, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pelaksanaan peragaan Busana

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Pelaksanaan peragaan Busana

Pelaksanaan peragaan Busana


 1. Keperagawatian




 Dunia mode sering dikaitkan dengan ketampanan dan keayuan. Nahkan ada yang nerkata untuk menjadi model atau peragawati/peragawan hanya bermodal keberanian dan kecantikan atau ketampanan. Tapi apakah memang benar demikian? Di dunia Barat, yang dinamakan New Look, sekarang bukan lagi wajah yang sempurna cantiknya dan tubuh yang indah, melainkan apa yang disebut personality atau kepribadian. Saat ini untuk menjadi seorang peragawati tidak hanya bermodalkan wajah cantik. Kalau peragawatinya lamban, bagaimana menangkap dan mengingat bermacam-macam koreografi (tata gerak). Bila peragaan busana itu diselenggarakan dekat dengan penonton, peragawati atau peragawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Seorang peragawati/peragawan harus tahu bahan yang dipakainya dan menguasai detail-detail busana tersebut.


a. Peragawati/peragawan


1) Syarat-syarat fisik yang harus dipenuhi seorang peragawati

Tinggi minimal 165 cm Berat badan ideal, sesuai dengan tinggi badan dikurangi 110 cm. Bentuk badan yang ideal serta terpelihara Berkeyakinan pada diri sendiri (percaya diri) Kecantikan wajah tidak mutlak Mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat apabila terjadi sesuatu diluar dugaan. Bertanggung jawab pada profesinya (sikap profesional) Dapat merias diri sendiri apabila desainer tidak menyediakan orang untuk merias peragawati. Memiliki kesadaran dalam cara berbusana sehari-hari.


2) Kelengkapan yang harus dimiliki oleh seorang peragawati



Sepatu : warna hitam, putih, coklat/crem, perak/emas Pilihlah model yang sederhana/polos dan tertutup. Sebaiknya sepatu disemprot dahulu dengan hair spray pada bagian bawah/telapak sepatu agar tidak licinketika berjalan. Stocking : warna kulit, [utih, hitam. Aksesoris Scarf, untuk melindungi make up agar tidak terkena pakaian yang akan dikenakan.

3) Yang harus dimiliki oleh seorang Peragawan

 Sepatu : warna hitam, coklat, putih. Celana panjang : warna hitam, coklat, putih
Pada umumnya sepatu dan celana panjang warna hitam dan coklat yang sering digunakan, begitu pula dengan pemakaian dasi dan kaos kaki. Dasi panjang dan dasi kupu-kupu

4) Saran-saran untuk peragawati/wan :

Hedaknya peragawati menanyakan kepada perancangnya tentang busana yang akan diperagakan dan bagaimana cara memakainya.


Memeriksa busana yang akan diperagakan Mampu menonjolkan detail-detail busananya Jangan mengurangi pengaruh penampilan. Untuk peragwati jangan coba-coba make up baru.

5) Gerakan dasar dalam memperagakan busana di atas panggung (Catwalk)

: Sebelum pementasan di atas panggung, peragawti/peragawan harus sudah menguasai bermacam-macam gerakan dasar dalam memperaga-kan busananya di tas panggung/pentas. Gerakan tersebut meliputi : bentuk postur, tehnik dasar berjalan, pose di atas pentas/panggung. Gerakan-gerakan tersebut dapat digabungkan antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat pula dikembangkan kedalam berbagai bentuk gerakan, tergantung dari kreasi penata geraknya. 6) Bentuk postur Seorang calon peragawati atau peragawan haruslah melatih bentuk posturnya lebih dulu agar terbiasa pada waktu berjalan di atas pentas. Yang harus dilakukan pertama kali adalah mengontrol bentuk badan pada dinding dengan cara menempelkan badan bagian belakang, apakah sudah lurus dan sejajar dengan dinding? Caranya ; Tempelkan badan bagian belakang pada dinding, kedua kaki rapat dan beri jarak antara tumit dan dinding lebih kurang 10 cm. Luruskan badan bagian belakang dengan dinding dengan cara perut ditekan atau ditahan, dada dikembangkan dan masukkan bagian pantatnya. Hasilnya, bagian belakang badan akan lurus tanpa ada antara pada bagian pinggang belakang dengan dinding. Badan digeser turun sampai setemgah jongkok dan tahan sambil menghitung sampai angka 10 (gerakan tersebut diulang-ulang sampai 5 kali)



