, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

PROPOSAL Busana Santai Untuk Remaja Perempuan Dengan Sumber Ide Buah Strawberry Menggunakan Bahan Katun

PROPOSAL Busana Santai Untuk Remaja Perempuan Dengan Sumber Ide Buah Strawberry Menggunakan Bahan Katun

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
PROPOSAL Busana Santai Untuk Remaja Perempuan  
  macam macam busana rumah dan proses pembuatannya - BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kemajuan zaman membawa perubahan besar dalam aspek kehidupan dan peradabannya, termasuk dunia fashion. Perubahan yang terjadi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan kebutuhan manusia meningkat, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan pendukungnya. Kebutuhan akan busana sekalipun menjadi semakin meningkat, tidak hanya digunakan sebagai pakaian yang menutup tubuh saja, tetapi busana telah menjadi gaya hidup.
Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, karena selain berfungsi praktis yaitu melindungi tubuh dari pengaruh luar (panas matahari, kuman penyakit, rasa dingin, dan sebagainya), busana juga berfungsi estetis sebagai penambah keindahan penampilan. Pemilihan busana dikatakan baik jika sesuai kesempatan penggunaan, karakter si pemakai, dan tren mode. Busana menurut kesempatan penggunaannya terbagi menjadi busana kerja, busana santai/ casual, busana pesta, busana olahraga, dan busana yang khusus dipakai pada event tertentu.
Busana santai adalah busana yang dipakai pada waktu santai atau rekreasi. Busana santai banyak jenisnya, hal ini  disesuaikan dengan tempat dimana kita melakukan kegiatan santai atau rekreasi tersebut. Sumber ide dan inspirasi untuk busana santai bisa diambil dari apapun, termasuk bisa diambil dari flora, baik itu bunga, buah dan sayur.
Indonesia adalah negara yang mempunyai berbagai buah yang unik dan beraneka ragam. Salah satu yang terkenal adalah buah strawberry, yaitu buah yang berwarna merah dengan bintik hitam di setiap sisinya yang berasa manis.
Maka dari itu perancang merancang sebuah busana santai dengan motif strawberry berwarna merah yang berbintik hitam untuk bajunya yang melambangkan manis wajah si pemakai, serta potongan celana pendek berwarna hijau yang membuat pemakainya terlihat menjadi lebih segar.
B.    Batasan istilah
Agar penulisan proposal ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi pengertian dari judul di atas.
1.    Busana santai
Busana santai adalah busana yang dipakai pada waktu santai atau rekreasi. Busana santai banyak jenisnya, hal ini  disesuaikan dengan tempat dimana kita melakukan kegiatan santai atau rekreasi tersebut.
2.    Remaja
Menurut Kartini Kartono, terdapat masa remaja akhir (18-21 Tahun) . dimana pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
3.    Sumber ide
Sumber ide adalah sesuatu yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi baru, baik gambar maupun bentuk. Sumber ide dapat berupa segala sesuatu yang ada di alam baik itu benda mati maupun benda hidup.
4.    Buah strawberry
Strawberry merupakan salah satu jenis buah subtropika yang memiliki nilai  ekonomi yang tinggi. Meskipun strawberry merupakan buah subtropika, namun komoditas ini telah banyak diusahakan secara komersial oleh petani di Indonesia, khususnya petani di dataran tinggi.  Pada awal perkembangannya, usaha budi daya strawberry di Indonesia masih terbatas di daerah sentra produksi seperti Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Cipanas dan Lembang), Jawa Timur (Batu) dan Bali (Bedugul), namun seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar, usaha strawberry secara komersial telah diusahakan di beberapa daerah lain, seperti Banyuwangi, Magelang, dan Purbalingga.

C.    Rumusan penciptaan

1.    Bagaimana mencipta disain busana santai dengan sumber ide buah strawberry menggunakan bahan katun?
2.    Bagaimana membuat busana santai dengan sumber ide buah strawberry menggunakan bahan katun?
D.    Tujuan penciptaan

