, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

1. Apa yang dimaksud dengan persiapan proses (pre treatment) pada kain tekstil?

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
1. Apa yang dimaksud dengan persiapan proses (pre treatment) pada
kain tekstil?

1. Apa yang dimaksud dengan persiapan proses (pre treatment) pada

kain tekstil?



2. Apa difinisi pile up?
3. Apa maksud flow sheet atau kartu proses?
4. Jelaskan maksud dari penumpukan kain!
5. Gambarkan dan terangkan penumpukan kain pada palet!
6. Ganbarkan skema penyambungan kain dan beri keterangan!
7. Gambarkan dan jelaskan 4 jahitan yang benar dan salah pada proses
sewing!
8. Jelaskan apa maksud dari pemeriksaan kain (inspekting)!
9. Tuliskan 3 kain yang tidak boleh dilakukan proses bakar bulu!
10. Berikan contoh 4 kain yang harus melalui proses bakar bulu!
11. Tuliskan 5 akibat yang muncul apabila penanganan kurang tepat dalam
proses pembakaran bulu!
12. Gambarkan dan beri keterangan mesin bakar bulu plat!
13. Tuliskan 5 metode untuk melakukan penghilangan kanji!
14. Jelaskan warna yang timbul dan artinya dari hasil pengujian bahan
yang sudah diproses penghilangan kanji ditetesi dengan laurtan KJ
Jodium!
15. Jelaskan maksud tujuan dari proses pengelantangan!
16. Tuliskan 3 zat pengelantang oksidator yang mengandung khlor!
17. Bagaimana cara pemeriksaan kain hasil pengelantangan!
18. Tuliskan 4 tujuan proses merserisasi!
19. Tuliskan 4 tujuan proses penganjian pada pemantapan panas!
20. Tuliskan 6 prinsip kerja heat setting!



1. Persiapan proses (pre treatment) pada kain selulosa adalah cara-cara


mempersiapkan bahan yang akan mengalami proses penyempurnaan
tekstil sehingga akan mempermudah dalam penanganan proses
berikutnya
2. Pile up adalah proses menumpuk gulungan kain pada palet atau kereta
kain dengan cara membuka gulungan kain tersebut sampai memenuhi
kapasitas palet.
3. Flow sheet atau kartu proses adalah kartu yang berisi informasi tentang
nama pemilik kain, jenis kain, konstruksi kain, lebar kain, jumlah
gulungan, panjang tiap gulung, lebar jadi dan jenis-jenis proses yang
akan dilaluinya
4. Penumpukkan kain adalah pengerjaan membuka kain grey yang masih
dalam bentuk gulungan terikat kemudian menumpuknya dengan rapi di
atas palet secara mendatar dengan menarik ujung-ujungnya dengan
panjang secukupnya (+ 3 – 4 meter), penarikan ujung kain bertujuan
untuk mempermudah proses penulisan kode dan penjahitan atau
penyambungan.

8. Pemeriksaan kain (inspecting) adalah memeriksa kain grey yang telah
disambung dengan tujuan untuk mengetahui cacat kain, panjang, lebar,
kotoran–kotoran, dan mengetahui adanya logam sehingga kain-kain
yang akan diproses betul-betul siap untuk diproses, dan tidak terjadi
gangguan selama proses berlangsung.
9. Tidak semua kain dibakar bulunya. Terdapat kain yang tidak boleh
dibakar bulunya yaitu :
a. Kain handuk
b. Kain karpet
c. Kain flanel, dsb.
10. Tetapi untuk kain-kain berikut harus dilakukan proses pembakaran bulu
yaitu :
a. Kain untuk lapis (voering)

