, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

BUSANA MUSLIM: INTERPRETASI DAN SEJARAH DI INDONESIA

BUSANA MUSLIM: INTERPRETASI DAN  SEJARAH DI INDONESIA

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
BUSANA MUSLIM: INTERPRETASI DAN  SEJARAH DI INDONESIA


BUSANA MUSLIM: INTERPRETASI DAN  SEJARAH DI INDONESIA-mendapatkan pengertian apa tuntunan terhadap busana Muslim dari Al
-Qur'an, dan bagaimana sejarah berbusana Muslim terjadi di Indonesia.  Pada awalnya, berbusana Muslim tidak dianggap sebagai perilaku yang Islami,
tetapi sesudah proses populerisasi terjadi, busana Muslim itu dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai biasa saja.

Definisi Busana Muslim

Dasar Jilbab dari Al Qur'an

Ada beberapa bagian di Al Qur'an yang mewajibkan untuk menutupi aurat.
Dari Surat Al Ahzab:59Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mu'min: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.  Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.  Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(Al-Qur'an:340).

Dari An Nur:31Katankanlah kepada wanita yang beriman; 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecualiyang (biasi) nampak dari padanya.  Dan hendakklah mereka menutup kain krudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra suami mereka, atau putra-putra mereka, atau saudara
-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki
-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan
-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.  Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.  Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (Al-Qur'an:282).


Meskipun ada kata sepakat apa yang dimaksud dengan aurat
1; ada bermacam-macam interpretasi tentang bagaimana dan kapan aurat ditutupi.  Ada paraaktivisIslam di Indonesia yang percaya bahwa harus menutup badan untuk sholat saja, dan tidak harus sehari-hari (Brenner 1996:674).  Juga, ada orang Muslim yang menutupi aurat dengan cadar, dan ada yang lain yang memakai jilbab saja.

Untuk penelitian ini, kata jilbab dan kerudung punya arti yang sama.  Busana Muslim adalah pakaian yang tidak ketat dan menutupi aurat.


Sejarah Busana Muslim

Sikap Pemerintah Indonesia terhadap Islam Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, hubungan antara Islam dan negara adalah hubungan yang sulit.  Pemerintah Indonesia menolak permintaan menjadi negara Islam sejak kemerdekaan.  Sekalipun sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, agama itu tidak ditetapkan satu-satunya agama yang resmi di Indonesia.  Ada lima agama
resmi di Indonesia, dan kedudukan agama Islam sederajat dengan agama
-agama  lain. 

Pemerintah Orde Baru selalu mendorong partisipasi Islam dalam masalah sosial, tetapi Islam politik ditindas, khususnya sumber kekuasaan Islam politik (Brenner 1996:676). 

Gerakan Darul Islam
-gerakan yang berusaha mendirikan negara Indonesia sebagai negara Islam, tetapi dibredel pada tahun 1962
-memberi masyarakat Indonesia dengan perasaan negatif terhadap fundamentalisme di Indonesia (Jenkins 1998).Oleh karena itu, waktu jilbab menjadi populer pada tahun-tahun 1980'an, berarti dipengaruhi oleh situasi politik di Indones
ia (Marcoes-Natsir, 2004)
.  Pada waktu itu, dan beberapa tahun
-tahun seterusnya, masih ada banyak perusahaan dan organisasi yang melarang pegawai perempuan berjilbab (Powell 2003).

Kalau berdiskusi pemakaian jilbab biasanya didiskusikan di antara konteks
identitas dan politik di Indonesia.  Sejak dipakai di Indonesia berjilbab itu menjadi lambang melawan kepada pemerintah, mengekspresikan pilihan sendiri dan cara menunjukkan identitas sendiri (Marcoes-Natsir, 2004).

Pada tahun-tahun 1980'an para pemudi dikota mulai berjilbab.  Mereka berhenti
memakai kebaya (yang menunjukkan lehernya) dan sarong (yang ketat) dan gaya rambut yang sulit.  Reaksi terhadap perilaku ini kebingungan, kemarahan dan kecurigaan.  Para pemudi dianggap sebagai orang fanatik atau fun
damentalis oleh masyarakat, termasuk keluarga dan teman-teman (Geertz).  Pemerintah menciptakan aturan supaya busana Muslim dilarang di kantornya.  Pilihan berjilbab pilihan yang berat.  Pada 1980'an seorang murid di Bogor, Jawa Barat, diberi pilihan ini: memilih berjilbab atau bersekolah, tetapi tidak bisa melakukan dua-duanya (Marcoes-Natsir, 2004)


.  Seorang Muslimah yang berjilbab dikatakan dengan marah oleh Bapaknya 'kenapa tidak naik unta juga?'(Geertz).

Gerakan Global Islam

Sebagai akibat gerakan revolusi Islam di negara Iran (yang mewajibkan perempuan berjilbab), suasana supaya berjilbab menjadi lebih terbuka di seluruh dunia, termasuk negara Indonesia.  Globalisasi Islam terjadi melalui perkembangan televisi dan media massa.  Orang Islam mulai merasa anggota masyarakat internasional (Brenner 1996:678).  Sebelum itu berbusana Muslim dianggap sebagai hanya untuk Ibu-Ibu taat yang sudah tua yang tinggal di desa (Geertz).  Kelihatannya lebih banyak orang Indonesia menjadi senang kalau mengekspresikan sendiri sebagai orang Islam secara berjilbab (Jenkins
1998).