1.    Dapat mencipta disain busana santai dengan sumber ide buah strawberry menggunakan bahan katun
2.    Dapat membuat busana santai dengan sumber ide buah strawberry menggunakan bahan katun
E.    Manfaat penciptaan
1.    Bagi Penyusun
a.    Menambah pengetahuan tentang pembuatan busana santai.
b.    Menerapkan kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang dimiliki oleh penyusun dalam karya nyata.
c.    Mendorong dan melatih penyusun untuk lebih kreatif dalam berkarya dan mensosialisasikan karyanya kepada masyarakat.
2.    Instansi Pendidikan dan Teknik Busana
a.    Melahirkan desainer-desainer yang profesional yang dapat bersaing dengan dunia usaha.
b.    Menjadi referensi mata kuliah yang diajarkan dan menambah pengetahuan tentang pembuatan busana santai, serta menambah pengetahuan yang lebih luas tentang model busana.
c.    Melahirkan tenaga kerja yang terampil dan profesional dalam setiap pekerjaannya.
d.    Mensosialisasikan karya-karya yang diciptakan oleh para mahasiswa kepada masyarakat akan keberadaan Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
3.    Masyarakat
a.    Sebagai informasi masyarakat mengenai eksistensi program studi teknik busana universitas negeri Yogyakarta.
b.    Sebagai informasi masyarakat mengenai karya-karya mahasiswa program studi teknik busana.
c.    Sebagai informasi masyarakat tentang Heritage yang ada di nusantara.

