, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

SEKILAS GERAKAN PRAMUKA

SEKILAS GERAKAN PRAMUKA

Pengertian Kepramukaan
Kepramukaan pada hakekatnya adalah :
•    Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan
    pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
•    Yang dilaksanakan  di  luar lingkungan pendidikan  sekolah  dan  di  luar  lingkungan
    pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
•    Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. Sifat Kepramukaan
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu
    negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
    kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini
    harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara
    sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama,
    golongan, tingkat, suku dan bangsa.
Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk
    mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya
    selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :
Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi
bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan,
dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian
tujuan organisasi.
Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan   merupakan   alat   bagi   masyarakat   untuk   memenuhi   kebutuhan
masyarakat   setempat,   dan   juga   alat   bagi   organisasi   untuk   mencapai   tujuan
organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala
dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Istilah Gerakan Pramuka dan Pramuka
Gerakan  Pramuka  adalah  nama  organisasi  yang  merupakan  wadah  proses  pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.
Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi kepramukaan seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul Waton dan lain-lain. Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai
dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain





yaitu   Pembina   Pramuka,   Andalan,   Pleatih,   Pamong   Saka,   Staff   Kwartir   dan   Majelis Pembimbing.
Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya.
Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar  dan  Metode  Kepramukaan  yang  pelaksanaannya  disesuaikan  dengan  keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :
tinggi mental - moral - budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya. tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
kuat dan sehat fisiknya.
Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
    Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan
    berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan
    negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang
dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan
tersebut.
Tugas Pokok
Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi
    anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat
    membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta
    mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam   melaksanakan   pendidikan   kepramukaan   tersebut   Gerakan   Pramuka   selalu
    memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.
Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa.
Karena  kepramukaan  bersifat  nasional,  maka  gerak  dan  kegiatan  Gerakan
    Pramuka  disesuaikan  dengan  kepentingan  nasional.  Kepentingan  nasional
    bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan  Negara,  yang
    merupakan   Ketetapan   MPR.   Gerakan   Pramuka   dalam   iktu   membantu
    pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala
    peraturan perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk
    tenaga  kader  pembangunan  yang  berguna  bagi  masyarakat.  Karenanya  Gerakan
    Pramuka  harus  memperhatikan  pula  keadaan,  kemampuan,  adat  dan  harapan
    masyarakat, termasuk orang tua Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada
    satuan-satuannya  dapat  menyiapkan  tenaga  Pramuka  sesuai  dengan  apa  yang
    diharapkan orang tua Pramuka dan masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar dan
    Metode Kepramukaan, sistim among dan berbagai metoda penyajian lainnya. Para
    Pramuka mendapat pembinaan dalam satuan-gerak sesuai dengan usia dan bidang
    kegiatannya dengan  memgikuti ketentuan  pada  Syarat  Kecakapan  Umum,  Syarat
    Lecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.
Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah :
    kuat keyakinan beragamanya.
tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila. sehat, segar dan kuat jasmaninya.
cerdas, segar dan kuat jasmaninya.


berpengetahuan luas dan dalam.
berjiwa kepemimpinandan patriot.
berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan. berpengalaman banyak.

Kiasan dasar
Kiasan  dasar  adalah  alam  pikiran  yang  mengandung  kiasan     (gambaran)  sesuatu  yang
disanjung dan didambakan. Yang menjadi kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah romantika perjuangan besar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan ini mengambil hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada masa lalu, maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.
Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam urut-urutan perjuangan bangsa
Indonesia sejak masa lampau sampai sekarang dipergunakan istilah-istilah di dalam Gerakan
Pramuka, yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11 - 15 tahun
disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut
Pandega. Orang dewasa yang memimpin Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut
Andalan.
Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang Pramuka, maka istilah-istilah tersebut di atas ditambah istilah belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak Laksana (tentang Pandega hanya ada satu tingkat).
Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan bangunan). Satuan yang
terdiri dari beberapa Barung disebut Perindukan (tempat dimana anak cucu berkumpul). Satuan
untuk Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda). Satuan yang terdiri dari
beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku berkumpul. Satuan kecil untuk Penegak disebut
Sangga (rumah kecil untuk orang yang bertanggung jawab menggarap sawah/ladang). Satuan
kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak atap). Satu perindukan Siaga,
satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan Penegak dan satu Racana Pandega, bersama
merupakan satu Gugusdepan (kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan, terdepan,
yang langsung menghadapi tantangan).
Prinsip Dasar dan Metodik Kepramukaan
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah menyusun prinsip-Prinsip Dasar
dan  Metode  Kepramukaan dan menggunakannya  untuk membina generasi  muda melalui
pendidikan kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja
sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian
dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan.
Dalam  Anggaran  dasar  Gerakan  Pramuka  dinyatakan  bahwa  Prinsip  Dasar  dan  Metode Kepramukaan ialah :
Prinsip Dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; peduli terhadap diri pribadinya;
taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip  Dasar  Kepramukaan  sebagai  norma  hidup  seorang  anggota  Gerakan  Pramuka,
    ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri


pribadinya,  bagi  pesertadidik  dibantu  oleh  pembina,  sehingga  pelaksanaan  dan
pengamalannya   dilakukan   dengan   penuh   kesadaran,   kemandirian,   kepedulian,
tanggungjawab   serta   keterikatan   moral,   baik   sebagai   pribadi   maupun   anggota
masyarakat.
Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik sebagai
    makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari
    bahwa diri pribadinya :
mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang
    dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan mahkluk lain
    yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang
    telah diberi derajat yang lebih mulia dari mahkluk lainnya. Dalam kehidupan bersama
    didasari oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
diberi  tempat  untuk  hidup  dan  berkembang  oleh  Tuhan  Yang  Maha  Esa  di  bumi  yang
    berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup
    bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan
    damai.
memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh
    persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang/ memberikan
    kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap
    lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan
    hidup yang baik.
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui : pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
belajar sambil melakukan;
sistem berkelompok;
kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
    perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
kegiatan di alam terbuka;
sistem tanda kecakapan;
sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; sistem among.
Metode   Kepramukaan   pada   hakekatnya   tidak   dapat   dilepaskan   dari   Prinsip   Dasar
    Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.
Metode  Kepramukaan  sebagai  suatu  sistem,  terdiri  atas  unsur-unsur  yang  merupakan
    subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang
    spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.






LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
(SK KWARNAS GERAKAN PRAMUKA NO. 06/KN/72 TAHUN 1972)
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka
Lambang  Gerakan  Pramuka  adalah  gambar  Silhouette  tunas
kelapa. Diciptakan oleh Kak Sunaryo Atmodipuro, seorang Andalan
Nasional  Yang  pernah  aktif  bekerja  di  Departement  Pertanian.
Diatur  dalam  Surat  Keputusan  Kwarnas No. 06/  KN/ 72  yang
dikeluarkan tanggal 31 Januari 1972
Lambang Gerakan Pramuka Mempunyai Beberapa Makna Kiasan, Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah:

Satu    :    Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal
di Indonesia berarti    : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan
generasi baru.
Jadi  lambang  buah  Nyiur  yang  tumbuh  itu  mengkiaskan,  bahwa  tiap
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
Dua    :    Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan  yang bagaimanapun
djuga.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang
yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya
dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh
segala  ujian  dan  kesukaran  untuk  mengabdi  tanah  air  dan  bangsa
Indonesia.
Tiga     :     Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-
upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri  dalam  masjarakat  dimana  ia  berada  dan  dalam  keadaan  yang bagaimanapun juga.
Empat    :Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon
yang tertinggi di Indonesia.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Lima  :     Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan
bahwa  tekad  dan  kejakinan  tiap  Pramuka  mempunjai  dan  berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.
Enam : Nyiur  adalah  pohon  yang  serbaguna,  dari  ujung  hingga  akarnya.  Jadi
    lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna
    dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air,
    bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir
dan  satuan,  tanda  pengenal  administrasi  gerakan  pramuka.  Penggunaan  tersebut
dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan
gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka
tersebut.





