, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Materi Pengendalian Mutu Busana

Materi Pengendalian Mutu Busana


baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
Materi Pengendalian Mutu Busana

kualitas bahan pelengkap busana - Standar Kompetensi   : Mengawasi Mutu Busana

Kompetensi Dasar      : Memeriksa Kualitas bahan utama

Waktu                          : 8 x Pertemuan (1x pertemuan = 2 jam)

Kelas                           : XII/ 6

Guru Mata Pelajaran : Rina Puji Lestari, S.Pd

Pertemuan                  : 1 – 2



I.       Indikator
 Memahami pengendalian mutu  bahan utama
 Pemeriksaan kualitas bahan utama secara detail
 Prosedur pemeriksaan kualitas bahan utama


II.      Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat memiliki pemahaman tentang pengendalian mutu bahan  utama
 Peserta didik dapat memeriksa kualitas bahan utama secara detail
Peserta didik dapat mengetahui prosedur pemeriksaan kualitas bahan utama


III.    Materi Ajar
Pengendalian mutu
Pengendalian mutu adalah semua usaha untuk menjamin agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen.

Tujuan pengendalian mutu adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan terus menerus, bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan produsen tidak rugi.
Pemeriksaan kain atau bahan utama secara detail meliputi :
Handling          : pegangan pada kain.

Grade              : klasifikasi kain berdasarkan standar point yang berlaku.

Density            : jumlah helai benang tiap satu inci, baik terhadap arah lusi      ataupun arah pakan.

Bowing            : Penyimpangan sudut yang terjadi antara arah panjang kain dan arah lebar kain. Bowing terjadi bila garis lusi dan pakan tidak membentuk sudut 90 derajat.

Fastness          : Ketahanan kain terhadap pengaruh factor perlakuan fisik dan kimia.

Tujuan pemeriksaan kualitas bahan utama adalah : untuk mengetahui kualitas bahan yang berada dalam batas-batas toleransi yang diberkan pembeli sebelum diproses menjadi produk masal, dengan kata lain semua kain yang ada di gudang harus berada dalam status berkualitas baik sesuai dengan yang diinginkan oleh pembeli baik dilihat dari aspek seperti tersebut diatas.
Prosedur pemeriksaan bahan utama :
Periksalah total panjang kain dan tentukan panjang kain yang akan diperiksa sesuai kaidah penentuan sample pemeriksaan.
Pilih gulungan kain atau rol kain yang akan dijadikan sample pemeriksaan.
Periksa dan ukur lebar kain dengan batas toleransi kurang lebih ½ inci, periksa bungkus gulungan kain.
Periksa dan rasakan “ handling” kain apakah telah sesuai dengan standar yang ditentukan.
Periksa tetal lusi dan tetal pakan pada kain dengan batas toleransi kurang lebih 2 helai per inci.
Periksa warna kain dengan cara memotong kain 20 cm dari pinggir kain kearah tengah kain kedua sisi lebar kain, kemudian lakukan perbandingan warna kain.
Catat seluruh kerusakan kain pada lembar kertas pemeriksaan.
Jika ditemukan cacat kain lebih dari tiga point pada satu tempat tertentu, beri tanda dengan label TAG-PIN.
Standar point untuk panjang kain 48-55 yards; grade –A; tanpa cacat sepanjang gulungan kain, Grade B ; cacat dengan total point  kurang dari 30, dan Grade  C ; cacat dengan total point lebih dari 30.


HAND OUT



Standar Kompetensi   : Mengawasi Mutu Busana

Kompetensi Dasar      : Memeriksa Kualitas bahan pelengkap

Waktu                          : 8 x Pertemuan (1x pertemuan = 2 jam)

Kelas                           : XII/ 6

Guru Mata Pelajaran : Rina Puji Lestari, S.Pd

Pertemuan                  : 3



A.     Indikator
Memahami pengendalian mutu  bahan pelengkap
Tujuan pemeriksaan bahan pelengkap
Prosedur pemeriksaan kualitas bahan pelengkap
Ururtan prosedur pemeriksaan kualitas bahan pelengkap secara detail


B.     Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat memiliki pemahaman tentang pengendalian mutu bahan   pelengkap
 Peserta didik dapat mengetahui tujuan pemeriksaan kualitas bahan pelengkap
Peserta didik dapat mengetahui prosedur pemeriksaan kualitas bahan pelengkap
Peserta didik memahami prosedur pemeriksaan kualitas bahan pelengkap secara detail
C.     Materi Ajar
Bahan pelengkap
Bahan pelengkap adalah bahan atau material, yang menunjang bahan utama dalam pembuatan produk.