7) Teknik dasar berjalan


Agar peragawati dan peragawan dapat tampil dengan di atas panggung, maka mereka harus menguasai teknik keperagaan, yang berfungsi untuk menunjang penampilannya secara maksimal. Teknik keperagaan meliputi


penampilan diri di atas penggung, teknik gerak, teknik berjalan dan ekspresi wajah. Berikut ini adalah teknik berjalan yang harus dikuasai oleh seorang peragawan dan peragawati sebelum tampil di atas penggung, yang meliputi : a) Berputar 1800 ( ½ lingkaran)
Berbalik ke kiri kaki kanan di depan, membalik ke kiri menjadi kaki kiri yang berada di depan
Berbalik ke kanan, kaki kiri di depan membalik ke kanan menjadi kaki kanan yang berada di depan Teknik ini digunakan untuk membalik ke arah yang berlawanan.
b) Berputar 2700 ( ¾ lingkaran ) Jika ingin berbelok ke kiri, kaki kanan harus berada di depan berputar ke arah kanan, teruskan sampai ¾ lingkaran, begitu juga sebaliknya untuk membelok ke kiri.


Teknik ini dapat digunakan untuk menunjukkan detail pakaian pada bagian punggung, Serta dapat digunakan untuk membelok ke kiri dan ke kanan. c) Teknik berputar satu lingkaran penuh Digunakan untuk membalik ke arah semula. Caranya sama dengan berputar ¾ lingkaran hanya pada waktu berputar diteruskan sampai menuju ke arah semula. Sikap kaki selalu dalam keadaan pose (salah satu kaki berada di depan). Melangkah pertama dengan kaki yang ada di muka. Kecuali peragawan, sikap kaki dalam keadaan terbuka. 8) Macam-Macam Variasi Bentuk Gerakan Dasar
a) Gerakan berjalan segitiga (triangle) b) Gerakan berjalan segi empat
c) Gerakan dasar berjalan angka delapan
9) Pose Pose adalah satu posisi yang dilakukan peragawan/peragawati dalam keadaan stand/berdiri dengan sikap salah satu kaki berada di depan (untuk peragawati), sedangkan untuk peragawan sikap kaki dalam keadaan terbuka.


Berpose juga memiliki berbagai variasi bentuk, tergantung dari busana yang diperagakan. Pose tersebut berguna pula untuk memamerkan/menjelaskan desain busana dengan detail-detailnya kepada penonton. 2. Peragaan Busana Dalam pelaksanaan peragaan busana yang perlu diperhatikan adalah penampilan peragawati/peragawan secara maksimal di tas panggung yang berupa : tata rias, tata busana, ekspresi wajah, tata gerak (koreografi), urutan penampilan. a. Tata Rias Tata rias digolongkan menjadi dua bagian yaitu : tata rias wajah dan tata rias rambut. Tata rias wajah khusus untuk panggung senantiasa agak tebal dari pada tata rias wajah sehari-hari. Pilih warna yang serasi dengan warna pakaiannya atau dapat juga warna yang netral yang dapat dipadukan dengan warna pakaian. Perlu diketahui, tata rias wajah untuk sehari-hari bereda dengan tata rias untuk malam hari ; misalnya untuk busana pesa malam hari tentunya lebih dipertebal lagi. Tata rias rambut ; senantiasa digunakan sanggul cepol (modifikasi), karena sanggul ini mudah dan cepat pembuatannya serta lebih fleksibel, dapat digunakan pula untuk berbagai kesempatan dalam berbusana. Jika peragawati memiliki rambut yang pendek, dapat juga disisir dengan rapih. Tatat rias tersebut harus selalu rapih dan selalu dikontrol setiap akan pentas. b. Tata Busana Busana yang akan dipakai untuk peragaan memegang peranan penting pula, karena itu sebelum tampil ke atas panggung sebaiknya dikontrol lebih dahulu apakah sudah baik atau cocok satu sama lainnya untuk ditampilkan. Sebagai contoh, untuk pakaian yang akan diperagakan, harus diperhatikan : Jenis kesempatannya Siapa yang akan mengenakannya Bagaimana jatuhnya pakaian tersebut di badan. Bagaimana penyelesaiannya
Setelah pakaian-pakaian tersebut terpilih sesuai dengan ketentuan, sebaiknya digantung menurut kesempatannya, misalnya ; pakaian sehari-hari dikelompokkan dengan pakaian sehari-hari dst.


