Lapisan Dalam di Pasaran |
Lapisan Dalam di Pasaran
Beberapa jenis lapisan dalam yang umum beredar di pasaran dan digunakan oleh industri busana menurut Maftukhah (2013), antara lain sebagai berikut.
(1) Rambut kuda
Ciri-ciri rambut kuda (hair canvas), yaitu konstruksi kain tenun, tidak memiliki lapisan bahan perekat, terbuat dari campuran kapas dan bulu binatang, tekstur lentur dan tebal. Penggunaannya pada busana tailoring khususnya jas dan mantel di bagian badan muka, punggung atas, dan kerah.
(2) Trubinais
Ciri-ciri trubinais, yaitu kontruksi kain tenun, ada yang berperekat dan yang tidak berperekat, tekstur kaku dan keras. Penggunaannya pada busana, yaitu pada kerah, manset, dan ban pinggang yang membutuhkan penegak atau pengeras bentuk. Contoh bahan asli terdapat dalam lampiran 6.
(3) Kufner
Ciri-ciri kufner, yaitu konstruksi kain tenun, berperekat, lentur, berbulu halus, dan memiliki ketebalan bertingkat dari tepi kain satu ke tepi kain lainnya. Penggunaanya pada busana tailoring khususnya jas dan mantel pada bagian badan depan, punggung atas, dan kerah. Contoh bahan asli terdapat dalam lampiran 6.
(4) Vliselin
Ciri-ciri vliselin, yaitu konstruksi bukan tenun, berperekat, tersedia berbagai warna, tekstur tipis, lembut hingga kasar. Penggunaannya pada busana, yaitu pada komponen-komponen busana, seperti bukaan tengah muka, saku, manset, garis leher, belahan, dan sebagainya. Contoh bahan asli terdapat dalam lampiran 6.
(5) Kain gula
Ciri-ciri kain gula, yaitu konstruksi kain tenun, lapisan perekat berupa butiran seperti gula. Penggunaannya pada busana dapat digunakan sebagai pengganti kufner.
(6) Knit fusible interfacing
Ciri-ciri knit fusible interfacing, yaitu konstruksi kain rajutan, berperekat, tekstur lembut. Penggunaanya pada busana dapat pada keseluruhan bagian busana.Proses Pengepresan Lapisan Dalam
Sebelum melakukan proses pengepresan lapisan dalam, berbagai bahan busana sebaiknya disusutkan terlebih dulu agar mendapatkan hasil pengepresan yang maksimal.
Proses Penyusutan Bahan Busana
Lyle (1982:352) menjelaskan bahwa beberapa jenis bahan busana dapat menyusut saat dilakukan pencucian karena pada saat pencucian terjadi proses masuknya air ke dalam serat bahan yang menyebabkan serat bergelembung dan tegangan serat akibat proses tenun kembali ke bentuk serat asli. Sifat menyusutnya bahan busana dapat dikurangi dengan melakukan penyempurnaan anti susut secara kimia pada bahan busana. Penyempurnaan tersebut masih memungkinkan terjadi penyusutan bahan busana, namun tidak lebih dari 1%. Bahan busana yang telah dilakukan penyempurnaan anti susut biasanya dicantumkan label “sanforized”.
Wyllie (1987:37) menyatakan bahwa, “When not preshrunk, closely woven fabric tend to buble and/or pucker in areas where construction pressing is the greatest” (Bahan busana yang tidak disusutkan sebelum dipres dapat menyebabkan permukaan bahan yang dilapisi lapisan dalam bergelembung). Menurut Poespo (2009:28), terdapat dua perbedaan gelembung yang terjadi, yaitu gelembung pada permukaan bahan utama yang menandakan bahwa lapisan dalam telah menyusut lebih banyak dari pada bahan utamanya, dan (2) gelembung pada permukaan lapisan dalam yang menandakan bahwa bahan utama telah menyusut lebih banyak.
Berbagai macam bahan busana pada umumnya disusutkan dengan cara direndam selama beberapa waktu menggunakan air panas, air sabun, maupun air suhu kamar tergantung dari jenis bahan busana, namun apabila selanjutnya busana akan dicuci kering, maka bahan busana tidak perlu disusutkan. Teknik penyusutan bahan busana selain dengan direndam dalam air, yaitu dengan menguapi bahan busana menggunakan setrika uap (Poespo,2009:40).
Proses Pengepresan Lapisan Dalam
Teknik pengepresan lapisan dalam pada bahan busana tergantung dari alat yang digunakan. Para ahli pembuat busana menyarankan bila mengepres lapisan dalam pada bahan busana sebaiknya menggunakan setrika uap dan lebih baik lagi apabila menggunakan mesin khusus untuk pres.
Pengepresan dengan Setrika
Peralatan yang dibutuhkan untuk mengepres lapisan dalam pada bahan utama busana menggunakan setrika, antara lain sebagai berikut.
(1) Setrika,
(2) meja setrika,
(3) lap kain, dan
(4) penyemprot air (sprayer).
Bahan yang dibutuhkan, antara lain sebagai berikut.
(1) Bahan busana yang telah dipotong sesuai dengan pola bagian busana, dan
(2) lapisan dalam yang telah dipotong mengikuti pola lapisan dalam dari bagian busana yang akan dilapisi.
Proses mengepres lapisan dalam pada bahan busana menggunakan setrika menurut Maftukhah (2013), yaitu sebagai berikut.
(1) Melakukan uji coba pengepresan pada bahan ukuran kecil agar diketahui temperatur setrika yang tepat untuk jenis bahan busananya.
(2) Mengatur temperatur setrika sesuai dengan jenis bahan busananya.
(3) Meletakan bahan utama pada meja setrika dengan sisi permukaan yang buruk menghadap ke atas selanjutnya lapisan dalam di atas bahan utama
dengan sisi permukaan lapisan dalam yang berperekat menghadap ke bawah pada bahan utama.
(4) Menutupkan lap kain pada bahan yang akan dipress kemudian membasahi lap dengan air.
(5) Meletakan setrika diatas bahan mulai dari bagian paling tepi bahan dan menekan setrika dengan lembut selama beberapa waktu. Mengangkat setrika dan mengulangi lagi pada permukaan yang lain hingga seluruh permukaan bahan. Memastikan lapisan dalam telah merekat dengan baik, apabila belum merekat dengan baik, maka sebaiknya mengulangi proses pengepresan.
(6) Menunggu bahan cukup dingin untuk memindahkan bahan dari mesin pres.
0 komentar:
Post a Comment