Tujuan pemeriksaan mutu bahan pelengkap  adalah agar seluruh bahan pelengkap yang dibuat oleh  pihak pabrik  bebas dr cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuaian baik model, mutu jahitan/ finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.
Urutan/ prosedur pemeriksaan bahan pelengkap :
Petugas bagian quality control (QC) akan menerima bahan pelengkap  dan lembar      pemeriksaan bahan pelengkapdari produsen bahan pelengkap.
Lembar rencana kerja ( worksheet ) dan contoh bahan pelengkap  yang akan dikirim dibuat oleh produsen bahan pelengkap diserahkan ke bagian QC.
Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap bahan pelengkap pada lembar pemeriksaan dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.
Merchandiser memperlajari catatan  QC dan memutuskan untuk dikirim ke bagian produksi atau ditolak.
Jika bahan pelengkap ditolak oleh merchandiser maka bahan pelengkap akan dikembalikan kepada produsen/ toko bahan pelengkap untuk diganti yang sesuai dengan mutu bahan pelengkap yang dikehendaki oleh pembeli.
Jika bahan pelengkap diterima atau disetujui oleh merchandiser maka bahan pelengkap tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli guna mendapatkan persetujuan, sesuai permintaan atau tidak .
Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan bahan pelengkap dari merchandiser.
Bahan pelengkap yang telah disetujui pihak pembeli  dikembalikan ke bagian produksi untuk diproduksi secara masal.


 

HAND OUT



Standar Kompetensi   : Mengawasi Mutu Busana

Kompetensi Dasar      : Memeriksa Kualitas mutu pola

Waktu                          : 8 x Pertemuan (1x pertemuan = 2 jam)

Kelas                           : XII/ 6

Guru Mata Pelajaran : Rina Puji Lestari, S.Pd

Pertemuan                  : 4 – 5


A.        Indikator
Memahami pengertian pengendalian mutu pola
Tujuan pemeriksaan mutu pola
Prosedur pemeriksaan kualitas/ mutu pola
Pengecekan QC kemeja dan celana panjang


B.        Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memiliki pemahaman tentang pengendalian mutu pola
Siswa dapat mengetahui tujuan pemeriksaan kualitas/ mutu pola
Siswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan kualitas /mutu pola
Peserta didik dapat melakukan pengecekan quality control pada kemeja dan celana panjang.


C.        Materi Ajar
Pengawasan mutu pola adalah semua usaha untuk menjamin agar pola yang digunakan  sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan.
Tujuan pemeriksaan mutu pola adalah agar seluruh pola yang dibuat oleh    bebas dr cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuaian baik model, mutu jahitan/ finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.
Urutan/ prosedur pemeriksaan mutu pola :
Petugas bagian quality control (QC) akan menerima pola   dan lembar      pemeriksaan mutu pola dari bagian marker..
Petugas QC akan memeriksa dan memberi komentar/koreksi terhadap pola pada lembar pemeriksaan dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.
Memperlajari catatan  QC dan memutuskan untuk dikirim ke bagian cutting atau ditolak.
Jika pola  ditolak oleh merchandiser maka pola akan dikembalikan kepada bagian marker untuk dibuat yang sesuai dengan prosedur yang ada..
Jika pola diterima atau disetujui oleh merchandiser maka pola tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke bagian cutting.
Petugas QC akan menerima salinan atau copy laporan pemeriksaan mutu pola dari merchandiser.


  1. Pemeriksaan ukuran kemeja, meliputi item dan toleransi berikut :
No
item
allowance
remarks
1
Chest
+ ½ inchi
Total round
2
Back length
+ 1/4 inchi
Half round
3
Waist
+ 1/4 inchi
Total round
4
Sleeve
+ 1/4 inchi
Total round
5
Cuff opening
+ 1/8 inchi
Total round
6
Arm hole
+ 1/4 inchi
Total round
7
Shoulder
+ 1/4 inchi
Total round
8
Neck opening
+ 1/8 inchi
Half round


    Dari penjelasan contoh “ standar penyimpangan ukuran” kemeja pada table tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa; produk garmen yang diproduksi dapat dikatakan berkualitas dan diterima konsumen bila kita memenuhi ketentuan ukuran-ukuran yang tercantum dalam table tersebut. Bila produk garmen tidak memenuhi ketentuan tersebut maka produk kita dikatakan tidak berkualitas.

