, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Desain Busana dan Sistem Manajemen Desain


Desain Busana dan Sistem Manajemen Desain

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Desain Busana dan Sistem Manajemen Desain

Desain Busana dan Sistem Manajemen Desain-Dalam  pola  struktur  usaha  bidang  busana,  manajemen  desain  merupakan  salah  satu tindakan   yang   cukup   diprioritaskan   sebagai   langkah   antisipatif   terhadap   berbagai permasalahan yang  mungkin terjadi atau bahkan telah  terjadi pada mekanisme usaha di perusahaan.


Seorang  pakar  desain  asal  Amerika  Serikat  Dr.  Robert  Blaich  dalam

“Product Design and Comparate Strategy, Managing the Connection for Comparative Advantage” membuat suatu definisi tentang pengelolaan desain sebagai berikut  :


“Design Management is the implementation  of  design  as  a  formal  program  of activity within a corporation by communicating the relevance of design to longterm corporate activity to achieve of the corporation ”


Selain  mendefinisikan  tentang  pengaturan  desain,  Blainch  juga  menetapkan tugas-tugas desainer tersebut sebagai berikut  :

Memberikan Kontribusi pada Tujuan Strategis Perusahaan

Dalam  hal  ini  desainer  memiliki  tugas  dan  tanggung  jawab  untuk  mengeluarkan suatu kebijakan desain (design policy).

Mengelola Sumber Daya Desain

Desainer bertanggung jawab pada pengelolaan sumber daya desain

Mengelola Proses Desain

Desainer  bertanggung  jawab  pada  perencanaan  dan  penyusunan  proses  desain yang  meliputi  seluruh  proses  kreasi  produk,  mengolah  jaringan  gagasan  dan berbagai informasi ya

ng menunjang pada proses pendesainan.

1.  Proses Desain Secara Umum

Untuk  memahami  peranan  desainer  pada  industri  garmen,  terlebih  dahulu  perlu diketahui  konsep  desain/perancangan  pada  segmen  industri  secara  umum,  karena prinsip   kerja,   proses   dan   hasil pekerjaan   perancang   terkandung   dalam   bentuk rancangan yang dihasilkannya.


Berkaitan  dengan  konsep  desain,  Bagas  Preasetyowibowo  seorang  pakar

desain  mengemukakan  pendapatnya  dalam  buku  Desain  Produk  Industri    sebagai berikut  :

“Desain  biasanya  berhubungan  dengan  kemampuan  menghasilkan  karya

cipta  teknologi  yang  benar-benar  dapat  menjabarkan  permintaan  pasar  atau bahkan mempengaruhi pasar itu sendiri”.


PRODUK  BARU



Penjabaran dari konsep desain tersebut senada dengan pendapat yang diungkapkan

oleh  Christopher  Lorenz  dalam  bukunya  yang  berjudul

Product  Strategy  and  the Challenge of Global Marketing yang membuat penyatuan ideal antara posisi desainer dengan visi pemasaran, bagian pengembangan produk (engineering vision) dan jarak posisi  mereka  dengan  produk  itu  sendiri, sehingga  terjadi  interaksi  atau  hubungan timbal balik yang terintegrasi secara penuh antar masing-masing proses.


Interaksi Proses




Dalam  menjalankan  profesinya,  para  ahli  desain  produk  industri  harus  kaya akan inovasi dan ide-ide desain yang kemudian digabungkan dengan hasil-

hasil studi pasar dan observasi produk yang ada di masyarakat untuk dijadikan bahan masukan pada  saat  rancangan  desain    akan  dimulai.  Kreativitas  bukanlah  suatu  pemunculan ataupun penciptaan ide-ide yang bebas dan lepas begitu saja, tetapi harus tetap dapat menyesuaikan dengan tradisi, lingkungan dan pendapatan masyarakat.



Sebagai  suatu  produk  yang  akan  dikonsumsi  oleh  masyarakat  secara  luas

dengan  berbagai  dimensi  yang  ada  di  dalamnya,  maka  dalam  merencanakan atau merancang desain produk

-produk industri      seorang      perancang      harus mempertimbangkan berbagai aspek, yaitu  :

Pertimbangan Fungsional

yaitu menganalisis dan memproyeksikan setiap pemecahan masalah suatu produk

industri   ke   arah   layak   guna   (tepat   guna)   sehingga   dapat   bermanfaat   bagi pemakainya secara optimal.