b. Kain anyaman keeper, tenunan wafel, dan Kain-kain yang berusuk
garisgaris ke dalam.
c. Kain-kain yang akan di merser, dicelup, dan dicap.
d. Kain–kain murahan untuk meningkatkan kualitasnya
11. Penanganan yang kurang tepat dalam proses pembakaran bulu
menyebabkan hal–hal berikut :
a. Kain gosong, disebabkan karena api atau plat logam terlalu panas.
Kain gosong menyebakan pegangan kaku, dan gosong pada kain
akan sulit diperbaiki
b. Kain terbakar, disebabkan karena kain putus, kain kendor, dan
kecepatan jalannya kain lambat
c. Kain melipat, disebabkan karena tegangan kain yang rendah,
sambungan melipat. lipatan kain akan menyebabkan bulu pada
lipatan tersebut tidak terbakar dan membentuk garis sesuai lipatan.
garis lipatan akan terlihat setelah kain dicelup.
d. Kain hitam, karena api berwarna merah yang disebabkan
percampuran udara dan gas kurang tepat.
e. Gosong setempat, karena kain kotor mengandung oli.
12.
Gambar Mesin Bakar Bulu Plat
Keterangan :
1. Rol pengantar
2. Plat pembakar bulu
3. Kain
13. Untuk menghilangkan kanji dikenal beberapa cara :
a. Perendaman
b. Asam Encer


c. Alkali Encer
d. Enzym
e. Oksidator
14. Dari hasil pengujian bahan yang sudah diproses penghilangan kanji
ditetasi dengan laurtan KJ Jodium akan timbul warna yang
menunjukkan tingkat kesempurnaan hasil proses yaitu sebagai berikut:
15. Pengelantangan dikerjakan terhadap bahan tekstil bertujuan
menghilangkan warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmenpigmen
alam atau zat-zat lain, sehingga diperoleh bahan yang putih.
Pigmen-pigmen alam pada bahan tekstil umumnya terdapat pada
bahan dari serat-serat alam baik serat tumbuhtumbuhan maupun serat
binatang yang tertentu selama masa pertumbuhan.
16. Zat pengelantang oksidator yang mengandung khlor, di antaranya :
a. Kaporit (CaOCl2)
b. Natrium hipokhlorit (NaOCl)
c. Natrium khlorit (NaOClO2)
17. Pemeriksaan hasil pengelantangan dapat dilihat secara visual dengan
cara membandingkan bahan yang dikelantang dengan standar
keputihan yang dikehendaki.
Untuk menyatakan derajat keputuhan dari hasil pengelantangan dapat
pula. diukur terhadap persentase pantulan sinar (% refraktan). Makin
besar % pantulan sinar maka bahan tersebut makin putih.
18. 4 tujuan Proses Merserisasi :
a. Kekuatan tarik
b. Higroskopisitas (moisture regan)
c. Daya serap terhadap zat warna dan
d. Reaktifitasnya terhadap pereaksi-pereaksi kimia.
19. Tujuan proses penganjian pada proses pemantapan panas yaitu :
a. Menyempurnakan kenmpakan kain.
b. Menstabilkan dimensi pada kain
c. Menambah berat kain.
d. Memperbiki kekuatan dan pegangan kain.


20. Prinsip Kerja Heat Setting :

a. Impregnasi (penyerapan larutan proses)
b. Pengeringan Awal (Pre Drying)
c. Pengaturan Pakan
d. Pengaturan Lebar Kain.
e. Pengeringan
f. Pendinginan

Referensi



Chatib, Winarni, Bk. Teks., 1980, Teori Penyempurnaan Tekstil 2, Jakarta,
Direktorat Dikmenjur Depdikbud
Djufri, Rasyid, Ir., M.Sc., dkk., 1976, Teknologi Pengelantangan,
Pencelupan dan Pencapan, Bandung, Institut Teknologi Tekstil
Herlison Enie dan Koestini Karmayu, 1980, Pengantar Teknologi Tekstil,
Jakarta, Direktorat Dikmenjur Depdikbud
Lubis, Arifin, S.Teks., dkk., 1998, Teknologi Pencapan Tekstil, Bandung,
STTT
Oriyati, Bk. Teks., 1982, Teori Penyempurnaan Tekstil 3, Jakarta, Direktorat
Dikmenjur Depdikbud
Salihima, Astini, S. Teks., dkk., 1978, Pedoman Praktikum Pengelantangan
dan Pencelupan, Bandung, Institut Teknologi Tekstil
Soeparman, S.Teks., dkk., 1974, Teknologi Penyempurnaan Tekstil,
Bandung, Institut Teknologi Tekstil
Sri Kustini Karmayn dan Herlison Enie, 1978, Teori Penyempurnaan Tekstil
1, Jakarta, Direktorat Dikmenjur Depdikbud

0 komentar:

Post a Comment