   Umumnya konsumen akan selalu mengontrol kualitas produk garmen melalui aspek : – standar ukuran

–            standar warna

–            standar corak

–            standar berat

–            standar kekuatan jahitan

–            standar susut dan lain-lain







Allowance ukuran celana panjang :
No
item
allowance
remarks
1
Waist/pinggang
+ 1/4 inchi
Total round
2
Hip/ bag. Daerah pinggang
+ 1/4 inchi
Total round
3
Knee
+ 1/8 inchi
Total round
4
Frontrise/ pesak
+ 1/8 inchi
Half round
5
Backrise/ sambungan di bagian pantat
+ ¼ inchi
Half round
6
Inseam/ jahitan bagian dalam
+ 1/2 inchi
Half round
7
Outseam/ jahitan luar
+ ½ inchi
Half round
8
Bottom
+ 1/8 inchi
total round



            Spesifikasi ukur pada dasarnya memberikan informasi mengenai batas toleransi maksimum simpangan ukuran komponen garmen yang kita buat terhadap ketentuan/ ukuran standar pembeli. Menggunakan prinsip pemeriksaan terhadap seluruh ukuran komponen garmen yang mengacu kepada spesifikasi yang tercantum dalam table size specification. Simpangan ukuran komponen garmen yang diperbolehkan atau diperkenankan standar disebut allowance atau toleransi.




HAND OUT

Standar Kompetensi      : Mengawasi Mutu Busana

Kompetensi Dasar         : Memeriksa Kualitas mutu potong

Waktu                           : 8 x Pertemuan (1x pertemuan = 2 jam)

Kelas                            : XII/ 6

Guru Mata Pelajaran      : Rina Puji Lestari, S.Pd

Pertemuan                    : 6



A.        Indikator
1. Memahami pengertian pengendalian mutu potong

2. Tujuan pemeriksaan mutu potong

3. Prosedur pemeriksaan kualitas/ mutu potong

4. Hal2 yang dilakukan oleh bagian QC cutting.

B.        Tujuan Pembelajaran
1.  Peserta didik dapat memiliki pemahaman tentang pengendalian mutu potong

2.  Peserta didik dapat mengetahui tujuan pemeriksaan kualitas/ mutu potong

3.  Pdidik dapat mengetahui prosedur pemeriksaan kualitas /mutu potong

4.  Peserta didik mengetahui hal2 yang dilakukan bagian QC cutting

C.        Materi Ajar
Pengawasan mutu potong adalah semua usaha untuk menjamin agar proses cutting sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan.
Tujuan pemeriksaan mutu potong adalah agar proses cutting  yang dilakukan sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.
Urutan/ prosedur pemeriksaan mutu potong:
Periksa apakah terdapat kesalahan potong pada setiap garis komponen  pola ataukah tidak.
            Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian bawah  dengan posisi kertas marka.
            Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang pada kain cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang.
            Periksa letak/ posisi “ tanda “ pada marker paper dan beri tanda pada kain, dengan toleransi posisi 1/8 inchi.
            Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang terdapat pada kertas marka apakah komponen pola sudah lengkap atau belum. Petugas QC harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan.
Secara singkat yang dilakukan oleh QC Cutting adalah pengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah sampai atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.
HAND OUT



Standar Kompetensi   : Mengawasi Mutu Busana

Kompetensi Dasar      : Memeriksa Kualitas mutu pola

Waktu                          : 8 x Pertemuan (1x pertemuan = 2 jam)

Kelas                           : XII/ 6

Guru Mata Pelajaran : Rina Puji Lestari, S.Pd

Pertemuan                  : 7 – 8



A.     Indikator
Memahami tujuan pengendalian mutu hasil jahitan
Mengetahui manfaat pemeriksaan mutu hasil jahitan
Sistem pemeriksaan akhir/ hsil jahitan
Aspek penting pemeriksaan akhir hasil jahitan.


B.     Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat memiliki pemahaman tentang tujuanpengendalian mutu hasil jahitan
Peserta didik dapat mengetahui manfaat pemeriksaan kualitas/ mutu hasil jahitan
Peserta didik dapat mengetahui sistem pemeriksaan akhir.
Peserta didik mengetahui aspek penting pemeriksaan akhir hasil jahitan


C.      Materi Ajar
Pemeriksaan mutu akhir ( QC final )
Ambil baju yang sudah di poly bag/ packing kemudian bongkar beberapa karton untuk dicek yang meliputi : styling atau penampilan pakaian, jahitan dan ukuran, measurement atau mengukur pakaian, memberi catatan/ komentar sesuai standar yang ditetapkan ( worksheet ).