Bendera Gerakan Pramuka
Ukuran    untuk    tingkat    :
Nasional    :    200    x    300    cm
Daerah    :    150    x    225    cm
Cabang    :    90    x    135    cm
Ranting    :    60    x    90    cm
Gugus Depan : 60 x 90 cm


Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran tiga banding dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna merah.
Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 1/10 dari lebar bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas dan sisi bawah.

Pada bagian pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar bendera dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan tulisan a. untuk nama Kwartir, b. untuk nama gugus depan dan nomor gugus depan.


Tokoh
Riwayat Baden Powell
Tanggal 22 Februari 1857 lahirlah seorang bayi dari
pasangan suami istri Domine H.G. Baden Powell dan W.T.
Smith di London Inggris yang diberi nama baden Powell.
Belum lagi bayi itu genap berumur lima tahun, ayahnya
meninggal. Sering kali keluarga itu mengalami kesukaran-
kesukaran, tetapi berkat cinta kasih seorang ibu kepada
anaknya dan cinta kasih anak-anak terhadap ibunya, segala
kesulitan  dapat  diatasi.  Jiwa  dan  watak  Baden  Powell
terbentuk   oleh   tangan   lembut   ibunya   dan   tempaan
pangalaman petualangan dengan saudara laki-lakinya.
Tahun 1870 Baden Poweel masuk Charterhouse School di London dengan bea siswa. Ia bukan pelajar yang luar biasa, tetapi ia adalah seorang yang giat. Ia selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap kesempatan karena bakatnya yang luar biasa  dalam  bidang  sandiwara,  mengarang,  menggambar,  musik  dan  olah  raga khususnya sepakbola. Bahkan ia menjadi kiper andalan sekolahnya. Baden Powell selalu gembira dan lucu sehingga disenangi teman-temannya.
Setamatnya dari Charterhouse Baden Powell melanjutkan pendidikannya pada
akademi militer di Sandhurst. Ia berpendapat bahwa menjadi militer merupakan
jembatan untuk dapat mengelilingi dunia. Dan ini memang menjadi kenyataan setelah
ia banyak ditugaskan  ke garis depan tentara Inggris baik di India (sebagai pembantu
letnan), di Afganistan, di Afrika Selatan maupun di tempat yang lainnya. Berkat
kemampuannya dia mendapat simpati dan penghargaan, baik dari kawan maupun
lawannya. Salah satu julukan Baden Powell adalah IMPESSA atau serigala yang tak
pernah tidur.
Pengalaman  tempur  yang  sangat  menggemparkan  terjadi  di  Mafeking  di
tengah benua Afrika yang masih ganas. Ketika perselisihan memuncak dia dikirimkan
kesana  untuk  membebaskan  rekannya  yang  terkepung.  Pasukan  Baden  Powell
berhasil masuk dengan menerobos. Namun yang terjadi justru mereka terkepung
sehingga tak ada jalan untuk memberikan subsidi makanan bagi mereka. Dengan
kemampuannya dan jiwanya yang besar Baden Powell banyak memberi bantuan baik
lewat kata-kata penghiburnya, pembawaanya yang selalu senang, ataupun lewat
kemampuannya  mempertahankan  hidup  di  dalam  pengepungan  itu.  Dan  ketika