Selanjutnya disiapkan pelengkap busana (aksesoris dan millineris) yang dapat melengkapi penampilan peragawan/peraga-wati di atas panggung, sehingga dapat tampil dengan maksimal. Anjuran :

 Letakkan pelengkap busana di dekat pakaian yang digantung.
 Jangan terlalu banyak mengenakan perhiasan
 Pakailah aksesori yang sewarna/sejenis
 Pakailah aksesori yang serasi dengan warna pakaian
 Kualitas aksesori disesuaikan dengan kualitas busana dan tujuan pemakaiannya.
 Sesuaikanlah ukuran aksesori dengan pemakai.
Lampiran : Contoh format pembuatan anggaran biaya A. SEKRETARIAT 3 rim kertas HVS @ Rp. 3.000 Rp. 9.000,- 30 buah buah vandel @ Rp. 7.500 Rp. 225.000,- 300 kartu undangan @ Rp. 750 Rp. 225.000,- Foto copy surat Rp. 10.000,- Pembuatan proposal Rp. 75.000,- Pembuatan stempel dan kop surat Rp. 15.000,- jumlah Rp. 559.000,- B. HUMAS spanduk besar @ Rp. 15.000 Rp. 30.000,- 4 buah buku tamu. @ Rp. 2.500 Rp. 10.000,- 45 tanda panitia @ Rp. 300 Rp. 22.500,- Penerangan melalui radio Rp. 25.000,- 150 lembar poster Rp. 10.000,- 300 hadiah door prize Rp. 75.000,- Jumlah Rp. 172.000,- C. PERLENGKAPAN Sewa gedung untuk 350 orang Rp. 500.000,- Sewa sound system dan operator Rp. 200.000,- Cat walk dan karpet Rp. 75.000,-


Spoot Light Rp. 50.000,- Sewa kendaraan Rp. 100.000,- Dekorasi ruang/ taman Rp. 100.000,- Jumlah Rp.1.025.000,- D. KONSUMSI Konsumsi undangan dan panitia 450 orang @ Rp. 1.000 Rp. 450.000,- Konsumsi latihan peragawati Rp. 90.000,- 3. Konsumsi rapat panitia Rp. 50.000,- 4. Makan siang peserta gladi resik Rp. 45.000,- 5. Makan siang peserta pada hari H Rp. 45.000,- Jumlah Rp. 680.000,- E. ACARA Kaset dan Rekaman Rp. 75.000,- Honor peragawati tamu 3 orang Rp. 150.000,- Bunga Rp. 25.000,- Sewa pakaian penerima tamu Rp. 75.000,- Jumlah Rp. 325.000,- REKAPITULASI A. Sekretariat Rp. 550.000,- B. Humas Rp. 163.000,- C. Perlengkapan Rp.1.025.000,- D. Konsumsi Rp. 680.000,- E. Acara Rp. 325.000,- Jumlah Rp.2.743.000,- Biaya Tak Terduga Rp. 250.000,- Jumlah Rp.2.993.000,- Anggaran Yang Tersedia Rp.1.500.000,- Kekurangan Biaya Rp.1.493.000,- (Terbilang : Satu juta empat ratus sembilan puluh tiga ribu rupiah)

0 komentar:

Post a Comment