Pengertian pola dasar |
Pengertian pola dasar
Sejarah pakaian, asal mulanya manusia mengenakan pakaian untuk
menutupi tubuhnya dengan menggunakan kulit pohon (fuya) maupun kulit
binatang (lem) berupa sehelai kain berbentuk segi empat pada tengahnya diberi
lubang untuk kepala sehingga sehelai kain itu dapat jatuh ke badan. Di daerah
dingin mereka menutupi tubuhnya dengan lumpuran tanah liat sehingga badan
terasa panas. Lumpuran tanah liat, kalung dan gelang serta goresan belum dapat
disebut busana. Peninggalan dari bentuk pakaian itu sekarang disebut baju kurung,
tetapi bagian sisi dibentuk jahitan memanjang sampai lengan dengan bentuk
ketiak membulat. Kulit dan bahan ini kemudian disusul dengan bahan-bahan yang
ditenun, hasil tenunannya ini berbentuk persegi panjang yag disampirkan atau
dililitkan pada badan, baru kemudian timbullah seni memotong dam menjahit,
ketika orang ingin mendapatkan bentuk yang lebih sesuai dengan bentuk badan.
Seiring kemajuan zaman menuntut suatu bentuk yang lebih feminin yang
harus ditonjolkan dari kaum wanita, dan untuk itu maka mode-mode kaum
bangsawan zaman dahulu diambil guna menciptakan mode garis prinses dan garis
empire sehingga bentuk buah dada lebih menonjol yang merupakan satu
keistimewaan pada wanita maka perlu dibuat pola (Porrie Muliawan, 1992:1).
Dengan majunya pengetahuan dan teknologi, berkembang pula cara orang
berbusana yaitu dengan cara membuat busana yang pas badan atau dapat
mengikuti bentuk tubuhnya, khususnya busana wanita untuk menghasilkan yang
baik, ternyata memerlukan pola busana secara konstruksi.
Pola adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh
untuk membuat pakaian, potongan kain atau kertas tersebut mengikuti bentuk/
ukuran badan tertentu (Porrie Muliawan, 1997:2). (Eri Novida, 2009:6) pola
adalah potongan kertas atau bahan tenunan yang dipakai sebagai contoh atau
pedoman atau cetakan dalam menggunting bahan sebelum dijahit menjadi pakaian
(Erna Setyowati 2006:1 - 2) suatu bentuk yang dibuat berdasarkan ukuran badan
seseorang atau paspop yang akan dipergunakan sebagai pedoman untuk membuat
pakaian. (Djati Pratiwi 2002:3) pola dasar adalah kutipan bentuk badan manusia
yang asli atau yang belum dirubah.
Pola dasar terdiri pola badan bagian atas yaitu dari bahu sampai pinggang
yang biasa disebut dengan pola dasar bagian muka dan belakang. Pola badan
bagian bawah yaitu dari pinggang sampai lutut atau sampai mata kaki biasa
disebut pola dasar rok/celana bagian muka dan belakang. Pola lengan terdiri dari
lengan bagian atas atau dari bahu terendah sampai siku atau pergelangan biasa
disebut pola dasar lengan. Adapun pola yang menjadi satu dengan pola badan
bawah biasa disebut dengan pola dasar gaun atau bebe.
Pembuatan pola juga mengalami perkembangan sesuai perkembangan para
ahli pembuat pola. Sehingga, pola dapat terbagi menjadi beberapa macam dan
berkembang pula kedalam berbagai sistem. Teknik pembuatan pola (Eri novida
2009:8) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Pola pulir atau Sistem draping
Cara pembuatan pola busana berdasarkan bentuk badan bukan berdasarkan
ukuran badan. Cara pembuatanya dengan melangsaikan kain atau kertas tela
langsung pada paspop/badan seseorang hasilnya dikenal dengan pola draping.
b. Pola yang digambar pada kertas atau Sistem konstruksi/drafting
Cara pembuatan pola busana berdasarkan ukuran badan seseorang tertentu
dengan sistem tertentu pula misalnya sistem praktis, Wilsma, soen, Mayneke,
Dress making, Bunka, HO dan lain–lain. Pola yang dihasilkan disebut pola
konstruksi.
