
kemampuan yang telah dimilikinya.
4. Menyusun alasan atau rasional pentingnya bahan ajar ini bagi mahasiswa. Ia
harus tahu apa gunanya ia mempelajari bahan ajar ini, siswa harus yakin akan
manfaat bahan ajar itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh
tenaga.
5. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing
mahasiswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam
tujuan.
6. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia
menguasai tujuan-tujuan bahan ajar. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes


yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan bahan
ajar.
7. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi
mahasiswa setiap waktu ia memerlukannya.
Secara teoritis penyusunan bahan ajar dimulai dengan perumusan tujuan,
akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik dan bahan
pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang akan
dikembangkan menjadi bahan ajar. Baru sebagai langkah kedua, dirumuskan
tujuan-tujuan bahan ajar yang berkenaan dengan bahan yang perlu dikuasai itu.
Pannen dan Purwanto (2001) menyatakan komponen bahan ajar sebagai
berikut.:
1. Tinjauan mata kuliah
2. Pendahuluan setiap bab, penyajian daam setiap bab, penutup setiap bab, daftar
pustaka, dan senarai. Setiap komponen mempunyai sub bab komponen sendiri
yang saling berintegrasi satu sama lain.
Cakupan bahan ajar banyak diutarakan daam berbagai referensi.
Kementerian Pendidikan Nasional (2008) memberikan cakupan bahan ajar,
meliputi “(1) judul, (2) materi pembelajaran, (3) standar kompetensi, (4)
kompetensi dasar, (5) indikator, (6) petunjuk belajar, (7) tujuan yang dicapai, (8)
informasi pendukung, (9) latihan, (10) petunjuk kerja, dan (11) penilaian”.
Mbulu (2004:88) menyatakan bahwa penyusunan bahan ajar harus
memuat:


1. Teori, istilah, persamaan
2. Contoh soal dan contoh praktik
3. Tugas-tugas latihan, pertanyaan, dan soal-soal latihan
4. Jawaban dan penyelesaian tugas-tugas itu,
5. Penjelasan mengenai sasaran belajar, contoh ujian
6. Petunjuk tentang bahan yang dianggap diketahui
7. Sumber pustaka
8. Petunjuk belajar
Sulistyowati (2009) menyatakan bahwa komponen bahan ajar terdiri atas:
1. Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
2.Kompetensi yang akan dicapai
3.Content atau isi materi pembelajaran
4. Informasi pendukung
5.Latihan-latihan
6. Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja
7.Evaluasi
8.Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komponen bahan ajar terdiri atas (1) identitas mata kuliah, meliputi judul, materi,
kompetensi, indikator, tujuan (2) petunjuk belajar, meliputi petunjuk untuk
mahasiswa dan guru, (3) isi materi pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5)
latihan-latihan, lembar kerja, (6) penilaian, (7) respon/balikan/refleksi.



Bahan Ajar Cetak



Menurut DIKTI “bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran
yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam KBM,
sedangkan buku teks merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur
dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu.
Bahan ajar cetak berupa text merupakan media pembelajaran paling kuno
yang digunakan oleh manusia. Di awal perkembangan teknologi computer text
adalah media yang dominan (bahkan satu-satunya). Hal yang sama juga berlaku
dalam perkembangan internet. Ketika internet masih bernama ARPANET di awal
tahun 1970 an text merupakan media satu-satunya. Kini setelah adanya
perkembangan media teknologi computer, media text bukan lagi media satusatunya
dan tidak lagi menjadi media yang dominan. Namun demikian ada
beberapa kelebihan text dalam didalam penggunaannya dalam media
pembelajaran, yaitu:
1. Media ini dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang lebih padat.
2. Media ini dapat digunakan untuk materi yang rumit dan kompleks seperti
rumus-rumus yang terdapat pada pola knstruksi atau penjelasan yang perlu
menggunakan proses yang panjang.
3. Teknologi untuk menampilkan text pada layar computer lebih sederhana
dibandingkan dengan media yang lainnya. Konsekuensinya media ini juga
lebih murah dibandingkan dengan emdia yang lainnya.
4. Sangat cocok sebagai media input maupun umpan balik ( feedback)
Selain memiliki kelebihan media pembelajaran mengunakan bahan ajar
cetak berupa text juga memiliki beberapa kekurangan yaitu media ini terkesan
monoton dan membosankan.

0 komentar:

Post a Comment