Mengapa terjadi kebangkitan Islam di Indonesia?  Sebenarnya, fenomena ini bukan kebangkitan di Indonesia, karena dalam sejarah busana Muslim tidak biasa.  Di negara-negara lain ada kebangkitan, misalnya di Timur Tengah, tetapi di Indonesia fenomena ini agak baru.  Di Indonesia fenomena ini mungkin terjadi jadi oleh karena keadaan politik dan ekonomi.


AB Shamsul (1997), penulis yang berdiskusi tentang alasan untuk kebangkitan Islam di Malaysia, memberi tiga alasan untuk proses popularisasi Islam di Malaysia:
1.  Sebagai jawaban kepada proses modernisasi.
2.  Supaya mengekspresikan perasaan anti-imperialisme.
3. Supaya mempromosikan kembali keagamaan di antara sesuatu yang berhubungan
agama -misalnya gerakan yang mencoba mengislamisasikan pengetahuan. (Shamsul
1997:211)

Alasan-alasan tersebut juga cocok di antara konteks Indonesia.  Sebagaimana di ketahui, keadaan di Indonesia pada dasawarsa 1980'an dan 1990'an tidak stabil.  Dasawarsa itu merupakan zaman yang ada perubahan yang cepat sebagai akibat kebijakaan sosial dan ekonomi pemerintah Orde Baru. 

Presiden Suharto memasukkan negara Indonesia ke dalam dunia kapitalisme dan konsumerisme.  Alasan-alasan Shamsul nomor satu dan dua
adalah kesimpulan tentang bagaimana masyarakat merasakan terhadap semua perubahan pada saat itu.  Hasilnya adalah proses intensifikasi pikiran terhadap agama Islam -alasan Shamsul ketiga.  Proses ini didorong oleh kebangkitan Islam di dunia, tetapi terutama oleh kekuasaan-kuasaan di dalam Indonesia.  Ada permunculan kelompok intelektual, seniman dan politikus yang semuanya dipengaruhi oleh pikiran Islam (Geertz).  Agama Islam menjadi cara supaya tetap bermoral di antara korupsi dan distribusi uang yang tidak
adil yang terjadi pada waktu itu (Brenner 1996:677).  Pada tingkat pribadi, agama Islam memberi sistem kepercayaan moral yang kuat, dan itu disukai oleh orang-orang yang bingung pada waktu itu (Jenkins 1998).


Pada waktu itu Nasionalisme sebagai kekuasaan yang menyatukan masyarakat Indonesia kurang kuat, tetapi Islam menjadi semakin kuat.  Ini dilihat oleh Presiden Suharto dan dia menjadi lebih terbuka kepada Islam.
Sekitar pada tahun-tahun akhir Orde Baru, ada kecaman kepada pemerintah Suharto terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).  Oleh karena itu, supaya tetap populer dan terus dianggap sebagai pemimpin yang sah, Presiden Suharto memakai Islam untuk menguatkan wibawanya.  Dia menjadi orang Islam yang lebih terbuka, dan dia mendorong program untuk membangun Islam dalam kehidupan masyarakat.  Akan tetapi, Presiden Suharto tidak mendorong Islam sebagai kekuasaan politik -menurut pendapat dia Islam untuk masyarakat saja, dan tidak untuk pemerintah dan hukum Indonesia (Jenkins 1998).

Popularisasi Busana Islam

Suharto menjalin hubungan dengan pemimpin Islam, untuk mendapatkan sokongan
mereka bagi kelangsungan rezim Orde Baru.  Pemerintah Orde Baru memberi
pembiayaan kepada pembangunan institusi dan organisasi Islam, misalnya bank
-bank, pers Islam, mesjid, dan lembaga pendidikan.  Keluarga Suharto ingin dianggap sebagai lebih taat, terus mereka naik haji, dan anak perempuan mulai berjilbab (Marcoes-Natsir, 2004)


. Mereka sering menghadiri upacara Islam.  Anak perempuan Suharto
-Tutut -mulai berjilbab dalam gaya yang menarik, dan perempuan
-perempuan mencoba mirip gayanya.  Ini merupakan permulaan gerakan mode Islam.
Pada awalnya, gaya-gaya dan desain-desain mahal dan akibatnya bisa dibeli oleh orang kaya saja.  Tetapi desain yang lebih murah dan gaya yang biasa dici
ptakan sendiri.  Hal ini berarti bahwa mode Islam menjadi tersedia untuk semua tingkat golongan masyarakat (Marcoes-Natsir, 2004)

.  Tidak lama lagi jilbab dan kerudung dimasukkan sebagai
pakaian adat. Sejarah popularisasi busana Muslim dipengaruhi oleh k
eadaan politik, sosial, dan ekonomi. Tetapi bagaimana pada saat ini?  Busana Muslim sudah dipakai oleh banyak warga Indonesia, dan sudah diterima oleh kebanyakan orang Indonesia.  Apa peran busana Muslim di antara konteks kebudayaan populer?  Kalau berdiskusi kebudayaan populer di Indonesia, harus meneliti teori-teori terhadap kebudayaan populer dulu.

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang BUSANA MUSLIM: INTERPRETASI DAN  SEJARAH DI INDONESIA

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Cara Membuat Aneka Kerajinan Tangan Khas Bengkulu dari Kulit Kayu Trap (Lantung)

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

0 komentar:

Post a Comment