Mafeking telah dapat direbut, terjadilah perayaan yang begitu menggemparkan negri
Inggris.  Nama  Baden  Powell  pun  menjadi  harum.  Dia  telah  menjadi  Pahlawan
negrinya
Sepulang dari negri Afrika, ia mengarang sebuah buku untuk tuntunan para
tentara yang diberi judul AIDS TO SCOUTING atau pedoman untuk memandu. Buku
ini kemudian menjadi buku bacaan di sekolah-sekolah laki-laki. Berhasilnya buku ini
menumbuhkan   kesadarannya   tentang   pentingnya   sebuah   buku   yang   khusus
diperuntukkan bagi anak-anak. Setelah tahun 1907 ia mengadakan perkemahan pandu
yang pertama, pada tahun 1908 dia mengarang buku Scouting For Boys secara
berkala tiga bulanan. Buku ini pun kemudian menyebar ke seluruh pelosok tidak saja di
Inggris tetapi juga diluar Inggris.
Setelah kepanduan berkembang dengan pesat di dunia, dia menyadari bahwa
sangat tepat jika dia mengkhususkan diri dalam bidang kepanduan. Oleh sebab itu dia
meletakkan jabatannya sebagai tentara dengan pangkat terakhir letnan jendral dan ia
memasuki kehidupannya yang kedua seperti yang ia sebutkan. Pada tahun 1912 ia
mengadakan perjalanan keliling dunia menemui pandu di seluruh dunia, dan pada
tahun 1924 diadakan jambore pandu sedunia  yang pertama di Denmark. Pada acara
malam terakhir pertemuan itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu se-
Dunia.
Setelah mencapai usia 80 tahun kesehatannya mulai menurun. Ia rindu akan Afrika. Kemudian ia mengajak istrinya ke Kenya Afrika untuk bertempat tinggal di sana. Disanalah Baden Powell mengakhiri hidupnya yaitu pada tanggal 8 Januari 1941 sebulan lebih sedikit sebelum ulang tahunnya yang ke-84.
Memang kerinduannya akan Afrika lagi sangat besar.
“Sebelum aku mati, aku ingin melihat Afrika lagi”, kata Baden Powell. Istrinya, Olave St. Clair Soames menjawab, “Aku akan membawamu ke sana”.
Ia  telah meninggal dengan penuh damai dalam hatinya. Tubuhnya terbaring di tengah kicau burung yang meloncat dari dahan ke dahan, seakan-akan mengucapkan selamat jalan pada Baden Powell.
Ia kini telah tiada tetapi benih kepanduan yang ditaburkannya telah tersebar ke seluruh pelosok dunia.



PESAN BADEN POWELL
Pandu - pandu yang tercinta, *)
Jika   kalian   pernah   melihat   sandiwara     “Peter  Pan”,  maka  kalian  akan
mengetahui  apa sebabnya  para  perompak laut selalu meninggalkan surat wasiat sebelum dia meninggal. Ini disebabkan karena mereka takut tak sempat mengeluarkan isi hatinya jika saat menutup mata tiba. Demikian pulalah aku. Walau waktu ini aku belum meninggal, namun hal itu pada suatu saat akan tiba juga bagiku. Oleh karena itu, aku ingin menyampaikan pesan sekedar kata perpisahan untuk minta diri. Ingatlah ini, merupakan pesanku yang terakhir. Oleh karena itu aku ingin kalian merenungkannya.
Hidupku  sangat  berbahagia,  mudah     -  mudahan  kalian  juga  merasakan
kebahagian itu dalam hidupmu. Saya yakin, Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang indah ini untuk hidup bergembira dan berbahagia. Kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari pangkat yang mnguntungkan atau   dari   kesenangan   pribadi.   Jalan   kearah   hidup   berbahagia   ialah menjadikan dirimu lahir dan batin selalu sehat dan kuat ketika masih kanak -
kanak, sehingga kalian dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati hidup jika nanti telah dewasa.
Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam dirimu, bahwa
betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang telah diciptakan Tuhan untuk kita nikmati. Oleh karena itu lebih baik kita mencari kebagusannya dari pada kejelekannya. Jalan ke arah bahagia adalah membahagiakan orang lain. Usahakanlah andaikata kalian meninggalkan dunia ini, dalam keadaan lebih bagus dari waktu kalian masih hidup.
Dan bila tiba giliran kalian untuk meninggalkan dunia ini, maka kalian akan
meninggalkannya  dengan  rasa  puas;  karena  kalian  tidak  menyia-nyiakan
dirimu, tetapi telah mempergunakannya sebaik - baiknya. Bersiaplah untuk
hidup dan mati dengan bahagia. Resapkanlah hal itu dalam “Janji Pandu”,
meskipun saat nanti kalian bukanlah anak - anak lagi,- dan Tuhan akan
melimpahkan pertolongan kepada kalian dalam setiap usaha.
Kawan kalian,
BADEN POWELL

*) Surat ini ditemukan dalam berkas surat milik Baden Powell setelah dia lama meninggal.   Mungkin   surat   ini   ditulis   jauh   sebelum   dia   meninggal. Terjemahannya diusahakan sesuai dengan aslinya.


0 komentar:

Post a Comment