Pertimbangan Teknis


yaitu  menganalisis dan  memperhitungkan  setiap  kegiatan  perencanaan  ke  arah pertimbangan kekuatan, kepresisian, pemanfaatan teknologi yang tepat, pemilihan material, spesifikasi teknis, standar komponen dan hal-hal lain yang berhubungan dengan asumsi perencanaan produksi secara sistematis.


Pertimbangan Ergonomi

yaitu  menganalisis  dan  mengadakan  penyesuaian-penyesuaian  ke  arah  standar Antropometri,   keselamatan,   keamanan,   kenyamanan   dan   aspek-

aspek   yang berhubungan  dengan  fisiologi  manusia,  seperti  pada  penerapan  ukuran  yang sesuai   dengan   konstruksi   tubuh,   penggunaan   elemen   tekstil   yang   dapat memberikan  kenyamanan,  keamanan  dan  keselamatan,  serta  penerapan  model yang dapat mendukung aktivitas dan kebutuhan pemakai.


Pertimbangan Ekonomi

yaitu  menganalisis  dan  memperhitungkan  setiap  perencanaan  ke  arah  efisiensi, efektivitas  dan  prinsip-prinsip  ekonomi  lainnya,  sehingga  setiap  produk  mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada, terutama pada kemampuan investasi perusahaan.



Pertimbangan Lingkungan

yaitu mempertimbangkan setiap produk ke arah pemanfaatan sumber daya secara

bertanggung   jawab   dan   mempertimbangkan   faktor-faktor   dampak lingkungan secara luas.


Pertimbangan Sosial Budaya

yaitu  mempertimbangkan  dan  menyesuaikan  setiap  perencanaan  produk dengan kondisi  sosial  budaya  yang  ada,  serta  mampu  beradaptasi  dengan  dinamika kehidupan lingkungan budayanya.


Pertimbangan Visual (Estetika)

yaitu   mempertimbangkan   dan   berusaha   meningkatkan   kualitas   visual   suatu produk berdasarkan kegunaan dan fungsinya.


Latar   belakang   dan   pertimbangan

-pertimbangan   di   atas   merupakan rangkaian   perjalanan   pada   saat   rancangan   dilakukan,   sebagai   upaya   untuk mengakomodasi  latar  belakang  masyarakat  (dalam  hal  ini  konsumen)  dalam  memilih

produk di pasar yang secara tidak langsung akan berhubungan deng

an aspek fungsi, teknis,  ergonomi,  ekonomi,  lingkungan,  sosial  budaya  dan  visual  atau  estetika.  Bila ditelusuri lebih mendalam, maka pada sebagian besar masyarakat pengguna produk-produk  industri  pertimbangan  fungsional  ini  adalah  faktor  utama  pemilihan  produk karena konsumen akan memerlukan bila mengetahui akan fungsinya, berikutnya baru difikirkan masalah harga dan estetikanya.



2.  Desain dan Pasar

Sebagaimana  telah  diungkapkan  di  muka  bahwa  suatu  karya  desain  adalah satu manifestasi   produk   yang   dapat   menjabarkan   permintaan   pasar   atau   bahkan mempengaruhi  pasar  itu  sendiri,  sehingga  permasalahan  desain  dan  pasar  selalu berkaitan dan berhubungan erat.



Suatu  desain  tidak  selalu  diawali  oleh  permintaan  pasar,  tetapi  dapat juga dikarenakan  munculnya  inovasi atau  kreasi  baru  karena  adanya  penelitian  dan pengembangan  teknologi  yang  akan  mempengaruhi  pasar  itu  sendiri.  Sering  terjadi bahwa  inovasi  baru  munculnya  sangat  cepat  karena  adanya  suatu  kreativitas  atau imajinasi untuk menghasilkan produk yang sama sekali belum ada di pasaran. Produk desain  dengan  inovasi  baru  ini  dapat  terus  menerus  mempengaruhi  masyarakat  dan lingkungannya, sehingga akan menjadi mode (trend) yang gemari masyarakat.