BAB II
KAJIAN TEORI PENCIPTAAN
A.    Desain
1.    Penerapan unsur-unsur disain yang diwujudkan dalam penciptaan desain busana santai ini :
a.    Ukuran
Ukuran untuk baju yaitu panjang sampai pinggang, sedangkan untuk celana panjangnya sampai diatas lutut
b.    Nilai gelap terang
Pada setelan menggunakan warna merah cerah dan dipadankan dengan warna hitam.
c.    Warna
Warna yang paling menonjol pada desain adalah warna merah dan hijau.
d.    Tekstur
Tekstur yang digunakan termasuk tekstur sedang, tidak kaku dan tidak melangsai.
2.    Selain unsur desain,maka penerapan prinsip-prinsip desain yang dituangkan dalam penciptaan busana santai ini adalah :
a.    Keselarasan
Keselarasan yang diperoleh yakni : Keselarasan dalam warna, yakni warna merah dan hijau
b.    Kesimbangan
Kesimbangan yang digunakan ada pada warna setelan yaitu melambangkan warna buah strawberry dan daunnya, warna merah cerah dan warna hijau
c.    Pusat perhatian
Center of interest terletak pada baju yang bermotif seperti buah strawberry.
B.    Busana santai
Busana santai adalah busana yang dipakai pada waktu santai atau rekreasi. Busana santai banyak jenisnya, hal ini  disesuaikan dengan tempat dimana kita melakukan kegiatan santai atau rekreasi tersebut.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih busana santai diantaranya yaitu :
1.    Pilihlah desain yang praktis dan sesuaikan dengan tempat bersantai. Jika santai di rumah pilihlah model yang agak longgar, bila santai kepantai pilih model leher yang agak terbuka agar tidak panas, jika santai kegunung pilihlah model yang agak tertutup agar udara dingin dapat diatasi.
2.    Pilihlah bahan yang kuat dan mengisap keringat.
3.    Perkembangan Mode
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mode busana juga berkembang dengan pesat, walaupun kadang kala mode tersebut tidak sesuai dengan tata cara berbusana yang baik, namun mode tetap bergulir dari waktu ke waktu.
Perkembangan mode sangat besar pengaruhnya pada kepribadian seseorang, sehingga setiap mode yang muncul selalu saja ada yang pro dan ada yang kontra, apalagi Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam buah yang masing-masingnya mempunyai busana yang beraneka ragam. Bagi masyarakat yang terlalu kaku dan fanatik dengan tata cara aturan berbusana tentu akan sulit mengikuti perkembangan mode. Hal ini masih dianggap wajar, karena tanpa disadari mode tersebut pada umumnya dipengaruhi oleh mode yang datang dari manca negara yang mungkin akan besar pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang, namun semua ini terpulang kepada pribadi kita masing-masing dalam memilih mode yang sedang berkembang.
C.    Sumber ide
1.    Pengertian sumber ide
Sumber Ide adalah segala sesuatu yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi baru. Dapat dikatakan bahwa sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan inspirasi desain baru yang inovatif. Dalam mencipta suatu disain busana yang baru seorang perancang dapat melihat dan mengambil berbagai obyek untuk dijadikan sebagai sumber ide. Untuk menentukan sumber ide tidak perlu mengambil ciri-ciri secara keseluruhan, tetapi dapat diambil dari bagian tertentu yang dianggap paling menarik untuk dijadikan sumber ide. Hal yang dapat dijadikan sumber ide menurut Sri Widarwati (1993 : 58), antara lain :
a.    Ciri khusus dari sumber ide, misalnya kimono jepang dimana ciri khususnya terletak pada bagian lengan dan leher.
b.    Warna dari sumber ide, misalnya warna merah dari bunga mawar.
c.    Bentuk atau siluet dari sumber ide, misalnya sayap burung garuda.
d.    Tekstur dari sumber ide misalnya pakaian wanita Bangkok bahannya terbuat dari sutra.
2.    Penggolongan sumber ide
Menurut Chodijah Dan Mamdy (1982: 172) secara garis besar sumber ide dapat dikelompokan menjadi 4 yaitu :
a.    Sumber ide dari pakaian penduduk dunia atau daerah di Indonesia.
b.    Sumber ide dari benda-benda alam, seperti bentuk dan warna dari
c.    bentuk tumbuh-tumbuhan, binatang, gelombang laut, bentuk awan dan bentuk geometris.
d.    Sumber ide dari peristiwa-peristiwa nasional, maupun internasional.
3.    Teori pengembangan sumber ide
Dalam menerapkan sumber ide pada desain agar bentuk ide dapat terlihat tanpa mengurangi keindahan desain perlu mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk tersebut menurut Dharsono Sony Kartika (2004: 6) antara lain sebagai berikut :
a.    Stilasi
Stilasi adalah perubahan bentuk untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara menggayakan obyek yang digambar. Stilasi banyak terdapat pada gambar dekorasi, baik dekorasi, baik dekorasi interior dan dekorasi eksterior. Contoh dekorasi interior terlihat pada rumah-rumah adat di Indonesia, sebagai bidangbidang, dekorasi eksterior terlihat pada relief-relief candi.
b.    Distorsi
Distorsi merupakan perubahan bentuk (visual) termasuk bunyi (suara) yang berhubungan dengan ukuran misalnya melebih lebihkan ukuran yang sebenarnya lurus dibengkokkan atau merubah bagian-bagian yang mereka anggap dapat mendominasi bentuk keseluruhannya.
c.    Transformasi
Transformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan cara memindahkan wujud atau figur dari obyek lain ke obyek yang digambar. Contohnya pada rancangan Camille Cortet yang terinspirasi dari bulu leher burung untuk menarik perhatian pasangan dan ditransformasikan ke bentuk kerah. Camille membuat kerah dari bahan kertas dan tekstil yang bisa dikembangkan sebagai body ornament.
d.    Deformasi
Deformasi adalah mengubah bentuk obyek dengan cara menggambarkan obyek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili karakteristiknya. Misalnya busana dengan sumber ide dari flora yaitu bunga matahari lalu ciri khusus yang dituangkan pada busana berbentuk kelopak bunga matahari yang diberi warna dengan jumputan sehingga penerapan sumber ide ini mengalami deformasi yaitu mengubah bentuk obyek bunga matahari dengan cara menggambarkan obyek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili unsur bentuk dan warna dari bunga matahari.
D.    Bahan katun
Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat kapas. Terdapat jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE.Cara mudah membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti kertas atau kayu dibakar dan akan menjadi abu.
Keunggulan bahan katun yaitu:
1.    Tidak kisut apabila dicuci
2.    Tidak luntur untuk bahan berwarna
3.    Mudah disablon
4.    Menyerap keringat
5.    Tidak berbulu
E.    Pola
Menurut Widjiningsih (1994 : 1) pola terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan (blus), lengan, kerah, rok, kulot, dan celana yang masih dapat diubah sesuai mode yang dikehendaki. Pada proses pembuatan pola sangat penting pengaruhnya untuk pembuatan busana. Adapun langkah – langkah pembuatan pola adalah sebagai berikut :
1.    Pengambilan Ukuran
Pengambilan ukuran dilakukan sesudah menentukan model dan sebelum pembuatan pola. Pengambilan ukuran pada badan  seseorang harus dilakukan dengan teliti dan tepat agar busana yang dihasilkan terlihat indah dan nyaman saat dipakai. Pada saat pengambilan ukuran khususnya pola badan diperlukan peterban untuk lingkar badan, lingkar pinggang, panjang bahu, pajang muka untuk memperoleh ukuran yang tepat. Ukuran yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam adalah sebagai berikut :
a.    Lingkar Badan
Diukur sekeliling badan melalui ketiak dan dada, diatas buah dada.
b.    Panjang punggung
Diukur dari tulang tengkuk samapi kebatas pinggang.
c.    Lingkar leher
Diukur sekeliling leher
d.    lingkar lengan
Diukur sekeliling lengan teratas, tepat dibawah ketiak
e.    Lebar Dada
Diukur pada jarak kedua puncak payudara.
f.    Lingkar Pinggang
Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan
g.    Lingkar Panggul (L.Pa.)
Diukur sekeliling badan bawahyang terbesar, ditambah 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter datar. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah
h.    Tinggi Panggul (T.Pa.)
Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai dibawah ban sentimeter di panggul.
i.    Panjang Muka (P.M.)
Diukur dari lekuk ditengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang. Tinggi Dada (T.D.) : Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncakbuah dada.tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada.
j.    Lebar Dada (L.D.)
Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari (B.H.) buste-haouder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.
k.     Panjang Rok
Diukur dari batas pinggang sampai batas yang diinginkan