Tujuan pemeriksaan akhir :
Untuk memungkinkan bagian QC dapat mengevaluasi hasil  pekerjaan secara keseluruhan.
Memberikan informasi/ catatan/ record kepada managemen menyangkut mutu garmen yang akan dikirim kepada pihak pembeli.
Kesempatan terakhir bagi manajemen untuk menemukan masalah sebelum barang dikirim ke pihak pembeli.
Manfaat pemeriksaan akhir
Mengetahui apakah produk garmen yang diterima atau ditolak pihak pembeli dengan memerlukan tindakan seperlunya ataukah tidak sehingga garmen tersebut dapat diterima secara baik oleh pembeli.
Untuk mengetahui kinerja manajemen pabrik apakah manajemen bekerja secara profesional ataukah tidak.
Sistem pemeriksaan akhir :
Sistem pemeriksaan akhir dilakukan pada :
(1). Karton pertama pengepakan ( garmen packaging )

(2). 25 % karton garmen selesai di packaging.

(3). 75 % karton garmen belum selesai di packaging.

Standar pemeriksaan mutu mengikuti acceptable Quality level (AQL) dari pihak pembeli.


Aspek penting pemeriksaan akhir :
a.  Verfikasi : petugas QC harus melakukan verifikasi terhadap proses produksi sesuai dengan catatan yang terdapat dalam kontrak, disesuaikan dengan sampel yang telah disetujui pihak pembeli, dan disesuaikan pula dengan spesifikasi order dari pihak pembeli pula.

b.  Melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap penyimpangan mutu produk garmen.

c. Melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap penyimpangan atau kesalahan ukuran produk garmen.

Prosedur pemeriksaan akhir :
Siapkan dokumen yang diperlukan seperti (1) packing list, (2) packaging instruction, (3) worksheet, catatan 2 revisi packaging
Tentukan jumlah garmen yang hendak diperiksa.
Pilih karton (pack) secara acak, dan setiap karton yang terpilih terdapat size dan color yang lengkap, periksa kondisi karton apakah sinya terlalu sesak atau tidak.
Periksa ukuran karton, strpping band, lakband, sticker, shipping mark, dan side mark.
Buka karton dan periksa jumlah dan susunan baju didalamnya.
Periksa ukuran kantong polybag, marking, sticker, dan arah baju didalamnya.
Buka polybag pisahkan size dan color, periksa apakah aa tissue paper atau tidak.
Ukuran setiap size dan setiap color masing-masing minimal 5 pcs.
Periksa mutu secara umum.
Catat semua kesalahan yang ditemukan pada laporan akhir.
Tetapkan status hasil pemeriksaan akhir.
Lakukan  pertemuan (meeting) dengan bagian produksi bila produk garmen ditolak.
Minta konfirmasi tanggal pemeriksaan ulang akhir.
Konsentrasikan perhatian pada point kesalahan/catat atau hal-hal yang ditolak guna diperiksa ulang.
Buat laporan atas hasil pemeriksaan akhir.





bahan pelengkap / garnitur busana


B.  Bahan Pelengkap/Garnitur Busana
Bahan pelengkap/garnitur busana adalah semua jenis bahan yang digunakan untuk melengkapi suatu busana atau lenan rumah tangga. Menurut fungsinya bahan pelengkap dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1)   Menyempurnakan; sebagai bahan pelapis, pengisi, dan pembentuk antara rambut kuda, spons, fliselin dan bantal bahu.
2)   Melengkapi/Menghias, antara lain;
(a)  Macam-Macam Kancing
(b)  Macam-Macam Pita
(c)  Macam-Macam Renda
(d)  Macam-Macam Benang
(e)  Macam-Macam Bahan Aplikasi

a. Benang
Benang adalah sebuah serat yang panjang, digunakan untuk pemroduksian tekstil, penjahitan, crocheting, knitting, penenunan, dan pembuatan tambang. Benang dapat dibuat dari banyak fiber sintetik atau alami. Benang dapat dibuat dari beragam fiber alami seperti wol, alpaca, wol Angora, katun, sutra, bambu, hemp, dan soy. Benang yang kurang umum termasuk dibuat dari onta, yak,possum, kucing, anjing, serigala, kelinci, kerbau, dan bahkan bulu ayam kalkun. Benang komersial lebih sering dibuat dari fiber sintetik atau sebuah kombinasi dari fiber sintetik dan alami