Hubungan Permintaan dan Hasil Produksi


Dalam  kegiatan  operasionalnya  perusahaan  harus  dapat  mempertahankan  keberadaan  dan  kesinambungan  perjalanan  usahanya  untuk  jangka  panjang

bahkan seterusnya. Perusahaan dapat tetap berjalan atau hidup dan berhasil dengan baik  bila  dalam  programnya  selalu  mengadakan  desain  produk-produk  baru  secara terus  menerus  untuk  setiap  masa  perjalanan  ke  depan.  Namun  yang  paling  penting adalah  bahwa  produk-produk  tersebut  juga  harus  dapat  menarik  konsumen  untuk menggunakannya,  karena  bila  produk  tersebut  tidak  berhasil  menguasai  pasar  atau tidak  dibeli  masyarakat,  maka  dampak  terhadap    perusahaan  atau  industri    akan 

sangat  besar,  khususnya  berkaitan  dengan  jam  kerja,  investasi  serta  berbagai  biaya operasional   lainnya   dalam   kurun   waktu   tertentu,   atau   saat   program   tersebut diluncurkan. 


Dengan   demikian   dapat   disimpulkan   bahwa   inovasi   dalam   desain,

khususnya   produk   baru   yang   akan   diperkenakan   kepada   masyarakat   sangat menentukan jatuh bangunnya perusahaan industri itu sendiri. Oleh sebab itu seorang perancang  harus  dapat  memberikan  “titik  temu  antara  permintaan  pasar (masyarakat/konsumen)  dengan  desain  (perusahaan/industri)”  pada  kreasi  desain yang dibuatnya.


3.  Desain dan Produksi


Desain  dan  produksi  merupakan satu  kegiatan  vang  saling  berhubungan,

mengingat  bahwa   desain  khususnya  pada  produk  baru  selalu   mengalami

perubahan   dan   pengembangan   dalam   proses   produksinya.   Kedua-duanya

juga  dapat  saling  mempengaruhi,  tergantung  prioritas  atau  yang  diutamakan dari  target  perusahaan  pada  saat  program  sedang  berjalan.


 Bila  dari  hasil penelitian  dan  permintaan  pasar  lebih  ditekankan  pada  pilihan  desain  yang sekaligus    akan    menghasilkan    profit perusahaan,    maka    fasilitas    dan kemampuan  permesinan  produksi  harus  dapat  disesuaikan  dengan  desain.


Begitu   pula   sebaliknya,   bila   pasar   tidak   terlalu   menghendaki   adanya perubahan  atau  pengembangan  desain,  maka  rancangan  desain  produk  baru harus  di  sesuaikan  dengan  kemampuan  permesinan  dan  peralatan  yang  ada.


Produksi    lebih    banyak    menentukan    atau    mengambil    keputusan    yang berhubungan  dengan  perencanaan  dan  sistim  fabrikasi,  serta  operasi  dan pengendalian sistim dalam jangka pendek maupun panjang. Kegiatan produksi

memiliki   keterkaitan   dengan   fungsi

-fungsi   lain   yang   ada   di   perusahaan,

misalnya penentuan pelaksanaan produk baru bisa iterapkan bila  perusahaan

telah    memiliki   kebijaksanaan   operasional   yang   mencerminkan   strategi perusahaan  secara  menyeluruh.  Dimana  kebijakan  operasional  yang  di  susun dengan     fungsi     lainnya     dapat     dilaksanakan     secara efektif     dengan mempertimbangkan peluang produk baru yang akan di pasarkan.



Perumusan   strategi   korporit   secara   menyeluruh   yang   menyatukan

gambaran   atau   wawasan   antara   kegiatan   desain   dengan   produksi,  perlu melibatkan  para  spesialis  di  lapangan  (Fabrikasi), assembly, instalation,  para desainer  dan  spesialis  kualiti  yang  biasanya  di  sebut  tim  desain  dan  produksi yang  dapat  mengevaluasi  setiap  desain  ditinjau  dari  proses  produksi,  yang terdiri  dari  kemampuan  produksi  dengan  fasilitas  yang  di  miliki  perusahaan, maupun fasilitas di luar perusahaan.



Perbedaan   wawasan   dan   sasaran   dari   masing-masing   fungsi/

spesialis  jika  tidak  diatur  dalam  strategi  korporit  dapat  menimbulkan  konflik dan  pertentangan  yang  menghambat  tercapainya  sasaran  utama  perusahaan, khususnya memenuhi permintaan konsumen.