2.    Konstruksi Pola
Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang dari bagian – bagian yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok dan lain – lain (Widjiningsih, 1994 : 3).
Dengan konstruksi pola ini dapat dibuat bermacam – macam busana. Untuk memperoleh konstruksi pola yang baik harus menguasai hal – hal sebagai berikut :
1.    Cara mengambil macam – macam jenis ukuran harus tepat dan cermat.
2.    Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis lubang lengan harus lancar dan tidak ada keganjilan.
3.    Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi harus dikuasai.
Kebaikan dari pola konstruksi adalah sebagai berikut :
1.    Bentuk pola lebih sesuai dengan bentuk badan seseorang.
2.    Besar kecilnya lipit kup lebih sesuai dengan besar kecilnya bentuk buah dada seseorang.
Keburukan dari pola konstruksi adalah sebagai berikut :
1.    Pola konstruksi tidak mudah digambar.
2.    Waktu yang diperlukan lebih lama dibanding dengan memakai pola jadi.
3.    Membutuhkan latihan yang lama.
4.    Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih.
Pembuatan pola secara konstruksi pola ada berbagai sistem yaitu sistem JHC Meyneke, sistem So-Engineer, sistem Charmant, sistem Dress Making, sistem Praktis, dan sebagainya. Pada proses pembuatan busana busana santai ini menggunakan metode konstruksi pola dengan sistem pola praktis karena desain busana yang simpel.

F.    Teknologi busana

Menurut Nanie Asri Yuliati (1993) teknologi busana adalah cara atau teknik pembuatan busana agar hasilnya menarik dan nyaman dipakai. Teknologi pembuatan busana terdiri dari :
1.    Teknologi penyambungan atau kampuh
Kampuh adalah kelebihan jahitan atau tambahan untuk menghubungkan dua bagi
an dari busana yang dijahit. Kampuh ada dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup.

a.    Kampuh Buka

Kampuh buka adalah kampuh yang berasal dari dua lembar kain yang sudah dikampuh terlebih dahulu dimana kedua belah pinggir guntingannya dibuka, lalu diselesaikan dengan cara dikelim lalu dijahit tindas atau obras (M.H.Wancik, 2003 :76). Cara menjahitnya yaitu :
a.    Kampuh – kampuh yang akan dijahit disatukan, kemudian dijahit dengan jarak sedang tepat pada garis pola.
b.    Kampuh yang sudah dijahit dibuka dan dipres dengan setrika.
c.    Menyelesaikan tiras kampuh.
2.    Teknik Interfacing
Interfacing adalah bahan yang digunakan untuk memberikan bentuk pada busana agar busana tampak rapi (Sicilia Sawitri dkk,1997). Sedangkan menurut Goet Poespo (2005) Interfacing adalah bahan yang dipasangkan diantara pakaian untuk memberikan kekuatan pada bagian dari suatu busana. Jadi interfacing adalah bahan untuk membuat suatu bagian busana tampak rapi dan kuat yang dipasangkan diantara pakaian. Pemilihan dan penempatan interfacing pada busana sangat menentukan penampilan busana secara keseluruhan.
3.    Teknologi pelapisan (Linning)
Linning adalah kain pelapis busana dan penutup jahitan sehingga busana tampak rapi, baik dari luar maupun bagian dari dalam (Sicilia Sawitri, 1997). Linning disebut juga dengan furing, ini ukurannya digunting sama dengan ukuran busananya. Penggunaan Linning juga berfungsi untuk menjaga agar bahan utama dari pakaian tidak cepat rusak terutama untuk pakaian dari bahan yang berkualitas tinggi dan harganya mahal (Nanie Asri Yuliati, 1993 : 76). Dalam pemilihan linning harus disesuaikan dengan bahan pokok, bentuk busana, warna busana serta memiliki karakter hampir sama dengan bahan pokoknya.