b. Pita dan renda
Pita tersedia dalam beberapa ukuran dan warna. Ada yang lebarnya ¼ cm, ½ cm, 1 cm, 2 cm dan 3 cm. Pita ini juga terbuatdari bahan yang berbeda dengan warna yang beraneka, mulai dari warna perak, emas, dan warna-warna pada umumnya. Pita digunakan sebagai bahan untuk menghias busana, baikbusana anak maupun busana orang dewasa. Pada busana anak, pita umumnya dibuatkan bunga atau bahan untuk ikat pinggang, sedangkan pada busana wanita dewasa atau busana remaja pita bisa dibuatkan sulaman dengan teknik sulaman pita.
Renda tersedia dalam aneka bahan dan model. Renda dari bahan katun digunakan untuk menghias busana dari bahan katun pula dan sebaliknya. Renda yang terbuat dari bahan sintetis seperti renda organdi lebih cocok digunakan untuk busana yang berbahan sama dengan renda sehingga terlihat kesatuannya dengan bahan pakaian.
c. Kancing
Kancing atau buah baju adalah alat kecil berbentuk pipih, dan bundar yang dipasangkan dengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain yang bertumpukan, atau sebagai ornamen. Selain berbentuk bundar, kancing juga dibuat dalam berbagai bentuk seperti bulat,persegi, dan segitiga.
Lubang kancing dibuat dengan melubangi kain dan menjahit pinggirannya dengan jarum tangan atau mesin jahit. Bergantung jenis bukaan, celah lubang kancing dapat dibuat horizontal atau vertikal. Kancing tertahan setelah dimasukkan ke dalam lubang kancing karena jahitan kancing terjerat pinggiran lubang kancing.
Bahan yang paling umum untuk kancing adalah plastik keras. Selain itu, kancing dibuat dari bahan-bahan sintetis lainnya seperti seluloid,gelas, logam, dan bakelit, atau bahan-bahan alami seperti tanduk, tulang, gading, kerang, kayu.
Letak kancing merupakan bagian dari desain busana. Kancing dapat dipasang di bagian muka tengah (kemeja, jas, blus, kebaya), bagian belakang gaun, ujung lengan kemeja dan jas, atau bahu (epolet). Pada belahan baju wanita, kancing dipasang di sisi kiri dan lubang kancing di sisi kanan. Sebaliknya, kancing baju pria berada di sisi kanan dan lubang kancing di sisi kiri. Sehelai pakaian umumnya dipasangi kancing-kancing dengan bentuk, ukuran, warna, dan motif yang sama.

1. Macam-macam kancing
• Kancing lubang dua, kancing lubang empat
Di permukaan kancing terdapat lubang-lubang tempat lewat jalur benang jahitan. Kancing seperti ini dapat dipasang dengan jahitan tangan atau mesin jahit.
• Kancing jepret (kancing tekan atau kancing hak)
Kancing jenis ini terdiri dari dua bagian: bagian cembung dan bagian cekung. Kedua bagian mengunci bila ditekan, dan terlepas bila ditarik.
• Kancing bungkus
Kain digunakan untuk membungkus kancing. Lubang untuk jalur benang berada di bagian belakang kancing.
• Kancing sengkelit
Kancing dipasangkan dengan rumah kancing berupa sengkelit dari lipatan kain. Kain tidak dilubangi untuk lubang kancing sehingga sesuai untuk kain tipis.
• Kancing cina
Kancing dan rumah kancing dibuat dari simpul-simpul tali kor.


d. Zipper (ritsluiting)
Resleting atau zipper rata rata hadir yang merupakan pelengkap busana biar tak terbuka. Benda satu ini kerap diabaikan keindahannya & cuma di lihat dari segifungsinya saja. Padahal, resleting pun sanggup tampil juga sebagaihiasan atau accessories pemanis busana


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  kualitas bahan pelengkap busana

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang  6 Inspirasi Kerajinan Tangan Dari Kaleng Bekas Yang akan membuat dekorasi rumahmu cantik

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit :  https://septianuraini125404011.blogspot.co.id/2016/08/bahan-pelengkap-garnitur-busana.html

0 komentar:

Post a Comment