Produksi  sering  juga  turut  berperan  dalam  pengembangan  inovasi

karena  adanya  pengalaman-pengalaman  dalam  pelaksanaan  fabrikasi  atau

pembuatan  produk.  Dari  pengalaman  ini  timbulah  suatu  gagasan  atau  ide-ide inovatif   untuk ikut   berperan   serta   dalam   kegiatan   desain   agar   didalam pelaksanaanya     mendapatkan     kemudahan-kemudahan     operasional     dan efektifitas  kerja. Oleh  sebab  itu  para  desainer  harus  mengenal  dan  mengetahui kemampuan  alat-alat  atau  permesinan  produksi  untuk  memberikan  batasan-batasan  yang  harus  di  lakukan  dalam  perancangan  desain  serta  di  lakukannya komunikasi    dengan    para    spesialis    lapangan    fabrikasi    agar    mendapat masukan-masukan  untuk  perubahan  atau  perbaikan  desain.



Mutu    produk    industri    tidak    akan    terlepas    dari    hubungan    atau  sistim  kerja  sama  antara    desain    dan    produksi,  mengingat  ketepatan  produksi akan  berakibat  pada  mutu  produk  yang  sejak  awal  telah  dilakukan  oleh  para desainer  untuk  menentukan  titik  temu  desain.  Cara  lain  untuk  merumuskan  titik temu  antara  desain  dan  produksi  adalah  dengan  mengetahui  kegunaan  dan sistem operasional produk bagi konsumen. Hal ini sangat penting agar konsumen atau  masyarakat  mendapatkan  manfaat,  kesesuaian  dan  kemudahan  produk itu  untuk  digunakan.


Kebijakan  yang  menyangkut  mutu  produk  dapat  dirumuskan  berdasarkan

survey  pasar,  penelitian  dan  pengembangan,  serta    efisiensi  biaya  dan strategi perusahan.  Dengan  demikian, sifat desain  didasarkan  pada penelitian  yang seksama   atas   kebutuhan   konsumen   dan  mempertimbangkan   kemampuan fabrikasi   dengan   teknologi   produksi   yang   ada,   atau  dikembangkan   dengan mempertimbangkan faktor efisiensi ekonomi.

Selain  dari  aspek-aspek  yang  telah  diuraikan  di  muka,  hal  yang  tidak

kalah   penting   untuk   menjadi   perhatian   fihak   manajemen   desain   adalah pergerakan  siklus  fashion,  karena  permasalahan  tren  mode  sangat  terkait  dengan siklus mode yang beredar di dunia pada masa/rentang waktu tertentu. Secara umum siklus fashion dibagi dalam masa

-masa berikut ini  :



Introduction

(pengenalan),


   adalah   masa   dimana   perusahaan   mengenalkan

gaya/mode baru kepada umum/pasar dan biasanya masih berharga mahal.

Increase

(masa  pertumbuhan),  yaitu  dimana  produk  mulai  dibeli  dan  dipakai,

sehingga gaya tersebut berpeluang untuk popular

Peak

(puncak  popularitas),  adalah  masa  dimana  gaya/mode  tersebut  mencapai

kepopuleran  yang  sangat  luas  (menjadi  trend  mode),  banyak  dibeli  da

n  banyak

ditiru dalam berbagai tingkat harga dan kualitas, serta banyak diliput oleh berbagai

media massa.

Decline

(masa surut), yaitu masa jenuh pasar sebagai dampak dari membanjirnya

barang sejenis. Pada masa tersebut tersebut sudah terdapat gejala dimana orang

mulai mencari lagi gaya baru, karena keinginan untuk membeli barang yang sama

sudah hilang meski sesekali masih dipakai.

Rejection

(masa usang), masa dimana konsumen betul-betul telah berganti gaya, sekaligus memulai siklus mode yang baru.Dari perjalanan siklus mode tersebut maka dapat diketahui apakah suatu gaya/model busana  akan  menjadi  trend  mode  atau  tidak,  sangat  tergantung  dari  animo  dan ketertarikan massa akan produk tersebut.



Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang Desain Busana dan Sistem Manajemen Desain


, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang

 BATIK PAKUAN PADJADJARAN

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


0 komentar:

Post a Comment