(Djati Pratiwi 2002:3) bahwa pola dasar menurut bagiannya dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
d. Pola Dasar Badan
Pola dasar badan atas, yaitu pola badan mulai dari bahu, leher batas sampai
pinggang. Pola dasar badan terbagi menjadi dua, yaitu pola badan muka dan
pola badan belakang.
e. Pola Dasar Rok
Pola dasar rok, yaitu pola dasar mulai dari pinggang ke bawah sampai lutut
atau sampai mata kaki.
f. Pola Dasar Lengan
Pola dasar lengan, yaitu pola bagian lengan atas sampai siku, pergelangan
tangan atau sampai batas panjang lengan yang diinginkan.
Pola dasar berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Pola dasar wanita adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan
wanita dewasa.
b. Pola dasar pria adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan pria.
c. Pola dasar anak-anak pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan anak.
(Erna Setyowati 2006: 2) beberapa istilah yang menggunakan pola antara
lain :
.
b. Pola cetak
Pola cetak merupakan satu stel pola dari satu model busana. Pola cetak iniada yang dimasukkan dalam amplop siap pakai, yang berisi lembaranlembaran
pola dari satu model busana. Selain itu, pola ini lazim dicetak pada
lembaran lebar, sebagai suplemen majalah wanita atau mode.
Pola cetak dilengkapi dengan keterangan mengenai: Ukuran, Tempat
pemasangan lengan, arah benang, tengah muka tengah belakang, dll. Pola
cetak pada umumnya ketika kita praktik hanya memeriksa apakah ukurannya
sesuai dengan ukuran badan kita. Apabila sudah sesuai dengan ukuran badan,
sehingga dapat kita gunting. Petunjuk tentang arah benang, tempat
pemasangan saku, lapisan, krah dan petunjuk lainnya jelas dicantumkan pada
tiap-tiap pola tersebut. Pola ini dijual dalam satu ampom, dengan
dicantumkan gambar model, ukuran dan penyelesaian.
c. Pola jadi
Satu stel pola yang langsung dapat dipergunakan, sesuai dengan model
tertentu. Pola siap pakai, baik berupaberupa pola dasar maupun pola yang
sudah diubah sesuai model. Pola jadi biasanya menggunakan ukuran badan
tertentu atau standar. Pola jadi biasanya terdapat dalam beberapa majalah
a. Pola standart atau pola baku
Pola yang dibuat berdasarkan ukuran standart
baku yang dibuat berdasarkan sekelompok
orang yang besarnya hampir sama seperti
ukuran S (Small), M (Medium), L (Large)
dan XL (Extra Large). Pola ini dipergunakan
orang untuk membuat pakain yang dapat
dipakai oleh banyak orang. Pola baku
dijadikan master atau pedoman dalam
pembuatan pakaian.
wanita, misalnya Majalah Femina, Burda, Kartini dan sebagainya. Ada juga
pola jadi yang khusus, disajikan dalam satu amplop. Ciri-ciri pola jadi sebagai
berikut.
1) Terdiri dari satu atau lebih desain pakaian.
2) Terdapat jenis kain yang digunakan dan banyaknya bahan yang
dibutuhkan, ukuran panjang dan lebar, warna, corak dan tekstur, dan sifat
bahan.
3) Terdapat petunjuk cara menjahit.
4) Terdapat kode/ nomor pola.
5) Tersedia petunjuk cara menjahit.
6) Ukuran standart dinyatakan dengan huruf seperti S, M, L, XL atau dengan
angka seperti 10, 11, 12, 14, 16
7) Jumlah dan bentuk potongan pola
8) Keterangan desain busana atau model
9) Table ukuran
0 komentar:
Post a Comment