4.    Teknologi Pengepresan

Pengepresan menurut Goet Poespo (2005) adalah menyetrika bahan setiap mulai menjahit hingga busana selesai dijahit. Ada beberapa hal dalam proses pengepresan :
a.    Setrika pada bagian buruk kain
b.    Menggerakkan setrika dengan arah ke atas dan arah ke bawah, tidak didorong
c.    Setrika pada lajur bahan dari bawah ke atas
d.    Mencoba setelan temperatur setrika pada kain pencoba

BAB III
METODE PENCIPTAAN

A.    Desain busana santai
  
B.    Ukuran
1.    Ukuran baju
•    Lingkar badan    : 88 cm
•    Lebar dada        : 32 cm
•    Lingkar pinggang    : 74 cm
•    Lebar punggug    : 34 cm
•    Panjang punggung    : 37 cm
•    Lebar bahu        : 12 cm
•    Lingkar leher        : 36 cm
•    Tinggi puncak        : 16 cm
•    Jarak dada        : 16 cm
2.    Ukuran celana
•    Lingkar pinggang    : 74 cm
•    Tinggi duduk        : 21 cm
•    Lingkar panggul    : 90 cm
•    Tinggi panggul    : 17 cm
•    Panjang sisi        : 40 cm
3.    Keterangan pola dasar badan sistem So-En
•    A-B        : ¼ lingkar badan + 1 cm
•    A-D        : panjang punggung + 1 cm
•    A-a1        : 1/6 lingkar leher + 0,5 cm
•    A-a2        : 1/6 lingkar leher + 1,5 cm
•    A-G        : ½ panjang punggung + 1,5 cm
•    A3        : ½ a2-G
•    A3-a4        : ½ lebar dada
•    a1-b1        : panjang bahu
•    B-b1        : 4,5 cm
•    D-e1        : ¼ lingkar pinggang + 3 cm + 1 cm
•    D-O        : 3 cm
•    C-c2        : 1,5 cm
•    C-c1    : 1/6 lingkar leher
•    C1-b2    : panjang bahu
•    C2-K    : 8 cm
•    K-k1    : ½ lebar punggung
•    I-J        : 8 cm
•    J-j        : 5 cm
•    F-e2    : ¼ lingkar pinggang + 3 cm – 1 cm
4.    Keterangan pola celana
a.    Keterangan celana bagian muka
•    A-B    : ¼ lingkar pinggang + 3 cm + 2 cm
•    A-C    : B-D    : panjang sisi
•    A-E    : 3 cm
•    A-F    : tinggi duduk
•    F-G    : 7 cm
•    F-f1    : 1 cm
•    G2-g3    : 3 cm
•    F1-h    : ¼ (1/4 lingkar panggul) – cm
•    I-i1        : 2 cm
•    I1-i2    : 2 cm
•    B-b1    : 2 cm
•    B-J        : tinggi panggul
•    D-d1    : 1 cm
•    M        : ½ A-b1
•    M-N    : 12 cm
b.    Keterangan celana bagian belakang
•    A-a1    : ¼ (1/4 Lingkar panggul) – 1 cm
•    A1-a2    : 1 cm
•    F-f1    : 1 cm
•    F1-H    : ¼ (1/4 Lingkar panggul) – 1 cm
•    F1-F2    : 7-8 cm
•    B2-J    : tinggi panggul


C.    Cara menjahit
1.    Cara menjahit baju
•    Menjahit bagian bahu
•    Menjahit sisi, dari ujung lengan sampai baju paling bawah
•    Menjahit lapisan leher
•    Menjahit bagian bawah baju
2.    Cara menjahit celana
•    Menjahit golbi
•    Menjahit sisi
•    Menjahit pesak
•    Menjahit ban pinggang
•    Kelim bawah

DAFTAR PUSTAKA
Arifah A. Riyanto. 2003. Desain Busana. Bandung : Yapemdo.
Enny Zuhny Khayati. 1998. Teknik Pembuatan Busana III. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Nanie Asri Yulianti. 1993. Teknologi Busana. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Sicillia Sawitri, dkk. 1997. Tailoring. Yogyakarta : . IKIP Yogyakarta.
Sri Widarwati. 2000. Desain Busana II. Yogyakarta : IKIP Yogy
akarta.
Widjiningsih. 1994. Konstruksi Pola Busana. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

PEMBUATAN BUSANA PESTA REMAJA [download]
KETERAMPILAN MEMBUAT POLA BUSANA RUMAH [download]
busana pesta malam [download]

 Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang macam macam busana rumah dan proses pembuatannya

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Busana Santai di Rumah

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit :  https://www.academia.edu/8747092/Proposal_Busana_Santai_Untuk_Remaja_Perempuan_Dengan_Sumber_Ide_Buah_Strawberry_Menggunakan_Bahan_Katun

0 komentar:

Post a Comment